Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 505 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Katoppo, E.
Bandung: Kilat Madju, 1952
992.4 KAT p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yamin, compiler
"Buku ini berisi tentang perjuangan proklamasi menegakkan kedaulatan Indonesia termasuk Irian Barat ; Sejarah Irian Barat ; Pengartian kedaulatan Indonesia atas Irian Barat ; Memperjuangkan Irian Barat berdasarkan naskah proklamasi ; Keruhanian dan pengajaran di Irian Barat ; Pedoman dan kemudi bagi perjuangan di Irian Barat"
Bukittinggi - Djakarta - Meda: N.V. Nusantara, 1956
K 320 MUH p
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Roeslan Abdulgani
Djakarta: Jajasan Universitas Rakjat, 1962
995.103 ROE s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tsanya Imtiyaz
"Artikel ini membahas mengenai pemberitaan sengketa Irian Barat dalam surat kabar Merdeka dan majalah Star Weekly. Kedua pers ini dipilih karena memiliki persamaan sebagai pers cetak dengan jenis dan corong perjuangan pers yang berbeda. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk melihat perbedaan dan persamaan pemberitaan antara surat kabar Merdeka yang merupakan pers Nasionalis dan majalah Star Weekly yang merupakan pers Tionghoa terhadap peristiwa sengketa Irian Barat. Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang telah membahas mengenai pandangan surat kabar Merdeka terhadap Australia ditengah sengketa ini, atau pandangan surat kabar Merdeka pada suatu peristiwa lainnya, serta usaha diplomasi, politik dan militer yang dilakukan dalam upaya pembebasan Irian Barat, penelitian ini akan fokus pada penyiaran berita mengenai peristiwa sengketa Irian barat khususnya pada surat kabar Merdeka dan majalah Star Weekly. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun kedua pers ini memiliki kesamaan dalam bentuk yaitu sebagai pers cetak dan keduanya juga memiliki sikap kontra terhadap Belanda dalam sengketa Irian Barat, tetapi kedua pers ini memiliki perbedaan dalam ideologi, fokus topik pemberitaan, gaya bahasa, dan juga pendekatan. Surat kabar Merdeka dengan ideologi nasionalis radikalnya memiliki focus pemberitaan pada topik usaha diplomasi dan usaha militer sehingga cenderung menggunakan gaya bahasa emotif dan persuasif dan pendekatan heroik nasionalis. Sedangkan, Majalah Star Weekly dengan ideologi nasionalis kritisnya memilih fokus pada topik pemberitaan dampak kebijakan pemerintah yang menggunakan gaya bahasa kritis dan analitis serta pendekatan kritik konstruktif. Data dalam artikel ini diperoleh melalui studi literatur dan dari surat kabar Merdeka dan majalah Star Weekly periode antara tahun 1949-1961. Untuk metode penulisan penelitian, artikel ini akan menggunakan metode sejarah, yang mencakup empat tahapan yaitu penelusuran sumber, verifikasi sumber, interpretasi, dan historiografi.

This article discusses the coverage of the West Irian dispute in the Merdeka newspaper and the Star Weekly magazine. These two presses were chosen because they have similarities as printed presses with different types and mouthpieces of the press struggle. Therefore, this article aims to see the differences and similarities in the reporting between the Merdeka newspaper, which is a Nationalist press, and the Star Weekly magazine, which is a Chinese press, regarding the West Irian dispute. Unlike previous studies that have discussed the Merdeka newspaper's views on Australia in the midst of this dispute, or the Merdeka newspaper's views on other events, as well as diplomatic, political and military efforts carried out in the effort to liberate West Irian, this study will focus on the broadcasting of news about the West Irian dispute, especially in the Merdeka newspaper and the Star Weekly magazine. The results of this study indicate that although these two presses have similarities in form, namely as printed presses and both also have a counter-attitude towards the Netherlands in the West Irian dispute, these two presses have differences in ideology, focus of news topics, language style, and also approach. Merdeka newspaper with its radical nationalist ideology focuses its news coverage on diplomatic and military endeavors, so it tends to use an emotive and persuasive language style and a heroic nationalist approach. Meanwhile, Star Weekly Magazine with its critical nationalist ideology chooses to focus on the topic of reporting the impact of government policies using a critical and analytical language style and a constructive criticism approach. The data in this article were obtained through literature studies and from Merdeka newspaper and the Star Weekly magazine for the period between 1949-1961. For the research writing method, this article will use the historical method, which includes four stages, namely source tracing, source verification, interpretation, and historiography."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Wijaya, 1944-
Jakarta: Balai Pustaka, 1994
808.83 PUT m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Djopari, Johannes Rudolf Gerzon
"Pembangunan yang diselenggarakan di Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya sejak daerah itu dikembalikan ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tangga1 1 Mei 1963, dihadapkan kepada berbagai permasalahan. Hal yang demikian menyebabkan rakyat di wilayah Propinsi itu tidak cepat berubah dan berkembang mengikuti kemajuan sama dengan saudara-saudara mereka di daerah Indonesia lainnya.
Proses integrasi politik di Irian Jaya menghadapi suatu tantangan yang utama dan berat yaitu pemberontakan dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang dimulai pada tahun 1965 tepatnya pada tangal 26 Juli di Manokwari yang dipimpin oleh Permenas Ferry Awom, bekas anggota Batalyon Sukarelawan Papua (Papua Vrijwilinger Corps) buatan Belanda. Pemberontakan OPM yang terus berlangsung hingga saat ini dan secara sporadisadis itu merupakan hambatan terhadap penyelenggaraan pembangunan pada umumnya baik pemaangunan fisik maupun pembangunan non fisik.
Sebagai gerakan separatis, maka pemberontakan OPM merupakan hadangan terhadap proses integrasi di Irian Jaya yang lebih banyak diwarnai oleh dimensi yang horizontal, yaitu suatu tujuan untuk mengurangi diskontinuitas dan ketegangan kultur kedaerahan dalam rangka proses penciptaan suatu masyarakat politik yang homogen.
Di Irian Jaya, bentuk pemberontakan OPM dapat digolongkan ke dalam beberapa tindakan sebagai berikut Pertama; aksi perlawanan fisik bersenjata atau aksi militer yang dilakukan secara sporadis; Kedua; aksi penyanderaan; Ketiga; aksi demonstrasi massa; Keempat; aksi pengibaran bendera Papua Barat; Kelima; aksi penempelan dan pengebaran pamflet/selebaran; Keenam; aksi rapat-rapat politik dan pembentukan organisasi perjuangan lokal; Ketujuh; aksi pelintasan perbatasan ke Papua New Guinea; Kedelapan; aksi pengrusakan/pembongkaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa OPM itu lahir di Irian Jaya dari dua faksi utama pimpinan Terianus Aronggear, SE dan Aser Demotekay pada tahun 1964 dan tahun 1963. Sebagai organisasi OPN kegiatannya terbagi dua yaitu kegiatan politik dan kegiatan militer. Kegiatan politik kemudian terus dilanjutkan di lu ar negeri sedangkan kegiatan militer dilakukan di Irian Jaya. Secara keseluruhan kegiatan politik di luar negeri kurang efektif sebab terjadi perpecahan antara para pemimpin politik OPM dari segi orientasinya ada yang pro-Barat dan ada yang berorientasi ke neo-Marxis/Sosialis. Perpecahan ini jelas mempengaruni faksi militer di Irian Jaya sehingga kegiatan mereka lemah dan mudah dipatahkan oleh Pemerintah atau Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Justru orientasi ke neoMarxis/Sosialis itu merupakan hambatan utama bagi dukungan politik maupun dukungan dana dari negara-negara Barat terhadap OPM.
Berdasarkan telaahan teori dan pendapat para sarjana dapat diungkap bahwa pemberontakan itu terjadi karena ketidakpuasan dan kekecewaan yang dialami oleh manusia dalam suatu sistem politik atau negara.
Di Irian Jaya saat ini masih saja ada aktivitas pemberontakan dari OPM secara sporadis, walaupun setiap kegiatan dengan mudah dapat dipatahkan dan tidak ada dukungan politik secara internasional. Kondisi yang demikian ini menimbulkan pertanyaan sebagai berikut :
Pertama; apakah benar bahwa pemberontakan OPM itu terjadi karena integrasi politik di Irian Jaya kurang mantap ? Kedua; apakah benar bahwa pemberontakan OPM itu merupakan bom waktu yang dibuat oleh Belanda, atau pemberontakan OPM itu terjadi karena tumbuh kesadaran nasionalisme Papua ? Ketiga; apakah benar dan mengapa masih saja ada orang-orang Irian Jaya yang berideologi serta mendukukung pemberontakan OPM ? Keempat; kalau memang demikian, bagaimana sebaiknya pendekatan pembangunan politik di Irian Jaya itu dilakukan, agar dapat mewujudkan integrasi politik yang mantap ?
Berangkat dari ke-4 pertanyaan tersebut di atas, yang menjadi pokok permasalah dalam tulisan ini adalah sampai sejauh mana pengaruh pemberontakan OPM terhadap pembentukan integrasi politik yang mantap di Irian Jaya.
Dari hasil kajian diperoleh kesimpulan bahwa pada hakekatnya pemberontakan OPM masih mempengaruhi pembentukan integrasi politik yang mantap di Irian Jaya, hal mana dapat dilihat dari sikap dan dukungan yang diberikan oleh rakyat Irian Jaya terhadap OPM sehingga timbul berbagai aksi pemberontakan secara sporadis dalam kurun waktu 20 tahun dan OPM lebih mampu mensosialisasikan nilai-nilai "nasionalis Papua" sebagai ideologi OPM kepada rakyat Irian Jaya.
Oleh karena itu untuk mewujudkan integrasi politik yang mantap di Irian disarankan agar terlebih dulu menghilangkan ideologi OPM serta melakukan pendekatan "cinta-kasih" dalam pergaulan atas dasar persamaan dan persaudaraan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saleh A. Djamhari
Jakarta: Departemen Pertahanan-Keamanan, Pusat Sedjarah ABRI, 1979
355.095 98 SAL i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Saleh A. Djamhari
Jakarta: Departemen Pertahanan-Keamanan Pusat Sedjarah ABRI, 1971
355.095 98 SAL i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Mohamad Ali
Djakarta: Ganaco, 1963
959.8 MOH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>