Ditemukan 136641 dokumen yang sesuai dengan query
Ohorella, G.A. (Gamar Azaini)
Jakarta: Depdiknas Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, 1985
923.259 8 OHO a (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Rika Umar
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1984
923.4 WIR r
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Masykuri
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1984
921.719 2 MAS s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Suratman
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1994
499.222 SUR p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Mc. Suprapti
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1984
923.292 SUP i
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Mardanas Safwan
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1984
923.292 MAR s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Suhatno, researcher
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1985
927.292 SUH a
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Wisnu Subagyo
Jakarta : P dan K, 1984
928.959 8 S 222 r
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Mariana Makmur
"Sampai saat ini masalah asimilasi penduduk Tionghoa masih merupakan suatu masalah yang tetap diperbincangkan di Indonesia, dan masalah itu lebih populer dengan sebut an masalah pribumi dan non-pribumi. Sebenarnya hal yang demikian adalah wajar terjadi pada setiap negara yang memppyai masyarakat yang terdiri dari beraneka warna su ku bangsa yang memiliki kebudayaan yang beraneka warna pula dan ditambah pula dengan adanya golo4gan minoritas tertentu dengan kebudayaannya yang tereendiri pula. Salah satu aspek dari kebudayaan orang Tionghoa di Indonesia yang masih bertahan dan merupakan suatu ciri menyolok yang menunjukkan ketionghoaan mereka lalah da_lam bidang religi Cina tradisional. Walaupun ada banyak pula orang Tionghoa yang telah menjadi warga negara In_donesia telah meninggalkan dan melupakan religi tradisio nul mereka, dan Lelah menganut uulah autu dart ugama-gaga ma besar seperti Katolik, Kristen Protestant dan jugs Is lam. Khusus dalam tulisan ini yang saya bicarakan adalah menge_naJ orang '1'ionghou yang masih munganut re l ifr,l. don keyakinan tradisional, pemujaan leluhur atau nenek mo_yang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S12809
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"Nasr Hamid Abu Zayd menerapkan konsep penafsiran al-Qur'an melalui kebebasan berpikir terhadap teks-teks al-Qur'an, dan ia mengikuti pemikiran Mu'tazilah yang menegaskan bahwa al-Qur'an adalah makhluq. Dalam bukunya yang berjudul "Mafhum an-Nash", terdapat hal-hal yang membingungkan, bahkan ia menyatakan bahwa al-Qur'an adalah produk budaya, hingga akhirnya dituduh sebagai orang yang murtad. Dan pemikiran Abu Zayd dipengaruhi oleh pemikir-pemikir Barat. Bahwa metode penafsiran yang didengungan oleh Nasr Hamid Abu Zayd terhadap teks al-Qur'an sangat membingungkan, dan ia juga menegaskan bahwa penafsiran pada teks al-Qur'an dan Injil adalah sama. Dan Nasr Hamid Abu Zayd juga merujuk pada orientalis yang merivisi pemahaman terhadap al-Qur'an sebagai wahyu Allah. Dan ia menempatkan Nabi Muhammad sebagai penulis al-Qur'an. Hal itulah yang memunculkan pertanyaan kenapa Muslim dan penafsir tidak saja mempertanyakn al-Qur'an secara kontektual."
KONSTAINT 9:1 (2012)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library