Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51039 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lila Adriaty
"Biofilter merupakan teknologi terbaru yang dapat mereduksi N2O dengan medium filter kompos. Teknologi ini memiliki keunggulan diantaranya memiliki biaya instalasi dan operasi yang rendah, kondisi operasi yang aman dengan konsumsi energi yang rendah, tidak menghasilkan produk samping berbahaya, dan stabil pada waktu yang relatif lama, serta memiliki daya degradasi gas polutan yang tinggi. Efek laju alir, kandungan air serta perbandingan penggunaan nutrisi alami dan sintetik pada kompos yang ditambahkan nitrobacter, sp diteliti pada penelitian ini selama 9 jam dengan sistem aliran batch. Penurunan konsentrasi N2O hasil dari biofiltrasi dianalisis dengan kromatografi gas (GC), sedangkan kompos sebagai medium filter dianalisis dengan metode Total Plate Count (TPC) untuk mengetahui peningkatan jumlah bakteri hasil biofiltrasi. Hasil penelitian menunjukkan efisiensi reduksi N2O terbaik didapatkan pada laju alir terkecil 72 cc/menit kandungan air 60% dengan penggunaan nutrisi sintetik untuk kompos yang ditambahkan nitrobacter,sp sebesar 75,9 %.

Biofiltration is the last technology pollution control for removal N2O with compost as medium filter. This technology has advantages such as low installation and operation cost, secure operation , low energy consumption, good stability and able to remove pollutant with high efficiency. Effects of N2O flowrate, water content, and usage nature and synthetic nutrient supplement in compost which is adding Nitrobacter,sp will be investigated towards to N2O gas reduction efficiency for 9 hours in bacth system. Decreasing concentration of N2O was analyzed with Gas Cromatograph (GC) and Increasing quantity of microorganism in compost as filter material was analyzed with Total Plate Count (TPC). The result indicates that the highest N2O gas reduction efficiency is obtained under biofilter length 50 cm and gas flow rate 72.02 cc/min and 60% water content as conditions for removal efficiency was achieved. The result shows that N2O gas removal efficiency could be optimized by adding synthetic nutrient supplement in compost which's been mixed with Nitrobacter,sp, hence 75.9 % of removal efficiency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51781
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Surya Utami
"ABSTRAK
Gas nitrogen oksida antara lain adalah NO, NO2, dan N2O mempunyai peranan penting dalam perubahan kimia pada lapisan ozon. Dinitrogen monoksida (N2O) merupakan gas rumah kaca yang harus mendapat perhatian karena memiliki potensi pemanasan global yang besar. Biofiltrasi adalah proses pengolahan polutan gas di dalam suatu unggun medium, dan polutan akan mengalami degradasi oleh mikroorganisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem biofilter dalam mereduksi emisi gas buang N2O melalui pemanfaatan kompos sebagai medium filter, dengan melakukan kajian pada parameter-parameter operasi biofilter serta penyusunan model biosorpsi dan biodegradasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek karakteristik medium dan kinerja medium sebagai filter dalam mereduksi polutan gas N2O, medium kompos berbasis kotoran kambing lebih baik daripada medium kompos berbasis kotoran sapi, dengan rata-rata efisiensi reduksi mencapai 65% dan stabil hingga 200 jam pada kedalaman medium 100 cm, laju alir gas N2O 88 cm3/menit, dan kandungan air 60%. Proses biofiltrasi gas N2O dengan medium kompos dapat dimodelkan dengan baik oleh model kinetika berbasis mekanisme Michaelis-Menten Adsorpsi, dengan parameter kinetika VMax, KM, dan KN2O berturut-turut adalah 14,847 g/m3.jam ; 0,131 g/m3 ; 1,343 x 10-3 m3/g untuk medium kompos ruah, dan 461 g/m3.jam ; 558 g/m3 ; 0,22 m3/g untuk medium pelet kompos.

ABSTRACT
Nitrogen oxides i.e. NO, NO2, and N2O have an important role in chemical changes in the ozone layer. Nitrous oxide (N2O) is a greenhouse gas that should get attention because it has a great potential for global warming. Biofiltration is the processing of gas pollutants in a medium bed, and pollutants will be degraded by microorganisms. This research aims to develop a biofilter system to reduce N2O emissions using compost as a filter medium, by studying the parameters of biofilter operation as well as the developing of biosorption and the biodegradation model.
The results show that in term of medium characteristics and the performance in reducing N2O, goat manure-based compost medium is better than cow manure-based compost medium, with an average removal efficiency reached 65% and stable up to 200 hours at medium depth of 100 cm, N2O gas flow rate of 88 cm3/minute, and water content of 60%. Biofiltration of N2O with manure-based compost medium can be well modeled by the kinetic based model of Michaelis-Menten for adsorption mechanism, with kinetics parameters VMax, KM, and KN2O 14,847 g/m3.hour ; 0,131 g/m3 ; 1,343 x 10-3 m3/g for bulk compost, and 461 g/m3.hour ; 558 g/m3 ; 0,22 m3/g for pelletized compost.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
D1338
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Josia
"Dinitrogen Monoksida (N2O) merupakan emisi dari proses industri dan kegiatan pertanian. Gas tersebut merupakan gas polutan berbahaya dan menyebabkan masalah lingkungan yang serius seperti pemanasan global. Sebelumnya, teknologi kontrol tradisional seperti selective catalytic reduction (SCR) dan selective non-catalytic reduction (SNCR) digunakan untuk mengontrol emisi N2O pada kegiatan-kegiatan industri. Akan tetapi, kedua proses ini membutuhkan suhu yang tinggi dan penggunaan katalis. Selain itu, proses ini membutuhkan biaya instalasi dan operasi yang tinggi, serta menghasilkan produk buangan dalam jumlah cukup besar sehingga mengharuskan pemilik pabrik untuk membayar biaya pembersihan dan pembuangan. Adanya masalah dari segi ekonomi dan teknis memotivasi peneliti untuk mengembangkan teknologi baru yang lebih murah dan efisien untuk menghilangkan N2O dari gas buangan. Pengolahan N2O secara biologis adalah salah satu alternatif yang digunakan dalam penghilangan sampah industri dan ramah lingkungan. Sistem pengolahan biologis bisa beroperasi pada suhu ambien dengan menggunakan inokula mikroba yang murah. Pada skripsi ini, penulis akan menyelidiki pengaruh parameter operasional seperti panjang kolom, laju alir terhadap efisiensi penghilangan N2O. Biofilter yang digunakan dalam penelitian ini merupakan peralatan dalam skala kecil. Sumber gas N2O yang berasal dari tabung gas N2O dalam udara yang dilewatkan ke dalam kolom biofilter dengan panjang 50 cm dan diresirkulasi dengan pompa peristaltik. Kolom biofilter tersebut berisi media filter berupa pupuk kompos dengan panjang tertentu. Proses resirkulasi gas beroperasi selama 6 jam dalam satu hari yang kemudian akan dianalisa konsentrasinya pada setiap jam. Analisa konsentrasi gas dilakukan dengan menggunakan kromatografi gas jenis TCD. Hasil dari analisa gas tersebut kemudian akan dilaporkan dalam skripsi ini sesuai dengan parameter operasional yang dipilih sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reduksi gas N2O yang terbaik didapatkan pada panjang kolom biofilter dan laju alir gas N2O tertinggi yakni pada 50 cm dan 200 cc/menit dengan hasil pengurangan sebesar 70.22%. Nilai efisiensi reduksi ini telah diteliti dengan memvariasikan panjang biofilter setinggi 10, 15, 25, 45, dan 50 cm. Hasil terbaik pada variasi panjang biofilter kemudian divariasikan pada laju alir 25, 32.14, 50, 100, 200 cc/menit. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa efisiensi reduksi gas N2O dapat dioptimalkan dengan penambahan nutrisi pada panjang kolom dan laju alir gas N2O terbaik sehingga efisiensi reduksi gas N2O mencapai 91.49%. Penelitian dapat dimodelkan dalam adsorpsi isotermis Langmuir. K Langmuir yang didapatkan pada penelitian ini adalah 16.006 liter/mol.

Nitrous oxide (N2O) is mostly emitted from various industrial processes and agricultural activities. This gas causes serious environmental problems such as global warming and is considered as a dangerous pollutant. In the past, traditional control technologies, such as selective catalytic reduction (SCR) and selective non catalytic reduction (SNCR), were applied to control N2O emissions in some industries. However, these two processes required high temperatures and the use of catalysts, involving high installation and operation costs as well as generating a large quantity of secondary waste. Economic and technical constraints in SCR and SNCR methods motivated researchers to develop new, cost-effective processes to remove N2O. Biofiltration is an emerging technology that offers a number of advantages over traditional methods of air pollution control. Besides of its highly efficient removal of pollutants and low operating cost, it does not generate undesirable byproducts and it degrades many organic and inorganic compund into harmless oxidation products. In this paper, effects of operational parameters such as column length, gas flow rate, and usage of nutrition towards N2O reduction efficiency will be observed. The biofilter used in this research is a laboratory scaled instrument. The N2O gas is fed from the top of the column under the length of 50 cm and is recirculated using peristaltic pump for 6 hours a day. The packing material used in this research is compost from cow manure and is filled under a certain column height. The N2O concentration in the off-gas is monitored using GC TCD (Gas Chromatography Thermal Conductivity Detector), which was pre-adjusted and calibrated before the experiments were conducted. The result from the gas analysis detected by GC will be further reported in this paper accordingly with the operational parameters chosen before. The result of this research shows that the highest N2O gas reduction efficiency is obtained at the highest biofilter length and N2O gas flowrate, under biofilter length= 50 cm and gas flow rate = 200 cc/min conditions, 70.22% of removal efficiency was achieved. This is observed by varying biofilter lengthset at 10, 15, 25, 45, and 50 cm. The highest removal efficiency from this variation will further served as a baseline for gas flow rate variation set at 25, 32.14, 50, 100, 200 cc/min. The result also shows that N2O gas removal efficiency could be optimized by adding nutritional supplement, hence 91.49% of removal efficiency was achieved under the highest biofilter length and N2O gas flowrate. This research can be modelled into Langmuir adsorption isotherm formula whereas the K obtained in this research is 16.006 liter/mol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49690
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mei Linda
"Biofiltrasi skala laboratorium dilaksanakan dengan tujuan untuk mengevaluasi pengaruh kedalaman medium filter dan waktu inkubasi dengan larutan nutrisi sintetik terhadap efisiensi reduksi N2O dan pertumbuhan mikroorganisme di dalam kompos berbasis kotoran kambing. Selain itu, diteliti juga pengaruh perubahan sifat fisis medium sebelum dan setelah biofiltrasi terhadap profil efisiensi reduksi yang dihasilkan. Penelitian dilakukan pada laju alir konstan sebesar 88 cc/menit dengan sistem aliran batch selama 12 jam. Efisiensi reduksi N2O terbaik dicapai sebesar 78,63% oleh kompos kedalaman 100 cm, dan 100% dengan sifat fisis paling stabil untuk kompos yang diinkubasikan selama 131 jam. Hasil kualitatif dan kuantitatif mikroorganisme di dalam kompos dengan uji SEM dan TPC menunjukkan bahwa kompos yang diinkubasi memiliki jumlah mikroorganisme terbanyak, disusul oleh kompos kering yang digunakan untuk biofiltrasi pada variasi kedalaman dan kompos awal.

A laboratory-scale biofiltration was conducted to evaluate the effects of depth and incubation length by synthetic nutrition of goat-manure base bulk compost on the removal efficiency of N2O and the growth of microorganisms in the compost. Change of medium properties before and after biofiltration and the effects to reduction efficiency profile were also examined. Research was carried out at constant flow rate of 88 cc/min using batch flow system for 12 hours. The highest N2O removal efficiency is obtained at 78,63% for 100 cm-depth and 100% with the most stable physical properties for 131 hour-incubation time. Qualitative and quantitative observation of microorganisms in the compost observed by SEM and TPC showed the incubed compost had the most quantity of microorganisms, followed by dry compost used in depth variation and the initial compost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51681
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rahayu
"Kompos sebagai media biocover merupakan salah satu opsi untuk mengurangi gas metana pada landfill. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik kompos UPS Hanggar 4 dan pengaruh pemadatan terhadap penyisihan metana oleh kompos. Penelitian dilakukan secara batch selama 35 hari dengan variasi pemadatan 750, 800, 850 dan 900 kg/m3. Ketinggian media 80 cm dan menggunakan artificial gas dengan komposisi 50% metana dan 50% CO2.
Hasil penelitian menunjukkan kompos memiliki karakteristik yang tidak memenuhi kriteria sebagai kompos matang sesuai dengan SNI 19-7030-2004 dan media biocover. Namun, pre-treatment dapat meningkatkan kualitas kompos. Pemadatan 900 kg/m3 memiliki kemampuan penyisihan dan kapasitas eliminasi metana tertinggi yaitu 98,31%±3,6% dan 13,98±4,32 g/m3/jam.

Compost as biocover media is one of the options to reduce methane on landfill. The purpose of this study is to determine the characteristic of compost UPS Hanggar 4 and the effect of compaction on the elimination of methane by compost. This study was conducted in batches for 35 days with variation of compaction: 750, 800, 850, and 900 kg/m3. The height of medium is 80 cm and utilizing artificial gas with a composition of 50% each for methane and CO2.
The results showed compost has characteristics that do not meet the criteria as mature compost in accordance with SNI 19-7030-2004 and biocover requirement. However, pretreatment can improve the quality of compost. Compaction of 900 kg/m3 has the highest removal efficiency and elimination capacity which is 98,31%±3,6% and 13,98±4,32 g/m3/hour, respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56500
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Winda Anggreni
"Salah satu teknologi pencegahan persebaran Volatile Organic Compounds (VOCs), khususnya gas benzena yang berasal dari fasilitas pengomposan, adalah biofilter. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pengaruh variasi ukuran media pada biofilter selama proses aklimatisasi dengan menggunakan media filter berupa kompos yang berukuran <2,38 mm (lolos saringan 8) dan berukuran di antara 2,38-4,76 mm (antara saringan 8 dan 4). Gas benzena yang digunakan sebagai gas inlet berasal dari larutan benzena yang terevaporasi dengan laju alir 1 liter/menit kemudian dicampur dengan uap air dari humidifier. Media kompos yang digunakan berasal dari Unit Pengolahan Sampah yang telah memenuhi Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik (SNI 19-7030-2004). Selama percobaan proses aklimatisasi yang dijalankan selama 16 hari, biofilter dengan media kompos berukuran <2,38 mm atau media 1 menghasilkan nilai rata-rata Removal Efficiency (RE) sebesar 70,2% dengan nilai RE maksimum sebesar 99,8% pada hari ke-6 dan RE minimum sebesar 20,3% pada hari ke-14. Sedangkan percobaan biofilter dengan ukuran media yang sama pada percobaan kedua selama 6 hari menghasilkan nilai rata-rata RE sebesar 92,9% dengan nilai RE maksimum sebesar 99,7% pada hari ke-3 dan RE minimum sebesar 79,9% pada hari ke-4. Sedangkan percobaan biofilter dengan media kompos berukuran di antara 2,38-4,76 mm atau media 3 selama 10 hari menghasilkan nilai rata-rata RE sebesar 68,9% dengan nilai RE maksimum sebesar 97,4% pada hari ke-1 dan RE minimum sebesar 26,3% pada hari ke-6. Removal Efficiency (RE) pada media 2 lebih besar dibandingkan RE pada media 3 sebab porositas media 2 lebih besar dibandingkan media 3, sehingga waktu kontak gas benzena dengan media filter lebih lama dan proses adsorpsi dapat terjadi secara maksimal.

Biofilter is considered as one of a leading technology that can prevent the spread of Volatile Organic Compounds (VOCs), especially benzene gas from composting facilities. The aim of this study is to analyze the influence of media size of biofilter during acclimatization process using compost <2.38 mm (sieve 8) and between 2,38-4,76 mm (between sieve 8 and 4). Benzene gas used as inflow was obtained from evaporation of benzene solution with 1 liter/min flow combined with water vapor generated from a humidifier. Compost media originated from Unit Pengolahan Sampah was in agreement with Organic Compost Spesifications from Domestic Waste (SNI 19-7030-2004). During acclimatization process of 16 days, biofilter with media-sized compost <2.38 mm or media 1 produced an average value of Removal Efficiency (RE) at 70,2% with a maximum value of RE at 99,8% on the sixth day and the minimum value of RE at 20,3% on the fourteenth day. The same biofilter size in another experiment for 6 days produced an average value of RE at 92,9% with a maximum value of RE at 99,7% on the third day and the minimum value of RE at 79,9% on the fourth day. Meanwhile, the biofilter with media-sized compost between 2,38-4,76 mm or media 3 for 10 days produced an average value of RE at 68,9% with a maximum value of RE at 97,4% on the first day and a minimum value of RE at 26,3% on the sixth day. Removal Efficiency on media 2 is greater than media 3 because the porosity of media 2 is larger than media 3, so the contact time between benzene gas and media 2 is longer than media 3 and adsorption process can able to work maximumly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35888
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Septi Nugraheni
"Pencemaran udara akibat gas rumah kaca (GRK) yang meningkat tiap tahun menyebabkan diperlukannya suatu inventarisasi emisi untuk mengetahui besarnya emisi GRK. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa sumber emisi GRK beserta karakteristiknya di Kecamatan Beji dan Cimanggis, mengestimasi jumlah emisi GRK, serta memetakan emisi GRK. Penelitian dilakukan dengan metode inventarisasi emisi sesuai dengan IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories tahun 2006 untuk sumber area dan sumber titik, sedangkan emisi GRK dipetakan menggunakan Sistem Informasi Geografis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelurahan Tugu di Kecamatan Cimanggis mengemisikan GRK terbesar sumber area dari permukiman dengan nilai emisi CO2, CH4, dan N2O masing-masing sebesar 49.822.433,7 kg; 171,07 kg; dan 17,49 kg. Sedangkan untuk sumber titik dari kegiatan industri, Kecamatan Cimanggis menyumbang emisi GRK terbesar dengan nilai emisi CO2, CH4, dan N2O masing-masing sebesar 7.877.852.787,01 kg; 124.787,18 kg; dan 12.542,18 kg.

Air pollution caused by greenhouse gas (GHG) that increases each year makes an emission inventory is needed to know how much GHG emission. This study aims to analyze the source of GHG emission and its characteristic in Beji and Cimanggis District, estimates GHG emitted, and maps GHG emission. This study uses an emission inventory method from IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories 2006 for area source and point source, and GHG emission is mapped with Geographic Information System.
The result shows that Tugu Village in Cimanggis District emits the biggest GHGs for area source from residential with emission values for each CO2, CH4, dan N2O are 49.822.433,7 kg; 171,07 kg; dan 17,49 kg. For point source from industrial activity, Cimanggis District emits the biggest GHGs with emission values for each CO2, CH4, dan N2O are 7.877.852.787,01 kg; 124.787,18 kg; dan 12.542,18 kg.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54973
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Tania Surya Utami
"Nox terbentuk dari kombinasi N2 dan O2 paa temperatur dan tekanan tinggi yang terjadi pada proses pembakaran bahan bakar. Sumber NOx diantarannya adalah NO, NO2 dan N2O mempunyai peranan penting dalam perubahan kimia dari lapisan ozon."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
UI-JURTEK 23:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>