Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101173 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isnaeni
"Pengaturan kecepatan superfisial (UG) udara dalam pengembangbiakkan Chlorella vulgaris Buitenzorg sangat diperlukan agar terjadi pemerataan cahaya dan CO2 yang diberikan ke dalam media kultur. Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa semakin tinggi kecepatan superfisial, jumlah sel yang dihasilkan semakin banyak hingga mencapai titik tertentu, peningkatan kecepatan superfisial akan mengakibatkan penurunan jumlah sel yang dihasilkan. Produksi biomassa dan laju pertumbuhan Chlorella vulgaris Buitenzorg mencapai maksimum pada kecepatan superfisial 11, 917 m/h. Energi terbesar yang digunakan selama kultivasi tertinggi pada kecepatan superfisial 6,851 m/h dan terrendah pada kecepatan superfisial 11,917 m/h. Pencahayaan alterasi dilakukan sebagai pembanding dan dilakukan pada kecepatan superfisial 8,875 m/h menghasilkan laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pada pencahayaan kontinyu pada kecepatan superfisial yang sama. Namun, tidak lebih tinggi dibandingkan dengan pencahayaan kontinyu pada kecepatan superfisial yang optimum.

Arrangement of superficial velocity (UG) in Chlorella vulgaris Buitenzorg cultivation very need so that happen light generalization and CO2 that given into culture media. From research, got that speed excelsior superficial, cell total that produced more and more up to achieve certain points, enhancement of superficial velocity will cause cell total depreciation that produced. Production biomass and growth rate Chlorella vulgaris Buitenzorg achieve maximum at a speed of superfisial 11,917 m/h. Biggest energy that is used during cultivation highest at a speed of superficial 6,851 m/h and low at a speed of superficial 11,917 m/h. Alteration illumination at a speed of superficial 8,875 m/h produce growth rate higher is compared with in continuous illumination at a speed of superficial same, but not higher than continuous illumination at a superficial velocity optimum."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S51830
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yoffi Twidawita Puteri
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nissa Gema Nusantari
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tiga buah reaktor, masing-masing dengan volume sebesar 6 liter, yang disusun seri terhadap produksi biomassa Chlorella vulgaris yang dikultivasi dengan pencahayaan alterasi. Kultur Chlorella diaerasi menggunakan udara yang mengandung 5% karbondioksida dengan laju volumetrik sebesar 4.5 L/menit. Intensitas cahaya yang digunakan terus ditingkatkan seiring dengan penambahan kandungan biomassa di dalam kultur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata biomassa yang dihasilkan adalah sebesar 3.157 g/dm3. Jumlah biomassa terbesar diperoleh dari Reaktor 1 dan yang terkecil adalah produksi biomassa di Reaktor 3. Secara keseluruhan penggunaan reaktor seri menghasilkan biomassa 1.39 kali lipat lebih banyak daripada reaktor tunggal.

This research is conducted to find out the influence of utilizing three reactors, each having the volume of 6 litres, arranged in series to the production of Chlorella vulgaris biomass cultivated under the alteration illiumination. The Chlorella culture is aerated by 5% carbondioxide in air having the volumetric rate of 4.5 L/minute. The light intensity is increased along with the rise of biomass content in the culture.
The result of this research shows that the average biomass produced is 3.175 g/dm3. The highest ammount of biomass is produced in Reactor 1 while Reactor 3 gives the lowest ammount of biomass. Overall, utilizing three reactors in series produces 1.39 as much biomass as utilizing just a single reactor.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51797
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferizka Shalima Chaeruniza
"Penelitian mengenai mikroalga bukanlah hal yang baru dan sudah dilakukan oleh banyak peneliti. Saat ini, mikroalga telah terbukti dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, mulai dari sebagai sumber pangan, kesehatan, kecantikan, biomaterial, hingga energi. Potensi mikroalga dan luasnya bidang pemanfaatan mikroalga menyebabkan biomassa mikroalga dibutuhkan dalam jumlah banyak. Untuk memperoleh biomassa mikroalga yang memadai, maka diperlukan desain fotobioreaktor yang tepat.
Aspek desain yang diteliti pada penelitian ini adalah aspek pencampuran zat karena aspek tersebut merupakan salah satu aspek yang berpengaruh secara dominan dalam produksi biomassa mikroalga. Pencampuran berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroalga karena melibatkan distribusi nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroalga. Mikroalga yang digunakan pada penelitian ini adalah Chlorella vulgaris.
Pada penelitian ini, penulis membandingkan produksi biomassa Chlorella vulgaris pada fotobioreaktor kolom gelembung dengan pencahayaan internal dengan tiga variasi laju alir udara yang berbeda, yaitu 8, 6, dan 4 L/menit. Kemudian, dilakukan pula analisis kandungan pigmen, lipid, dan protein untuk mengetahui kelayakan fotobioreaktor yang digunakan.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan produksi biomassa mikroalga C. vulgaris melalui pengaturan laju alir udara. Didapatkan bahwa penggunaan laju alir udara 8 L/menit dengan kLa CO2 0,0062451 /menit dan ug 0,0194120 m/jam menghasilkan produksi dan produktivitas biomassa C. vulgaris yang paling tinggi yaitu produksi biomassa 0,345828 g/L, produktivitas biomassa per hari 0,1153 g/L.hari dan produktivitas biomassa per energi input 0,2180 g/W.hari.

Research on microalgae is not a new thing nowadays and has been conducted by many researchers. The utilization of microalgae potentials has been proven in many fields, in example food, health, cosmetic, biomaterial, and energy. The potential of microalgae and its broad field of utilization caused the need of microalgae biomass. In order to obtain satisfying amount of microalgae biomass, the design of photobioreactor for cultivating microalgae should be considered appropriately.
Design aspects considered in this research is the aspect of mixing, because mixing aspect can alter the production of microalgae biomass. Microalgae Chlorella vulgaris is used in this research.
In this research, production of microalgae biomass in internally illuminated bubble column photobioreactor with three different variation of air flow rate that are 8, 6, and 4 L minute are compared. The pigment, lipid, and protein content are also analyzed to test the feasibility of the photobioreactor used in this research.
The objective in this research is to determine the air flow rate that gives optimum yield of microalgae biomass. From this research, air flow rate of 8 L minute with kLa CO2 0.0062451 minute dan ug 0.0194120 m hour gives the maximum biomass production and biomass productivity of C. vulgaris that are 0.345828 g L of biomass production, 0.1153 g L.day of biomass productivity per day and 0.2180 g W.day of biomass productivity per energy input.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Apriyati Ningsih
"Mikroalga Chlorella adalah saiah satu mikroalga hijau yang telah banyak digunakan sebagai sumber penghasil biomassa, Chlorella merupakan mikroalga hijau yang sangat spesial karena kandungan klorofilnya paling tinggi dibandingkan dengan seluruh mikroalga hijau bahkan seluruh tanaman tingkat tinggi. Chlorella juga memiliki kelebihan untuk tumbuh berkembang biak dengan cepat. Berdasarkan fakta tersebut, maka penelitian ini digunakan jenis mikroalga Chlorella vulgaris Buitenzorg.
Dengan meninjau bahwa Chlorella adalah mikroorganisme fottosintesis yang mengubah energi cahaya menjadi energi ATP untuk pertumbuhan dan pembentukan senyawa karbon (fiksasi CO?), maka faktor cahaya menjadi sangat penting bagi pertumbuhan dan produksi biomassa Chlorella. Beberapa penelitian pada kultivasi mikroalga dengan variasi faktor pencahyaan telah membuktikan beberapa hal antara lain bahwa Chlorella memiliki prospek yang sangat baik sebagai penghasil biomassa, pemfiksasi CO2 maupun sebagai penghasil protein, vitamin, karbohidrat, dan nutrisi lain untuk bahan makanan kesehatan.
Mengacu pada penelitian tersebut, maka pada penelitian kali ini dilakukan perlakuan alterasi pencahayaan yaitu perubahan intensitas pencahayaan berdasarkan siklus harian. Pada fotobioreaktor tersebut Chlorella vulgaris Buitenzorg akan dikultivasi dalam medium beneck sebagai sumber nutrisi pada temperatur 29°C dan tekanan operasi 1 atm dengan sumber cahaya lampu phillip Halogen 20W/12V/50Hz serta dialiri udara yang mengandung CO? 6% sebagai sumber karbonnya.
Perlakuan alterasi pencahayaan siklus harian pada kultivasi Chlorella vulgaris Buitenzorg menunjukkan hasil akhir biomassa (X) 0,0083 kali lebih rendah dibandingkan pencahayaan kontinu . Aktivitas sel Chlorella vulgaris Buitenzorg pada perlakuan alterasi pencahayaan siklus harian menunjukkan hasil yang lebih rendah. Hal ini dapat dilihat dari [HCO3'] yang terbentuk pada kultur perlakuan alterasi 0,0094 kali lebih rendah dibanding pencahayaan kontinumeningkatkan produksi biomassa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Yudi Sendjaja
"Chlorella vulgaris merupakan organisme yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai produsen biomassa. Mikroalga ini mengandung banyak nutrisi yang dapat berperan sebagai antioksidan dan antivirus bagi tubuh. Selain itu kandungan klorofilnya yang tinggi menjadikan Chlorella vulgaris sebagai organisme pemfiksasi CO2 yang efektif. Berdasarkan alasan-alasan tersebut maka beberapa penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan produksi biomassa dan kemampuan fiksasi C02 nya. Salah satu cara yang banyak dilakukan adalah melakukan alterasi intensitas cahaya. Penelitian sebelumnya menunjukkan metode ini dapat meningkatkan produksi biomassa Chlorella vulgaris sampai 61% dan kemampuan fiksasi CO2 meningkat 200% dibandingkan dengan pemberian cahaya dengan intensitas yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut pada skala yang lebih besar. Penelitian yang diusulkan adalah memperbesar skala kultivasi dari Chlorella vulgaris dengan cara mengkultivasi di dalam beberapa reaktor yang disusun secara sen dan dilakukan alterasi pencahayaan. Sebagai perbandingan dilakukan kultivasi pada sistem reaktor yang sama dengan pencahayaan kontinu. Kultivasi dilakukan pada T = 29_C, P = 1 atm, UG = 2,4 m/jam, ?co2 = 10%, dan menggunakan reaktor dengan volume 200 mL dengan sumber iluminasi lampu Philip Halogen 20 W/12 V/50 Hz. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa periakuan alterasi pencahayaan dapat meningkatkan produksi biomassa Chlorella vulgaris sampai 162% dengan energi yang digunakan untuk memproduksi biomassa lebih besar 157% dibandingkan pencahayaan kontinu, sedangkan kemampuan fiksasi CO2 meningkat sebesar 7,3% dibandingkan dengan pencahayaan kontinu. Reaksi pengikatan CO2 ini menyebabkan alterasi pencahayaan dapat menyediakan substrat bagi produksi biomassa 29% lebih besar daripada pencahayaan kontinu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sang Made Kresna Andhika
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49483
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Sapty Rahayu
"Bioteknologi adalah salah satu cabang ilmu eksak yang sangat berkembang dalam satu dekade terakhir ini dan menjadi topik pembicaraan menarik setelah nanoteknologi. Hal ini disebabkan karena dengan bioteknologi tidak menghasilkan produk samping yang berbahaya, dan dari segi biaya boleh dikatakan cukup murah. Salah satu topik penelitian bioteknologi yang telah banyak dikembangkan adalah tentang potensi dari biomassa mikroalga hijau.
Mikroalga Chlorella sp. adalah salah satu mikroalga hijau yang telah banyak digunakan sebagai sumber penghasil biomassa. Chlorella sp merupakan mikroalga hijau yang sangat spesial karena kandungan klorofilnya paling tinggi dibandingkan seluruh mikroalga hijau bahkan seluruh tanaman tingkat tinggi di dunia (0,28%). Chlorella juga memiliki kelebihan untuk tumbuh/berkembangbiak dengan cepat dan keberadaannya mudah ditemui pada berbagai perairan.
Penelitian ini merupakan studi lanjutan yang lebih menitikberatkan pada upaya peningkatan laju pertumbuhan biomassa Chlorella vulgaris Buitenzorg pada pencahayaan siklus harian. Dari sini diharapkan dapat diketahui peningkatan produksi biomassa (%) pada kultivasi Chlorella vulgaris dengan perlakuan pencahayaan dengan siklus harian dalam reaktor kolom gelembung susun seri dibandingkan dengan perlakuan pencahayaan kontinyu.
Dari hasil penelitian ini, didapat bahwa penambahan reaktor pada fotobioreaktor kolom gelembung seri menunjukkam adanya produksi biomassa yang tinggi walaupun jumlahnya tidak signifikan. Perlakuan pencahayaan kontinyu pada Chlorella vulgaris Buitenzorg menunjukkan hasil akhir produksi biomassa (X) yang 3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pencahayaan siklus harian karena pada siklus harian ada penurunan intensitas cahaya yang menyebabkan sel tidak melakukan fotosintesis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aji Sujarwo
"Selain sebagai mikroorganisme yang mampu mereduksi konsentrasi C02 di udara dengan proses fiksasi CO2; pada fotosintesis, mikroalga Chlorella vulgaris secara komersial juga mempunyai potensi yang sangat besar. Hal ini karena biomassa yang dimilikinya mempunyai banyak unsur yang bermanfaat dan bemilai ekonomis tinggi, seperti CGF, klorofil, beta karoten dan protein. Kultivasi Chlorella vulgaris Buitenzorg dalam Fotobioreaktor Kolom Gelembimg susun sen dengan pencahayaan kontinu telah berhasil meningkatkan produksi biomassa (X) sampai 1.6 kali lipat dibandingkan dengan kultivasi yang dilakukan pada reaktor tunggal pada intensitas 14.75 W/m_. Dalam masa kultivasi 108 jam, reaktor susun sen menghasilkan berat biomassa akhir rata-rata 28.5 g/dm_, sedangkan dengan kondisi yang sama reaktor tunggal hanya menghasilkan 18.3 g/dm_. Kultivasi tersebut menggunakan kondisi operasi: T=29_C, P=1 atm, UG=2.4 m/jam untuk reaktor sen dan 3.6 m/jam untuk reaktor tunggal, C0_=10% sebagai carbon source-nya; medium Beneck; fotobioreaktor kolom gelembung dengan volume 200 dan 600 cm_ serta sumber cahaya Lampu Phillip Hallogen 20W /12V/ 50Hz. Parameter penelitian lain seperti qco2, CTR, Ex dan [HCO3] juga menunjukkan hasil yang lebih baik pada reaktor susun seri."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Grahita Teja Kurmawan
"Chlorella vulgaris Buitenzorg merupakan penghasil biomassa yang memiliki banyak kegunaan khususnya sebagai suplemen makanan dan obat kesehatan, selain itu juga memiliki kemampuan fotosintesis untuk mengurangi efek pemanasan global melalui memfiksasi CO2. Berdasarkan faktor hidrodinamika seperti koefisien transfer massa (KLa) dan juga kecepatan superfisial gas (UG) merupakan faktor penting untuk memaksimalkan produksi menggunakan medium Benneck di volume 40 L fotobioreaktor dengan mengatur temperatur pada 290C; tekanan pada 1 atm; konsentrasi CO2 sebesar 5% dan pencahayaan dengan lampu Halogen Phillip 20W/12V/50Hz. Hasilnya proses scale up berdasarkan iso KLa merupakan faktor yang lebih baik untuk menghasilkan jumlah biomassa yang lebih tinggi dibandingkan iso UG. Dapat disimpulkan bahwa dengan iso KLa mampu memberikan hasil 30,4% biomassa dibandingkan iso UG dan menunujukkan bahwa parameter iso KLa lebih sesuai untuk scale up fotobioreaktor.

Chlorella vulgaris Buitenzorg is an useful biomass product that was especially for supplement food and health holistic drug, beside it's photosynthetic capability for minimizing global warming effect in through to CO2 fixation. Investigating an optimum hydrodynamic factor such as mass transfer coefficient (KLa) and also superficial gas velocity (UG) is important for maximizing Chlorella biomass production using 40 L Benneck medium in bubble column photo bioreactor that was set at temperature of 29_C; Pressure of 1 atm; CO2 concentration in bubbled gas 5%; and illuminated by a Phillip Halogen Lamp 20W/12V/50Hz. As a result, a scale up process based on similarity value of KLa at its optimum hydrodynamic factor tend an achieving higher biomass concentration than similarity of UG value. It was concluded that similarity value of KLa shown around 30,4 %"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51891
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>