Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77352 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hariyani Pangastuti
"Modifikasi kipas angin dengan nanomateial TiO2 telah dilakukan. Modifikasi dilakukan dengan memberikan alumunium yang telah dilapisi dengan TiO2/TEOS/AC (TiO2/Tetra etyhl Orto Silikat/Active carbon) dan sejumlah lampu UV. Teknik pelapisan adalah spray coating kemudian pemanasan pada suhu 150_C selama _ 1 jam. Hasil dari uji aktivitas dianalisa dengan GC - FID kolom PEG. Gas di injeksikan ke dalam kotak uji berukuran (1,22x0,8x0,8) m dan di beri kipas angin tambahan untuk meningkatkan turbulensi aliran gas. Katalis TiO2/ AC pada konsentrasi 10 ppm mempunyai persen penyisihan sebesar 77% sedangkan katalis TiO2 penyisihannya sebesar 57%. Pada konsentrasi 5 ppm katalis TiO2/AC mempunyai % penyisihan sebesar 33% dan katalis TiO2 penyisihannya sebesar 23%.

Fan modification using TiO2 has been studied. The Modification consists of alumunium which had been coated with TiO2/TEOS/AC (TiO2/Tetra etyhl Orto Silica/Active carbon) and UV lamps. The coating technique was spray coating and then proceed with thermal treatment at 150_C for one hour. The result from experiment had been analyzed by GC with PEG column. The pollutans was injected to the test chamber with size about (1.22 x 0.8 x 0.8) m and had been equiped with fan for increasing the turbulence of gas flow. TiO2/AC catalyst at 10 ppm gave a percentage of removel 77% meanwhile with TiO2 catalyst only have about 57%. At 5 ppm had a percentage of removel 33% and TiO2 catalyst only have about 23%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52215
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Priyanto
"Teknologi adsorpsi dengan memanfaatkan karbon aktif merupakan teknologi pengendalian VOC yang cukup banyak digunakan karena murah dan sederhana serta mempunyai efisiensi yang cukup tinggi untuk me-recover VOC.
Uji adsorpsi aseton dan kloroform terhadap karbon aktif kering (kadar air ± 0%) dan basah (kadar air ± 10%) pada temperatur adsorpsi 27°C menghasilkan kurva terobosan yang mengikuti S-shape dari emisi 10°, 20° dan 30°C, sedangkan kurva terobosan dan kapasitas adsorpsi dibawah ini hanya untuk emisi 30°C terhadap aseton dan kloroform. Dari kurva terobosan dapat dilihat karbon aktif kering mampu mengadsorp kadar uap aseton dari 29 mg/L sampai 409,81 mg/L, uap kloroform dari 29 mg/L sampai 900,83 mg/L. Untuk karbon aktif basah dapat mengadsorp kadar uap aseton dari 17 mg/L sampai 410,33 mg/L, dan uap kloroform dari 17 mg/L sampai 1002,95 mg/L.
Dari kurva terobosan dapat ditentukan kemampnan adsorpsi karbon aktif atau kapasitas adsorpsi karbon aktif (q*) untuk mengadsorp adsorbat. Karbon aktif kering mampu mengadsorp uap aseton sebesar 8184,53 μmol/gr karbon aktif kering; uap kloroform sebesar 7700,21 μmol/gr karbon aktif kering. Untuk karbon aktif basah dapat mengadsorp uap aseton sebesar 5420,06 μmol/gr karbon aktif basah; uap kloroform sebesar 5764,20 μmol/gr karbon aktifbasah.
Penentuan Iaju adsorpsi dilakukan pada daerah linier dari kedua jenis adsorbat. Laju adsorpsi aseton pada temperatur adsorpsi 27°C untuk karbon aktif keting mengikuti persamaan r = 0,1290 (q*- q) untuk daerah linier 0-57 menit, dengan karbon aktif basah, r = 0,1391(q*- q) untuk daerah linier 0-50 menit; klorofom, karbon aktif kering, r = 0,119 (q* - q) untuk daerah linier 0-65 menit, karbon aktif basah, r = 0,1293 (q* - q) untuk daerah linier 0-60 menit.
Kapasitas adsorpsi adsorbat pada karbon aktif dipengaruhi oleh temperatur adsorpsi. Hasil perhitungan panas adsorpsi aseton menggunakan karbon aktif kering menghasilkan harga panas adsorpsi (Q) sebesar - 29 kJ/mol dan dengan karbon aktif basah - 14 kJ/mol sedangkan pada adsorpisi kloroform sebesar -10 kJ/mol pada karbon aktif kering dan -15 kJ/mol pada karbon aktif basah. Ini menunjukkan adsorpsi yang terjadi merupakan adsorpsi fisika."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Syahidah
"Senyawa organik volatil (VOC, Volatile Organic Compounds) merupakan polutan yang dapat menurunkan kualitas udara di dalam ruangan serta menjadi penyebab utama gangguan pernapasan seperti Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Sick Building Syndrome (SBS), sehingga udara di dalam ruangan harus dibersihkan dengan cara mendegradasi VOC. Salah satu aplikasi plasma non-termal untuk mendegradasi VOC adalah plasma ion negatif atau Negative Air Ion (NAI) yaitu udara yang terionisasi menjadi bermuatan negatif. Superoksida merupakan salah satu NAI yang paling banyak dihasilkan dan dapat menjadi agen pendegradasi VOC di udara. Kemampuan plasma ion negatif dalam mendegradasi VOC diteliti lebih lanjut dengan menggunakan studi kasus berupa etanol 1500 ppm dan toluena 600 ppm. Penelitian dilakukan dengan menginjeksikan gas etanol dan toluena ke dalam prototipe yang di dalamnya telah dilengkapi dengan generator plasma ion negatif yang menghasilkan tegangan DC sebesar 5,6 kV. Densitas ion negatif yang terukur di dalam prototipe sebesar 8 x 106 – 1,2 x 107 ion/m3. Removal efficiency pada etanol mencapai 99,94% selama waktu kontak 4 jam dengan konsentrasi akhir 0,97 ppm, sedangkan pada toluena mencapai 99,77% selama waktu kontak 5 jam dengan konsentrasi akhir 1,33 ppm. Kecepatan hembusan kipas mampu meningkatkan kinerja plasma ion negatif, dimana kecepatan kipas 1600 RPM pada tegangan sebesar 12 VDC memberikan hasil yang terbaik pada penelitian ini.

Volatile organic compounds (VOCs) are pollutants that can reduce indoor air quality and the main cause of respiratory disorders such as Acute Respiratory Infections (ARI) and Sick Building Syndrome (SBS). Because of that, the indoor air must be cleaned by degrading VOCs. One of the non-thermal plasma applications to degrade VOCs is negative ion plasma or Negative Air Ion (NAI), i.e., ionized air becomes negatively charged. Superoxide is one of the most widely produced NAI and can be a degrading agent for VOCs in the air. The ability of plasma negative ions in degrading VOCs was further investigated using case studies in 1500 ppm ethanol and 600 ppm toluene. The research was conducted by injecting ethanol and toluene gas into the prototype, equipped with a negative ion plasma generator that produces a DC voltage of 5.6 kV. The measured negative ion density in the prototype is 8 x 106 – 1.2 x 107 ion/m3. The Removal efficiency of ethanol reached 99.94% during a contact time of 4 hours with a final concentration of 0.97 ppm, while that of toluene reached 99.77% during a contact time of 5 hours with a final concentration of 1.33 ppm. Fan blowing speed can increase the performance of negative ion plasma, where the fan speed of 1600 RPM at a voltage of 12 VDC gives the best results in this study.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Walker, C. H.
London: Taylor and Francis, 2001
615.95 WAL o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irpan Sejati Tassakka
"ABSTRAK
Dry Anaerobic Digestion (AD) dapat menjadi salah satu solusi pengolahan sampah organik Universitas Indonesia (UI) dengan menggunakan pengomposan yang masih kurang efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah
menentukan kesesuaian substrat campuran sampah organik dan feses sapi dengan perbandingan 9:1 (m/m) dan Organic Loading Rate (OLR) 8-14 kgVS/m3hari optimum dry AD untuk menghasilkan Volatile Solids Destruction (VSD) dan produksi metana tertinggi. Operasional reaktor menggunakan dry AD satu tahap berukuran 500 L dalam kondisi mesofilik selama 134 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substrat sangat ideal diolah menggunakan dry AD dengan konsentrasi Total Solids (TS) sebesar 23,2-27,1%; konsentrasi Volatile Solids (VS) sebesar 89,7-94,9 %TS; rasio C/N sebesar 18,5-27,3; dan tingkat inhibitor yang rendah. OLR optimum pada penelitian ini adalah 10 kgVS/m3hari yang menghasilkan VSD sebesar 92,2% dapat menjadi solusi reduksi timbulan sampah organik sebesar 179 kg/hari. OLR 10 kgVS/m3hari memproduksi gas metana sebesar 127 LCH4/grVShari yang dapat dikonversi menjadi energi sebesar 14,0 kw/hari. Selain itu, OLR 10 kgVS/m3hari memiliki stabilitas reaktor yang paling stabil diantaranya suhu sebesar 28,7 oC; nilai pH sebesar 6,52; dan konsentrasi amonia sebesar 848 mg/l.

ABSTRACT
Dry Anaerobic Digestion (AD) is one of solution to organic waste
processing in Universitas Indonesia (UI) by using composting that still less
efficient. The purpose of this study is to determine the suitability of the mix
substrate of organic waste and cow manure with a ratio of 9:1 (m/m) and Organic Loading Rate (OLR) of 8-14 kgVS/m3day optimum dry AD to produce highest Volatile Solids Destruction (VSD) and methane production. Operational reactor using single stage dry AD size of 500L in mesophilic condition for 134 days. The results showed that the ideal substrate processed using dry AD with Total Solids (TS) concentration of 23,2 to 27,1%; Volatile Solids (VS) concentration of 89,7 to 94,9% TS; C/N ratio of 18,5 to 27,3; and low level of inhibitor. OLR optimum in this study was 10 kgVS/m3day that produce VSD of 92,2% can be a solution of reducing organic waste amount of 179 kg/day. OLR 10 kgVS/m3day produce methane gas of 127 LCH4/grVSday can be converted into energy by 14,0 kw/day. In addition, OLR 10 kgVS/m3day had the highest stability reactor such as temperature of 28,7 °C; pH value by 6,52; and ammonia concentration of 848 mg/l."
2016
T46657
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Arrahman
"ABSTRAK
Resistensi yang terjadi pada trimetoprim dan beberapa antibiotika konvensional
lainnya menyebabkan pencarian akan molekul antibakteri baru dari golongan
senyawa yang berbeda sangat dibutuhkan. Senyawa turunan kuinazolinon
diketahui memiliki aktivitas antibakteri, oleh karena itu sintesis senyawa 6-amino-
2-[(E)-(4-hidroksi-3-metoksifenil)etenil]-3,4-dihidrokuinazolin-4-on dan senyawa
antaranya yang diujikan sebagai antibakteri perlu dilakukan. Senyawa 6-amino-2-
[(E)-(4-hidroksi-3-metoksifenil)etenil]-3,4-dihidrokuinazolin-4-on disintesis dengan
empat tahap reaksi. Tahap pertama adalah sintesis 2-metil-3,4-dihidrokuinazolin-4-
on, tahap kedua adalah sintesis 2-metil-6-nitro-3,4-dihidrokuinazolin-4-on, tahap
ketiga adalah sintesis 2-[(E)-(4-hidroksi-3-metoksifenil)etenil]-6-nitro-3,4-
dihidrokuinazolin-4-on dan tahap keempat adalah sintesis 6-amino-2-[(E)-(4-
hidroksi-3-metoksifenil)etenil]-3,4-dihidrokuinazolin-4-on. produk yang dihasilkan
dari setiap tahapan dimurnikan dengan cara pencucian dan rekristalisasi, kemudian
diuji kemurniannya dengan jarak lebur dan kromatografi lapis tipis. Bobot molekul
senyawa dianalsis dengan LC-MS, Struktur senyawa dielusidasi menggunakan
spektrofotometri UV-Vis, FT-IR, 1H-NMR dan 13C-NMR, COSY, HMQC dan
HMBC. Uji aktivitas antibakteri dilakukan pada bakteri Staphylococcus aureus
ATCC 25923, Salmonella typhimurium ATCC 14028 dan Escherichia coli ATCC
25922. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa target telah berhasil disintesis
dan dimurnikan berdasarkan metode kimia organik. Struktur senyawa telah
dibuktikan kebenarannya melalui elusidasi struktur. Hasil uji aktivitas antibakteri
senyawa 6-amino-2-[(E)-(4-hidroksi-3-metoksifenil)etenil]-3,4-dihidrokuinazolin-4-
on tidak menunjukkan aktivitas antibakteri.

ABSTRACT
Resistance in trimethoprim and several conventional antibacetria, made the
searching for new antibacterial agent from different groups of compound became
nescessary. Quinazolinone derivate was known having antibacterial activity, for
those reasons, synthesis of compound 6-Amino-2-[(E)-(4-hydroxy-3-
methoxyphenyl)ethenyl)-6-nitro-3,4-dihydroquinazolin-4-one and its intermediate
as antibacteria was necessary to be conducted. The titled compound was
synthesized via four steps. First step was synthesis of 2-methyl-3,4-
dihydroquinazolin-4-one. Second step was syhtesis of 2-methyl-6-nitro-3,4-
dihydroquinazolin-4-one. Third step was synthesis of 2-[(E)-(4-hydroxy-3-
methoxyphenyl)ethenyl]-6-nitro-3,4-dihydroquinazolin-4-one. Forth step was
synthesis of 6-Amino-2-[(E)-(4-hydroxy-3-methoxy phenyl)ethenyl)-6-nitro-3,4-
dihydroquinazolin-4-one. The synthesized product from each step was purified by
washing and recrystalization. The purity testing was performed by examining
melting range and thin layer chromatography. Mollecuar mass of synthezised
compound was determined using LC-MS. Structure of synthesized compound was
elucidated using UV-Vis, FT-IR, 1H-NMR dan 13C-NMR, COSY, HMQC and
HMBC. Screening for antibacterial activity was performed against Staphylococcus
aureus ATCC 25923, Salmonella typhimurium ATCC 14028 and Escherichia coli
ATCC 25922. The result indicated that titled compound has sucsessfully been
synthesized and purified using organic chemistry method. Structure of desired
compound was confirmed based on structural elucidation analysis. The result of
antibacterial activity of compound 6-Amino-2-[(E)-(4-hydroxy-3-methoxyphenyl)
ethenyl)-6-nitro-3,4-dihydroquina-zolin-4-one did not perform antibacterial
acitivity."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T42081
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusnidar Yusuf
"Dari ekstrak n-heksana yang berasal dari talus Ramalina inflata, Hook, & Tayl tanaman tersebut di kumpulkan/diperoleh dari Taman Nasional Botani, Seblat, Gunung Kerinci, Propinsi Jambi, Sumatra, berhasil diisolasi (+) - asam usnat dalam bentuk kristal jarum berwarna kuning. Sedangkan dari ekstrak aseton berhasil diisolasi suatu senyawa baru dalam bentuk kristal putih, yang diduga merupakan turunan dari asam norstiktat, dimana strukturnya ditetapkan berdasarkan data spektrum 1H-NMR dan 13C-NMR serta massa. Diduga cincin D dari senyawa baru tersebut dibentuk oleh α, β, -δ- lakton (cincin 6), sedangkan cincin D dari asam norstiktat dibentuk dari cincin α, β, -γ-lakton tidak jenuh. Ada kemungkinan bentuk lain dari struktur senyawa B, dimana gugus metilenanya berada pada cincin depsidon (lingkar 8, sedangkan pada cincin depsidon normal terbentuk dari lingkar 7). Oleh karena itu senyawa baru tersebut diusulkan diberi nama asam norstiktat A. Sifat anti bakteri dari (+) -asam usnat sudah diketahui dan dikenal, sedangkan pada penelitian ini senyawa baru tersebut diketahui tidak mempunyai aktivitas biologi.

From the n-hexane extracto£ the Ramalina inf lata's thallus, that is collected from the Seblat-National Botanical Garden, Mount Kerinci, West Sumatra, has been isolated usnic acid as light yellow crystal. Whereas from the acetone extract has been isolated a new compound as white crystal with structure as derivative from the norstictic acid. Its structure is established by nmr-and mass spectral data. The D-ring of the norstictic acid is formed by α, β, -unsaturated- γ-lactone, whereas the new compound is formed by α, β, -unsaturated- γ-lactone. Another possibilities are, the B compound from the depsidone ring is formed by eight ring, that means methylene group belongs to the depsidone ring. Normally depsidone ring is formed by seventh ring. So that we give the name for this new compound is norstictic acid A. The Biological activities of usnic acid is well known, but unfortunately the new isolated compound has no biological activities."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Absorption of hydrophobic volatile organic compounds (VOC) such as toluene, was studied. In order to characterise the absorption of toluene/oil solvent systems, the Henry?s constant (H) was determined. Prediction of Henry?s constants are also carried out using UNIFAC-FV model which is known to be suitable for hydrocarbon gases and high-boiling point hydrocarbon solvent.kg/cm2, 220 kg/cm2 dan 260 kg/cm2."
620 JTEK 9 (1-2) 2010
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Isolation and identification of chemical compounds and antibacterial compounds of the essential oil of Kembang Bulan or Japanese sunflower (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. gray } leaves showed that the essential oil contain 29 components...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Handradika
"Pekerja di lapangan migas, khususnya di lepas pantai memiliki risiko yang tinggi terhadap pajanan BTX di area kerja. Pajanan bersumber dari aktifitas yang langsung bersentuhan dengan uap dan gas hidrokarbon yang sifatnya mudah menguap pada suhu kamar (Volatile organic compounds - VOC) sehingga memungkinkan terhisap oleh para pekerja dan menimbulkan efek kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan tingkat risiko nonkarsinogenik dan karsinogenik dari Pajanan BTX terhadap pekerja lepas pantai beserta manajemen risiko yang harus dilakukan. Penelitian ini merupakan studi potong lintang menggunakan pendekatan analisis risiko kesehatan lingkungan (ARKL) yang meliputi 4 langkah penting: identifikasi bahaya, analisis dosis-respon, analisis pajanan dan karakterisasi risiko. Jumlah sampel berupa 95 orang pekerja tetap di perusahaan hulu migas X. Data penelitian diperoleh melalui wawancara dan pengukuran langsung, tingkat risiko dihitung dengan cara membagi asupan dengan dosis referensi BTX. Sebagai pembanding (control) dilakukan juga perhitungan terhadap 7 orang pekerja lepas pantai yang bekerja hanya di kantor (office).
Hasil penelitian menunjukkan risiko pajanan benzene non karsinogenik harus diwaspadai bagi pekerja lepas pantai dimana dari perhitungan diketahui nilai RQ (Risk Quotient) yang lebih dari satu baik untuk pajanan realtime (ada 21,05% pekerja) maupun pajanan lifetime (61,05% pekerja). Sementara untuk risiko pajanan non karsinogenik dari toluene dan xylene termasuk rendah. Ini ditunjukkan dari hasil perhitungan RQ untuk realtime maupun lifetime yang semuanya (100%) bernilai kurang dari satu (RQ <1). Untuk risiko kesehatan pajanan karsinogenik benzene, diperoleh bahwa 20% pekerja lepas pantai memiliki efek karsinogenik pada pajanan realtime dan 60% pekerja pada pajanan lifetime. Disimpulkan bahwa perlu dilakukan manajemen risiko terhadap pajanan senyawa benzene di lingkungan kerja lepas pantai, agar pekerja terhindar dari risiko kesehatan baik risiko nonkarsinogenik dan risiko karsinogenik jangka panjang.

This research has objective to predict carsinogenic and non carcinogenic effect of BTX exposure to offshore workers and the risk management required. It is cross sectional study which utilize the environmental health risk assessment approach. Sample consists of 95 offshore workers in upstream oil and gas company X. research data is compiled from direct interview and company measurement data. As a control, 7 administrative workers are involved in calculation.
The result of this research is non carcinogenic exposure of benzene must become a high concern which has risk quotient - RQ 21.05% at realtime exposure and 61.05% at lifetime exposure. There is little risk related to toluene and xylene. Its respectively RQ is lower than 1 for both of them. For carcinogenic health risk of benzene, 20% of offshore workers and 60% of offshore workers has carcinogenic effect to their health risk.It can be concluded that risk management is required for being applied in order to minimize the benzene health effect to offshore workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>