Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158596 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dino Eka Satria P.
"Sebuah fixed platform biasa dideskripsikan sebagai bangunan yang mempunyai 2 komponen utama, substruktur dan superstruktur. Superstruktur : bisa juga disebut sebagai - bagian atas - yang didukung oleh dek,dimana berada pada struktur jacket yang menyokong struktur tersebut. Bangunan ini mempunyai banyak bagian yaitu tempat untuk peralatan pengeboran, peralatan produksi antara lain turbin gas, generator, pompa, kompressor, kumpulan gas flare, revolving cranes, kapal penyelamat, helipad, tempat tinggal untuk awak dengan fasilitas seperti hotel dan fasilitas untuk makan. Superstrukur beratnya mencapai 40,000 ton. Substruktur : merupakan bentuk seperti jacket baja yang melingkar atau struktur beton yang dipadatakan. Kebanyakan platform dari bangunan lepas pantai yang memproduksi minyak dan gas mempunyai jacket baja meskipun ada sebagian kecil dari platform tersebut memiliki pondasi dari beton. Setiap platform didesain secara unik sesuai dengan keadaan umum dari kondisi ,lokasi, kedalaman air, karateristk tanah, angin, gelombang, dan keadaan laut pada saat itu. Platform yang terbuat dari baja dan beton bias dibuat dikedalaman air mulai dari beberapa meter sampai lebih dar 300 m.

A fixed platform may be described as consisting of two main components, the substructure and the superstructure. Superstructure: also referred as the 'topsides' supported on a deck, which is fixed (mounted) on the jacket structure. These consist of a series of modules which house drilling equipment, production equipment including gas turbine, generating sets, pumps, compressors, a gas flare stack, revolving cranes, survival craft, helicopter pad and living quarters with hotel and catering facilities. It can weigh up to 40,000 tonnes. Substructure: is either a steel tubular jacket or a prestressed concrete structure. Most fixed offshore oil and gas production platforms have a steel jacket although a small number of platforms have a concrete foundation. Each platform is uniquely designed for the particular reservoir condition, location, water depth, soil characteristics, wind, wave and marine current conditions. Fixed steel and concrete platforms can be built in water depth from a few meters to more than 300 m."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S38101
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mimtah Faridy
"Perkembangan teknologi dalam pembuatan kapal terus-menerus mengalami kemajuan. Salah satu kemajuan tersebut terdapat pada bidang konstruksi kapal. Kini banyak perusahaan galangan kapal yang menerapkan metode pembuatan kapal dengan tujuan efektifitas dan efisiensi pembuatan kapal. Sehingga didapat waktu pengerjaan konstruksi kapal yang lebih singkat. Semakin cepat waktu yang dibutuhkan suatu galangan dalam memproduksi kapal, maka galangan tersebut akan semakin mendapatkan banyak keuntungan.
Multiyard-Ship Construction merupakan salah satu metode pembuatan kapal dengan melibatkan beberapa galangan yang berada dalam satu manajemen serta lokasi yang berdekatan, sehingga waktu konstruksi yang diperoleh menjadi lebih singkat. Metode tersebut pertama kali diperkenalkan oleh salah satu galangan besar di Jepang, yaitu Ishikawajima-Harima Heavy Industries (IHI Shipyards). Metode ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam produksi kapal. Galangan di Indonesia belum banyak menerapkan metode ini, oleh karena itu penulis bermaksud untuk menganalisis simulasi metode ini pada salah satu galangan terbesar di Jakarta, yaitu PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari.
Dalam skripsi ini, metode yang dipakai adalah analisis dari sampel kapal yang telah dibangun oleh PT DKB untuk kemudian dianalisis. Sampel yang penulis ambil adalah jenis kapal Oil Tanker 6300 DWT. Batasan analisis yang penulis ambil hanya pada proses konstruksi saja, sehingga dapat dilihat perbedaan lamanya waktu pembuatan kapal antara metode yang diterapkan oleh PT DKB dengan metode multi galangan (Multiyard-Ship Construction).
Dari kedua metode tersebut, terdapat perbedaan waktu yang menunjukkan bahwa metode multi galangan mempunyai proses konstruksi lebih cepat. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa metode multi galangan bisa diterapkan untuk memperoleh waktu konsrtuksi yang lebih singkat, sehingga dapat dijadikan sebuah rekomendasi terhadap galangan dalam pembangunan sebuah kapal yang lebih efektif.

Technological developments in shipbuilding continually progressing. One of these advances there are in the field of ship construction. Now many companies are implementing shipyard shipbuilding methods with the aim of effectiveness and efficiency of shipbuilding. Order to get the ship construction time shorter. The faster the time needed to produce a vessels, the shipyard will increasingly gain many advantages.
Multiyard-Ship Construction is one of shipbuilding methods involving several shipyards that are in a management as well as sites adjacent, so that construction time is becoming shorter obtained. The method was first introduced by one of the major shipyards in Japan, Ishikawajima-Harima ie Heavy Industries (IHI Shipyards). This method is expected to be an alternative in ship production. Shipyards in Indonesia has not been widely adopted this method, therefore the author intends to analyze the simulation of this method on one of the largest shipyards in Jakarta, namely PT Dok and Perkapalan Kodja Bahari.
In this paper, the method is the analysis of the sample vessel has been built by PT DKB for later analysis. Sample the authors take is the type of ship 6300 DWT Oil Tanker. Restriction analysis that the authors take the only course on the construction process, so it can be seen the difference between the duration of shipbuilding methods applied by the PT DKB with multiple methods of shipbuilding (Multiyard-Ship Construction).
From both methods, there is a difference of time which shows that the shipyard has multiple methods of construction processes faster. Therefore, it is concluded that multiple methods can be applied to obtain the shipyard konsrtuksi a shorter time, so it can be used as a recommendation to the shipyards in the construction of a ship that is more effective.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52170
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Adinugraha
"Di era persaingan pasar global dan tidak stabilnya harga material, industri perkapalan nasional harus memiliki suatu keunggulan kompetitif. Salah satu contoh yang dapat dilakukan adalah dengan pengurangan biaya produksi. Dilihat dari sudut pandang desain, suatu pengurangan biaya produksi dapat dilakukan dengan mengoptimalkan bentuk kapal. Pengoptimalan bentuk kapal akan tekait langsung dengan biaya pengadaan material.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari biaya pengadaan material minimal dari suatu proses optimasi bentuk kapal. Proses yang dilakukan adalah dengan mendesain ulang kapal yang telah ada, dengan menggunakan software Maxsurf Professional. Setelah didapatkan beberapa variasi desain, kemudian dianalisis biaya pengadaan yang paling minimal. Hasil yang didapat menunjukan bahwa, memperpanjang kapal dapat meminimalisir biaya pengadaan.

In the era of global market competition and unstable material costs, national shipping industry should own competitive advantages. One of examples that could be conducted is to cut the production costs. Considering the designs, a production cost reduction could be done by optimizing the ship shape which is directly related to material supplies cost.
This research is aimed to search for minimum supplies cost of materials of an optimal process of the ship shape. The process is to redesign the existing ships by using Maxsurf software. Having got some design variations, the most minimum supplies cost is then analyzed. The result shows that extending the ships could minimalyze the supplies cost.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51005
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yahya Januarilham
"Pembangunan suatu kapal memerlukan biaya yang cukup besar. Dari segi disain dan konstruksi harus dipilih yang paling efisien dalam hal kekuatan dan material untuk menekan biaya produksi. Melihat hal tersebut modifikasi disain dapat dijadikan alternatif dengan tetap memperhatikan kekuatan dan waktu pengerjaan. Tujuan skripsi ini adalah untuk membandingkan tegangan dan defleksi pada kapal lurus dengan konstruksi standar dan silang. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan mendisain kapal dengan konstruksi standar dan silang kemudian dihitung tegangan dan defleksi maksimal dengan simulasi software SAP2000.
Setelah dianalisis ternyata tegangan pada konstruksi silang lebih kecil nilainya daripada konstruksi standar, tetapi memiliki defleksi rata-rata pada konstruksi silang yang lebih besar daripada konstruksi standar. Kapal lurus dengan konstruksi silang dapat dibangun dengan memiliki kekuatan dan distribusi tegangan yang lebih baik daripada konstruksi standar, tetapi memiliki defleksi yang signifikan. Untuk memiliki tegangan (stress) yang sama maka ketebalan pelat pada konstruksi silang dapat lebih tipis daripada konstruksi standar.

Ship building needs a lot of costs. Based on the design and construction view, in ship building sector, it needs to select the most efficient strength and material element to press on the production costs. From that view, design modification can become an alternative which is still focusing on the strength and working time. The purpose of this thesis is to compare the stress and deflection in flat hull ship with the standard and cross construction. The method of this research is by designing the ship with the standard and cross construction, then the maximum rate of its stress and deflection is calculated using simulation software SAP 2000.
After it has been analyzed, the stress value on cross construction is lower than the standard construction, but it has a higher average deflection value than standard construction. Flat hull ship with cross construction can be built in a better strenght than the standard construction. In order to have the same stress, the plate thickness on cross construction can be thicker than the standard construction.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51002
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Zaki Syahrizar
"Indonesia merupakan negara kepulauan dengan beribu pulau dan lautnya yang luas. Potensi kelautan Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Akan tetapi potensi ini belum tergali dengan baik. Salah satu penyebabnya adalah Indonesia kekurangan armada kapal yang memadai. Untuk itu dibutuhkan percepatan pembangunan di bidang industri perkapalan di Indonesia, bertujuan untuk menunjang perkembangan armada angkutan laut nasional, sejalan dengan peningkatan kebutuhan akan kapal-kapal baru serta reparasi kapal. Salah satu alternatif material pembuatan lambung kapal adalah aluminium.
Dalam perancangan Tugas Akhir ini, dirancang suatu tata letak stock yard kapal aluminium dalam kaitannya untuk memenuhi kegiatan bangunan baru kapal. Kapal aluminium memiliki keunggulan dibandingkan kapal baja yang salah satunya adalah materialnya yang relatif ringan serta tahan terhadap karat dari air laut. Perancangan ini meliputi tata letak landasan untuk bangunan baru kapal serta analisis alur material dalam proses produksinya, dengan pertimbangan aspek-aspek yang berkaitan dengan program produksi galangan.

Indonesia is maritime country with a thousands wide island and sea. The Potency of Indonesian maritime sector is one the biggest in the world. However, this potency is not enough. The problem is Indonesia don?t has much good vessel fleet. So, Indonesia must build many vessel fleets on Indonesia maritime industry, not in foreign shipyard industri. The rises national fleet vessel must be priority by the Indonesian Government to support the development global shipping industry in the world. The one of material alternatif for vessel construction is aluminum.
In The designing of this Final Tas, I designed a complete lay-out of aluminum vessel stock yard for build shipyard on shipnewbilding activity. Aluminum vessel has a better special quality than steel vessel. The aluminum vessel material is more lighter and it is more strongess for sea water than steel vessel. In This designing consist of newbuilding ship berth, with analizing the groove of aluminum materials in production process and other support structure, with comparasion the aspect that related with shipyard production program.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S38077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kemampuan proses produksi yang dihubungkan dengan
state-of-the-art teknologi memungkinkan pembangunan kapal
yang disesuaikan dengan peralatan mutakhir akan berdampak pada tingkat produktivitas dan daya saing. Studi ini mengusulkan pendekatan regresi nonparametrik splin kubik dengan 1 knot, 2 knot, dan 3 knot. Aplikasi program Tibco Spotfire S+ menunjukkan bahwa splin kubik dengan 2 knot (4,25 dan 4,50) memberikan hasil terbaik dengan nilai general cross validation (GCV) = 56,21556 dan R2
= 94,03%. Hasil estimasi splin kubik dengan 2 knot untuk PT. Batamec Shipyard = 35,61 MH/CGT, PT. Dok & Perkapalan Surabaya = 27,49 MH/CGT, PT. Karimun Sembawang Shipyard = 27,49 MH/CGT, dan PT. PAL Indonesia = 19,89 MH/CGT.

Abstract
Ability of production processes associated with state-of-the-art technology, which allows the shipbuilding, is customized with modern equipment. It will give impact to level of productivity and competitiveness. This study proposes a nonparametric regression cubic spline approach with 1 knot, 2 knots, and 3 knots. The application programs Tibco Spotfire S+ showed that a cubic spline with 2 knots (4 .25 and 4.50) gave the best result with the value of GCV =
56.21556, and R 2= 94.03%.Estimation result of cubic spline with 2 knots for the PT. Batamec shipyard = 35.61MH/CGT, PT. Dok & Perkapalan Surabaya = 27.49 MH/CGT, PT. Karimun Sembawang Shipyard = 27.49 MH/CGT, and PT. PAL Indonesia = 19.89 MH/CGT. "
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Fakultas Teknologi Kelautan], 2010
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Wijaya
"Dewasa ini banyak galangan yang menyerahkan pembuatan blok suatu kapal kepada pihak sub kontraktor. Bahkan ada lambung kapal yang terdiri dari beberapa blok, dikerjakan oleh beberapa sub kontraktor. Hal ini tentunya dapat menimbulkan masalah dalam sinkronisasi tiap blok. Masalah yang utama yaitu perbedaan kualitas, seperti tingkat kepresisian, kecepatan pengerjaan, tingkat kerapihan bentuk blok. Perbedaan kualitas tersebut akan mempengaruhi tingkat produktivitas pembuatan kapal.
Jadi untuk dapat meningkatkan produktivitas, diperlukan suatu prosedur yang terencana dari awal sampai akhir. Prosedur tersebut dapat dijadikan sebagai referensi oleh galangan dalam pembuatan kapal yang pada akhirnya digunakan untuk memperkirakan lama waktu ataupun ketepatan dimensi. Data- data referensi tersebut dapat digambarkan sebagai data statistik, yang sering dikenal sebagai Akurasi Kontrol.
Dalam skripsi ini penulis hanya menguraikan prosedur untuk mengarahkan diterapkannya sistem akurasi kontrol, yang diharapkan bisa digunakan untuk meningkatkan produktivitas. Sebagai studi kasus, penulis mencoba membuat simulasi proses fabrikasi blok X sesuai prosedur yang mengarah ke sistem akurasi kontrol. Penulis mencoba menghitung produktivitas, melalui parameter manhour per ton pada tahap fabrikasi blok X. Setelah di simulasikan, didapatkan bahwa akurasi kontrol dapat meningkatkan tingkat produktivitas pembuatan kapal, yang ditandai dengan meningkatnya prosentase indek manhour per ton."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S38079
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Akbar Abbas
"Dalam Industri maritime, khususnya industri perkapalan, kapal pelayaran rakyat mulai ditinggalkan dikarenakan langkanya kayu, mahalnya biaya pembuatan, dan kualitas kapal yang kurang bersaing. Lambat laun para pedagang mulai bisnis transportasi ini, dan berpindah ke transportasi laut yang lebih modern, dampaknya banyak pihak dan masyarakat pemilik kapal pelayaran rakyat kehilangan bisnisnya dan nilai budaya itu sendiri.
Peningkatan Armada Pelayaran Rakyat dianggap dapat menjadi salah satu solusi untuk mengembalikan kejayaan pelayaran rakyat hingga kejayaan maritim di Indonesia. Pengembangan kapal pelayaran rakyat juga di dukung oleh pemerintah yang ditulis dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 pasal 47 Tahun 2010 terkait tujuan dan langkah pemerintah dalam mengebangkan kapal pelayaran rakyat.Tulisan ini berisikan perhitungan estimasi biaya pembuatan, perhitungan kelayakan investasi dan periode balik modal.

In the maritime industry, especially the shipping industry, Traditional shipping vessels are being abandoned due to scarcity of wood, the high cost of manufacturing, and the quality of ships that are less competitive. Gradually, the traders began this transportation business, and moved to more modern sea transportation, the impact occurs to many parties and people who owned shipping vessels lost their businesses and cultural values themselves.
The development Traditional Shipping Vessels is considered to be one solution to restore the glory of Indonesia maritime. The development of Traditional shipping vessels is also supported by the government written in Government Regulation No. 20 of article 47 - 2010, regarding the goals and steps of the government in developing Traditional shipping vessels.This paper contains a calculation of the estimated cost of manufacture, calculation of investment feasibility and return period.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharsono
"ABSTRAK
Fasilitas Ship Building Plant 30.000 dwt. merupakan fasilltas baru, yang dalam pengoperasiannya harus dilakukan dengan perencanaan dan metode yang tepat agar target produksi, mutu hasil produksi, dan keamanan kerja dapat dicapai.
Untuk mencapai produktivitas yang tinggi maka perlu melakukan strategi optimasi, yaitu dengan jalan melakukan simulasi untuk proses pemotongan plat lambung kapal yang menggunakan NC-Machine Cutting pada proses fabrikasi lambung kapal. Dan untuk proses selanjutnya yaitu perakitan komponen-komponen yang dihasilkan oleh bengkel fabrikasi, dapat dilakukan analisa Line of Balance dengan pendekatan Network Planning.
Dengan adanya strategi optimasi ini diharapkan pengaturan pelaksanaan pada NC-Machine Cutting dapat diatur sedemikian rupa, sehingga didapat waktu hasil pemotongan yang optimal.

ABSTRACT
The Ship Building Plant of 30.000 Dead Weight Tons capacity is a new facility that planned to build the high quality products. The operation of the above stated facility should do properly in according to the suitable methods and plan, so that the high production target, quality, and safety can grab during the production stage.
The high productivity of shipyard on the operating stage of this facility needed to apply the optimization strategic, that is the hull steel plate cutting simulation of NC cutting machine on the fabrication stage that continued to produce the hull constraction components on the assembly stage. All of the above stated simulation had done with line balancing analysis the approached with the network planning method.
The final simulation had done by reorganizing of NC cutting machine and assembly works on the ship hull construction stages of the above stated can give the optimal cutting time qualitatively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roni Budisantoso
"Kondisi industri galangan kapal di Indonesia saat ini masih kurang menggembirakan dikarenakan daya saing galangan kapal nasional yang rendah atau tidak kompetitif, ha ini disebabkan harga kapal produksi dalam negeri yang lebih mahal dan waktu pembangunan yang lebih lama dibandingkan dengan kapal produksi galangan kapal di luar negeri. Disamping itu, masih banyaknya proyek-proyek pembangunan kapal yang dilaksanakan oleh galangan kapal nasional mengalami keterlambatan dalam penyelesaiannya. Berdasarkan kondisi tersebut, dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan kapal di Indonesia dengan pendekatan lean shipbuilding berbasis risiko dalam rangka meningkatkan kinerja waktu.
Dari hasil kuisioner pada beberapa galangan kapal nasional diketahui bahwa waste (pemborosan) dominan yang merupakan faktor risiko yang mempengaruhi kinerja waktu pembangunan kapal di galangan kapal Indonesia adalah : adanya bahan baku dan komponen yang masih harus diimpor dari luar negeri, lamanya proses yang terkait dengan prosedur Bea Cukai (Customs Clearance), keterlambatan dalam pengesahan gambar-gambar serta kedatangan bahan baku dan komponen yang terlambat. Pada studi kasus didapatkan hasil bahwa penerapan prinsipprinsip lean dalam metode pembangunan kapal dapat memperbaiki kinerja waktu penyelesaian pembangunan kapal di galangan kapal Indonesia sebesar 50% dan menurunkan jam orang sebesar 16,43%.

The condition of shipbuilding industries in Indonesia at the moment is still less enlivening due to the fact that national shipyards have low competitiveness or even not competitive. This results from that the price of ships produced domestically is more expensive and the construction periods until the delivery time take longer than those abroad. Besides, there are many shipbuilding projects performed by national shipyards which undergo tardiness in the accomplishment. Based on that condition, an evaluation on the shipbuilding implementation in Indonesia is conducted with the approach of lean shipbuilding based on risk in order to enhance the performance of time.
The result of the questionnaire at some national shipyards shows that dominant waste constituting the risk factor which influences the time performance of shipbuilding process at Indonesian shipyards are the presence of imported raw materials and components from abroad, the processing time in connection with customs clearance, the lack of punctuality in endorsement on the component drawings/designs as well as the late arrival of raw materials and components. In a case study, the result obtained is that the application to lean principles in shipbuilding method can improve the time performance of accomplishing shipbuilding process at Indonesian shipyard by 50% and decrease man hours by 16,43%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>