Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58797 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Pudji Widodo
"ABSTRACT
Dumbo (Clarias gariepinus) is one of walking catfish species from
Africa. Dumbo was introduced to Indonesia in 1986. Sangkuriang (Clarias
gariepinus var. Sangkuriang) is one of dumbo variant that was launched by
Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi.
The study about feeding behavior of sangkuriang is using juvenile of
clarias (Clarias gariepinus), common carp (Cyprinus carpio), tambaqui
(Collossoma macropomum) and tilapia (Tilapia mossambica) as preys.
Feeding behavior and prey preference of sangkuriang were compared with
dumbo (control). Parameters were observed in this study included:
aggressivity, time needed to recognize the prey, velocity to attack the prey,
and number of preys eating by two variant of catfish. The study was
conducted in aquarium (artificial environment).
Number of preys have been eaten by dumbo and sangkuriang were
recorded every 2 (two) hours along one day (24 hours). Data of each
parameter of dumbo and sangkuriang was compared. Data analysis was using mean difference comparison with t-test for independence variance and
one way ANOVA used SPSS program release 12.0.
In the feeding preference test, both of sangkuriang and dumbo were
prefer to attack juvenile of common carp and juveniles of clarias was second
preference. But in the feeding test, both of sangkuriang and dumbo
preferred to eat juvenile of clarias itself more than three other species.
Feeding preference of two variant of catfish were influenced by their prey
behavior. Juveniles of clarias were the weakest preys. When juveniles of
clarias needed oxygen, they would swim vertically to water surface. Its time,
both sangkuriang and dumbo attacked juveniles of clarias on the weakest
condition.
The time of sangkuriang ate maximum number of preys is between
02.00 ? 04.00 a.m. This result is match with many other research and studies
that say catfish is nocturnal fish. Dumbo ate preys maximum between 12.00
? 14.00. There are many previous studies describe that on the special case,
catfish can be active on daytime. Dumbo was more aggressive than sangkuriang. Time attacked its
preys by dumbo was faster than sangkuriang?s.. Dumbo was also more
cannibal than sangkuriang. Sangkuriang ate preys more than dumbo. Both
of dumbo and sangkuriang can be serious threat if they enter into natural
environment, because they will attack endemic fishes."
2009
T28826
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1994
398.3 SAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Efranandi Abi Rafdi
"Budidaya ikan membutuhkan pemantauan parameter pH, suhu air, ketinggian air, dan kekeruhan air untuk memastikan keberlangsungan hidup dan kesehatan ikan serta menjaga tingkat stres ikan. Pada cuaca ekstrim, parameter air menjadi tidak terkendali, sehingga ikan berpotensi untuk sakit dan mati jika tidak ditangani dengan cepat. Jenis ikan yang berbeda membutuhkan nilai parameter yang berbeda juga, oleh karena itu dibutuhkan pengendalian parameter kualitas yang berkelanjutan untuk menjaga kualitas air sebagai tindakan preventif. Dalam skripsi ini didesain sistem untuk mengendalikan parameter kualitas air secara otomatis berbasis Internet of Things (IoT) dan sistem pemberian pakan ikan otomatis. Ikan lele sangkuriang digunakan sebagai objek penelitian selama satu bulan. Dari hasil uji coba didapatkan peningkatan massa ikan sebesar 4,55% dalam satu minggu untuk ikan yang dibudidayakan pada kolam yang terintegrasi sistem otomasi.

Fish cultivation requires monitoring pH, water temperature, water level, and water turbidity parameters to ensure fish’s survival and fish’s health also affect fish’s stress level. On an extreme weather, water parameters became uncontrollable, increasing fish’s stress level and giving potential for sickness dan death if not handled quickly. Different types of fish need different parameter value, therefore, a sustainable parameter quality control to maintain water quality is needed as a preventive action. In this final project, a system designed to control water quality automatically based on Internet of Things (IoT) and has an automatic feeding system. Sangkuriang catfish used as the research object for one month total duration. The result yields 4.55% fish’s mass increase in one week for fish cultivated in the automated system integrated pond."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Dalam permasalahan ekonomi sering ditemukan fenoma bahwa variabel-variabel ekonomi memiliki hubungan dua arah yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi. Hubungan seperti ini disebut sebagai hubungan simultan. Namun, model simultan memiliki beberapa kendala dalam penentuan variabel endogen dan variabel eksogen. Vector Autoregression (VAR) merupakan metode yang dapat menjawab permasalahan pada model simultan karena seluruh variebel dianggap sebagai variabel endogen. Selain itu, VAR juga merupakan metode yang sangat berguna dalam memahami adanya interrelationship (hubungan timbal balik) antar variabel dalam analisis. Tugas akhir ini secara umum bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat interrelationship (hubungan timbal balik) antara pertumbuhan PDB dengan pertumbuhan kesempatan kerja untuk periode 1977?2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan kesempatan kerja mempengaruhi pertumbuhan PDB, sedangkan pertumbuhan PDB tidak mempengaruhi pertumbuhan kesempatan kerja. Maka disimpulkan bahwa tidak terdapat interrelationship antara pertumbuhan PDB dan pertumbuhan kesempatan kerja. "
Universitas Indonesia, 2007
S27734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rien Esti Pambudi
"Banyak usaha yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kemandirian pada anak. Hal yang terpenting adalah bagaimana pembina, sebagai orang yang paling mampu mempengaruhi anak, mampu mendukung perilaku mandiri anak. Anak akan tumbuh menjadi individu yang mandiri atau tidak mandiri banyak dipengaruhi oleh bagaimana pembina memperlakukan anak. Apabila pembina selalu membantu anak, walau kesulitan yang dihadapi anak tidak seberapa, selalu mencukupi kebutuhan anak; membatasi gerak, terlalu melindungi dan tidak banyak memberi kesempatan pada anak, maka anak menjadi tidak berani dan akan menggantungkan diri pada pembina.
Mengingat dewasa ini banyak ibu yang juga bekerja dan meninggalkan anak dibawah usia 5 tahun dibawah pengawasan orang lain peneliti ingin mengetahui perilaku pembina di Sasana Bina Balita (SBB) sebagai salah satu alternatif pengasuhan yang dapat dipilih ibu yang bekerja, dalam menghadapi perilaku anak dengan pertimbangan adanya pelatihan serta program secara tertulis.
Respon pembina akan digolongkan sebagai tidak mendukung kemandirian anak bila pembina segera membantu anak, tidak memberi kesempatan serta pilihan pada anak untuk menooba sendiri. Respon pembina diperoleh melalui observasi di SBB terhadap perilaku mandiri-tidak mandiri anak. Anak dikatakan tidak mandiri bila menunjukkan perilaku mencari perhatian dengan meminta pembina, mengikuti ke mana pengasuh pergi, merninta menyelesaikan tugas yang diminta. Sedang anak dikatakan menunjukkan perilaku mandiri bila ia mampu mengikuti dan menyelesaikan instruksi pembina dalam kegiatan makan.
Subyek penelitian adalah pembina di SBB Mitra yang berjumlah enam orang yang tugas sehari-harinya adalah menangani anak usia 1-5 tahun. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik incidental sampling. Dalam penelitian ini, digunakan metode kualitatif dengan melakukan pengamatan untuk memperoleh data penelitian. Untuk itu, akan dilakukan studi awal guna mendapatkan informasi mengenai pentingnya kemandirian bagi anak yang diperoleh dari wawancara dengan satu orang pembina dan pengelola SBB, untuk menentukan batasan kegiatan yang akan diamati, dan untuk menentukan kemungkinan respon dari pembina dan tingkah laku makan anak, guna pembuatan lembar pengamatan. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi yang menghambat pelaksanaan kemandirian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lima pembina di SBB Mitra belum mendukung kemandirian dalam kegiatan makan. Mereka cenderung langsung membantu anak, dan belum banyak menunjukkan usaha untuk melatih anak melakukan aktivitas makan sendiri. Hal ini terutama disebabkan karena masalah waktu, mengingat kegiatan di SBB Mitra sudah terjadwal dan makanan yang disajikan pun harus habis termakan, menuntut mereka bekerja dengan cepat.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran respon pembina terhadap tingkah laku anak dalam kegiatan makan. Respon pembina nantinya akan dikelompokkan sebagai mendukung atau tidak mendukung kemandirian anak. Ditinjau dari segi teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan di bidang kemandirian. Dengan demikian, secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sarana perbaikan kualitas pengasuhan di SBB Mitra, terutama dalam penanganan anak dalam kegiatan makan.
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk lebih menggali kondisi yang mampu membuat pembina melakukan interaksi yang mendukung."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S2504
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rinaldy Dalimi
"Changing the toad will affect to the value of the voltage at the customer side. In general, the voltage is very sensitive to the increasing or decreasing of the toad So that, it is needed to have the voltage regulator. The static VAR Compensator (SVC) can be used as a voltage regulator, which is responsive and accurate to maintain the voltage constant if the toad is changed."
2001
JUTE-15-2-Jun2001-189
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Rohmaeni
"Saat ini kebutuhan manusia akan energi semakin meningkat. Energi berbahan bakar
fosil masih menjadi sumber utama energi untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Namun, karena sifatnya yang tidak dapat diperbaharui, energi fosil tersebut lama
kelamaan akan habis. Oleh karena itu diperlukan energi alternatif yang dapat
diperbaharui dan juga ramah lingkungan. Energi alternatif tersebut salah satunya
adalah energi surya. Energi surya dapat dikonversi menjadi energi listrik dengan
menggunakan perangkat Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC). Pada penelitian ini
akan dibuat perangkat DSSC dengan menggunakan ekstrak antosianin dari kol
merah sebagai dye sensitizer, TiO2 nanorod sebagai semikonduktor, larutan
elektrolit (I-/I3-), serta platina sebagai elektroda pembanding. TiO2 nanorod yang
digunakan untuk menyusun rangkaian DSSC disiapkan dengan cara hidrotermal
dan dengan tiga variasi suhu kalsinasi diantaranya tanpa perlakuan kalsinasi,
dikalsinasi pada suhu 450oC, dan dikalsinasi pada suhu 900oC. Waktu perendaman
deposisi pasta TiO2 dalam dyes dilakukan selama 36 jam. Seluruh rangkaian DSSC
yang disusun ditentukan efesiensinya secara fotoelektrokimia, dengan
menggunakan evaluasi berdasar I – V dan didapatkan nilai efesiensi DSSC TiO2
nanorod tanpa kalsinasi, dikalsinasi pada suhu 450oC, dan dikalsinasi pada suhu
900oC berturut-turut sebesar 1,125%, 0,399%, dan 0,306%. Nilai efesiensi tertinggi
didapatkan pada rangkaian DSSC TiO2 nanorod tanpa kalsinasi yaitu sebesar
1,125%

Human need for energy is increasing over time. Fossil fuel energy is still the main
source of energy. However, due to its non-renewable nature, this fossil energy will
run out. Therefore we need alternative energy that can be renewed as well as
environmentally friendly. One of the alternative energy is solar energy. Solar
energy can be converted into electrical energy using a Dye-Sensitized Solar Cell
(DSSC) device. In this research, a DSSC device will be constructed using
anthocyanin extract from red cabbage as a dye sensitizer, TiO2 nanorod as a
semiconductor, I- / I3- redox couple as electrolyte solution, and Pt as a counter
electrode. TiO2 nanorod used to assemble the DSSC device was prepared by
hydrothermal method, followed by heat treatment into three variations of the
calcination temperature, these were without calcination treatment, calcined at a
temperature of 450oC, and calcined at a temperature of 900oC. The immersion time
of TiO2 paste deposition in dyes solution for the deposition was carried out for 36
hours. The three constructed DSSCs series were tested for their efficiency using
photoelectrochemical system, by evaluating their resulted the I-V curves and the
efficiency values of the DSSC TiO2 nanorod without calcination, calcined at a
temperature of 450oC, and calcined at 900oC were 1.125%, 0.399%, and 0.306%
respectively. The highest efficiency value was obtained in the DSSC TiO2 nanorod
without calcination with efficiency of 1.125%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roosdiana
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1988
S2058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>