Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163033 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
cover
Mulyadi
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara kemampuan berpikir kreatif dan gaya pengasuhan orang tua pada siswa kelas 3 dan 4 SD. Pengukuran kemampuan berpikir kreatif menggunakan alat ukur Tes Kreativitas Verbal dan Figural Munandar (1977) yang merupakan adaptasi dari Torrance Test of Creative Thinking dan pengukuran gaya pengasuhan orang tua menggunakan Parenting Authority Questionnaire (Buri, 1991). Partisipan berjumlah 68 siswa kelas 3 dan 4 Sekolah Dasar. Hasil korelasi menunjukkan (1) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif verbal dengan gaya pengasuhan autoritatif (r = 0.200, p = 0.102). (2) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif verbal dengan gaya pengasuhan autoritarian (r = 0.079, p = 0.520). (3) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif verbal dengan gaya pengasuhan permisif (r = 0.087, p = 0.479). (4) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif figural dengan gaya pengasuhan autoritatif (r = 0.208, p = 0.089). (5) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif figural dengan gaya pengasuhan autoritarian (r = -0.151, p = 0.220). (6) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif figural dengan gaya pengasuhan permisif (r = 0.146, p = 0.235). Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dan gaya pengasuhan orang tua pada siswa kelas 3 dan 4 Sekolah Dasar.

This research was conducted to find the correlation between creative thinking and parenting style among third and fourth grade elementary school students. Creative thinking was measured using a modification instrument named Torrance Test of Creative Thinking (Munandar, 1977) and parenting style was measured using a modification instrument named Parenting Authority Questionnaire (Buri, 1991). The participants of this research are 68 students from third and fourth grade elementary school. The statistical results show that (1) there is no significant correlation between verbal creativity and authoritative parenting style (r = 0.200, p = 0.102). (2) there is no significant correlation between verbal creativity and authoritarian parenting style (r = 0.079, p = 0.520). (3) there is no significant correlation between verbal creativity and permissive parenting style (r = 0.087, p = 0.479). (4) there is no significant correlation between figural creativity and authoritative parenting style (r = 0.208, p = 0.089). (5) there is no significant correlation between figural creativity and authoritarian parenting style (r = -0.151, p = 0.220). (6) there is no significant correlation between figural creativity and permissive parenting style (r = 0.146, p = 0.235). The result of this research concluded that there is no significant correlation between creative thinking and parenting style among third and fourth grade elementary school students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S44138
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This study aims to analyze of elementary school teacher to develop creative thinking skills in teaching science. The research was conducted at grade 5 of 11 elementary schools in the city of Bandung during the 2010-2011 school year. Research subjects were 5 certified teachers through portfolio program, 5 certified teachers through training program, and 5 uncertified teachers. Data collection include analyzing lesson plans, observing learning processes, recording the process of learning through videograph and conducting evaluation tests. Data were analyzed based on the characteristics of creative thinking; which were fluency, flexibility, originality and elaborateness. Result revealed that elementary school teacher had drawn up plans to develop creative thinking skills in their lesson plans, but still could not implemented them in learning activities in classroom. It was concluded that development of creative thinking skills in science teaching had not been executed effectively. It suggested that teachers should be encourage to carry out the learning process that is able to develop creative thinking skills. "
JPUT 11:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maryam Rudyanto
"Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara berpikir kreatif dalam musik dengan keberhasilan pendidikan musik, inteligensi dan kreativitas pada murid-murid Sekolah Musik Yayasan Musik Indonesia (YMI). Pada pendidikan di Sekolah Musik, hubungan antara kreativitas dan prestasi musik sangat erat. Tinggi/rendahnya kreativitas musik akan mempengaruhi prestasi murid. Kreativitas musik adalah kemampuan berpikir kreatif dalam musik yang tercermin dalam aspek 'musical flexibility', 'musical originality', 'musical syntax' dan 'musicalextensiveness'. Sedangkan prestasi musik adalah nilai yang diperoleh siswa atas dasar penilaian guru terhadap les murid sehari-hari. Penilaian itu mencakup 'hearing', 'sight reading', `improvisasi`, 'aransemen' dan 'performance'.
Subyek penelitian adalah murid-murid Sekolah Musik YMI yang telah mengikuti pendidikan musik kira-kira dua tahun dan berusia 10-15 tahun. Alat penelitian yang dipakai adalah alat ukur berpikir kreatif dalam musik ciptaan Webster dari USA. Oleh karena itu alat ini diadaptasi terlebih dahulu untuk penggunaan di Indonesia. Alat tersebut diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia lalu di uji coba apakah dimengerti dan sesuai dengan budaya anak-anak Indonesia. Selain itu dicari keterandalan dan kesahihannya. Alat penelitian lain yang dipakai adalah CFIT (Culture Fair Intelligence Test) skala 2 bentuk A, tes kreativitas verbal paralel I dan tes kreativitas figural. Ketiga tes ini dipakai dalam rangka melihat hubungan antara berpikir kreatif dalam musik dengan inteligensi dan kreativitas umum.
Hasil penelitian menunjukkan :
  1. Korelasi antara skor berpikir kreatif dalam musik yang tercermin dalam skor 'musical flexibility' (MF), 'musical originality' (MO), 'musical syntax' (MS) dan murid Sekolah Musik YMI tergolong tinggi.(=.63355).
  2. Korelasi MF, MO, MS, ME sebagai satu tes keseluruhan terhadap tes inteligensi (CFIT) dimana efek usia dikontrol adalah kecil (=.21587) dan tidak signifi - kan.
  3. Korelasi MF,MC,MS,ME sebagai satu tes keseluruhan terhadap tes kreativitas verbal (TKV) dimana efek usia dikontrol menjadi kecil (=.05855) dan tidak signifikan.
  4. Korelasi MF, MO, MS, ME sebagai satu tes keseluruhan terhadap tes kreativitas figural (TKF) dimana efek usia dikontrol adalah sangat kecil (=.03251) dan tidak signifikan.
Penulis menyarankan untuk meninjau kembali dan mempersingkat sistem tes berpikir kreatif dalam musik meneliti pengaruh atau mengontrol faktor pribadi, motivasi dan lingkungan. Selain itu mengkaitkan dengan tujuan khusus para musisi seperti 'music composition', musical extensiveness' (ME) dengan prestasi musik 'music performance' dan 'music analysis'. Saran lain menyangkut jumlah subyek penelitian, usia subyek penelitian, variasi jenis pendidikan musik yang ditempuh murid dan lokasi pelaksanaan penelitian."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titis Endarwidiarti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah S. Prabandari
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3381
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reid, S.P.
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2004
153.42 REI b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nundhini T. Astrie
"Dengan disiplin seorang anak diharapkan dapat tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab terhadap segala prilakunya (Tumer & Helms, 1995). Ibu sebagai agen sosialisasi memegang peran penting dalam mengajarkan anak disiplin karena ibu merupakan orang dewasa yang selalu beiada di dekat anak dan merupakan jembatan antara kebutuhan anak dan tuntutan dari lingkungan (Papalia & Olds; Martin & Colbert, 1997; Hoffinan, 1964).
Tujuan utama dari disiplin adalah tanggung jawab (Morgan dkk, 1986). Dengan bertanggung jawab, anak dapat memilih dan memutuskan apa yang akan ia lakukan dengan percaya diri dan aman dari serangan lingkungan sosial. Perkembangan dunia yang cepat menuntut anak untuk dapat membuat keputusankeputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan, bukan hanya baginya tapi juga bagi orang lain disekitamya. Untuk itu mereka memerlukan kemampuan untuk menyeleksi informasi mana saja yang dapat mereka percaya dan bermanfaat dulam pengambilan keputusannya. Disinilah berpikir kritis diperlukan.
Berpikir kritis bukan sesuatu yang terberi melainkan suatu ketrampilan yang dapat dipelajari dan dibiasakan. Salah satu hai yang dapat membantu mengembangkan kemampuan seorang individu dalam berpikir kritis adalah bagaimana orang tua memperlakukannya dan mengasuhnya sejak ia kanak-kanak, termasuk di dalamnya disiplin Dengan memiliki kemampuan berpikir secara kritis, seorang anak dapat dirangsang untuk belajar memikirkan dan memahami konsekuensi setiap prilaku mereka karena dengan mengetahui konsekuensi tersebut mereka akan dapat mempertanggungjawabkan prilaku yang mereka hasilkan.
Cara yang dilakukan adalah dengan menyiapkan aturan yang digunakan sebagai alat untuk mengajarkan mereka nilai-nilai dan norma yang ada di dalam masyarakat (Hurlock, 1964). Pemahaman terhadap nilai ini akan berguna sebagai penyaring informasi-informasi yang dimilikinya sehingga anak akan dapat memilih informa:i mara yang dapat ia gunakan untuk menghasil suatu keputusan yang baik baginya dan orang lain serta memenuhi standar yang sudah ada di dalam masyarakat dimana ia tinggal. Dengan kata lain, nilai ini akan membantu kita mengetahui apa yang harus dilakukan dan kapan kita dapat melakukannya. (Colorado State Univ., 2002)
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan gambaran yang kaya mengenai bagaimana ibu mengajarkan disiplin kepada anak yang akan membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan untuk menggali informsi. Untuk menunjang informasi yang tidak dapat diberikan melalui wawancara (seperti keadaan saat wawancara berlangsung), observasi digunkan sebagai metode penunjang. Metode analisis yang digunakan terhadap informasi dari subyek adalah dengan mempergunakan metode content analysis.
Gambaran mengenai konsep disiplin dan kaitannya dengan berpikir kritis anak yang diterapkan di dalam rumah muncul dengan tema-tema: definisi dan strategi disiplin yang digunakan oleh subyek, alasan pembelajaran disiplin, pembuatan aturan dan aturan-aturan yang belaku di rumah, waktu yang tepat untuk memberikan penjelasan mengenai hukuman, dan cara orang tua mengajarkan kepada anak tanggung jawab dan membuat pilihan, serta alasanalasan yang biasa digunakan anak untuk menghindari aturan.
Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah bahwa ibu yang menjadi subyek pada penelitian belum memiliki persiapan untuk melatih kemampuan berpikir kritis anak melalui penerapan aturan dan kesempatan bertanya kepada anak. Disiplin inconsisten dan gaya permissive yang ibu gunakan dalam mengasuh anak mereka, membuat anak tidak memahami aturan yang jelas mengenai apa yang benar dan salah. Karena anak tidak akan mengetahui dengan pasti apa yang diharapkan darinya, anak akan berprilaku sesukanya yang akhirnya gagal memenuhi harapan lingkungan sosialnya (Hurlock, 1964). Selain itu, Penjelasan yang diberikan oleh ibu mengenai aturan lebih ditekankan untuk membuat anak merasa tetap dicintai setelah penerapan konsekuensi tertentu (hukuman), dibandingkan karena didasari oleh kesadaran perlunya mempersiapkan penjelasan yang masuk akal untuk membantu anak mengembangkan kemampuan berpikirnya.
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif yang ditujukan untuk memperoleh gambaran mengenai pembelajaran disiplin dan berpikir kritis anak yang diharapkan dapat membantu orang tua muda mempersiapkan diri dalam mengasuh anak-anak. Untuk itu diperlukan informasi mengenai pengasuhan yang lengkap. Informasi ini dapat diperoleh dai i setiap orang dewasa yang menjadi pengasuh dan model belajar bagi anak, bukan hanya dari Ibu."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>