Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197945 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arief Agung L.
"Salah satu upaya ECBM adalah dengan menginjeksikan gas nitrogen ke dalam reservoir CBM. Gas nitrogen yang diinjeksikan ke dalam reservoir batubara tersebut teradsorp seiring dengan berkurangnya CH4 di dalam reservoir tersebut. Oleh sebab itu, diperlukan informasi mengenai karakteristik adsorpsi N2 pada batubara Indonesia, mengingat Indonesia memiliki potensi CBM yang cukup besar, yaitu 450 TCF. Dalam penelitian ini, digunakan sampel batubara Barito dan Ombilin sebagai adsorben. Kapasitas adsorpsi N2 pada batubara Indonesia diperoleh dengan adsorpsi tekanan tinggi dengan variasi kandungan air pada temperatur 25°C - 55°C dan tekanan 0 atm - 60 atm. Dari penelitian ini diperoleh bahwa kapasitas adorpsi N2 pada batubara Barito 6,85 % hingga 16,92 % lebih banyak daripada batubara Ombilin. Selain itu, peningkatan temperatur dapat menurunkan kapasitas adsorpsi hingga 8,96 %. Kandungan air pada batubara juga dapat menyebabkan penurunan kapasitas adsorpsi 11,6 % hingga 11,8 %. Data eksperimen yang direpresentasikan dengan model Ono-Kondo menghasilkan deviasi hingga 11,75 % AAD.

Injecting high pressure nitrogen into CBM reservoir is one of ECBM methods. The nitrogen injected into CBM reservoir will be adsorbed on coal surface, while partial pressure of methane decreases. The consequences, we need information about nitrogen adsorption capacity on Indonesian coal, considering that Indonesia has 450 TCF CBM potential. Barito and Ombilin coal are used as adsorben. Nitrogen adsorption capacity obtained by doing high pressure adsorption using water content variation at temperature 25°C - 55°C and pressure 0 atm ' 60 atm. This experiments results that N2 adsorption capacity on Barito coal is 6,85 % - 16,92 % higher than Ombilin coal. Additionally, increasing temperature cause decreasing N2 adsorption capacity on coal as much as 8,96 %. Water content also decreases adsorption capacity as much as 11,6 % up to 11, 8%. This experiment data correlated using Ono-Kondo model results in deviation up to 11,75 % AAD."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52244
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwira Satria Arby
"Nitrogen oksida NOx merupakan salah satu gas pencemar udara yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Gas nitrogen oksida yang paling banyak ditemukan di udara yaitu nitrogen monoksida NO dan nitrogen dioksida NO2. Gas NOx di udara yang sebagian besar berasal dari gas buang perlu dikurangi kadarnya untuk mengurangi bahaya yang dapat ditimbulkan bagi manusia dan lingkungan serta memenuhi regulasi regulasi yang berlaku terkait bahayanya. Proses absorpsi dengan kontaktor membran merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi kadar NOx yang ada di udara. Penelitian ini akan mempelajari proses absorpsi pada kontaktor membran serat berongga (polysulfone) menggunakan pelarut sodium klorat (NaClO3) dan sodium hidroksida NaOH. Gas umpan NOx akan dialirkan menuju bagian dalam serat membran tube, sedangkan bagian shell diisi oleh larutan campuran NaClO3 dan NaOH yang bersifat statis. Variabel bebas yang diuji yaitu laju alir gas umpan NOx antara 100 200 mL/menit, konsentrasi NaClO3 antara 0,02 0,1 M, serta jumlah serat membran 50, 100, 150. Nilai tertinggi untuk efisiensi penyerapan NOx, koefisien perpindahan massa, dan fluks perpindahan yang diperoleh pada penelitian ini yaitu 99,69%, 0,01743 cm/s, 9,510 x 10-8 mmol/cm2.s, secara berurutan.

Nitrogen oxide NOx is one of the air polluting gases that is harmful to human and environment. Nitrogen oxide gases which is commonly found in the atmosphere air are nitrogen monoxide (NO) and nitrogen dioxide (NO2). NOx needs to be reduced from flue gas in order reduce the effect which could harm human and the environment and also to fulfill regulations related to NOx amount standard due to its hazardous nature. Absorption process by utilizing membrane contactor can become one of the alternative to reduce the NOx amount from the flue gas. This research will study the absorption process by utilizing a hollow fibre membrane contactor using sodium chlorate NaClO) and sodium hydroxide (NaOH) as the absorbent. NOx feed gas is flowed into the inner side of the fiber membrane tube, and the outer side of the fiber shell will be filled with NaClO3 and NaOH. The independent variables tested were gas flow rate between 100 200 mL/min, concentration of NaClO3 between 0,02 0,1 M and amount of membrane fibres of 50, 100, and150. The highest values of NOx absorption efficiency, mass transfer coefficient and mass transfer flux achieved in the study were 99,69%, 0,01743 cm/s, 9,510 x 10-8 mmol/cm2.s, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silviana
"Daerah penelitian terletak di Tambang Air Laya Barat, Kabupaten Muara Enim yang termasuk ke dalam Cekungan Sumatera Selatan. Tujuan penelitian adalah menentukan geometri lapisan batu bara, mengestimasi sumber daya batu bara, menentukan kualitas batu bara, dan menentukan potensi Gas Metana Batu Bara (GMB). Hasil penelitian menggunakan perangkat lunak minescape terdapat enam seam batu bara dengan arah strike barat – timur dan arah dip ke utara. Hasil seluruh estimasi sumber daya batu bara menggunakan metode circular USGS untuk sumber daya tereka 2305472 ton, sumber daya tertunjuk 15314260 ton, dan sumber daya terukur 29361800 ton. Total keseluruhan adalah 46981532 ton. Peringkat seluruh seam batu bara menggunakan klasifikasi ASTM D 388 – 1999 adalah High Volatile B Bituminous. Kualitas baik untuk seam A1, A2, B1, dan B2 berada di sekitar utara, sedangkan seam B dan C di sekitar tengah. Potensi GMB ditentukan dari metode persamaan modifikasi Kim oleh Sobarin, hasil rata-rata kandungan gas adalah 73.61 scf/ton berpotensi sedang. Hasil kalkulasi Gas In Place (GIP) menggunakan persamaan Mavor dan Nelson menunjukkan rata-rata seam C lebih besar yaitu 850.35 BcF daripada seam lainnya. Area yang berpotensi GIP berada di utara daripada selatan dan di sekitar titik bor NUR_062.

The research area is located in Tambang Air Laya Barat field, Muara Enim District which is part of South Sumatera Basin. The objectives of research are determine geometry of coal seams, estimate coal resources, determine coal qualities, and determine potential of Coal Bed Methane (CBM). The result using software minescape, contained six coal seams with strike direction are west – east and dip direction are north. The result total coal resources estimation using circular USGS method for inferred resource is 2305472 tonnes, indicated resources are 15314260 tonnes, and measured resources are 29361800 tonnes. The total estimation are 46981532 tonnes. The rank of all coal seams using ASTM D 388 – 1999 are High Volatile B Bituminous. Good coal quality for seam A1, A2, B1, and B2 are around north, while seam B and C are around middle. The potential of CBM determined by modified Kim’s method by Sobarin, the result have average gas content is 73.61 scf/ton which is moderate. The result of calculation Gas In Place (GIP) using Mavor and Nelson equation show the average seam C is greater than other seams which is 850.35 BcF. The potential area of GIP is at north than south and located around drillhole NUR_062"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frezer, Ronald
"Skripsi ini membahas tentang peristiwa adsorpsi gas nitrogen dan metana pada suatu padatan adsorben dalam hal ini zeolit alam Malang. Adapun penelitian ini dapat digunakan sebagai aplikasi untuk proses pemisahan gas alam dari nitrogen ataupun dapat digunakan untuk proses penangkapan kembali gas metana di dalam gas buang. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari preparasi zeolit, persiapan peralatan Adsorpsi Isotermis, adsorpsi isotermis N2, adsorpsi gas CH4, pemodelan adsorpsi gas N2 dan CH4 dengan model BET.
Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi zeolit dalam mengasorpsi nitrogen dan metana lebih besar pada suhu 30°C dibandingkan pada suhu 40°C dan 50°C pada kondisi tekanan yang sama, dimana kapasitas adsorpsi pada tekanan 900 Psia (6 MPa) untuk gas nitrogen adalah 2,55 mmol/g zeolit, 2,43 mmol/g zeolit dan 2,20 mmol/g zeolit untuk temperatur 30°C, 40°C dan 50°C secara berturut-turut sedangkan kapasitas adsorpsi pada tekanan 900 Psia untuk gas metana adalah 3,02 mmol/g zeolit, 2,90 mmol/g zeolit dan 2,22 mmol/g zeolit untuk temperatur 30°C, 40°C dan 50°C secara berturut-turut.
Pemodelan BET yang digunakan dalam merepresentasikan data hasil uji percobaan menunjukkan persentase deviasi rata-rata (% AAPD) untuk Model BET pada adsorpsi gas nitrogen adalah adalah 1,69 dan gas metana adalah 4,16. Selektivitas zeolit pada suhu 30°C ditunjukkan dengan adanya harga yang maksimum dari perbandingan CH4ads/N2ads sebesar 1,15 pada 3 Mpa. Pada suhu 40°C diperoleh dengan tekanan tinggi maka daya adsorpsinya menurun, dengan tekanan maksimum 1 Mpa yaitu 1,27, dan pada suhu 50°C didapatkan bahwa zeolit lebih mudah menyerap nitrogen dibandingkan metana.

This 'skripsi' describes about adsorption of nitrogen and methane experiments into solid like Malang natural zeolite. The information gathered in this research can be used for natural gas separation from nitrogen or can catch methane in the off-gases. The experiment methods used involves preparation of zeolite, preparation of isotherm adsorption's equipment, isotherm adsorption N2, isotherm adsorption CH4, and the modelling of nitrogen and methane adsorption using BET's Model.
The results show that the adsorption capacity of nitrogen and methane on zeolite is greater at 30°C than 40°C and 50°C for the same pressure condition. Adsorption capacity of nitrogen at 900 Psia(6 MPa) are 2.55 mmol/g zeolite, 2.43 mmol/g zeolite, 2.20 mmol/g zeolite at 30°C, 40°C and 50°C respectively. Meanwhile, the adsorption capacity of methane at 900 Psia(6 MPa) are 3.02 mmol/g zeolite, 2.90 mmol/g zeolite, 2.22 mmol/g zeolite at 30°C, 40°C and 50°C respectively.
Modeling of BET in representing the data shows that, the average Absolute Percent Deviation (% AAD) of BET Model is 1.69% for nitrogen adsorption and 4.16% for methane adsorption. Selectivity of zeolite at 30°C is shown by a maximum value of ratio CH4/N2 = 1.15 at 3 MPa. At 40°C, ratio of CH4/N2 decreases as the pressure increases, and its maximum value is 1.27 at 1 MPa. Different phenomena occurs at 50°C, when adsorption capacity of methane is less than of nitrogen.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52226
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Byan Muslim Pratama
"ABSTRAK
Kelas batubara dianggap sebagai parameter utama yang mempengaruhi kapasitas adsorpsi metana (Kim, 1993). Batubara yang digunakan adalah batubara Lignit, Sub-Bituminus dan Bituminus yang diklasifikasi sesuai dengan ASTM D388 berdasarkan kandungan volatilnya yaitu antara (0-65 %wt) dalam basis DMMF. Penelitian ini dilakukan pada temperatur isotermal pada temperatur konstan pada suhu ± 50oC, dengan variasi tekanan dari 0.7 MPa hingga 6,4 MPa. Hasil uji adsorpsi menunjukkan bahwa secara umum semakin meningkatnya kelas batubara maka semakin tinggi adsorpsi yang dihasilkan, pada batubara Lignit titik puncak minimal pengujian adsorpsi isotermal batubara sebesar 2,42 m3/ton dan titik puncak maksimalnya adalah 8,56 m3/ton, batubara Sub-Bituminus titik puncak minimal sebesar 4,87 m3/ton dan titik puncak maksimalnya mencapai 12,52 m3/ton, dan batubara Bituminus titik puncak minimal sebesar 4,93 m3/ton dan titik puncak maksimalnya adalah 13,41 m3/ton. Pada analisa proksimat kandungan air dan kandungan abu tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap daya adsorpsi, kadar karbon batubara cenderung meningkat seiring meningkatnya adsorpsi gas metana, sedangkan kandungan volatilnya semakin menurun seiring meningkatnya daya adsorpsi batubara.

ABSTRACT
Coal Rank is considered as the main parameter affecting the adsorption capacity of methane (Kim, 1993). Coal used is Lignite coal, Sub-Bituminous coal and Bituminous coal Where the coal are classified in accordance with ASTM D388 under volatile content between (0-65 wt%) in DMMF based. The research was carried out at isothermal temperature at a constant operating temperature at 50oC, with variations in pressure from 0.7 MPa to 6.4 MPa. The results of adsorption tests showed that in general affect the grade of coal to coal methane adsorption in which the increasing grade, the higher adsorption of coal produced, the coal on the cusp of a minimum of Lignite coal adsorption isotherm testing of coal is 2.42 m3/ton cusp the maximum is 8.56 m3/ton, Sub-bituminous coal cusp minimal adsorption isotherm testing of coal is 4.87 m3/ton cusp maximum is 12.52 m3/ton and minimum peak point of bituminous coal adsorption isotherm testing of coal is 4.93 m3/ton peak maximum is 13.41 m3/ton. In the analysis proximate moisture content and ash content had no significant effect on the adsorption, the fixed carbon of coal tends to increase with increasing adsorption of methane gas, whereas the more volatile levels decreased with increasing adsorption of coal."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43054
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Falah Riski Kuskendrianto
"ABSTRAK
Nitrogen sebagai unsur yang banyak terdapat di alam dapat dimanfaatkan sebagai gas yang diserap untuk membantu dalam mengkarakterisasi material, khususnya pada permukaan material. Menurut Brunauer-Emmet-Teller (BET) teori, nitrogen digunakan sebagai gas pengkarakterisasi material karena kemampuan pada kemurniannya yang tinggi dan dapat berinteraksi dengan zat padat. Sejauh ini BET hanya menghasilkan data berupa sifat kuantitatif namun tidak menunjukkan fenomena-fenomena yang dapat terlihat oleh karena itu, digunakan simulasi dinamika molekuler dan membuat pemodelannya untuk mengamati fenomena yang terjadi pada saat adsorpsi nitrogen pada silika amorf yang merupakan material berpori dengan luas permukaan yang besar. Pada penelitian ini simulasi dinamika molekuler yang dilakukan diatur dalam keadaan isotermis, dimana temperatur yang digunakan sebanyak 3 variabel yakni : 77 K, 100 K, dan 150 K pada variasi tekanan yang digunakan 1,3,5,7,  dan 10 atm. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari simulasi menunjukkan pada saat temperatur 77 K memiliki kemampuan yang optimal dalam mengadsorpsi nitrogen dibandingkan temperatur 100 K dan 150 K.

 


Nitrogen as an element that is widely found in nature, can be used as a gas that is absorbed to help characterize materials, especially on the surface of the material. According Brunauer-Emmet-Teller (BET) is a theory where nitrogen is used as a gas characterizing material because of its ability to high purity and can interact with solid elements. So far, BET only produces data in the form of quantitative properties but does not show phenomena that can be seen, because of that, molecular dynamics simulations can be done and modeling it to observe the phenomenon that occurs during nitrogen adsorption in amorphous silica which is a porous material with a large surface area. In this study the molecular dynamics simulations are arranged in a state of isotherm, where the temperature used is 3 variables: 77 K, 100 K and 150 K in the variation of pressure used 1, 3, 5, 7, and 10 atm. Based on the results obtained from the simulation, it was found that on 77 K temperature had the optimal ability to adsorb nitrogen compared to 100 K and 150 K."

2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akmal Daffari
"Coalbed methane (CBM) adalah gas alam dengan kandungan utama gas metana (CH4) yang terkandung di dalam pori-pori permukaan pada matriks lapisan batubara. Indonesia saat ini memiliki cadangan CBM sebesar 453 Tcf (6% cadangan CBM dunia) yang tersebar pada 11 coal basin dan merupakan sumber energi alternatif yang besar. Sumber energi ini dapat dimanfaatkan bagi Indonesia sebagai salah satu solusi untuk pemenuhan kebutuhan energi nasional. Maka dari itu informasi mengenai kapasitas adsorpsi batubara Indonesia, terutama adsorpsi gas metana sangat diperlukan untuk memprediksi kandungan gas pada reservoir tersebut. Prediksi adsorpsi metana pada batubara Indonesia ini dilakukan menggunakan metode Simplified Local Density-Peng Robinson yang mana memiliki kapabilitas untuk memprediksi adsorpsi metana tekanan tinggi pada fasa superkritis yang ditemukan pada Coalbed methane. Pengembangan model yang dilakukan meliputi dua parameter yang di optimasi yakni, densitas adsorben dan volume pori adsorben (V). Penelitian ini, jenis batubara Indonesia yang akan digunakan adalah Barito dan Ombilin dengan tekanan tinggi diatas suhu kritis yakni pada rentang 30oC-60oC dan pada tekanan 0,79-6,27 Mpa. Berdasarkan hasil simulasi, didapat rentang volume pori adsorben Barito dan Ombilin diantara 0,0126 – 0,0205 ml/g dan batubara Barito pada suhu 30oC tekanan 5,9 MPa memiliki kapasitas adsorpsi metana tertinggi pada batubara Indonesia yang diuji dengan kapasitas 4,8601 mg/g. Pemodelan Simplified Local Density-Peng Robinson dapat merepresentasikan adsorpsi metana pada batubara Indonesia dan batubara yang bukan berasal dari Indonesia dengan akurat dengan nilai %AAPD sebesar 1,2386%.

Coalbed methane (CBM) is a natural gas with the main content of methane gas (CH4) contained in the surface pores of the coal seam matrix. Indonesia currently has CBM reserves of 453 Tcf (6% of world CBM reserves) spread over 11 coal basins and is a large alternative energy source. This energy source can be utilized for Indonesia as a solution to fulfill national energy needs. Therefore, information about the adsorption capacity of Indonesian coal, especially methane gas adsorption is needed to predict the gas content in the reservoir. Prediction of methane adsorption in Indonesian coal was carried out using the Simplified Local Density-Peng Robinson method which has the capability to predict high pressure methane adsorption in the supercritical phase found in Coalbed methane. The model development carried out includes two optimization parameters, namely, adsorbent density and adsorbent pore volume (V). In this study, the types of Indonesian coal that will be used are Barito and Ombilin with high pressure above the critical temperature in the range of 30oC-60oC and at a pressure of 0.79-6.27 MPa. Based on the simulation results, the range of the pore volume of the Barito and Ombilin adsorbents is between 0.0126 - 0.0205 ml/g and Barito coal at a temperature of 30oC and pressure of 5.9 MPa had the highest methane adsorption capacity in the tested Indonesian coal with the capacity of 4.8601 mg/g. Simplified Local Density-Peng Robinson modeling can accurately represent methane adsorption on Indonesian coal and coal that is not from Indonesia with the percentage of error (%AAPD) of 1.2386%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Adi Jatmoko
"Lapangan gas X merupakan lapangan produksi gas alam yang memiliki produk samping berupa CO2. Dikarenakan sifatnya yang korosif dan dapat menurunkan nilai jual gas, gas tersebut umumnya akan dibuang ke atmosfer. Akan tetapi CO2 sebenarnya memiliki nilai ekonomis yang tinggi jika dapat dimanfaatkan untuk Enhanced Oil Recovery (EOR). Pada proses injeksi EOR untuk lapangan minyak Y, dibutuhkan CO2 dengan tingkat kemurnian lebih dari 95 %. Tingkat kemurniaan CO2 sangat berperan dalam menentukan banyaknya minyak yang yang dapat dipulihkan sedangkan CO2 dari lapangan gas X hanya memiliki tingkat kemurnian sebesar 76,2 % dengan kandungan air mencapai 16,5 %. Oleh karena itu dibutuhkan proses tambahan untuk dapat menaikkan tingkat kemurnian CO2. Pressure Swing Adsorption (PSA) dan Triethylene Glycol (TEG) Absorption dapat digunakan untuk menghilangkan kandungan air yang terkandung dalam CO2. Setelah dimurnikan, CO2 akan ditransmisikan untuk kemudian digunakan untuk injeksi CO2 sehingga didapat rancangan fasilitas integrasi CO2-EOR yang utuh.
Berdasarkan hasil analisa ekonomi diperoleh penggunaan PSA pada fasilitas integrasi memiliki nilai NPV sebesar 349.376.372,23 USD, IRR sebesar 19,87 % , dengan biaya investasi sebesar 214.918.114 USD . Sedangkan penggunaan TEG memiliki nilai NPV sebesar 390.869.013,8 USD, IRR sebesar 20,37 %, dan biaya investasi sebesar 240.111.000 USD. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan penggunaan PSA dan TEG meskipun memiliki nilai investasi yang besar diperoleh hasil yang paling optimal dari segi net present value (NPV) sebesar 423.392.895,6 USD, Internal return rate (IRR) sebesar 20,71 %, dan payback periode selama 4,06 tahun. Selanjutnya dengan membandingkan skema PSC dan gross split pada penggunaan PSA dan TEG dapat diketahui bahwa gross split lebih optimal dengan nilai NPV sebesar 155 juta USD dan sebesar 19,68 % dibandingkan PSC dengan NPV sebesar 60,53 juta USD dan IRR sebesar 14,32 %. Faktor lain adalah ketahanan terhadap laju produksi minyak dan perubahan harga minyak gross split lebih baik dibanding PSC. Sehingga rancangan fasilitas integrasi CO2-EOR yang paling layak adalah dengan penggunaan Pressure Swing Adsorption (PSA) dan Triethylene Glycol (TEG) Absorption sebagai unit pemurnian CO2 dengan mengunakan skema keekonomian gross split.

The X gas field is a natural gas production field that has a CO2 product. Due to its corrosive nature and can reduce the selling value of gas, the gas will generally be discharged into the atmosphere. But CO2 actually has a high economic value if it can be used for Enhanced Oil Recovery (EOR). In the EOR injection process for the Y oil field, CO2 is needed with a purity of more than 95%. The level of purity of CO2 plays an important role in determining the amount of oil that can be recovered while CO2 from the gas field X only has a purity level of 76.2% with a water content reaching 16.5%. Therefore an additional process is needed to be able to increase the CO2 purity level. Pressure Swing Adsorption (PSA) and Triethylene Glycol (TEG) Absorption can be used to eliminate the water content contained in CO2. Once purified, CO2 will be transmitted and then used for CO2 injection so that a complete design of CO2-EOR integration facilities is obtained.
Based on the results of economic analysis obtained the use of PSA at the integration facility has an NPV value of 349,376,372.23 USD, an IRR of 19.87%, with an investment cost of 214,918,114 USD. Whereas the use of TEG has an NPV value of 390,869,013.8 USD, an IRR of 20.37%, and an investment cost of 240,111,000 USD. Based on the results of the analysis that has been carried out using PSA and TEG even though having a large investment value, the most optimal results obtained in terms of net present value (NPV) of 423,392,895.6 USD, Internal return rate (IRR) of 20.71%, and payback period of 4.06 years. Furthermore, by comparing the PSC and gross split schemes on the use of PSA and TEG, it can be seen that gross split is more optimal with NPV value of 155 million USD and 19.68% compared to PSC with NPV of 60.53 million USD and IRR of 14.32% . Another factor is the resistance to the rate of oil production and the change in gross split oil prices better than the PSC. So that the most feasible design of CO2-EOR integration facilities is to use Pressure Swing Adsorption (PSA) and Triethylene Glycol (TEG) Absorption as CO2 purification units using gross split economic schemes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51906
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Arief Wibowo
"Tingkat produksi minyak bumi Indonesia saat ini kurang lebih sekitar 830 ribu BOPD yang akan semakin menurun apabila tidak terdapat penemuan cadangan baru atau dengan melakukan optimasi pengembangan lapangan tahap lanjut. Dari data Original Oil in Place OOIP , sisa cadangan minyak Indonesia masih memiliki unrecoverable/remaining oil in place sebesar 46,42 milyar barel. Studi Analisis Penerapan Enhanced Oil Recovery EOR Pada Lapangan ldquo;X rdquo; dilakukan untuk mendapatkan 2 dua kandidat metode EOR yang dapat diterapkan dengan melakukan screening metode EOR serta melakukan 2 dua skenario perhitungan evaluasi keekonomian berdasarkan skema Bagi Hasil Production Sharing Contract PSC dan skema Bagi Hasil Gross Split GS dengan mempertimbangkan indikator keekonomian NPV, IRR, POT, dan PI.
Hasil screening metode EOR yang dapat diterapkan pada Lapangan ldquo;X rdquo; yaitu metode injeksi polimer dan injeksi Alkaline Surfactant Polymer ASP . ASP merupakan metode EOR yang tepat untuk dapat diterapkan pada Lapangan ldquo;X rdquo; secara teknis dan keekonomian. Skema Bagi Hasil GS lebih ekonomis dengan revenue sebesar US 659,56 juta, NPV pada tingkat discount rate 10 sebesar US 10,27 juta, IRR sebesar 15,77 , POT selama 6,96 tahun serta PI sebesar 1,29. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi rekomendasi bagi Kontraktor dan Pemerintah dalam menentukan alternatif kebijakan terhadap skema bagi hasil PSC agar penerapan metode EOR dapat dilaksanakan.

Indonesian oil production is currently around 830 thousand BOPD and will decrease if there no new reserves discovery or by doing enhanced recovery optimization. From Original Oil in Place OOIP data, Indonesian remaining oil reserves still have unrecoverable remaining oil in place of 46.42 billion barrels. Study Analysis of Enhanced Oil Recovery EOR Application In Field X was conducted to obtain 2 two candidate EOR methods that can be applied by screening EOR method and performing two scenarios of economic evaluation calculation based on Production Sharing Contract PSC scheme and Gross Split GS scheme considering economic indicators NPV, IRR, POT, and PI.
Screening results of EOR methods that can be applied on Field ldquo X rdquo are Polymer injection and Alkaline Surfactant Polymer ASP injection. ASP is an appropriate EOR method to apply on Field X technically and economically. The GS Sharing Scheme is more economical with revenue of US 659.56 million, NPV at 10 discount rate of US 10.27 million, IRR of 15.77 , POT for 6.96 years and PI of 1.29. This study results are expected to be a recommendation for Contractor and Government in determining the policy alternatives to the PSC revenue sharing scheme in order to implement the EOR method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T49513
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Irwinna
"Limpasan air hujan di perkotaan memiliki kandungan polutan dan logam berat yang tinggi sehingga perlu dilakukan pemurnian agar sesuai baku mutu sebagai alternatif penyediaan air bersih. Bioretensi merupakan solusi yang dapat dilakukan dengan menggunakan media filter dan tanaman air yang efektif untuk meyisihkan polutan dan logam berat dengan salah satu contohnya yaitu tanaman Canna Indica. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk menganalisis penyerapan nitrogen dan logam berat pada setiap bagian tanaman dan penyisihan nitrogen dan logam beratnya. Penelitian ini menggunakan objek studi Kota Bekasi dengan menggunakan kondisi tanaman yang berbeda yaitu dengan menanam bagian akar, bagian akar dan batang, dan tanaman utuh yang terdiri dari akar, batang, dan tanaman untuk menguji parameter logam besi, kadmium, dan nitrogen. Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu untuk efisiensi penyisihan besi dapat mencapai hingga 98,59%, kadmium mencapai 89,59%, dan nitrogen mencapai 65,53%. Penyerapan besi paling tinggi pada tanaman yaitu pada bagian akar, untuk kadmium pada bagian batang, dan nitrogen pada bagian daun. Kombinasi antara media filter dan Canna Indica mampu menyisihkan dan menyerap logam besi, kadmium, dan nitrogen.

Rainwater runoff in urban areas has a high content of pollutants and heavy metals, so it is necessary to carry out purification to conform to quality standards as an alternative to providing clean water. Bioretention is a solution that can be done using filter media and water plants that are effective for removing pollutants and heavy metals with one example being the Canna Indica plant. This study aims to analyze the uptake of nitrogen and heavy metals in each part of the plant and the removal of nitrogen and heavy metals. The sampling is in Bekasi City by using different plant conditions by planting only the roots, roots and stems, and whole plants consisting of roots, stems, and plants to test iron, kadmium, and nitrogen. The results indicated that the bioretention efficiently removed 98.59% of iron (Fe), 89.59% kadmium (Cd), and 65.53% nitrogen (N). The highest absorption of Fe in plants is in the roots, for Cd in the stems, and N in the leaves. The combination of filter media and Canna Indica is able to remove and absorb Fe, Cd, N."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>