Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172461 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sahlan Mohd. Saman
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1995
808.803 59 SAH n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sahlan Mohd. Saman
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
808.803 59 SAH n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sri H. Wijayanti
"Penelitian sastra bandingan antarnegara serumpun Indonesia - Malaysia, masih jarang dilakukan orang. Novel Indonesia Salah Asuhan (1986) karya Abdoel Moeis memperlihatkan kesamaan subtema dengan novel Malaysia Mencari Isteri (1975) buah tangan M. Yusuf Ahmad. Keduanya sama-sama menyinggung masalah kawin paksa. Tujuan skripsi ini ialah membandingkan kawin paksa dalam kedua novel dan melihat sikap pengarangnya terhadap masalah kawin paksa.
Penelitian yang menggunakan pendekatan ekstrinsik dan dan intrinsik ini akhirnya berkesimpulan bahwa kawin paksa dalam kedua novel terjadi pada pihak laki-laki yang berusia dua puluhan, berpendidikan tinggi, serta berasal dari kelas menengah ke atas. Pasangan yang dijodohkan berusia belasan tahun, berpendidikan rendah atau tidak berpendidikan. Kawin paksa terjadi oleh karena masyarakat luar, terutama kaum tua, belum dapat menerima kawin campuran; mereka terbiasa oleh perkawinan antarkeluarga terdekat atas pertimbangan ekonomi atau sosial atau kedua-duanya. Akibatnya, hidup perkawinan mereka tidak bahagia.
Baik Abdoel Moeis maupun Yusuf Ahmad tidak sepenuhnya bersikap negatif terhadap masalah kawin paksa. Kedua pengarang seolah-olah memandang kawin paksa akan membawa kebahagiaan apabila kedua pasangan saling bertenggang rasa dan berupaya membina rumah tangga bersama. Yusuf Ahmad memandang kawin paksa lebih baik daripada kawin-cerai atau berpoligami, sedang Abdoel Moeis cenderung memihak perkawinan atas dasar pemikiran atau pertimbangan baik-buruknya daripada perasaan semata-mata."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maman Soetarman Mahayana
"Penelitian dalam tesis ini mengungkapkan kesusastraan Indonesia dan Malaysia tahun 1950-an, khususnya yang menyangkut sistem penerbitan dan sistem pengarang, serta gambaran umum mengenai peta kesusastraan di kedua negara pada dasawarsa itu. Di dalamnya, terntasuk ideologi dalam kesusastraan yang berkembang semarak pada masa itu. Dalam sistem penerbitan sastra di Indonesia dan Malaysia, terungkapkan bahwa pada masa itu penerbitan media massa ikut memainkan peranan panting yang memungkinkan kesusastraan Indonesia dan Malaysia berkembang semarak. Hal ini juga berpengaruh bagi lahirnya para pengarang baru. Jika di Indonesia keadaan tersebut makin mengukuhkan pudarnya dominasi sastrawan anak Sumatra, maka di Malaysia menempatkan Singapura sebagai pusat kegiatan kesusastraan dan kebudayaan secara umum. Mengenai profesi sastrawan pada masa itu, sebagian besar sastrawan Indonesia berpendidikan Belanda dan menempatkan profesi sastrawan sebagai pekerjaan sekunder, sedangkan di Malaysia, profesi sastrawan bergandengan dengan profesi wartawan atau politikus yang pada gilirannya menempatkan profesi sastrawan dalam status yang relatif terhormat.
Mengenai ideologi dalam kesusastraan Indonesia dan Malaysia tahun 1950-an tampak kesusastraan Indonesia pada dasawarsa itu, sebagian diwarnai oleh pertentangan paham humanisme universal dan seni untuk seni yang didukung oleh sebagian besar sastrawan Angkatan 45, dengan paham realisme sosialis dan seni untuk rakyat yang didukung oleh para seniman Lekra. Di Malaysia, pertentangan itu terjadi pada dua kubu, yaitu sastrawan yang tergabung dalam Asas 50 yang menekankan pentingnya sastra untuk masyarakat dan menempatkan sastra sebagai alat perjuangan, dengan sastrawan pendukung seni untuk seni yang tidak menginginkan sastra sebagai alat. Dari golongan yang disebut terakhir itulah kemudian lahir para penyair kabur.
Ringkasnya, penelitian dalam tesis itu mengungkapkan, bahwa meskipun kesusastraan Indonesia dan Malaysia bersumber dari tradisi yang sama,yaitu kesusastraan Melayu, dalam perkembangannya perkembangan kesusastraan di kedua negara seolah-olah berjalan sendiri-sendiri sebagai akibat adanya kebijaksanaan Belanda di Indonesia dan Inggris di Malaysia. Namun, pada tahun 1950-an itu, karena kesusastraan Malaysia masih berorientasi pada kesusastraan Indonesia, maka di antara perbedaan itu, ada juga persamaannya, meski tidak sama persis, khususnya yang menyangkut pertentangan gagasan humanisme universal--seni untuk seni dan realisme sosialis--seni untuk masyarakat. Mengingat beberapa persoalan itulah, penelitian dalam tesis ini menjadi panting sebagai salah satu pembuka jalan bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam mengenai kesusastraan di kedua negara pada masa itu atau masa sebelum atau sesudahnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Kamal Abdullah
"Elias Canetti, nobel-prize winner for literature in 1981,left at note to Herman Broach in Broach's 50 th anniversary of his birthday, encouraging his friend not to fear Elias and his senior colleagues too much. What he needs to do is write. "Age will not let you go , says Elias."short, Elias wants his friend to continue his creative work, and age should not matter. All writers , no matter how great they are, can never transcend their age. If one assumes that it can be done, then he certainly does not exist or perhaps still lives in the classical Greek period. Good writers, to him, are those who are sensitive toward their surroundings and their age. "You will not be a Dichter if you are still in doubt of becoming a Dichter. We have given up so much to machines, allowing it to make prophecies, that prediction has lost its values,insofat as we submit too much to the dictum of such non-living thing, we wll never have control upon events." (Centti, 1979:158). Reading and disccusing a series of Indonesian-Malay short stories by Umar Kayam, Budi darma, Seno Gumira Ajidarma, Keris Mas, Shahnon Ahmad and Anwar Ridhwan in creative writing course at Akademi Pengajian Melayu Universiti Malaya, in addition to basic courses in the theory of short story writing, Elias Canetti's tenets become one of my references. Senstiivity, which engages all the five senses ,also involves writer's imagination in shaping the plot, characterization, conflict, and in giving life to setting, nature,as well as combining tradition and modernity. How about the elements of suspense and resolution that writers are in favor of what about the element os surprise? these are some of the features examined by those wannabe writers.In order to be able to give life to their stories, they are asked to talk to their senior counterparts and find out the creative process that takes place in the writing of creating short stories. They are also asked to read their favorite shorts stories in the classroom.Also, they are assigned to write three short stories as part of the the requirements of their practicum and a term paper. for their positive developments, i believe that the reference should include literary text by Nusantara's writer's, examined through comparative perspectives, in universities in Indonesia,Malaya,Brunei Darussalam and Singapore,where Malay or Indonesian is used as the language of instruction, in addition to literary works from overseas."
Susastra Jurnal Ilmu Sastra dan Budaya, 2006
SJIS-2-3-2006-67
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jean Tanuwibawa
"Sekitar akhir abad XIX sampai dengan sekitar awal abad XX, di Indonesia yang pada waktu itu masih dikenal sebagai Hindia-Belanda beredar cerita-rerita rekaan di masyarakat yang menampilkan topik-topik tentang masalah pernyaian dan perkawinan campuran atau perkawinan antar bangsa. Siapakah yang disebut Nyai? Kamus Umum Bahasa Indonesia II terbitan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa memberikan definisi sebagai berikut: 1. gundik arang acing (terutama Orang Eropa); 2. panggilan kepada perempuan tua: 3. k.l. [s.i.c!] adinda (1983: 1459).
Dalam skripsi ini arti nyai lebih mengarah pada definisi nyai yang pertama gundik orang asing. Dalam bahasa Jawa dan Sunda juga dikenal istilah nyai ini. S. Prawiro Atmodio (1987:285) dalam Bausastra Jawa mendefinisikan nyai sebagai sebutan untuk istri kyai atau sebutan untuk gundik arang belanda. Dalam Kamoes Soenda-Indonesia karya R. Satiadibrata (1950:237) dikatakan bahwa nyai atau nyi adalah panggilan untuk perempuan yang lazimnya di letakkan di depan nama perempuan; misalnya Nyai Misnem, atau Nyai Mas.
Menurut Satiadibrata di daerah Pasundan gundik orang asing disebut nyai-nyai. Lebih jauh lagi, tim proyek penelitian dan Pencatatan Kebudayaan daerah (1979: 143) yang meneliti adat istiadat di Jawa Barat memberikan keterangan bahwa kata atau sebutan nyai kadang-kadang dipakai oleh seorang suami untuk memanggil istrinya; kita ingat misalnya tokoh Kabayan yang memanggil istrinya, lteung, dengan sebutan nyai.
Dalam skripsi ini yang dimaksud dengan perkawinan carnpuran atau perkawinan antar bangsa adalah perkawinan yang dilakukan antara dua prang yang berbeda kebangsaan atau keturunannya; salah seorang dari pasangan tersebut adalah pribumi. Pada abad yang lampau perkawinan semacam ini yang terjadi di Hindia-Belanda, biasanya tidak disertai surat nikah. Surat nikah biasanya berlaku hanya untuk kalangan masyarakat Eropa yang tinggal di Hindia-Belanda. Sangatlah menarik jika ditelaah dengan seksama lamanya peredaran cerita-cerita perkawinan antarbangsa dan pernyaian ini; ternyata topik cerita semacam ini beredar lebih dari dua puluh tahun di Hindia-Belanda (Bacquet Siek, 1984; Salmon, 1981: 32, 38,57; Toer, 1985: 226). Lebih menarik lagi adalah kenyataan bahwa ternyata pengarang-pengarang cerita dengan topik tersebut berasal dari berbagai keturunan yang ada di Hindia-Belanda. Pengarang-pengarang tersebut ada yang berasal dari keturunan pribumi, keturunan Eropa seperti Inggris dan Belanda, ada pula yang berasal dari keturunan Tianghoa. Oleh karena itu, maka penulis merasa sangat tertarik untuk meneilitinya. Selain itu, penulis melihat bahwa belum banyak cerita-cerita ini diteliti. Umumnya penelitian yang telah dilakukan (hanya) terbatas pada satu buku saja jarang yang mengadakan studi perbandingan antara beberapa karya.
Oleh sebab itu, penulis dalam skripsi ini berusaha membuat telaah perbandingan antara dua, karya yang ditulis oleh dua pengarang yang berasal dari keturunan yang berbeda. Buku pertama merupakan karya G. Francis, seorang keturunan Inggris, berjudul Tjerita Njai Dasima. Buku yang kedua adalah karya seorang pengarang keturunan Tionghoa., Thin Tjim Boren,berjudui Tjerita Njai Soemirah. Tjerita Njai Dasima pertama kali diterbitkan tahun 1896, dan karena kepopulerannya telah beberap kali mengalami cetak ulang (antara lain pada tahun 1926 dan tahun 1930) sering dipentaskan bahkan pernah difilmkan.
Pemilihan Tjerita Njai Dasima bukan hanya karena kepopulerannya, tetapi terLitama karena cerita ini dianggap dapat mewaki1i karya-karya dari pengarang keturunan Barat. Dalam skripsi ini, Tjerita Njai Dasima yang dijadikan bahan analisis diambil dari buku Tempo Doeloe (1985) karya Pramoedya Ananta Toer. Buku ini dijadikan bahan analis karena penulis menganggap Tjerita Njai Dasima dalam karya ini masih terjaga keaslian bahasanya. Adapun cerita yang akan dijadikan pembanding adalah Tjerita Njai Soemirah Atama Peroentoengan Manoesia. Cerita ini dikarang oleh Thio Tjmn Boen dan diterbitkan pada tahun 1917. Seperti juga karya G. Francis, karya ini penulis anggap dapat mewakili karya-karya dari penulis keturunan Tionghoa. Ringkasan Tjerita Njai Dasima dan Tjerita Njai Soemirah terdapat dalam Lampiran."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H.B. [Hans Baque] Jassin, 1917-2000
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1985
899.221 JAS k II
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hamzah Hamdani
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementrian Pendidikan Malaysia, 1993
899.330 9 HAM n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996
899.224 2 ORI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sapardi Djoko Damono, 1940-2020
Jakarta: Pusat Penbinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979
899.221 SAP n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>