Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1957 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Divakaruni, Chitra Banerjee
"Anju and Sudha are cousins, both in arranged marriages. Anju moves to the United States whilst Sudha remains in India. Family secrets abound, and when tragedy strikes, they needs must turne to each other for help."
New York: Anchor Books, 2000
813 CHI s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bedford, Jean
Ringwood, Vic: Penguins Books, 1987
823.3 BEA s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Marulam
"Masalah dalam tesis ini adalah kegagalan impian Amerika yang tercermin melalui tiga buah novel karya Theodore Dreiser yaitu Sister Carrie, the Genius dan An American Tragedy, karena ketidaksesuaian atau ketidakcocokan nilai- nilai budaya yang dimiliki dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan yang dihadapi ketiga protagonis. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan psikologi dan pendekatan budaya . Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap kegagalan impian Amerika pada periode akhir abad ke -19 dan awal abad ke 20 yang tercermin melalui tiga buah novel karya Theodore Dreiser adalah ..."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T11385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrani Dewi A.
"Perkembangan pesat industri Amerika pada akhir abad ke-19 diikuti oleh perkembangan kota-kota industri seperti Chicago, Denver, Kansas City, Omaha (Grant, 1976 84). Selain itu, sarana transportasi juga mengalami kemajuan, sehingga orang-orang Amerika mudah bepergian dengan harga murah dari desa ke kota-kota industri dengan kereta api. Kehidupan kota-kota" industri yang gemerlapan menjadi faktor penarik para wanita desa untuk bekerja baik menjadi buruh pabrik atau penatu atau pramuwisma, walaupuh kondisi kerja dan upah yang tidak memadai.
Wanita-wanita muda ini oleh Mary P. Ryan dalam bukunya Womanhood in America dijuluki "The Breadgiver", karena mereka bekerja mencari nafkah di luar rumah "not only to win their fortunes but to feed their families" (bukan hanya untuk keberuntungan dirinya saja, tetapi untuk memberikan makan keluarganya) (Ryan, 1979 : 119). Kemiskinan telah memaksa wanita-wanita lajang ini untuk mencari nafkah. Walaupun mereka dihargai sebagai penolong oleh keluarganya, masyarakat tidak menghargai mereka bekerja.
Wanita tidak bertugas sebagai pencari nafkah. Hal ini sesuai dengan ideologi pengultusan terhadap nilai-nilai wanita sejati yang mendominasi wanita Amerika pada akhir abad ke 19 (Eisenstein, 1983 : 55).
Menurut ideologi ini, wanita sejati adalah wanita yang saleh, suci, penurut dan domestik. Wanita harus mentaati ajaran agama, menjaga kesucian dirinya, menurut pada ayah, suami atau kakak laki-laki, serta tinggal di rumah. Tugas utama wanita adalah menjadi istri dan ibu rumah tangga. Pencari nafkah adalah kaum pria (ayah, kakak laki-laki atau suami). Sebaliknya, wanita tinggal di rumah dengan kegiatan-kegiatan ; melayani ayah atau suami, membesarkan dan mendidik anak, serta mengajarkan nilai-nilai budaya dan moral kepada para anggota keluarganya.
Keadaan ideal seperti yang diharapkan oleh Kultus Wanita Sejati menjadi idaman bagi wanita kelas bawah. Mereka dapat menjadi wanita kelas menengah melalui pernikahan dengan pria kelas menengah atau atas. Seperti yang dijelaskan oleh Chase bahwa secara tradisional kaum wanita mengalami mobilitas sosial terutama melalui perkawinan (Chase, 1975 : 49)."
Jakarta: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keneally, Thomas, 1935-
London: Collins, 1974
823 KEN b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hopkirk, Frannie
Sydney: Random House Australia, 1996
759.994 HOP b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Moo, Joash
Singapore: Time Books International, 1993
823.91 MOO s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Harza Sandityo
"Perjanjian Internasional merupakan sumber utama hukum internasional. Terdapat perbedaan istilah-istilah perjanjian internasional namun hal tersebut tidak berpengaruh pada kekuatan hukum perjanjian internasional itu sendiri. Negara sebagai salah satu subyek hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri dalam sebuah perjanjian internasional. Pemerintah Pusat merupakan elemen negara yang dapat mengikatkan negara kedalam sebuah perjanjian internasional. Pemerintah Daerah memiliki peranan besar dengan adanya otonomi daerah dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan untuk membentuk hubungan luar negeri diantaranya dituangkan dalam perjanjian internasional. Perjanjian Kerja Sama Sister City/Sister Province merupakan salah satu perjanjian internasional yang dibuat oleh Pemerintah Daerah. Untuk dapat mengikatkan diri dalam Perjanjian Kerja Sama Sister City/Sister Province harus mengikuti rangkaian mekanisme koordinasi dan konsultasi dengan Kementerian Luar Negeri dan mendapatkan surat kuasa penuh (full powers) sehingga dapat menandatangani perjanjian internasional untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia. Perjanjian Kerja Sama Sister City/Sister Province dapat memberikan banyak peluang untuk mengembangkan daerah.

Treaties are the main source of international law. There are several different terms of treaties but that fact doesn't affect the legal force of international treaty itself. State as one of the international law subject has the capacity to engage in to a treaty. The Central Government is the state's element that can bind a State into a treaty. Local governments have a major role with the regional autonomy and they must adjust to the needs to form international relations which inter-alia established with treaties. Sister City/Sister Province Cooperation Agreement is one of the treaty that concluded by the Local Government. In order to bound to a Sister City/Sister Province Cooperation Agreement the Local Government must follow series of mechanisms of coordination and consultation with the Ministry of Foreign Affairs and to obtain full powers so that the treaty is signed for and on behalf of the Central Government (Government of the Republic of Indonesia). Sister City/Sister Province Cooperation Agreement can provide many opportunities to develop the region."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S303
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Glenne, Michael
New York: Roy Publishers, [Date of publication not identified]
923.1 GLE k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Kartika Dewi
"Kemitraan kota kembar (sister city) pertama kali diusung setelah Perang Dunia II dengan tujuan untuk meningkatkan rasa saling pengertian dan meningkatkan perdamaian internasional pasca perang. Kemitraan sister city dapat dikategorikan sebagai bentuk dari Diplomasi Publik dari suatu negara. Pada era modern, kemitraan sister city memiliki tujuan yang lebih luas, seperti pengembangan perekonomian, pertukaran teknologi, dan pertukaran budaya. DKI Jakarta dan Beijing menandatangani MoU mengenai kemitraan sister city pada 4 Agustus 1992, sejak saat itu kedua kota secara aktif melakukan kerja sama di berbagai bidang. Dengan terjalinnya sister city antara DKI Jakarta dan Beijing tentu membuka peluang terhadap adanya kontak langsung antar masing-masing penduduk, hal inilah yang disebut dengan people-to-people contact. Artikel ini menganalisis peluang dan tantangan yang ada dalam kemitraan sister city Jakarta-Beijing, sebagai bentuk dari Diplomasi Publik Cina. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah people-to-people contact dalam sister city Jakarta-Beijing berperan secara efektif dalam Diplomasi Publik Cina, dan mengidentifikasi apa saja peluang dan hambatan dari kemitraan ini. Penulis menggunakan metode kualitatif serta melakukan teknik pengumpulan data dengan wawancara. Penelitian ini menyimpulkan bahwa people-to-people contact dalam sister city Jakarta-Beijing, belum efektif dalam dan berperan signifikan dalam mendorong hubungan masyarakat dari kedua kota.
Sister city first coined after World War II with an aim to enhance mutual understanding and post-war international peace. Sister city can be categorized as a form of public diplomacy of a country. In the modern era, sister city has a wider purpose, such as economy development, technological exchange, and cultural exchange. DKI Jakarta and Beijing signed an MoU regarding to sister city on August 4th, 1992 and since then both cities actively cooperate in many fields. With the establishment of sister city between DKI Jakarta and Beijing, it provides an opportunity towards direct contact between each citizen, and this is called as people-to-people contact. This article reanalyses the opportunity and challenges that appear from the Jakarta-Beijing sister city as a form of China Public Diplomacy. The purpose of this study is to find out the effectiveness of people-to-people contact in Jakarta-Beijing sister city within China Public Diplomacy and to identify what are the opportunities and challenges within this partnership. Qualitative is the method of this study and interviews are used to gather the data. This study concludes that people-to-people contact in the sister city of Jakarta-Beijing has not been effective in and has not played a significant role in promoting public relations between the two cities."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>