Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80243 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oman Fathurnahman
Bandung: Mizan, 1999
297.64 OMA t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmah Kurniawaty
"Skripsi ini mencoba menelaah pemikiran tasawuf Abdurrauf Singkel yang hidup Pada kurun waktu 1593--1695 M.. seorang ulama besar dan tokoh tasawuf dari Aceh yang pertama kali membawa tarikat Syatariyyah dari Mekkah dan mengembangkannya di Nusantara.
Sebagai pengantar studi tasawuf Abdurrauf Singkel. disajikan tinjauan umum tentang tasawuf yang membahas pengertian. tujuan. asal-usul, dan sumber hukum tasawuf secara sepintas dan juga perkembangan tasawuf sejak awal pertumbuhannya sampai pada masa Abdurrauf Singkel.
Abdurrauf dilahirkan dalam kalangan yang mementingkan pendidikan. sehingga ia mendapat pendidikan yang sangat lengkap mulai usia dini.Seperti halnya kalangan sarjana pada masa itu, Abdurrauf juga melanjutkan pelajarannya sampai pada pusat ilmu itu sendiri di Haramayn yaitu Mekkah dan Madinah. la menguasai berbagai bidang ilmu. mulai dari ilmu ketatanegaraan agama dan tasawuf. Dengan modal ini, ia kembali ke tanah air untuk membaktikan kemampuannya.
Abdurrauf seorang yang rendah hati kepada semua orang dan mudah bergaul dengan berbagai kalangan. Paham tasawufnya yang ortodoks dan sikapnva yang penuh toleransi seakan menjadi penengah polemik yang terjadi antara penganut tasawuf Wujudiyyah dengan tasawuf pada masa itu. Tarikat Syatariyyah yang dibawa Abdurrauf mendapat banyak pengikut karena kharisma yang dimilikinya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muliadi Kurdi
Banda Aceh: Lembaga Naskah Aceh (NASA), 2013
922 MUL a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abudullah Muhammad
Jakarta: Ford Foundations, 1995
297.64 ABU p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1975
S13314
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oman Fathurahman
"Sejarah mencatat, bahwa pada akhir paruh pertama abad VII, tepatnya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Sani (1637-1641), di Aceh terjadi sebuah ketegangan politik keagamaan yang melibatkan para politisi dan tokoh-tokoh agama setempat. Peristiwa tersebut bersumber dari adanya kontroversi atas doktrin wahdah al-wujud atau wujudiyyah yang dalam konteks Aceh, dikembangkan oleh Hamzah Fansuri dan Syamsuddin As-Sumatrani.
Ulama terdepan yang menentang keras ajaran tersebut adalah Nuruddin ar-Raniri, seorang Indo-Arab asal Randir (Gujarat) yang fasih berbahasa Melayu. Ar-Raniri, yang berada di Aceh dari tahun 1637 sampai 1644 itu menganggap sesat ajaran wujudiyyah Hamzah Fansuri dan Syamsuddin as-Sumatrani. Sebagai seorang ulama ortodoks yang lebih mementingkan pengamalan syariah, ar-Raniri mengeluarkan fatwa bahwa doktrin wujudiyyah bersifat heterodoks, menyimpang dari akidah Islam, sehingga mereka yang tidak mau bertobat dan menolak menanggalkan paham tersebut, dapat dianggap kafir, dan dijatuhi hukuman mati.
Sikap ar-Raniri tersebut didukung penuh oleh Sultan Iskandar Sani, sehingga para pengikut Hamzah Fansuri harus menanggung tindak kekerasan aparat kerajaan. Mereka dikejar-kejar dan dipaksa melepaskan keyakinannya terhadap doktrin wujudtyyah, bahkan karya-karya mistik Hamzah Fansuri dikumpulkan dan dibakar di depan mesjid besar Banda Aceh, Bait ur-Rahman, karena karya-karya tersebut dianggap sebagai sumber penyimpangan akidah umat Islam.
Kehadiran seorang ulama lain, yaitu Abd ar-Rauf as-Sinkili, membawa perubahan suasana di Aceh. Dengan bekal pengetahuan berbagai bidang keagamaan yang diperolehnya selama 19 tahun di tanah Arab, as-Sinkili mencoba menjadi penengah di antara kedua pihak yang bertikai. As-Sinkili tidak menolak mentah-mentah doktrin wujudiyyah yang menjadi sumber perdebatan, melainkan mencoba menafsirkannya dengan nuansa yang diharapkan dapat diterima, baik oleh ar-Raniri, maupun oleh para pengikut wujudiyyah Hamzah Fansuri dan as-Sumatrani.
Tanggapan as-Sinkili atas kontroversi doktrin wujudiyyah tersebut, secara implisit tercermin dalam salah satu naskah karangannya dalam bahasa Arab, yaitu Tanbin al-Masyi al Mansub ila Tariq al- Qusyasyiyy (Petunjuk bagi orang yang menempuh tarikat al-Qusyasyi). Naskah ini juga mengandung berbagai ajaran tasawuf as-Sinkili dalam tarikat Syatariyyah.
Dalam penelitian ini, saya mencoba membuat suntingan teks dan analisis isi atas teks dimaksud."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"While the study of Abdurrauf's works was mostly concerned with sufism,the research on the Islamic law was less made concorned . This study ,therefore,tries to highlight the conten,methodology and social context of the Mir'at al Thullab. Thos book was also witten as a respond to the making 's reques sultanah Ratu Safiat al -Din Syah binti Iskandar Muda (1641-1675) pertaining with the need of of court justice in having a handbook to be used as a legal reference for the judges....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Safari
"Seni hias merupakan bagian dari seni rupa. Pada umumnya seni hias tidak berdiri sendiri, melainkan bagian integral atau pelengkap dari benda lain. Meskipun demikian, seni bias menghasilkan hiasan atau ornamen yang dapat menjadi petunjuk alas fungsi dari suatu benda. Seni bias juga disebut dengan lstllah ornamen. di many kata hias adalah sesuatu untuk menambah nilai indah. Wujud dari keindahan tersebut dapat berupa rangkaian ornamen atau motif hias. Dalam peninggalan arkeologi, bentuk-bentuk motif bias terdapat pada berbagai artefak, misalnya pennukaan struktur bangunan seperti pada tiang-tiang, pintu, dinding, langit-langit, dan atap bangunan. Tampaknva suatu motif bias tidak begitu saja digunakan pada suatu benda, tetapi jauh dari itu motif hias tersebut digunakan mempunyai maksud tertentu. Motif hias atau ornamen pada suatu artefak juga mempunyai arti penting yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian dalam studi arkeologi khususnya sejarah kesenian. Oleh sebab itu penelitian terhadap motif hias atau ornamentasi sangat perlu di lakukan, karena masih banyak informasi di dalamnya yang belurn digali seeara mendalam. Dengan semakin banyaknya penelitian terhadap artefak seni yang salah satunya adalah motif hias atau ornamen pada bangunan dapat memperkava informasi menenai data artefak seni dalam dunia arkeologi. Penggunaan motif hias pada bangunan merupakan suatu hal yang umum, begitu pula pada bangunan-bangunan bergaya arsitektur Cina, khususnya bangunan klenteng. Motif hias atau ornamen yang terdapat pada bangunan-bangunan bergaya arsitektur Cina mencerminkan filosofi kehidupan dari masyarakat Cina itu sendiri. Selain itu karena tradisi dan kebudayaan masyarakat Cilia yang telah begitu berakar selama ribuan tahun. Oleh karena itu tidak heran jika filosofis Cina sangat mempengaruhi segala macam kehidupan masyarakat Cina, termasuk kebudayaan fisik seperti halnya bangunan yang mereka buat. Motif hias yang sering digunakan pada bangunan-bangunan bergaya arsitektur Cina, antara lain motif flora, fauna, geometris, benda-benda, alana, dan tokoh. Motif hias tersebut merupakan salah satu bentuk ekspresi dari ideologi masyarakat Cina, yang dilatar belakangi oleh filsafat Cina. Salah satu ciri bangunan peninggalan masyarakat Cina di Jakarta adalah bangunan klenteng. Di Jakarta banyak terdapat bangunan klenteng, bangunan-bangunan klenteng tersebut ada yang dibangun dari abad 17 M hingga sampai pada masa sekarang ini. Bangunan klenteng umumnya mempunyai unsur tradisional budaya Cina yang lebih kental dibandingkan dengan bangunan-bangunan bergaya arsitektur Cina lainnya. Bangunan klenteng kaya akan motif hias dan motif hias yang terdapat pada bangunan tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam 5 kategori utama yaitu motif hewan, tanaman, kejadian alam, geometri, dan tokoh. Ornamentasi yang diterapkan pada motif hias tersebut, secara garis besar mempunyai dua fungsi, yaitu; fungsi estetis adalah fungsi ornamentasi yang sifatnya pasif yang biasanya digunakan pada benda-benda yang tidak berfungsi konstruktif, dan fungsi simbolis adalah ornamentasi yang di samping sebagai hiasan juga mempunyai makna simbolik. Klenteng merupakan bangunan ibadah orang-orang Cina yang sangat menarik untuk diteliti. Selain bentuknya, ornamen-ornamen yang terdapat pada bangunan klenteng memiliki keunikan atau kekhasan tersendiri. Dari ornamen-ornamen tersebut dapat mengungkapkan tentang seni penggunaan ornamen dalam budaya arsitektur masyarakat Cina."
2000
S11412
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martina W. Sumali
"Dalam sejarah, tiap-tiap bangsa pernah mengalami masa-masa jaya dan pernah pula mengalami masa-masa suram, misalnya jaman kejayaan kekaisaran Romawi pada abad pertama dan kedua sesudah Masehi. Bangsa Belandapun pernah mengalami jaman keemasan yang terjadi pada abad ketujuh belas. Karena Amsterdam merupakan kota pelabuhan dan perdagangan Belanda, maka sebagian kecil dari wilayah ini yang berperan pada periode itu cukup menarik untuk dibahas. Sehubungan dengan itu, penulis merasa tertarik untuk melihat bagaimana sebenarnya yang disebut jaman keemasan itu bagi kota Amsterdam. Jaman keemasan yang dikenal de_ngan sebutan De Louden Eeuw, merupakan masa Jaya negeri Belanda, terutama dalam bidang perekonomian dan kebudayaan.Pemilihan pokok pembicaraan mengenai jaman keemasan Amsterdam, disebabkan karena ingin mengetahui apakah pre_dikat ini berlaku bagi semua lapisan masyarakat di kota ini.Di sini akan dikaji keadaan kota Amsterdam terutama yang berhubungan dengan masa itu, karena Amsterdam pada abad ke 17 merupakan pusat bagi baik kegiatan perdagangan maupun kebudayaan. Kedua bidang tersebut menonjol pada _"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S15904
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Said
Medan: Harian Waspada, 2007
959.8 MOH a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>