Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 224995 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astuti
"ABSTRAK
Kajian ini dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan cara mengungkapkan pendirian dan pernyataan dalam editorial, sebagai salah satu contoh wacana argumentatif: Dalam wacana argumentatif terkandung unsur-unsur argumentasi. Unsur argumentasi yang ada pada editorial adalah evidensi, klaim, pembenaran, evidensi penunjang, kualifikasi, dan bantahan. Kajian ini bertujuan untuk mengemukakan adanya unsur argumentasi, menemukan pemarkah evidensi dan klaim sebagai bagian dari unsur argumentasi, serta mengemukakan pembenaran secara eksplisit, pada editorial Kompas dan Media Indonesia bidang kajian analisis wacana. Hal ini didasarkan pada konsep (1) dalam editorial terkandung unsur argumentasi, (2) tidak selalu pendirian diungkap secara eksplisit, dan (3) adanya perbedaan cara pengungkapan pendirian pada kedua harian tersebut. Pengumpulan data dilakukan pada September-November 2006 sebanyak 120 editorial. Enam puluh tiga dari Kompas dan lima puluh tujuh dari Media Indonesia. Data dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif yang bertumpu pada teori argumentasi Toulmin. Dui analisis ini ditemukan, (1) enam unsur argumentasi tidak selalu ada pada setiap editorial kedua harian, (2) masing¬masing editor menggunakan caa yang berbeda dalam menyampaikan argumentasi, dan (3) pembenaran dapat dikemukakan secara eksplisit dan implisit. Hasil analisis memperlihatkan enam unsur argumentasi digunakan Kompas dan lima unsur digunakan Media Indonesia. Kompas menggunakan evidensi 31,55%, klaim 34,33%, pembenaran 12,45%, evidensi penunjang 11,8%, kualifikasi 9,66%, dan bantahan 0,21%. Media Indonesia menggunakan evidensi 33,54%, klaim 32,92%, pembenaran 17,92%, evidensi penunjang 10,62%, dan kualifikasi 5%. Secara implisit ditemukan 75 (56%) pembenaran dari Kompas dan dari Media Indonesia 61 (41,5%). Pembenaran implisit ini dapat dibuat menjadi eksplisit dengan menghubungkan evidensi dan klaim yang ada secara eksplisit. Dengan demikian dapat disimpulkan, (1) Kompas lebih banyak menggunakan klaim sedangkan Media Indonesia lebih banyak menggunakan evidensi; (2) Kompas lebih banyak menggunakan pembenaran secara eksplisit dibandingkan Media Indonesia; dan (3) Balk Kompas maupun Media Indonesia menggunakan pemarkah leksikal dalam mengungkapkan evidensi dan klaim.

ABSTRACT
This study is based on differences in expressing the opinion and statement in editorial as one of the examples of argumentative discourse. Argumentative elements are implied in the argumentative discourse such as editorial. The argumentative elements of editorial are evidence, claim, warrant, backing, qualification, and rebuttal. This study aims at finding argumentative elements, evidence and claim markers as part of argumentative elements, and warrant in Kompas and Media Indonesia newspaper editorial. This is based on following the concept: (1) editorial bears argumentative elements; (2) the opinion is not always expressed explicitly; and (3) there are differences in the way of expressing ideas between the two newspapers. The data are from the editorial in Kompas and Media Indonesia, published in September, October, and November 2006 of 156 editorials 120 editorials are selected randomly as data research. Sixty three editorials are from Kompas and fifty seven editorials are from Media Indonesia. The data are analyzed with descriptive qualitative method using Toulmin's argumentative theory. The finding of this study are (1) not all six argumentative elements are used by the two newspapers; (2) editor uses different ways in producing argumentation; and (3) the warrant explicitly and implicitly. The can be expressed results show that there are six argumentative elements used by Kompas and five argumentative elements used by Media Indonesia. Kompas uses 31.55% evidence, 34.33% claim, 12.45% warrant, 11.8% backing evidence, 9.66% qualification, and 0.21% rebuttal. Media Indonesia uses 33.54% evidence, 32.92% claim, 17.92% warrant, 10.62% backing evidence, and 5 % qualification. The results find 75 (56%) warrant from Kompas implicitly, while 61 (41.5%) warrant are from Media Indonesia. This implicit warrant can be made explicitly by connecting evidence and claim. The conlusions are (1) Kompas uses more claim while Media Indonesia uses more evidence; (2) Media Indonesia uses more warrant explicitly than Kompas; and (3) both Kompas and Media Indonesia use lexical markers to express the evidence and claim"
2007
T38846
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saidulkarnain Ishak
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2014
070.4 SAI j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Machfudi
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S4069
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Buha
Jakarta: Pusat Bahasa. Departemen Pendidikan Nasional, 2009
499.221 ARI k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yolanda Stellarosa
"Ketatnya kompetisi sejumlah industri media massa khususnya media cetak saat ini, membuat media cetak berlomba-lomba untuk meningkatkan efisensi dan efektivitas dengan mengembangkan berbagai strategi. Surat kabar dituntut untuk kreatif bersaing merebut waktu khalayak dalam mengkonsumsi informasi. Surat kabar saat ini, terutama pada generasi modern industrial, bersaing dengan televisi dan internet, terutama dalam seberapa cepat menyajikan kejutan berita.
Dengan semakin tajamnya persaingan media cetak ini, beberapa surat kabar mulai berlomba-lomba berusaha merebut hati pembaca dengan memperhatikan tata letak Serta tata wajahnya. Dalam hal ini format atau desain berusaha membantu khalayak mempennudah menyerap informasi.
Fenomena perubahan format dan isi yang dilakukan surat kabar nasional beberapa bulan ini khususnya Kompas, menjadi suatu hal yang menarik untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi perubahan bentuk yang dilihat dari elemen rubrikasi, layout, warna, tipografi dan format kertas, serta untuk mengetahui strategi perubahan isi bempa gaya penulisan yang dilakukan oleh Kompas. Selain itu untuk mengetahui Iatar belakang, pertimbangan-pertimbangan serta kendala yang dihadapi oleh Harian Kompas.
Penelitian Strategi Perubahan Bentuk dan Isi Surat Kabar ini dilakukan dengan pendekatan Studi Kasus dan bersifat kualitatif. Serta menggunakan model single case - multi level analysis, yaitu strategi perubahan surat kabar yang ditinjau dari bentuk dan isi. Obyek penelitian yang diambil adalah surat kabar Kompas.
Perolehan data dilakukan dengan wawancara mendalam pada bagian redaksi Kompas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi Kompas pada perubahan bentuk dan isi merupakan suatu kebijakan strategi jangka panjang yang ditetapkan berdasarkan hasil penelitian bisnis dengan konsep regenerasi pembaca melalui kaum muda.
Kompas melakukan perubahan dasar seperti pada ukuran kertas, struktur halaman, jenis dn besar huruf tata wajah, cara penulisan dan wama logo (masthead) Kompas, untuk memenuhi harapan para pembaca agar Kompas dapat tampil lebih menarik, mudah dibaca/dipahami dan tetap terus mernpertahankan kualitasnya.
Kompas juga menampilkan cara penulisan secara consice, di mana tulisan padat, tidak bertele-tele, lengkap tetapi tidak mengurangi makna yang akan djsampaikan.
Peneliti merekomendasikan agar dilakukan kajian dan penelitian lebih lanjut mengenai aspek eksternal majalah yaitu penelitian mengenai persepsi konsumen surat kabar. Dengan demikian, dapat diketahui hal-hal apa saja yang kiranya dapat menjadi masukan bagi peningkatan kualitas rnanajemen surat kabar tersebut.
Kelemahan dan keterbatasan penelitian ini adalah bahwa penelitian mengacu pada proses manajemen media dalam hal ini strategi perubahan bentuk dan isi yang dilihat secara internal saja, tidak mengamati faktor eksternal atau lingkungan.

The tight competition and the surge growth in the mass media industry, now leads to the etforts on print media to increase both their efficiency effectiveness by developing various strategies- The newspaper, for example, is facing a demand to be creative in obtaining the audience?s time on consuming the informations they seek.
The modern newspaper, especially for industrial modern generation, is competing vastly with television and internet, primarily when it comes to the timeliness on presenting the headlines.
With all the exacerbating competition on print media, some newspaper are starting to recapture their readers by paying more attention on the layouts and design.
ln this case, the format or design is endavouring to help readers absorb the infomation more easily. The phenomenon on format and content changing which are done recently by some national newspapers- Kompas in particular- become an interesting subject for media research. This research is aimed to get a deep insight on knowing the form changing strategy, from column element, layout, colors, typography and paper format, and also to acknowledge more about the content changing strategy in the form of news writing style. ln addition to that, this research is also points to know about the backgrounds, considerations and obstacle which are faced by Harian Kompas.
The research on The Strategy of Newspaper?s Form and Content Changing was done by Study Case approach and in qualitative method, while using the single case - multi level analysis model, or in a short tenn called the changing strategy of newspaper, observed from the fomi and content. The research object is Harian Kompas. The data gathering process was done by in-depth interviews on Kompas? editorial department.
The result of this research points out that Kompas? strategy on form and content changing is a long-term strategy policy, based on their business research which come in a concept ?readers regeneration throughout the young?.
Kompas did some basic change; on paper size, page structure, letters size and variant, layout, writing style and color logo (masthead) to meet their readers expectation in order for Kompas to look more interesting, easy to read while also maintaining their quality. Kompas is also presenting the concise writing style-accurate, balance and clear, And they expect the design and format element will make an effort to increase the sales, though the primary element still lies on the editorial.
Researcher will recommend for more thoroughly research and study on external aspect, such as research on newspapers consumer perception, in order to know more about important matters which could be an outcome for increasing the newspaper?s management quality.
The weaknesses and boundary of this research is that it refers to the media management process -the changing form and content strategy- from the internal point of view, not included the external factor (the environmental factor).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
P. Resitomo Graito
"Penelitian ini ingin memberikan gambaran mengenai
baga imana surat kabar Kompas. Media Indonesia dan Herdeka
memberikan suatu masalah, dalam hal ini kasus Bank Summa.
He to de pene 1 i tian yang dipakai adalah Conten t Analysi s a tau
Ana lisis rs· enel 1tian untuk mendapatkan
gambaran yang obyektif, si s ematisS dan kuan t i t atif dari isi
·komunikasi yang nyata. Skripsi i ni menggunakan pend eka~an
kual itat:..if.
Obyek penelitiannya adalah ha.tian Kompas. Media Indonesia
dan Herdeka. Ketiganya adalah· suratkabar yang mempunyai
perbedaan visi, berlingkup nasional. beredar luas di kalangan
masyarakat dan bersifat harian umum.
Populasi penelitian ini adalah semua berita kasus Bank
S umm a di ketiga suratkabar tersebut mulai tanggal 14 November
1992 sampai dengan 16 Januari 1993. Sedang sampel penelitian
in i ad a l ah be rita- be r i t.a dari ketiga :=-•1rat kabar te rsebut
yan g mewakili delapan buah isyu yang diangkat dalam kurun
vl a k t u t e r s e but .
Dari p e nelit i an ini diperol eh has il bahwa Kompas dalam
pemberitaann ya selal u menjaga kes eimbangan be r i ta, dengan
men ampi lka n pendapat s emua ~ih a y a n g te rlibat . Media Indomen
j aga k.e se i mba ngan , namun se ringkal i me nggunakan
yang tidak j e l a s, se hi ngga me lemahkan ni lai be rita
. Bafikan d alam bebera p a mas a l ah Medi a In do nes~ a kurang
ha ti - ha ti dal am membe ri t aka nnya s eh ingga dapa t me nimbulkan
ker esahan pe mbacanya. S e d a ngkan He deka pembe r i t aannya cenderun
g membe l a nasabah Bank Summa , namun pada bebe rapa b eritanya
sikap tersebu ju:: ::.ru dapat me nimbulka n keresahan nasabah.
Dari penelitian ini pu la , dapat dilihat balnva b eritab
e rita yang diturunkan suatu suratkabar ternyata tidak hanya
sekedar dap a t memberikan informasi bagi pembacanya, namun
sering kali justru dapat menimbulkan kebingungan dan bahkan
cend e rung dapat ~enimbulkan keresahkan bagi pembaca"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S4035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
KAJ (8) 1997
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Smith Edward C.
Jakarta: Grafiti pers, 1983
070.026 SMI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
A.S. Haris Sumadiria
Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2005
070 HAR j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Raja Suhud Victor Hugo
"Perkembangan Industri Media Cetak memasuki babak barn dengan dicabutnya kebarusan memiliki Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) oleh Menteri Penerangan M Yunus Yosfiah pada pertengahan 1998. Hal itu membuat banyak pemain baru masuk dalam industri tersebut. Akibatnya kompetisi dalam industri menjadi meningkat.
Dari jumlab penerbitan pers yang cuma sekitar 289 buab sebelum reformasi, maka pada akhir 1998 sudah tercatat sekitar 871 penerbitan pers dengan aneka format di seluruh tanah air. Jumlah itu terus bertambah bingga puncaknya pada akhir 1999 yang mencapai 1687 penerbitan pers.
Untuk dapat bertahan di industri media cetak, terutama surat kabar barian , para pemain barus jeli melibat pasar yang akan dilayaninya. Surat kabar barus paham betul siapa saja pembacanya sebingga dapat memuaskan atau memenuhi kebutuhan pembacanya.
Tujuan penelitian ini adalab menganalisis kondisi yang dihadapi surat kabar barian Media Indonesia dan memberikan rekomendasi strategi bersaing yang dapat digunakan oleb surat kabar harian Media Indonesia.
Metode penelitian menggunakan studi literatur dan penelitian lapangan. Penelitiannlapangan dilakukan melalui wawancara serta dengan penyebaran kuisioner kepada 30 orang pembaca yang bennukim di daerah Cililitan, Jakarta. Pemilihan sample dilakukan berdasarkan metode nonprobablity sampling. Untuk melengkapi basil penelitian lapangan , ditambahkan basil riset yang pemah dilakukan oleb Media Indonesia pada tahun 1997. Penulis menyadari keterbatasan jumlah sampel dan area penyebaran menyebabkan basil survey tidak dapat ditarik kesifilpulan secara umum (general).
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dalam kerangka lima kekuatan bersaing yang terdiri pendatang baru, produk pengganti (substitusi), pembeli, pemasok, dan persaingan di dalam industri , untuk dapat merumuskan strategi bersaing Media Indonesia.
Berdasarkan penilaian pembaca (basil survei) terhadap kriteria rubrik-rubrik yang disajikan, kualitas penulisan setiap berita menunjukkan bahwa Kompas adalah paling unggul, disusul Media Indonesia dan Republika. Namun dalam hal tampilan/cetakan Media ternyata dapat mengungguli Kompas.
Dari hasil analisa terhadap pembeli/pembaca terlihat bahwa posisi tawar pembeli/pembaca tidak cukup besar untuk dapat menekan penerbit surat kabar, khususnya surat kabar yang telah memiliki nama. Hal itu merupakan keunggulan tersendiri bagi surat kabar besar dibandingkan surat kabar baru. Intensitas persaingan dalam industri surat kabar telah mencapai tingkat yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari ketatnya masing-masing surat kabar menjaga area pemasarannya.
Sehingga tidak mudah untuk setiap surat kabar masuk ke daerah yang telah dikuasai pesaingnya. Bahkan untuk perluasan pasar ke daerah, surat kabar nasional akan menghadapi persaingan ketat dengan pesatnya pertumbuhan surat kabar lokal.
Ancaman dari produk pengganti televisi dan radio cukup tinggi terhadap industri surat kabar. Namun hal itu dapat dieliminir karena surat kabar memiliki keunikan yang dapat membedakannya dari produk pengganti tersebut, yaitu kelengkapan data dan kedalaman analisis.
Kehadiran pendatang barn tidak menjadi ancaman yang berarti karena surat kabar yang lama telah memiliki keunggulan dalam mutu berita, mutu cetak, penguasaan distribusi dan memiliki percetakan sendiri. Sehingga amat sulit bagi pemain baru untuk dapat mencuri pangsa pasar dari surat kabar yang terlebih dahulu telah ada dan kuat di pasaran.
Ancaman dari sisi supplier tidak akan mengganggu para surat kabar besar. Posisi tawar mereka terhadap supplier cukup tinggi karena pola pembelian dalam jumlah besar. Keadaan berbeda dihadapi para surat kabar kecil, dimana mereka lemah terhadap supplier.
Strategi yang sesuai untuk Media Indonesia adalah strategi differensiasi. Hal tersebut berdasarkan indikator bahwa Media Indonesia mampu menciptakan beberapa keunikan berupa tampilan/cetakan yang lebih unggul dan penyajian berita yang lebih berani daripada daripada Kompas. Untuk itu imej Media Indonesia sebagai surat kabar yang independen dan berani mengungkap fakta harus semakin dikembangkan. Caranya antara lain dengan menyajikan berita yang eksklusif dan berasal dari berbagai sumber. Sinergi dengan Metro TV dapat dikembangkan dalam kaitan membangun imej tersebut.
Beberapa saran yang diberikan kepada Media Indonesia diantaranya memperbaiki kualitas penyajian berita. Akurasi dan kelengkapan data yang selama ini masing dirasa kurang dari Media Indonesia dapat dibenahi melalui pemberian pelatihan bagi wartawan dan memperkuat fungsi litbang. Media Indonesia diharapkan juga melakukan penambahan berita kriminal seperti yang diinginkan pembaca. Penyajian foto berwama dalam berita-berita yang dianggap penting oleh pembaca harus menjadi perhatian. Sedangkan untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan loyalitas pembaca dapat dilakukan dengan cara memberikan diskon berlangganan dan penyelenggaraan undian. Untuk menerobos pasar baru di daerah perlu dilakukan keijasama dengan surat kabar daerah/lokal. Dalam 3 tahun ke depan, Media indonesia sebaiknya juga telah dapat menerapkan teknologi cetak jarak jauh."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>