Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163788 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afdol Tharik Wastono
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku sintaksis kongruensi dan reksi dalam bahasa Arab dengan mengkaji unsur sintaksis yang menyertainya. Penelitian ini juga bertujuan untuk menentukan jenis-jenis kongruensi dan reksi dalam bahasa Arab yang selama ini belum terungkap. Unsur sintaksis yang terlibat dalam proses kongruensi dan reksi adalah kategori sekunder seperti persona, bilangan, gender, definisi, kasus, mood, dan aspek. Baik kongruensi maupun reksi berfokus pada hubungan antara konstituen dalam satu konstruksi. Kedua istilah tersebut dapat dibedakan dengan melihat kategori yang terlibat. Kongruensi berfokus pada hubungan antara konstituen dalam satu konstruksi yang ditandai dengan munculnya kategori yang sama, misalnya, kategori persona, bilangan, dan gender memegang peranan penting dalam hubungan antara subjek dan predikat verbalnya, sedangkan reksi berfokus pada hubungan yang ditandai dengan munculnya kategori tertentu yang dihasilkan dari hubungan antara satu konstituen dengan konstituen lainnya. Misalnya, kasus akusatif dalam fungsi objektif merupakan hasil hubungan antara objek dan predikatnya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam bahasa Arab, kongruensi dan reksi dapat ditemukan pada tingkat klausa dan frasa.

This study aims at describing syntactic behaviour of congruence and rection in Arabic by examining the syntactic element attached to them. This study also aims at determining types of congruence and rection in Arabic that have not been revealed so far. Syntactic element that is involved in the process of congruence and rection is the secondary category such as person, number, gender, defineteness, case, mood, and aspect. Both of congruence and rection focuse on relation between constituents in one construction. The two term can be distinguished by looking at the category involved. Congruence focuses on the relation between constituents in one construction that is marked by the appearance of the same category, for example, the category of person, number, and gender play an important role in the relation between a subject and its verbal predicate, while rection focuses on relation that is marked by the appearance of a certain category resulted from the relation between one constituent and another example, accusative case in the objective function is a result of relation between an object and its predicate. This study concludes that in Arabic, congruence and rection can be found at the clause and phrase level.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghazy Muhyiyuddin Subarkah
"Penelitian ini membahas tentang analisis sintaksis terhadap partikel الالم/ al-lām/ dalam Surat Al-Kahfi. Partikel /lām/ dalam urutan هجائية/ hijā’iyyah/ menempati ke-22 dari total 28 partikel /hijā’iyyah/. Partikel /lām/ dalam ranah sintaksis memiliki tiga penanda, yaitu fatḥah, kasrah, dan sukūn, dan penggunaan masing-masing penanda dapat berbeda tergantung sesuatu yang terdapat pada sebelum partikel dan sesudah partikel. Penelitian ini menganalisis dengan sudut pandang sintaksis terhadap partikel /lām/ dalam Surat Al-Kahfi dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan yaitu teori sintaksis yang dikemukakan oleh Dawud dan AdDaḥdaḥ dan dilengkapi penjabaran tentang 31 jenis partikel /lām/ yang dijabarkan oleh Az-Zajjājiy. Berdasarkan hal tersebut, peneliti telah membagi dan menganalisis partikel /lām/ menjadi dua kategori, yaitu berdasarkan fungsi dan letak partikel. Partikel /lām/ berdasarkan fungsi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu العاملة الالم/ al-lām al- ‘āmilah/ yang dapat mengubah modus dari verba atau kasus dari nomina dan املهملة الالم/ al-lām al-muhmilah/ yang tidak dapat mengubah modus dan kasus. Adapun kategori berdasarkan letak partikel /lām/, telah penulis bagi menjadi tiga kategori, yaitu sebelum verba (pra-verba), sebelum nomina (pra-nomina), dan sebelum partikel lain (pra-partikel).

This study discusses the syntactic analysis of the particle الالم/ al-lām/ in Surah Al-Kahf. The particle /lām/ in هجائية /hijā’iyyah/ order occupies the 22 nd place out of 28 /hijā’iyyah/ particles. The particle /lām/ in the topic of syntax has three markers, namely fatḥah, kasrah, and sukūn, and the use of each marker can be different depending on something that exists before the particle and after the particle. This study analyzes the particle /lām/ in Surah AlKahf from a syntactic point of view and using a qualitative descriptive method. The theory used in this study is the syntactic theory by David dan Ad-Daḥdaḥ and completed it with the explanation of 31 types of /lām/ particles by Az-Zajjājiy. Based on those, the researcher has divided and analyzed the /lām/ particle into two categories, which are based on the function and location of the particle. Particle /lām/ based on function can be divided into two types, namely العاملة الالم/ al-lām al-‘āmilah/ which can change the mood from the verb or the case from the noun and املهملة الالم/ al-lām al-muhmilah/ which cannot change the mood and cases. As for the categories based on the location of the particle /lām/, the author has divided them into three categories, which are before the verb (preverb), before the noun (pre-noun), and before the othe particles (pre-particle)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Irmawati
"In languages with fixed word orders, syntactic information is useful when solving natural language processing (NLP) problems. In languages like Indonesian, however, which has a relatively free word order, the usefulness of syntactic information has yet to be determined. In this study, a dependency annotation scheme for extracting syntactic features from a sentence is proposed. This annotation scheme adapts the Stanford typed dependency (SD) annotation scheme to cope with such phenomena in the Indonesian language as ellipses, clitics, and non-verb clauses. Later, this adapted annotation scheme is extended in response to the inability to avoid certain ambiguities in assigning heads and relations. The accuracy of these two annotation schemes are then compared, and the usefulness of the extended annotation scheme is assessed using the syntactic features extracted from dependency-annotated sentences in a preposition error correction task. The experimental results indicate that the extended annotation scheme improved the accuracy of a dependency parser, and the error correction task demonstrates that training data using syntactic features obtain better correction than training data that do not use such features, thus lending a positive answer to the research question."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:5 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indana Zulfa
"ABSTRAK
Anak kalimat dalam Bahasa Jerman memiliki banyak fungsi sintaksis. Beberapa fungsi di antaranya sebagai pengganti subjek, objek, menunjukkan keterangan tempat, keterangan waktu, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis anak kalimat dalam buku Die blauen und die grauen Tage karya Monika Feth berdasarkan fungsi sintaksis yang teorinya dikemukakan oleh Karin Pittner dan Judith Berman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa anak kalimat yang berfungsi sebagai Akkusativsatz dan Adverbialsatz sering muncul. Sementara itu, anak kalimat yang berfungsi sebagai Genitivobjektsatz dan Pr dikativsatz tidak ditemukan dalam data.

ABSTRACT
Dependent clauses in German language has various syntactic functions. Some of those functions are as subject replacement, object replacement, adverb of place, adverb of time, etc. This research aims to discover kinds of dependent clause on Die blauen und die grauen Tage by Monika Feth based on its syntactic function whose theory is found by Karin Pittner and Judith Berman. The result of this research shows that the dependent clause that often appear as Akkusativsatz and Adverbialsatz. On the other hand, the dependent clauses that function as Genitivobjektsatz and Pr dikativsatz are not found in the data. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fatmawati Sarang
"Penelitian ini bermaksud membahas ciri-ciri Verba Resiprokal (VR) dalam Bahasa Indonesia (BI). Hasil pembahasan mengenai VR dalam BI selama ini menunjukkan bahwa pola pembentukan VR bervariasi. Pola pembentukan yang bervariasi itu umumnya dianggap sama saja, yaitu mengungkapkan makna resiprokal atau berbalasan. Di lain pihak, pola pembentukan yang sama ternyata dapat juga mengungkapkan makna yang bukan resiprokal. Dalam penelitian ini, VR dalam BI ditinjau dari segi sintaksis dan semantik. Dari segi sintaksis, pembahasan dititikberatkan pada fungsi sintaksis, yaitu hubungan antara VR yang berfungsi sebagai Predikat (P) dan fungsi-fungsi sintaksis lainnya dalam kalimat, seperti fungsi Subjek (S), Objek (0), Pelengkap (Pel), dan Keterangan (Ket). Dari segi semantik, penelitian ini membahas tipe-tipe VR berdasarkan ciri semantis kewaktuan yang dikandung verba.
Data penelitian diambil dari kumpulan cerpen dan artikel. Penggunaan cerpen dan artikel sebagai sumber data didasari oleh pemikiran bahwa cerpen dan artikel umumnya merupakan narasi, dan dalam narasi terdapat cukup banyak verba yang di dalamnya terkandung peristiwa berbalasan atau timbal balik. Selain itu, pemilihan cerpen dan artikel dimaksudkan agar dapat mewakili berbagai ragam bahasa tubuh, yaitu ragam bahasa sastra dan media massa. Dengan penulis yang berbeda-beda, diharapkan akan didapatkan gaya penulisan yang berbeda-beda, dan dengan demikian kemungkinan untuk mendapatkan berbagai bentuk VR Pill lebih besar.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa VR mempunyai ciri-ciri yang bersifat umum dan khusus. Ciri umum, artinya ciri itu dimiliki oleh setiap VR yang dibentuk dengan pola apa pun. Ciri umum itu adalah makna berbalasan dalam melakukan kegiatan yang dinyatakan oleh verbanya. Sebaliknya, ciri khusus adalah ciri yang hanya dimiliki oleh VR tertentu. VR umumnya berbentuk intransitif atau semitransitif. Dalam VR berbentuk intransitif, tidak diperlukan hadirnya Nomina (N) di belakang verba, baik yang berfungsi sebagai O maupun Pel. Dalam VR berbentuk semitransitif, dituntut hadirnya N di belakang verba, dan N itu berstatus sebagai Pel. VR dapat ditandai secara gramatikal, atau VR tanpa penanda leksikal, dan secara leksikal, atau VR dengan penanda leksikal. VR tanpa penanda leksikal dapat diturunkan melalui proses afiksasi dan reduplikasi, sedangkan VR dengan penanda leksikal dapat berupa verba dasar dan verba berafiks yang disertai penanda leksikal seperti saling, Baku, satu sama lain, dan batik.
Umumnya VR tanpa penanda leksikal dan VR dengan penanda leksikal adalah verba aktivitas yang memiliki ciri semantis kewaktuan [+din,+dur,-tel, -lip]. Namun, tipe aktivitas pada VR tanpa penanda leksikal itu dapat berubah menjadi verba penyelesaian yang berciri [+ din, +dur, +tel,-lip] jika kegiatan yang dinyatakan oleh verba tersebut telah selesai atau tuntas. Selesainya kegiatan itu ditunjukkan oleh pewatas telah, Adv setelah, atau adanya titik akhir dalam kegiatan tersebut. Tipe aktivitas itu juga dapat berubah menjadi verba pencapaian yang berciri [+dn, -dur ,+tel,-lip] jika selesainya kegiatan yang dinyatakan oleh verbanya berlangsung sesaat.
Demikian pula VR dengan penanda leksikal. Tipe aktivitas itu dapat berubah menjadi verba penyelesaian, yang ditunjukkan oleh sasaran yang menjadi titik akhir kegiatan itu dan keterangan waktu yang menyatakan bahwa kegiatan yang disebut dalam verba itu telah selesai."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dien Rovita
"ABSTRAK
Penelitian mengenai verba resiprokal dalam bahasa Indonesia yang dikaji secara sintaktis dan semantis. Tujuannya adalah untuk menentukan tipe-tipe verba resiprokal dan kaidah-kaidah pembentukan tipe-tipe verba resiprokal berpenanda gramatikal dan leksikal. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk menentukan hubungan antara verba resiprokal dengan fungsi-fungsi lain dalam kalimat berdasarkan analisis fungsi sintaktis dan menentukan hubungan antara verba resiprokal, sebagai predikator, dengan argumen-argumen yang terdapat dalam proposisi berdasarkan analisis fungsi semantis, serta menentukan tipe-tipe semantis verba resiprokal. Penelitian ini menggunakan tulisan berbentuk narasi yang diambil empat buah novel yaitu Burung-burung Manyar, Raumanen, Hati yang Damai, dan Balada si Roy: Blue Ransel, dan tulisan berbentuk eksposisi yang diambil dari majalah Tiras edisi bulan Februari sampai dengan September 1995. Setelah data terkumpul diadakan pengelompokan terhadap verba resiprokal berdasakan tipe-tipe verba resiprokal berpenanda gramatikal dan leksikal. Terakhir diadakan analisis berdasarkan fungsi sintaktis dan fungsi semantis. Hasil yang diperoleh terdapat dua puluh delapan tipe verba resiprokal, yang dibedakan menjadi delapan tipe verba resiprokal berpenanda gramatikal dan dua puluh tipe verba resiprokal berpenanda leksikal. Selain itu diperoleh fungsi-fungsi sintaktis, peran-peran semantis, dan tipe-tipe semantis verba resiprokal.

"
1996
S11263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarlam
"Morphological and syntactical analysis on temporal construction in Javanese language"
Surakarta: Pustaka Cakra, 2004
499.222 5 SUM a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Somari Wiriaatmadja
"This study aims at describing syntactic behavior of congruence and rection in Arabic by examining the syntactic element attached to them. This study also aims at determining types of congruence and rection in Arabic that have not been revealed so far.
Syntactic element that is involved in the process of congruence and rection is the secondary category such as person, number, gender, definiteness, case, mood, and aspect. Both of congruence and rection focused on relation between constituents in one construction. The two term can be distinguished by looking at the category involved.
Congruence focuses on the relation between constituents in one construction that is marked by the appearance of the same category, for example, the category of person, number, and gender play an important role in the relation between a subject and its verbal predicate, while rection focuses on relation that is marked by the appearance of a certain category resulted from the relation between one constituent and another constituent, for example, accusative case in the objective function is a result of relation between an object and its predicate.
This study concludes that in Arabic, congruence and rection can be found at the clause and phrase level.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T9953
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Septy Tria Utami Supeno P.
"Skripsi ini membahas penggunaan gaya bahasa pada tataran sintaksis yang digunakan pada tiga teks sumber cerita dongeng bertema putri karya Grimm Bersaudara, yaitu Sneewittchen atau Putri Salju, Rapunzel, dan Aschenputtel atau Cinderella. Selain membahas penggunaan gaya bahasa yang digunakan pada teks sumber, penelitian ini juga membahas terjemahan gaya bahasa tersebut yang ada pada teks sasaran dan penggunaan teknik penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan gaya bahasa dari teks sumber ke teks sasaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan merupakan tiga cerita kumpulan dongeng karya Grimm Bersaudara dari buku yang berjudul Kinder- und Hausm rchen yang diterbitkan pada tahun 1857 dan teks sasaran merupakan tiga teks terjemahan yang diambil dari buku yang berjudul Dongeng Cerita Grimm Bersaudara yang diterbitkan oleh Penerbit Abdi Tandur pada tahun 2010. Terdapat sembilan macam gaya bahasa yang ditemukan pada teks sumber dengan tiga bentuk gaya bahasa pada tataran sintaksis. Gaya bahasa yang ditemukan tersebut ada yang diterjemahkan kembali ke dalam bentuk gaya bahasa sumber dan ada yang tidak. Selain itu, kalimat pada teks sumber yang mengandung gaya bahasa tersebut diterjemahkan dengan menggunakan berbagai teknik penerjemahan, di antaranya adalah transposisi, modulasi, penjelasan tambahan contextual conditioning , penerjemahan resmi/baku, dan tidak diberikan padanan.

This research discusses the use of the syntactic style used in the three texts of the princess story of Grimm Brothers. These texts are Sneewittchen or Putri Salju, Rapunzel, and Aschenputtel or Cinderella. In addition to discussing the use of the styles used in the initial texts, this research also addresses the style translation present in the translated texts and the use of translation techniques used in translating the style from the initial text to the translated text. The method used in this research is literature study method with qualitative descriptive approach. The main data the three stories of a collection of fairy tales by the Grimm Brothers from a book ldquo Kinder und Hausm rchen rdquo 1857 and the translated texts are taken from a book ldquo Dongeng Cerita Grimm Bersaudara rdquo 2010 published by Abdi Tandur. There are nine kinds of styles found in initial texts with three forms of style on a syntactic level. The styles are translated back into the same initial texts style and some are not. In addition, the sentence in the initial texts that contains the style is translated using various translation techniques, such as transposition, modulation, contextual conditioning, official translation, and no equivalent."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>