Ditemukan 127660 dokumen yang sesuai dengan query
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
899.226 SAS (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
J. S. Sande
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983
899.221 SAN s (1);899.221 SAN s (2)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
J. S. Sande, compiler
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1986
392 SAN p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
J. S. Sande
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990
899.231 SAN p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1986
899.2 STR (1)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
J. S. Sande
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1994
398.92 SAN u
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Mustafa
"Lakipadada adalah salah satu karya sastra daerah masyarakat Toraja yang sarat dengan nilai-nilaidan konsep-konsep kehidupan. Karya sastra ini disampaikansecara lisandanturun temurun. Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan salah satu karya sastra daerah yang masuk kategori legenda. Cerita ini berkisah tentang seorang pemuda bangsawan yang paranoid akan kematian sehingga dia berusaha mencari mustika tang mate ‘kekal abadi’ agar tidak lagidihantui kematian. Kisah ini banyak dibumbui cerita supranatural sehingga menarik untuk dibaca dan ipahami. Disamping itu,kisah inidapat menjadi bahan nasihat dan pembelajaran bagi anak cucu untuk bekal dihari mendatang agar tidak salah langkah/tersesat. Masalah mendasaryangmuncul dalam artikelini adalah adanya asumsi bahwa manusia Toraja (Lakipadada ) tidak bisa menjadi raja di luar daerah Toraja dan tidak bisa membaur dengan masyarakat diluar orang Toraja. Apakah anggapan masyarakat ini mempunyai relasi dengan muatan cerita? Teori yang digunakan adalah teori strukturalismeberdasarkan Levi-Staruss seperti yang dicontohkan Ahimsadalm bukunyaStrukturalismeLevi-Strauss Mitos dan Karya Sastra (2001, hlm.216-256) dengan metode analisis deskriptif. Hasil yang ditemukan menunjukkan adanya hubungan yang terstruktur antarelemen dalam cerita dan kondisi sosial di masyarakat."
Lengkap +
ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2020
400 JIKKT 8:1 (2020)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Dian R.T.L. Syam
"Sastra sebagai cerminan kondisi masyarakat tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan. Saat ini ada banyak karya sastra yang mengangkat kebudayaan dalam sastra dengan tema kedaerahan. Salah satunya adalah cerpen “Rambu Solo’” karya Sulfiza Ariska. Cerpen tersebut mampu memberikan gambaran yang baik mengenai upacara Rambu Solo’ sebagai kebudayaan masyarakat Toraja yang masih dilakukan hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan warna lokal dan representasi sistem kepercayaan aluk todolo masyarakat Toraja dalam cerpen “Rambu Solo’” karya Sulfiza Ariska. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerpen “Rambu Solo’” karya Sulfiza Ariska memuat beberapa hal terkait warna lokal. Pertama, adanya penggunaan nama diri yang mengacu pada hari dan tempat kelahiran, serta bentuk panggilan yang digunakan masyarakat Toraja. Kedua, cerpen “Rambu Solo’” bertema proses perjuangan keluarga Raiya untuk menyelenggarakan upacara Rambu Solo’ bagi Ambe. Ketiga, latar tempat dalam cerpen adalah Tongkonan, sumbung, dan dapur. Selain itu, warna lokal juga ditunjukkan dengan adanya motivasi masyarakat Toraja saat mempersembahkan hewan ternak dalam Rambu Solo’, mata pencarian, prosesi pemakaman dalam Rambu Solo’, dan makna ukiran bagi masyarakat Toraja. Representasi sistem kepercayaan aluk todolo dalam cerpen “Rambu Solo’” dihadirkan melalui adanya objek penyembahan, pokok ajaran aluk, dan hukum dalam aluk todolo.
Literature as a reflection of the condition of society cannot be separated from culture. Currently there are many literary works that raise culture in literature with regional themes. One of them is the short story “Rambu Solo’” by Sulfiza Ariska. The short story is able to provide a good picture of the ceremony Rambu Solo’ as a Toraja culture which is still practiced today. This study aims to explain the local color and representation of the belief system of aluk todolo people of Toraja in the short story “Rambu Solo’” by Sulfiza Ariska. This study uses a qualitative descriptive method with a sociology of literature approach. The results showed that the short story “Rambu Solo’” by Sulfiza Ariska contained three things related to local colors. First, there is the use of self-names that refer to the day and place of birth, as well as the form of calling used by the Toraja people. The short story “Rambu Solo’” is themed on the process of the Raiya family's struggle to hold a ceremony Rambu Solo’ for Ambe. Second, the setting in the short story is Tongkonan, sumbung, and the kitchen. Third, the local color is also shown by the motivation of the Toraja people when offering livestock in the ceremony Rambu Solo’, livelihood, funeral processions in the ceremony Rambu Solo’, and the meaning of carving for the Toraja people. Representation belief system aluk todolo in the short story “Rambu Solo’” presented through their object of worship, the basic teachings of aluk and the law in aluk todolo."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Raodah
"
ABSTRAKTulisan ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbolik dan dinamika perkembangan pakaian adat suku Toraja yang ada di Sulawesi Selatan. Pakaian adat suku Toraja berdasarkan fungsi penggunaannya terbagi dua yaitu pakaian sehari-hari dan pakaian upacara adat. Pakaian untuk wanita Toraja yaitu baju pokko dan do'doan laki-laki memakai celana seppa tallung buju dan sambu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, teknik pengumpulan data melalui pengamatan, wawancara, dan studi pustaka. Hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa pakaian adat suku Toraja beserta perhiasan yang dikenakan memiliki makna yang simbolik yang melambangkan stratifikasi sosial orang yang memakainya. Warna cerah dipakai pada upacara syukuran atau Rambu Tuka dan warna hitam dipakai pada upacara kedukaan atau Rambu Solo. Dalam perkembangannya pakaian adat Toraja mengalami pergeseran nilai dan fungsi pada penggunaannya. Perubahan tampak pada pakaian adat pengantin Toraja, yang mengalami perubahan pada bahan yang digunakan, maupun model yang sudah mengikuti trend mode zaman sekarang."
Lengkap +
Denpasar: Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, 2017
902 JPSNT 24:2 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
H.B. [Hans Baque] Jassin, 1917-2000
Jakarta: Puspa Swara, 1994
899.22 JAS k
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library