Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11326 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Wayan Sukersa
"Usada Taru Pramana (UTP) adalah sebuah naskah Bali klasik yang isinya menceritakan berbagai jenis tumbuhan yang dapat dijadikan obat-obatan. Dare kesepuluh naskah UTP yang berhasil ditemukan, diketahui ada satu versi yang terdini dare lima naskah berisi teks lebih utuh, dare satu dare kelima naskah itu, yaitu naskah A memiliki keunggulan dibai.dingkan dengari naskah B, C, D, dan E. Dengan dernikian, dalam kaiian filologis irii diterapkan metode landasan (Iegger).Berdasarkan kritik teks yang dilakukan terhadap naskah-,naskah UTP berhasil diidentifikasi beberapa kesalahan satin/ tulis yang berupa lakuna, substitusi, adisi, omisi, inter¬polasi, substitusi interpolasi, ditogr afi, dan metatesis. Dengan membetulkan kesalahan-kesalahan sal.irt/tulis itu ter¬sajiiah teks UTP yang otoritatif dan benar berdasark:an bukti¬bukti yang terdapat dalam naskah-naskahnya. UTP menggunakar. bahasa Jawa Kuna bercampur denga.. Bahasa Bali. Dalarn edisi teks, ejaan kata-kata bahasa Jawa Kuna mengikuti Pasang Aksara Bali (Simpers, 1979) dan Kamus Jawa Kuna-Indonesia (Zoetmulder dan Robson, 1995). Kata-kata baha¬sa Bali merigikuti EYB Bahasa Bali dan Kamus Bali-Indonesia (War ria, 1990). Semua itu dicer tai pules penyesuaian seperlu¬nya. Ter jemahan dalam bahasa Indonesia juga disertakan agar¬isi teks UTP dapat dipahami oieh masyarakat ivas."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T41363
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husnul Fahimah Ilyas
Yogyakarta: Arti Bumi Intaran, 2016
091 HUS s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah Bali ini memuat dua judul yaitu: mantra usada tantri dan dasa sila paramarta. Mantra usada tantri berisikan mantra-mantra pengobatan yang diambil dari cuplikan-cuplikan cerita Tantri. Di antaranya disebutkan tentang keberhasilan seorang pendeta dengan keutamaan mantranya sehingga Raden Mantri dapat sembuh dari gigitan ular; Suraddha mati dipatuk ular; dirusaknya rumah burung sang syah oleh kera; meninggalnya para putra Begawan Wasista dimangsa raksasa; dan cerita Ni Dyah Tantri. Dilanjutkan dengan cuplikan-cuplikan cerita lain, seperti: sang Manik Angkeran; 2 Kerajaan Jenggala dan Kediri; perang Baratayuda; awal Mahabarata; saat Pandawa dan Kurawa belajar ilmu panah (danur dara) kepada Begawan Drona; Begawan Weda dengan muridnya; Jagat Karu; Aji Dharma; Usadha; dan diakhiri dengan ajaran Pangiwan Begawan Jayanti dan Pangiwan Naga Buntut. Teks bagian kedua, ialah dasa sila paramarta, diawali dengan uraian tokoh Maharaja Duryadana, saat menyatu dengan Pretiwi (bumi) maka muncullah tumbuh-tumbuhan yang dinikmati manusia sebagai panca tan mantra. Sedangkan sewaktu di bhuwana alit, beliau disebut sebagai pancedria yang meliputi: arsendria (kulit), srotendria (telinga), caksundria (mata), sranendria (hidunga), dan jihnendria (lidah), yang semuanya ini dapat membentuk dasa bayu. Disebutkan juga bagian-bagian Dasendria, seperti wakindria (mulut), panindria (tangan), pastendria ( kemaluan lelaki), paywendria (pantat), dan padandria (kaki), yang berpengaruh dalam diri Duryadana, sehingga muncul sifat dremba, moha, loba, dama, matsarya, usya, denggya, dan angkara padanya, juga terhadap para Kurawa lainnya. Beda halnya dengan Pandawa, yang memiliki sifat baik yang bertindak di atas garis kebenaran sehingga disebut sebagai bhuwana langgeng; seperti yang berpengaruh pada diri Darmawangsa (sebagai sabda), Bima ( sebagai bayu), Arjuna (sebagai idep). Ketiga tokoh Pandawa ini disebutkan sebagai Tri Bhuwana atau Bhuwana Langgeng. Teks dilanjutkan dengan kisah peperangan Baratayuda, saat matinya Gatotkaca dibunuh oleh Karna, Karna oleh Arjuna, Bisma oleh Srikandi, dan lain-lainnya. Diungkapkan tentang prang Ayodya dengan Alengka; kisah Sugriwa dan Subali, serta lahirnya Anoman. Diakhiri dengan dibunuhnya Boma oleh Kresna dan Detya Kawaca oleh Arjuna. Pada lempir pertama naskah ini, terdapat catatan tambahan beraksara Latin, dan Bali, menyebutkan I.G. Jlantik (t.t), 14/6 1929. Lid rad brata ring Singaraja. Berdasarkan data ini, kiranya naskah disalin (atau hanya dikoleksi?) oleh I.G. Jlantik pada tanggal 14 Juni 1929 di Singaraja."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
PR.29-LT 237
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dara Firdha Az-Zahra
"Serat Pelatuk Bawang adalah teks dari naskah berbahasa dan beraksara Jawa yang ditemukan pada Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Teks Serat Pelatuk Bawang (SPB) di dalamnya mengandung informasi berupa khasiat burung Pelatuk Bawang atau bernama Latin Dinopium Javanense yang berguna bagi kehidupan manusia. Penamaan pupuh menggunakan sasmitaning tembang, misalnya terlihat pada kang winangun sekar pamijil, untuk menyebutkan pupuh Mijil. Jumlah pupuh dalam SPB terdiri dari tiga pupuh. Keunikan dari SPB adalah pupuh I pada teks SPB ini bentuk salinan dari pupuh XXIII Serat Centhini Jilid 1. Sebagai teks yang memuat khasiat burung Pelatuk Bawang untuk kehidupan manusia, teks SPB menyampaikan bagian-bagian tubuh burung Pelatuk Bawang yang digunakan sebagai bahan pengobatan, khususnya pemanfaatan dalam bidang kesehatan manusia. Penelitian SPB ini menggunakan dua pendekatan, yaitu langkah filologi dan analisis deskriptif. Penelitian ini juga menggunakan teori ethno-medicine berupa animal-medicine. Berdasarkan analisis filologi, penulis SPB “menyalin” dari naskah Serat Centhini pupuh XXIII. Penyalinan teks yang mengutip Serat Centhini pada pupuh I SPB ini terlihat dari perbedaan dan persamaan dalam teks. Teks SPB juga menghadirkan manfaat bagian-bagian tubuh burung Pelatuk Bawang. Sebagai teks klasik, SPB adalah sebuah teks tentang khasiat burung Pelatuk Bawang yang berguna untuk pengobatan tradisional berbahan dari hewan.

Serat Platuk Bawang is the text of the Javanese script and script found in the Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. The text of Serat Platuk Bawang (SPB) contains information in the form of the benefits of the Common Goldenback bird or the Latin Dinopium javanense which is useful for human life. The naming of pupuh uses the sasmitaning tembang, for example seen in kang winangun sekar pamijil, to mention pupuh Mijil. The number of pupuh in SPB consists of three pupuh. The uniqueness of SPB is that pupuh I in the SPB text is in the form of a copy of pupuh XXIII Serat Centhini Volume 1. As a text that contains the efficacy of the Woodpecker for human life, the SPB text conveys the parts of the Common Goldenback bird which are used as medicinal ingredients, especially the use in the field of human health. This SPB research uses two approaches, namely philological steps and descriptive analysis. This study also uses ethnomedicine theory in the form of animal medicine. Based on the philological analysis, the writer of SPB "copied" from the manuscript of Serat Centhini pupuh XXIII. The copying of the text quoting Serat Centhini on pupuh I SPB can be seen from the differences and similarities in the text. The SPB text also presents the benefits of the Common Goldenback body parts. As a classic text, SPB is a text about the efficacy of the Common Goldenback which is useful for traditional medicine made from animals."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Anggraini Hanafiah
"Salah satu jenis naskah yang masih relevan dengan masa kini adalah naskah pengobatan. Dalam naskah pengobatan tersimpan informasi mengenai sebuah penyakit beserta gejala dan cara pengobatannya. Praktik pengobatan tradisional ini banyak dilakukan oleh berbagai suku di Indonesia termasuk Bali. Praktik pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat Bali disebut dengan usada. Praktik pengobatan usada ini dapat ditemukan dalam naskah. Salah satu naskah lontar usada yang berisi ilmu pengetahuan mengenai obat-obatan adalah naskah lontar usada 59 L 878. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan praktik etnomedisin yang dilakukan oleh masyarakat Bali berdasarkan naskah lontar 59 L 878. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan metode penelitian filologi. Hasil penelitian yang diperoleh, yaitu pertama, dalam naskah lontar usada 59 L 878 terdapat 39 jenis penyakit tiwang. Kedua, terdapat juga beberapa penyakit lainnya, seperti batuk, gelisah, mokan, dan rematik. Ketiga, praktik etnomedisin dalam naskah lontar usada 59 L 878 terbagi menjadi dua, yaitu pengobatan dengan bahan alam dan juga pengobatan dengan perpaduan antara bahan alam dan mantra.

One kind of manuscript that is still relevant today is the medical manuscript. In the treatment manuscripts, information is stored about a disease along with its symptoms and how to treat it. The practice of traditional medicine is widely practiced by various tribes in Indonesia, including Bali. The medical practice carried out by the Balinese people is called usada. This usada medical practice can be found in the manuscript. One of the manuscripts of lontar usada which contains knowledge about medicine is the manuscript of lontar usada 59 L 878. This study aims to explain the ethnomedicine practices carried out by the Balinese people based on the manuscript of lontar usada 59 L 878. The method used in this study is a qualitative method with philological research methods. The results of the research obtained, namely first, in the manuscript of lontar usada 59 L 878 there are 39 types of tiwang disease. Second, there are also several other diseases, such as coughing, anxiety, mokan, and rheumatism. Third, the practice of ethnomedicine in the manuscript of lontar usada 59 L 878 is divided into two, namely treatment with natural ingredients and also treatment with a combination of natural ingredients and mantras."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Risa Prima Diamara Noviar
"Penelitian ini membahas ilustrasi pada naskah Serat Jaka Semangun (SJS). Naskah ini terdapat di Perpustakaan FIB UI dengan nomor naskah NR 261. Teks SJS bercerita tentang saudagar kafir yang bernama KI Kalid yang sudah lama ingin mempunyai keturunan. Suatu hari ia mendatangi suatu tempat keramat untuk berdoa meminta seorang anak. Pada akhirnya Tuhan Yang Maha Esa mendengar doanya. Ia dikaruniai seorang anak laki-laki yang bernama Semangun. Begitu lahir, Semangun langsung dapat berdiri, bersujud dan membaca syahadat. Semangun memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menolong orang. Ada pula dari bangsa Kures yang kaya raya dari kaum kafir bernama Abu Jalal. Ia merasa terusik dengan lahirnya Semangun karena sudah berani melawan kekuasaanya. Abu Jalal beserta pengikutnya menyusun berbagai rencana untuk membunuh Semangun.
Dikisahkan pula bahwa Abu Jahal memiliki seorang anak perempuan bernama Dewi Ngasiyah. Ia mendengar semua cerita tentang keberanian Semangun dari para embannya. Dewi Ngasiyah pun merasa jatuh cinta dan ingin memberi tahu Semangun dengan menulis sebuah surat. Semangun pun menyambut gembira kabar tersebut dan meminta restu kepada kedua orang tuanya. Selanjutnya Dewi Ngasiyah dan Semangun menikah, tak lama kemudian Dewi Ngasiyah memeluk agama Islam mengikuti suaminya.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui keterkaitan teks dan ilustrasi. Adapun langkah kerja filologi yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu inventarisasi naskah, mengalihaksarakan ( mentransliterasi) dan guna memahami makna teks menggunakan teori penerjemahan yang dikemukakan oleh Hoed ( 2006 ) dengan pendekatan hermeneutik, selajutnya untuk membicarakan ilustrasi di dasari pada pendekatan kodikologi oleh Mulyadi ( 1994 ) dan ilustrasi dikaji menggunakan teori dari Bland ( 1969 )"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11712
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Singaraja: UPTD Gedong Kirtya, 2015
091 PEM p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Rochmawati Minarno Putri
"Salah satu tujuan hidup manusia adalah mencapai kebahagiaan dan ketentraman. Berbagai cara dilakukan sebagai upaya untuk mewujudkannya. Riset ini membahas naskah klasik Jawa berjudul Serat Sandi Usada saha Serat Kamanungsan yang didalamnya memberikan pengetahuan kepada manusia untuk mencapai ketentraman hidup. Naskah ini ditulis menggunakan aksara Jawa dan bahasa Jawa pada tahun 1922 dan 1923. Tujuan penelitian ini menyajikan hakikat Serat Sandi Usada saha Serat Kamanungsan serta mengkaji ajaran moral mengenai ketentraman hidup yang terkandung di dalamnya. Pembahasan ajaran moral dalam teks ini diawali dengan membaca naskah melalui cara kerja filologi agar teks dapat dibaca oleh masyarakat luas. Proses analisis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naskah tersebut memuat ajaran untuk mencapai ketentraman. Kebahagiaan dan ketentraman dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas diri dan kemampuan untuk menjalani kehidupan yang seimbang antara lahir dan batin. Dalam teks Serat Sandi Usada saha Serat Kamanungsan malu dan lapar merupakan cara untuk mencapai kebahagiaan dan ketentraman. Malu dan lapar adalah generator penggerak sistem laku kehidupan manusia.

Various ways are done to achieve the goals. This research discusses the classic Javanese manuscript entitled Serat Sandi Usada saha Serat Kamanungsan in which provides knowledge to humans to achieve peace of life. This manuscript was written using Javanese script and Javanese language in 1922 and 1923. The purpose of this study is to present the truth of Serat Sandi Usada saha Serat Kamanungsan and examine the moral teachings about the tranquility of life contained therein. Discussion of moral teachings in this text begins with reading the text through the work of philology so that the text can be read by the common people. Descriptive qualitative methods were used to analyze this book. Qualitative research are methods to explore and understand meaning ascribed to social or humanitarian problems. The results showed that the manuscript contains teachings to achieve peace. Happiness and peace can be achieved by increasing the quality of self and the ability to live a balanced life between body and mind. In the text of Serat Sandi Usada saha Serat Kamanungsan shame and hunger are ways to achieve happiness and peace. Shame and hunger are the generators that drive the behavior system of human life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI, 1997
598.51 KAJ
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>