Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2960 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Daniel Haryono
"Tesis ini membahas penerapan konsep dari teori Museologi Baru di Museum Ullen Sentalu. Penelitian ini merupakan penelitian analisa kualitatif berdasarkan teori yang diterapkan dalam praktek. Hasil penelitian akan berwujud evaluasi akademis atas pengalaman empiris yang sudah dilakukan oleh menajemen museum Ullen Sentalu. Manfaat dari penelitian dapat digunakan untuk landasan teori yang sudah teruji untuk museum lain mengambil langkah dalam Museologi Baru.

The Focus of this study is about the implementation of new Museology concept and theory at Museum Ullen Sentalu. This research is analytical qualitative based upon existing theory which have been implemented into practice. The result of this study will provide an academic-standard evaluation for an empiric experience of museum Ullen Sentalu's management. The benefit of this study will be untilized as a realible theory to revitalize other museums to take a path in New Museology."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T38868
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mawaddatul Khusna Rizqika
"Tesis ini memuat model manajemen kuratorial berdasarkan paradigma museologi baru dengan studi kasus di Museum Nasional. Tesis ini memaparkan aspek-aspek dalam manajemen kuratorial meliputi definisi dan fungsi museum, tugas museum, fungsi sosial, partisipasi masyarakat, definisi koleksi, definisi kurator, pengkajian, pengadaan koleksi, inventarisasi, peminjaman koleksi, penghapusan koleksi, serta pembinaan dan pengawasan.
Hasil kajian menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian dan ketidaksesuaian di antara aspek-aspek tersebut dalam konsep museologi baru, regulasi, dan praktik kuratorial. Berdasarkan hasil kajian tersebut kemudian disusun strategi berupa model manajemen kuratorial dengan menggunakan analisis TOWS dan pengujiannya menggunakan analisis SWOT. Selain itu untuk mendapatkan gambaran praktik kuratorial di museum yang tidak sebesar Museum Nasional, maka dilakukan pengamatan di Museum Pendidikan dan Mainan Kolong Tangga.

This thesis contains a model of curatorial management based on new museology paradigm with case study at National Museum. This thesis explains aspects of curatorial management, include museum definition and function, museum task, social function, civil society participation, collection definition, curator definition, research, collection acquisition, inventory, collection loan, collection deaccession, and development and supervision.
Research result shows that there are compabilities and incompatibilities amongst the aspects of the concept of new museology, regulation, and curatorial practice. Based on the result of the research can be arranged a model of curatorial management use TOWS analysis and be examined use SWOT analysis. Futhermore, to get description about curatorial practice in museum that is not as complex as National Museum, accordingly observation were made at Education and Toys Museum "Kolong Tangga"."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T48716
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zuhdi Allam
"Kurator dan kegiatannya adalah jantung museum sekaligus menjadi bukti empiris dari perkembangan museologi. Cara kurator melakukan tugasnya menunjukkan pendekatan museologi apa yang dipraktikkan di museum. Mengingat museologi harus beradaptasi dengan konteksnya, diskusi mengenai kegiatan kuratorial menjadi dinamis. Sayangnya, penelitian terkait kegiatan kuratorial di museum-museum di Indonesia masih jarang. Kebanyakan penelitian yang ada fokus pada apa yang seharusnya museum dan kurator lakukan dan sedikit memberi perhatian pada realitas kegiatan kuratorial di museum. Penelitian ini mengeksplorasi beragam kegiatan kuratorial di lima museum di Jakarta, Ibukota Republik Indonesia dan barometer perkembangan permuseuman di negara ini. Lima museum yang terpilih merepresentasikan perbedaan koleksi dan pemilik. Data penelitian diperoleh dengan observasi, wawancara, dan pengumpulan dokumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami kegiatan kuratorial yang dilakukan di museum guna memperkaya perspektif kuratorial dalam diskusi museologi dunia.

Curatorship is the heart of museum the empirical evidence of museology development. The way curator does their duties shows what kind of museology practiced in museum. Since museology should be adapted to its context, either social, political, and historical; the discussion of curator’s job is dynamic. Unfortunately, it is rare to see a study on curator in Indonesian museum landscape. Most voices in museology academic is focusing what should curators do, while give a little attention to the reality of curatorship in museum. This study will explore a variety of curatorial activities in five museums in DKI Jakarta, capital of Indonesia and barometer of Indonesian museology development. The Five museums chosen are different from each other (its collection and its owner). The data is collected through observation and interviews with museum workers (since not every museum has curator). The aim of this study is to understand curatorial works done in Jakarta museums. Thus, the result will enrich the perspectives of museology worldwide. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T52061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahruddin Mansyur
"Tesis ini membahas tentang konsep tematik pameran museum kota berdasarkan konsep museum kota. Studi kasus yang digunakan adalah Museum Kota Makassar di Makassar sebagai satu-satunya museum dengan nomenklatur yang tepat sebagai museum kota. Konsep museum kota khususnya yang berkaitan dengan penyajian pameran adalah menampilkan tema-tema tentang pertumbuhan kota berdasarkan aspek fisik dan sosial, tidak hanya konteks masa lalu tetapi juga konteks kontemporer. Dengan demikian, dilakukan evaluasi terhadap Museum Kota Makassar khususnya tentang pameran yang ditampilkan. Berdasarkan konsep tematik pameran museum kota yang diperoleh dan hasil evaluasi yang dilakukan maka diperlukan karakteristik pertumbuhan Kota Makassar. Hasil dari sintesa terhadap konsep tematik pameran dan karakteristik pertumbuhan kota maka diperoleh sebuah konstruksi baru tentang pameran Museum Kota Makassar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan peran Museum Kota Makassar dalam memberikan pengetahuan dan pengalaman baru kepada masyarakat.

This thesis discussed about thematic concept of city museum displays based on the concept of city museum. Case study which is used is Kota Makassar Museum in Makassar as the only museum with the appropriate nomenclature as city museum. The concept of city museum especially related to present an exhibition is to display some themes about the growth of the city based on physical and social aspect, not only the past context but also contemporary context. Thus, evaluation to Kota Makassar Museum has been done especially about the exhibition that is displayed. Based on thematic concept of city museum, which is obtained and got result from the evaluation, characteristic of Makassar city?s growth is needed. The result of synthesis toward thematic concept of exhibition and city?s growth characteristic then obtains a new construction about exhibition of Makassar City museum. It intends to develop the role of Kota Makassar Museum in giving knowledge and new experience to society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T 27943
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kartum Setiawan
2010
T39930
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Kurnia Putri
"ABSTRAK Museum Ranggawarsita merupakan museum provinsi di Jawa Tengah yang dibangun melalui proyek rehabilitasi dan pembangunan museum. Pada tahun 1975, pembangunan Museum Ranggawarsita dirintis dan mulai dibuka secara bertahap pada tahun 1983 dan 1989. Museum Ranggawarsita memiliki koleksi yang berasal dari seluruh Jawa Tengah, antara lain berupa arca, emas, fosil, uang, kitab, batik, baju dan senjata tradisional. Museum ini dibangun dengan jumlah dana paling banyak dari museum provinsi yang dibangun pada kurun waktu 1975 hingga 1990. Pemerintah Orde Baru memberikan penekanan khusus pada Museum Ranggawarsita melalui alur cerita yang mewariskan ingatan tentang jasa Orde Baru dalam pembanguan Indonesia. Museum Ranggawarsita memuat narasi sejarah Orde Baru yang diwujudkan dalam alur cerita dan penataan koleksi. Dua gedung yang menjadi representasi langsung dari Orde Baru, yaitu Gedung C dan D. Koleksi yang dipamerkan berupa diorama, senjata, lukisan beberapa tokoh, dan bendera panji. Koleksi yang dipamerkan dalam dalam kedua gedung ini merepresentasikan Orde Baru yang cenderung militeristik dan mengutamakan perjuangan fisik. Narasi dalam alur cerita versi Orde Baru di Museum Ranggawarsita terus bertahan meskipun Orde Baru telah runtuh pada tahun 1998. Diorama perjalan sejarah bangsa, merupakan salah satu bagian alur cerita dalam Museum Ranggawarsita yang memuat narasi Orde Baru. Perubahan baru terjadi di tahun 2002, ketika disahkannya Undang-undang Otonomi Daerah, namun tidak banyak perubahan pada alur cerita di Museum Ranggawarista. Era Reformasi merupakan masa perubahan dan beberapa museum, seperti Monumen Nasional, telah mengganti narasi yang cenderung militeristik menjadi lebih terbuka. Hal ini tidak terjadi di Museum Ranggawarsita yang tetap mempertahankan narasi Orde Baru hingga tahun 2009.
ABSTRACT Ranggawarsita Museum is a provincial museum in Central Java that was built through a museum rehabilitation and construction project. The construction of the museum began in 1975 and it was opened for public gradually since 1983 and 1989. Ranggawarsita Museum has collections from all over Central Java, including statues/arca, gold, fossils, money, holy books, batik, traditional clothes, and traditional weapons. Ranggawarsita museum was built with the largest fundings among provincial museum project initiated by The New Order government in the period of 1975 to 1990. The New Order government put special emphasis on Ranggawarsita Museum through a storyline that inherited memories of the New Order's greatness in Indonesian development. Ranggawarsita Museum constructs historical narrative of The New Order which are manifested in the storyline and the arrangement of collections. There are two buildings which become the direct representation of The New Order, namely Building C and Building D.  Some collections displayed there including diorama, weapons, paintings of several figures, and war flags. Collections displayed in those two buildings represent the New Order narrative which tends to be militaristic and accentuates the physical struggle. The narrative of the New Order in Ranggawarsita Museum's display storyline continued despite the collapse of the New Order in 1998. It can be seen in the museum's diorama of Indonesia's historical journey which still contains the narrative of the New Order. In 2002 the Regional Autonomy Law was applied in the country, but there were not many changes to the storyline narrative of Ranggawarsita Museum. Reformation era is a period of change and several museums, such as the National Monument, have replaced the narrative of the New Order into some other opened narratives. But it did not happened at the Ranggawarsita Museum which maintained the New Order narrative until 2009.     

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T51843
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mohammad Amir Sutaarga
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI, 2000
069 MOH c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Royyan Noor Arofianto
"Fishscape Museum adalah proyek akhir yang berlokasikan di daerah Pasar Ikan, Jakarta Utara. Direncanakan pada lahan seluas kurang lebih 2700m2, dengan rancangan akhir bermassa 2 lantai dan langsung berinterkai dengan perairan lepas Sunda Kelapa. Dengan adanya latar belakang matinya nilai turisme pada kawasan sehingga disini mengupayakan untuk mengembangkan nilai turisme yang mati pada kawasan tersebut. Dibawa dengan konsep utama bagaimana sebuah narasi dari habitat ikan di Jakarta sendiri dan narasi morfologi dari sungai dapat menyampaikan pesan tentang pentingnya bagaimana kehidupan ikan dan lingkungannya perlu dibudidayakan secara optimal. Museum ini terprogram untuk menyediakan kegiatan turisme berupa edukasi tentang kehidupan perikanan di Jakarta dan budidayanya, yang diharapkan user nantinya dapat memahami dan menyadari pentingnya keberadaan ikan pada kehidupannya. Serta ruang untuk para peneliti dan edukator habitat perairan dapat berkumpul untuk bertukar pendapat tentang isu perikanan Jakarta.

Fishscape Museum is a final project located in the Fish Market area, North Jakarta. Planned on an area of ​​approximately 2700m2, with a final design with a 2-storey mass and directly interact with the waters off Sunda Kelapa. With the background of the death of the value of tourism in the region so here strives to develop the value of tourism that dies in the region. Taken with the main concept of how a narrative of fish habitat in Jakarta itself and the morphological narrative of the river can convey a message about the importance of how fish life and its environment need to be optimally cultivated. The museum is programmed to provide tourism activities in the form of education about the life of fisheries in Jakarta and its culture, which is expected to later users can understand and realize the importance of fish in their lives. As well as space for researchers and educators of aquatic habitats can gather to exchange opinions on Jakarta fisheries issues.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>