Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169454 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Devi Yanti Christine
"Dalam penelitian ini, dilakukan preparasi dan karakterisasi zeolit mesopori dengan bahan awal zeolit alam Lampung dengan metode tandem acid-base treatments. Zeolit alam yang umumnya merupakan material dengan ukuran mikropori dimodifikasi dengan menyatukan dua metode yang biasa dilakukan untuk mengubah ukuran mikropori zeolit menjadi zeolit hierarki, yaitu dealuminasi dan desilikasi. Proses dealuminasi diharapkan dapat meningkatkan rasio Si:Al sehingga terjadi proses pengaturan ulang dalam kerangka zeolit kemudian dilakukan proses desilikasi yang bertujuan untuk melarutkan sebagian Si dalam kerangka zeolit dan mengarahkan pembentukan mesopori dalam zeolit. Dalam penelitian ini terjadi peningkatan luas permukaan dari yang sebelumnya 4,795 m2/g menjadi 16,855 m2/g. Zeolit yang berhasil dimodifikasi memiliki sisi aktif yang cukup besar yang dapat berperan menjadi adsorben ion logam berat Cu2+ yang lebih baik daripada zeolit tanpa modifikasi. Terlihat dari data UV-Visibel larutan Cu2+ yang tersisa hanya sebesar 176 ppm pada waktu 60 menit sementara pada waktu yang sama zeolit tanpa modifikasi menyisakan larutan Cu2+ sebesar 200 ppm.

In this research, hierarchical zeolite is prepared from natural zeolite by tandem acid-base treatments. Natural zeolite is occurred by nature to have micropore size modified with two familiar method that mostly used to change micropore size zeolite into hierarchical zeolite. They are dealumination and desilication. Extensive characterization of both natural and modified zeolite were conducted using XRD, BET, SEM-EDS, AAS. XRD Pattern of Raw Zeolite, Pre-treated Zeolite, Z-A1, Z-A2, and Z-A2-B1 shows that the process to modify this material does not change the crystallinity characteristic of this material. In this research, surface area increase from 4,795 m2/g to16,855 m2/g. Application of these material as adsorbent of heavy metal were carried out using solution of 300 ppm Cu2+. The UV-Vis result shows the modified zeolite (c.a. 10 mg) give better performance than natural zeolite.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuda Prihatama
"Gas CO yang dihasilkan dari kasus kebakaran merupakan gas yang berbahaya dan beracun. Untuk mengurangi kadar senyawa gas CO dapat dilakukan dengan proses adsorpsi dengan menggunakan zeolit alam lampung sebagai adsorben. Proses perlakuan pada zeolit alam ini meliputi : Proses dealuminasi zeolit alam dalam larutan HF 2% kemudian proses perendaman dengan larutan HCl. Kemudian dilanjutkan dengan proses kalsinasi pada temperatur 500°C. Proses adsorpsi berlangsung secara kontinyu. Berdasarkan hasil aktivasi zeolit diperoleh peningkatan rasio Si/Al dari 7,56 menjadi 12,15, dan pada uji coba adsorpsi pada gas CO diperoleh efesiensi optimal sebesar 9,7% dengan ukuran adsorber 50 µm.

CO gas produced from gas fires are dangerous and poisonous. To reduce levels of CO gas compounds can be done by adsorption process using Lampung natural zeolite as an adsorbent. Treatment process on the natural zeolite include: natural zeolite dealumination process in 2% HF solution and then soaking process with a solution of HCl. Then proceed with the kalsination process temperature at 500°C. Adsorption processes take place continuously. Based on the results obtained zeolite activation ratio increased Si/Al from 7,56 to 12,15, and the testing of gas adsorption of CO obtained at optimum efficiency of 9,7% with the adsorber size of 50 µm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51819
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Esty Mustika Suud
"Zeolit NaY dengan bahan dasar dari Zeolit Alam Lampung ZAL telah disintesis dengan rasio molar Al2O3: 10 SiO2: 10,6 Na2O: 180,3 H2O dan rasio Si/Al 2,47. Sebelum mensintesis melalui proses hidrotermal dengan teknik seeding dilakukan aktivasi dan pemurnian terhadap ZAL. Langkah ini dilakukan untuk menghilangkan senyawa karbonat dan pengotor oksida besi dari zeolit. Selanjutnya, ZAL hasil pemurnian didepolimerisasi menggunakan NaOH untuk memecah atau memutuskan ikatan dalam kerangka zeolit. Zeolit NaY hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan instrumen SEM-EDX, XRD, FTIR. Hasil XRD menunjukkan bahwa zeolit hasil sintesis merupakan zeolit NaY, walaupun kerangka sodalite juga teramati Hasil SEM-EDX menunjukkan morfologi dari zeolit NaY. Hasil karakterisasi FTIR menunjukkan tidak adanya vibrasi dari double-six-ring. Pada penelitian ini zeolit NaY hasil sintesis memiliki nilai kapasitas tukar kation 32,97 mek/100g lebih tinggi dibandingkan dengan ZAL raw 28,01 mek/100g . Adsorpsi ion logam kadmium II dan kobal II dilakukan pada termperatur ruang, dengan volume 25mL/0,1gram zeolit dan waktu kontak 120 menit. Hasil proses adsorpsi menunjukkan kapasitas adsorpsi zeolit NaY hasil sintesis lebih tinggi dibandingkan dengan ZAL raw.

NaY zeolite from natural zeolite Lampung had been synthesized with molar ratio of Al2O3 10 SiO2 10,6 Na2O 180,3 H2O and Si Al ratio 2,47, prior to synthesis via hydrotermal process and seeding technique ZAL was activated and purified. The purpose of this step was to remove carbonate and iron oxide which were impurities in zeolite. The purified ZAL was then depolymerized using NaOH to break the bonds within the zeolite framework. The as synthesized NaY zeolite was characterized using SEM EDX, XRD, and FTIR. XRD diffractogram shows that the as synthesized zeolite was NaY zeolite, although sodalite framework was do observed. SEM EDX characterization shows the morphology of NaY zeolite. FTIR characterization shows that there are no vibration mode for the double six ring. In this research as synthesized NaY has higher cation exchange capacity 32, 97 meq 100g compared to the raw ZAL 28,01 meq 100g . The adsorption of heavy metal cation cadmium II and cobalt II is done at room temperature, with volume 25mL per 0,1gram zeolite and contsat time of 120 minutes. The result shows that the synthesized NaY zeolite has better adsorption capacity than ZAL raw.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Senja Adetya Melaningtyas
"Sintesis zeolit NaY dari zeolit alam Bayat dilakukan melalui proses aktivasi, purifikasi, dealuminasi dan fragmentasi. Aktivasi dan purifikasi bertujuan untuk menghilangkan pengotor-pengotor pada zeolit. Proses dealuminasi dilakukan untuk mengurangi alumina yang terdapat di dalam struktur zeolit. Fragmentasi dilakukan berdasarkan metode Submolten Salt System dengan perbandingan zeolit alam Bayat dan NaOH adalah 2:1. Zeolit alam Bayat digunakan sebagai sumber silika dan alumina dengan NaAlO2 sebagai sumber alumina tambahan. Penelitian ini menggunakan zeolit alam Bayat karena harganya yang lebih terjangkau dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan sintetik. Sintesis zeolit NaY dilakukan dengan metode hidrotermal dan teknik seeding dengan komposisi seed gel 5 of Al : 6,25 Na2O: Al2O3 : 10 SiO2 : 180 H2O rasio molar dengan variasi pH 11, 12 dan 13. Didapatkan luas permukaan masing-masing zeolit sebesar 100,1744 m2/g, 142,8409 m2/g dan 22,4591 m2/g dengan ukuran pori masing ndash;masing sebesar 5,2 nm; 5,2 nm dan 35,5 nm. Hal ini didukung dengan data pola difraksi pada XRD yang menunjukan adanya kemiripan dengan pola XRD zeolit NaY sintetis dan juga data FTIR yang menunjukan adanya puncak penyusun unit pembangun sekunder puncak double 4 dan 6 ring khas faujasit pada bilangan gelombang 600-500 cm-1. Tahap selanjutnya adalah memodifikasi zeolit NaY yang telah disintesis menjadi zeolit HY dengan metode tukar kation untuk meningkatkan kadar keasaman dan kestabilannya sehingga dapat digunakan sebagai katalis perengkahan n-heksadekana. Hasil reaksi perengkahan menunjukan bahwa zeolit HY pH 12 memiliki nilai konversi dan yield gasolin paling tinggi dibandingkan dengan zeolit HY pH 11 dan HY pH 13 yaitu sebesar 25,945 . Bila ditinjau berdasarkan bahan baku pembuatannya, HY yang dimodifikasi dari zeolit alam Bayat memiliki kemampuan konversi, yield dan selektivitas terhadap gasolin yang lebih rendah jika dibandingkan dengan HY kaolin dan HY dari bahan sintetis.

Synthesis of NaY zeolite from Bayat Natural Zeolite was prepared through activation, purification, dealumination and fragmentation process. The activation and purification process are to remove some impurities. Dealumination process is done to leach some alumina from zeolite structures. Fragmentation process refers to Submolten Salt System methods with the ratio of Bayat natural zeolite and NaOH is 2 1. Bayat natural zeolite is used as silica and alumina sources with NaAlO2 as an additional source of alumina. This research uses Bayat natural zeolite because the price is more affordable and more environmentally friendly compared with synthetic materials. The NaY zeolite was synthesized with hydrothermal methods and seeding technique with the composition of seed gel 5 of Al 6.25 Na2O Al2O3 10 SiO2 180 H2O molar ratio with pH variation of 11, 12 and 13. The respective surface area of NaY zeolite pH 11, 12 and 13 as synthesized was 100,1744 m2 g, 142,8409 m2 g dan 22,4591 m2 g with the pore size of 5,25 nm 5,25 nm and 35,5 nm. This is supported by XRD diffraction pattern data which shows similarity with XRD pattern of synthetic NaY zeolite as well as FTIR data showing the peak of the construction of the secondary peak builder unit of 4 and 6 distinct faujasite rings in the wave number 600 500 cm 1. The next step is to modify the NaY zeolite that has been synthesized into HY zeolite by cation exchange method to increase the acidity level so that it can be used as a n hexadecane cracking catalyst. The next step is to modify the NaY zolite as synthesized into HY zeolite by cation exchange method to increase the acidity level so it can be used as cracking catalyst of n hexadecane. The result of the cracking reaction indicates that the HY zeolite pH 12 has the highest conversion value and highest yield of gasoline compared with the HY zeolite pH 11 and HY pH 13 which is 25,945 . Then reviewed on the basis of the raw material of manufacture, modified HY of the Bayat natural zeolite has a lower conversion ability, yield and selectivity to gasoline compared with HY kaolin and HY of synthetic materials."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Kezia Landia
"Telah dilakukan preparasi katalis berbasis zeolit alam yang dimodifikasi dengan logam Ni dan Cr untuk perengkahan limbah plastik jenis polipropilena (PP) menjadi fraksi bensin. Zeolit alam diaktivasi terlebih dahulu, kemudian diimpregnasi dengan logam Ni konsentrasi tetap 4% (b/b) dan logam Cr dengan konsentrasi bervariasi, yaitu 4% (katalis A), 6% (katalis B), dan 8% (katalis C), secara bersamaan (koimpregnasi). Hasil preparasi dikarakterisasi dengan XRD, AAS, BET, dan metode adsorpsi amonia. Difraktogram katalis menunjukkan spesi NiO (2 = 44°) dan Cr2O3 (2 = 33° dan 54°) memiliki intensitas yang cukup signifikan dan semakin meningkat seiring dengan kandungan logam Cr yang terimpregnasi. Luas permukaan dan total volume pori katalis memiliki tren menurun, sedangkan rata-rata diameter pori memiliki tren meningkat seiring dengan semakin banyaknya logam yang terimpregnasi.
Kandungan total logam pada katalis A sebesar 1,81% Ni - 1,32% Cr, pada katalis B sebesar 1,80% Ni - 1,91% Cr, dan pada katalis C sebesar 2,37% Ni - 2,38% Cr dimana total keasaman katalis meningkat dengan semakin besarnya kandungan total logam. Uji aktivitas katalis dilakukan pada suhu 400°C dan 450°C menunjukkan bahwa hasil konversi pada fraksi bensin C3-C14 lebih besar sekitar 10-23% dibandingkan dengan hasil perengkahan termal (tanpa katalis). Hasil konversi terbesar diperoleh dengan pengunaan katalis B sebesar 86,91% pada suhu 450°C.

Catalyst was prepared by modifying natural zeolite with Ni and Cr metals and was used for the cracking of polypropylene (PP) waste into gasoline fractions. The natural zeolite was first activated and then was loaded simultaneously with a fixed Ni-metal of 4 wt.% and Cr-metal of varied concentrations of 4 wt.% (namely catalyst A), 6 wt.% (namely catalyst B), and 8 wt.% (namely catalyst C). The catalysts were characterized by XRD, AAS, BET, and ammonia adsorption method. The catalysts difractograms showed peaks of NiO species (2 = 44 °) and Cr2O3 species (2 = 33 ° and 54 °) which showed an increase intensities with the increased Cr-loading. BET surface area measurement showed a decreased surface area and total pore volume with the increased metals loading, meanwhile the pore diameters were increased.
Analysis by AAS method showed the total metals content in catalyst A were 1,81% Ni - 1,32% Cr, in catalyst B were 1,80% Ni - 1,91% Cr, and in catalyst C were 2,37% Ni - 2,38% Cr whereas the catalysts acidity were increased with the total metals loading. The studies on catalysts activities were conducted at 400 °C and 450 °C, which showed the conversion results on gasoline fraction C3-C14 around 10-23 % more than thermal cracking (48,51 %). The highest results of conversion was obtained using catalyst B which was 86.91% at 450 ° C.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43906
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Permata Sari
"Kurkumin memiliki berbagai aktivitas farmakologis tetapi belum dapat dijadikan agen terapeutik karena bioavailabilitasnya yang buruk, sehingga perlu dilakukan modifikasi struktur. Salah satu struktur hasil modifikasi kurkumin adalah molekul setengah kurkumin seperti dehidrozingeron (DHZ) dan analognya yang juga menunjukkan aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi. DHZ dan analognya disintesis melalui kondensasi sikloheksanon dan benzaldehid atau turunannya. Dalam rangka mengembangkan molekul setengah kurkumin sebagai senyawa antioksidan dan anti-inflamasi, pada penelitian ini dilakukan reaksi kondensasi antara benzaldehid dan turunannya dengan 3-aminosikloheks-2-en-4-on dalam campuran asam asetat glasial dan asam klorida sampai pH 2. Produk hasil reaksi dimurnikan pencucian dengan etanol, diuji kemurniannya secara kromatografi lapis tipis (KLT) dan pengujian jarak lebur, dan di elusidasi strukturnya FT-IR, 1H-NMR, dan 13C-NMR, dan HR-MS. Senyawa yang terbentuk dari reaksi ini adalah senyawa N-{2-[kloro(fenil)metil]-3-oksosikloheks-1-en-1-il}asetamida dan analognya (3a-d) yang merupakan produk reaksi satu-pot. Hasil uji aktivitas menunjukkan bahwa senyawa yang terbentuk memiliki aktivitas antiinflamasi yang tinggi tetapi aktivitas antioksidan yang rendah. Semua senyawa produk sintesis memiliki aktivitas antiinflamasi lebih tinggi dibandingkan senyawa standar natrium diklofenak, dan senyawa pembanding kurkumin. Senyawa 3a menunjukkan aktivitas tertinggi dengan IC50 = 0,579 µM.

Curcumin has various pharmacological activities but cannot be used as a therapeutic agent because of its poor bioavailability. Some structure modification of curcumin have been done. One of the modified curcumin's structures is a half molecule of curcumin such as dehydrozingerone (DHZ) and its analogs, which also show antioxidant and anti-inflammatory activity. DHZ and its analogs are synthesized by condensation of cyclohexanone and benzaldehyde or their derivatives. In this study, to develop a half molecule of curcumin as an antioxidant and anti-inflammatory compound, the reaction between benzaldehyde and its derivatives with and 3-aminocyclohex-2-en-4-one was done in the mixture of glacial acetic acid and hydrochloric acid pH 2. The reaction’s products were purified by washing with ethanol, and their purity was tested using thin-layer chromatography (TLC) and determination of the melting point. The structures of obtained compounds were elucidated by FT-IR, 1H-NMR, dan 13C-NMR, dan HR-MS. The compounds formed in this reaction are N-{2-[chloro(phenyl)methyl]-3-oxocyclohex-1-en-1-yl} acetamide and its analog (3a-d)as one-pot reaction products. The activity study results showed that all the compounds exhibited high anti-inflammatory activity but low antioxidant activity. All synthesized products exhibited higher anti-inflammatory activity than diclofenac sodium used as a standard and curcumin used as a comparison compound. Compound 3a showed the highest activity with IC50 = 0.579 µM."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sudaryani
"Preparasi zeolit berpori hierarki dari klinoptilolit Kalianda Lampung berhasil dilakukan dengan metode tandem acid-base treatments. Material zeolit alam berpori mikro dimodifikasi dengan menyatukan dua metode yang biasa dilakukan untuk mengubah ukuran mikropori zeolit menjadi mesopori, yaitu perlakuan asam (dealuminasi) dan perlakuan basa (desilikasi). Perlakuan asam diharapkan dapat meningkatkan rasio Si/Al sebagai hasil dari penurunan kadar Al, kemudian dilakukan perlakuan basa yang bertujuan untuk melarutkan sebagian atau menyeimbangkan kadar Si dan mengarahkan pembentukan mesopori dalam kerangka zeolit. Karakterisasi terhadap klinoptilolit raw dan hasil perlakuan asam-basa digunakan instrumen AAS, XRD, FTIR, dan BET surface area.
Berdasarkan penelitian, Z-A4B1 memiliki sisi aktif yang cukup besar yang dapat berperan menjadi adsorben ion logam berat Cu(II) yang lebih baik karena kapasitas adsorpsi Z-A4B1 ini 4 kali lipat lebih tinggi daripada kapasitas adsorpsi dari klinoptilolit raw pada waktu optimum dan konsentrasi awal Cu(II) 300 ppm. Nilai KTK Z-A4B1 adalah sebesar 33,27 mg/g yang setara dengan 104,78 meq/100 g zeolit, sedangkan nilai KTK klinoptilolit raw adalah sebesar 72,19 meq/100 g zeolit. Adapun isoterm adsorpsi yang paling sesuai untuk menjelaskan mekanisme adsorpsi Cu(II) pada klinoptilolit berpori hierarki Z-A4B1 adalah model isoterm adsorpsi Freundlich.

Hierarchical zeolites are prepared from Kalianda Lampung clinoptilolite by tandem acid-base treatments. Natural zeolites that are micropore intrinsicly was modified with two familiar methods that mostly used to change micropore size zeolite into hierarchical zeolite; acid treatment (dealumination) and base teratment (desilication). Acid treatments can increase Si/Al ratio of clinoptilolite because of Al content decreasing, then base treatment can balance Si content and aim the mesopore formation in zeolite frameworks. Intensive characterizations of both raw and modified clinoptilolites are conducted using XRD, AAS, FTIR, and BET surface area measurement.
In this research, Z-A4B1 has more active sites to adsorb Cu(II) ions because the adsorption capacity of Z-A4B1 is up to 4-fold higher than the adsorption capacity of raw clinoptilolite at its optimum contact time and initial Cu(II) concentration 300 ppm. The CEC of Z-A4B1 is 33.27 mg/g that equals to 104.78 meq/100 g zeolite, besides CEC of raw clinoptilolite is 72.19 meq/100 g zeolite. Therefore, adsorption isoterm that fit to explain the adsorption Cu(II) mechanism at hierarichal zeolite Z-A4B1 is Freundlich isoterm adsorption model.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S58386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irena Khatrin
"Zeolit NaY berbasis mineral alam berhasil disintesis dari zeolit alam Bayat Klaten dan kaolin Bangka sebagai sumber alumina dan silikanya. Zeolit NaY disintesis setelah material sintesisnya: zeolit alam Bayat Klaten dan kaolin Bangka di pretreatment terlebih dahulu dengan perlakuan : aktivasi, purifikasi, fragmentasi untuk zeolit alam Bayat, dan ekstraksi silika dari kaolin Bangka. Kemudian zeolit NaY disintesis menggunakan material hasil pretreatment menggunakan teknik seeding dan metode hidrotermal dengan rasio molar dan variasi waktu kristalisasi satu hari dan dua hari. Berdasarkan pola XRD diperoleh zeolit NaY berbasis bahan alam yang menunjukkan puncak khas zeolit NaY pada 2θ = 6,3o ; 15,6o ; dan 24,9o dengan rasio Si/Al sebesar 4,1. Kemudian zeolit NaY berbasis bahan alam dimodifikasi menjadi bentuk H+ menggunakan metode pertukaran kation untuk memperbanyak situs asam dan meningkatkan kemampuan katalitiknya sebagai katalis perengkahan n-heksadekana. Zeolit HY hasil modifikasi zeolit NaY kemudian diaplikasikan sebagai katalis perengkahan n-heksadekana. Dengan hasil konversi, yield, dan selektivitas produk gasolin berturut-turut sebesar 59,80%, 59,80%, dan 98,53%. Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa zeolit HY berbasis mineral alam memiliki kemampuan selektivitas yang hampir serupa dan dapat dibandingkan dengan zeolit HY sintetik.

NaY zeolite based on natural minerals was successfully synthesized from Klaten Bayat natural zeolite and Bangka kaolin as a source of alumina and silica. NaY zeolite is synthesized after its synthesis material: Klaten's natural Baye zeolite and Bangka kaolin are pretreated with treatment: activation, purification, fragmentation for Bayat natural zeolite, and silica extraction from Bangka kaolin. Then NaY zeolite was synthesized using pretreatment material using seeding technique and hydrothermal method with molar ratio and variation of crystallization time of one day and two days. Based on the XRD pattern obtained by natural NaY zeolite which shows the typical peak of NaY zeolite at 2θ = 6.3o; 15.6o; and 24.9 o with a Si / Al ratio of 4.1. Then zeolite NaY based on natural ingredients was modified to form H + using cation exchange method to increase the acidic site and increase its catalytic ability as a catalyst for n-hexadecane cracking. Zeolite HY modified from zYolite NaY was then applied as a catalyst for n-hexadecane cracking. With the results of conversion, yield, and selectivity of gasoline products respectively 59.80%, 59.80%, and 98.53%. Based on these results, it can be concluded that natural mineral-based HY zeolites have almost similar selectivity and can be compared with synthetic HY zeolites."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Faisal
"ZSM-5 telah berhasil disintesis melalui metode hidrotermal dari mineral alam zeolit alam Bayat dan kaolin Bangka sebagai sumber alumina dan silika, TPAOH sebagai agen pengarah struktur MFI dan PDDA-M sebagai pengarah mesopori. ZSM-5 kemudian dimodifikasi permukaannya dengan oksida logam Fe dan Co melalui metode impregnasi basah untuk meningkatkan aktivitas katalitiknya pada reaksi oksidasi parsial metana. Modifikasi dengan oksida logam ini juga dilakukan untuk ZSM-5 sintetik sebagai pembanding dalam aktivitas katalitiknya. ZSM-5 alam dan ZSM-5 sintetik termodifikasi oksida logam dikarakterisasi dengan instrumen FTIR, XRD, SEM-EDX, surface area analyzer dan XPS untuk mengetahui pengaruh modifikasi permukaan terhadap struktur, morfologi dan aktivitas katalitiknya. Analisis komposisi unsur dari ZSM-5 alam terimpregnasi oksida Fe dan Co menunjukkan % loading Fe dan Co berturut-turut sebesar 2,37% dan 1,78%. Hasil pengujian isoterm adsorpsi menunjukkan baik ZSM-5 alam maupun ZSM-5 alam terimpregnasi oksida logam Fe dan Co memiliki kurva tipe IV H4 yang merupakan kurva ciri khas material berpori hirarki. Analisis XPS menunjukkan spesi oksida logam Fe dan Co yang menempel pada ZSM-5 berturut-turut adalah Fe2O3 dan Co3O4. Hasil uji analisis kandungan gas menggunakan GC-TCD menunjukkan berkurangnya mol metana setelah reaksi yang menandakan metana telah terkonversi menjadi metanol dan formaldehida yang terlihat dari puncak kromatogram GC-FID. Hasil analisis produk dengan GC-FID menunjukkan reaksi oksidasi parsial metana menggunakan Fe/ZSM-5 menghasilkan formaldehida dan menggunakan Co/ZSM-5 menghasilkan metanol dan formaldehida.

ZSM-5 has been successfully synthesized through hydrothermal method using Bangka Kaolin and Bayat Natural Zeolite as the precursors, TPAOH as MFI-structure directing agent; PDDA-M as mesopore directing agent. Furthermore, the surface of ZSM-5 was impregnated with metal oxide of Fe and Co to improve its catalytic performance through partial oxidation of methane reaction. As comparison, ZSM-5 synthesized from pro analysis precursors was also impregnated with metal oxide of Fe and Co and tested through the reaction. Metal oxide of Fe and Co impregnated ZSM-5 were characterized with XRD, SEM-EDS, XPS and SAA-BET instruments to see the effect of impregnation to the structure and characteristic of both materials. Analysis of the elemental composition of Fe/ and Co/ZSM-5 was 2,37% and 1,78% respectively. The N2 isotherm adsorption curve shows a type IV H4 indicates that the materials has hierarchical characteristic. XPS analysis show the Fe and Co oxide that impregnated to ZSM-5 is Fe2O3 and Co3O4. GC-TCD analysis show there is a decreases of methane mol after reaction indicates that the methane has been converted. GC-FID analysis show that the partial oxidation of methane using Fe/ZSM-5 yielded formaldehyde whereas for Co/ZSM-5 yielded methanol and formaldehyde."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54844
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Permata Sari
"Vanilin dapat diperoleh dari lignin yang berasal dari biomassa lignoselulosa seperti tandan kosong kelapa sawit (TKKS) melalui reaksi depolimerisasi. Lignin dari tandan kosong kelapa sawit dapat diperoleh melalui proses isolasi dimana dilakukan proses delignifikasi untuk memperoleh black liquor. Pengendapan black liquor dengan asam sulfat menghasilkan lignin dengan kadar acid insoluble lignin (AIL) sebesar 19%. Reaksi depolimerisasi lignin dapat berlangsung pada temperatur 200oC dengan adanya katalis zeolit NaY yang telah dimodifikasi menjadi HY dan diimpregnasi dengan nikel oksida (NiO/HY).
Hasil analisa produk hasil depolimerisasi menunjukkan bahwa penggunaan katalis zeolit Y dari bahan sintetik menujukkan % yield yang lebih tinggi dibandingkan dengan katalis zeolit Y dari bahan alam. Selain itu, penambahan nikel oksida pada zeolit HY menyebabkan dihasilkannya % yield vanilin yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan zeolit HY tanpa impregnasi. Zeolit NaY berbasis bahan alam dibuat dari kaolin sebagai sumber silika dan alumina. Sumber silika berasal dari metakaolin yang merupakan hasil pemanasan kaolin pada suhu tinggi. Sedangkan sumber alumina berasal dari silika ekstraksi yang merupakan hasil dari ektraksi kaolin. Metode sintesis NaY alam yang diadaptasi dari metode Khemthong menggunakan seed gel dan feed stock gel dimana dilakukan proses ageing selama 1 hari untuk keberhasilan proses sintesis.

Vanilin can be obtained from lignin derived from lignocellulose biomass such as oil palm empty bunches (OPEFB) through depolymerization reactions. Lignin from oil palm empty bunches can be obtained through an isolation process where a delignification process is carried out to obtain black liquor. Precipitation of black liquor with sulfuric acid produces lignin with an acid insoluble lignin (AIL) level of 19%. The lignin depolymerization reaction can take place at a temperature of 200oC in the presence of a modified NaY zeolite catalyst into HY and impregnated with nickel oxide (NiO / HY).
The results of the depolymerization product analysis showed that the use of Y zeolite catalyst from synthetic materials showed a higher yield% compared to natural zeolite Y catalysts. In addition, the addition of nickel oxide to HY zeolite caused higher yield of vanillin yield compared to HY zeolite without impregnation. Natural material based NaY zeolite was made from kaolin as a source of silica and alumina. The source of silica comes from metakaolin which is the result of heating kaolin at high temperatures. While the alumina source comes from extraction silica which is the result of kaolin extraction. Natural NaY synthesis method adapted from the Khemthong method uses seed gel and feed stock gel where the aging process is carried out for 1 day for the success of the synthesis process.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>