Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3044 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Al Azhar
[Pekanbaru] : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I. , 1986.
572.792 5 U 324
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Minerva Mutiara
"Naskah Sejarah Tambusai ini kami peroleh dari Perpustakaan Museum Pusat Jakarta, bernomer kode Ml. 100a. Dalam Kesusastraan Melayu Lama cerita ini termasuk dalam cerita Sastra Sejarah. Yang dimakaud dengan cerita Sastra Sejarah ialah suatu hasil karya sastra yang dibuat berdasarkan peristiwa-peristiwa sejarah. Dalam penulisan ini kebenaran sejarah tidak dipentingkan. Itulah sebabnya dalam karya-karya sastra sejarah banyak dijumpai mitos-mitos dan legenda.
Penulisan sejarah di Indonesia pada masa lalu memang berbeda dengan penulisan sejarah Barat dimana fakta dan data yang disusun secara kronologis merupakan hal yang panting. Penulisan sejarah di Indo-nesia hanyalah untuk kepentingan istana dan memuliakan raja-raja yang berkuasa pada masa tu (Bottoms, 1965 : 180). Sedangkan yang dimaksud dengan sejarah ialah segala kejadian dimana lampau (Mulia, h 1224).
Cerita Sejarah Tambusai ini merupakan sebuah cerita, Syajarah yang artinya pohon atau Daftar Keturunan atau Silsilah (Klinkert, 1930 : 640) dari Raja-raja Tambusai, yaitu Raja-raja Islam yang berkuasa di daerah Rokan (Riau) sekitar abad ke XVI sampai abad ke III. Berdasarkan penelitian katalogus ternyata bahwa naskah cerita Sejarah Tambusai yang tersimpan di Perpustakaan Museum Pusat Jakarta ini merupakan naskah tunggal..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1979
S11030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brigitta Bayurina Dewanti
"Penulisan dilakukan dengan cara menganalisa data-data yang dikumpulkan dari buku-buku dan tulisan yang bgerkaitan dengan masalah. Data-data mengenai upacara Obon berasal dari berbagai buku panduan, diantaranya: Nihon No Matsuri, Tate Shakai No Ningen Kankei, ancestor Worship in Contemporary Japan, Bukyo Minzoku Jiten. Berdasarkan analisa dapat diuraikan mengenai upacara obon sebagai bagian dari religi orang Jepang menjadi sarana atau faktor yang mempererat kekerabatan dalam keluarga. Upacara pemujaan leluhur telah dilakukan oleh orang Jepang sejak dahulu dan merupakan tradisi yang hingga kini masih dijalankan. Di dalam upacara obon ini terjadi hubungan timbal balik di antara arwah leluhur dan keturunannya, di mana para arwah membutuhkan doa dan makanan yang diberikan melalui upacara, sedangkan keturunannya membutuhkan bimbingan dan perlindungan dari leluhurnya dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Dengan adanya berbagai pemujaan leluhur sejenis obon yang umumnya dilakukan secara berkelompok dan bersifat kekeluargaan menjadi mengakar dalam kehidupan religi orang Jepang dan menjadi sarana untuk melestarikan tradisi yang ada. Di samping itu upacara ini telah berperan sebagai faktor dalam mempererat kekerabatan dalam keluarga."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S13506
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jayapura: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1986/1987
306 TRA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Taryati
Yogyakarta: Eja Publisert, 2005
306.092 TAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Puspa Awanti
"Skripsi ini membahas tentang orientasi nilai budaya Jawa yang terdapat dalam upacara Sekaten Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu teori orientasi nilai budaya menurut Kluckhohn. Hasil dari penelitian ini berupa orientasi nilai budaya yang terdapat pada upacara tradisi Sekaten yaitu hakekat hidup (HK), persepsi manusia tentang waktu (MW), pandangan manusia terhadap alam (MA), hakekat hubungan manusia dengan sesamanya (MM). Di antara orientasi nilai budaya yang terdapat dalam upacara Sekaten Surakarta lebih mengarah kepada hakekat hidup (HK).

This research reveals the orientation of cultural value in Sekaten, one of traditional ritual from Surakarta. Themethods that being applied in this research is desciptve analytical. Futhermore I use Kluckhohn's theory of cultural values orientation as an analytical tool in this research. This research shows that Sekaten has several cultural values orientation. The foundation or meaning of life, human's perceptual of time, humans's perspective towards nature, and the foundation or meaning of human's relatinship with others. Among the orientation of cultural values mentioned before, Sekaten reveal that its cultural values is more likely oriented towards the foundation or meaning of life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42160
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Rudito
"ABSTRACT
I show in this dissertation that a social institution, which influences in whole of
institutions of society, and it pointed to the core of cultural value, where located a
world-view and belief of society, could stable and resistance for interpreting the
changed environment.
The problems in this dissertation are activation of cooperation symbols, conflicts
symbols and competition symbols inside of a kind of kinship through the execution
the ritual of Bebeitei Uma, which is executed by Mcntawaian for gaining the high
social stratification as a one of effort the community's life prosperity. The activation
of the symbols of Bebeitei Uma ritual that executed by one of kinship group, could
function for spreading the effect from that kinship group for covering the Mentawaian
social life in Kabupaten Kepulauan Mentawai society as a common that actually
consisted in different ethnic-groups background.
As a specific, the goal of this dissertation is for producing a theory about dominance
culture iiom a society, through the Bebeftef Uma ritual that executed by Mentawaian
in their status as a Kabupaten Kepulauan Mcntawai society. How the community that
execute this ritual is connected with cultural arena in plural society.
Ritual as a one of social institution, which is based on the cultural value that consisted
of world-view and belief that hom, grow and spread in a community could sustain in
all of era as the only one of social institution among other social institutions in the
community in their area. The social cultural changing could not intluence the ritual
execution. Also with the ritual function that executed, would get a goal as a specific
that connected with the context of execution.
The frame of theory that I used pointed to the ritual, which as a cleaning process, as
interaction vehicle between macro-cosmos and micro-cosmos, as a vehicle for
bargaining between natural and supernatural world condition. Prosperity, secure
feeling that needed by human actually, are the equilibrium condition that connected
between natural and supernatural world.
I used ritual concept especially in it function in Mentawai society. In the process for
cleaning the social condition connected with natural condition through ritual, human
would regrouping and repair the condition that are considered as polluted. Ritual is a
vehicle for redefinition of the social condition, already regrouping the status and roles
from individual as the members of society.
The research methodology that I used is qualitative research stressing in participant
observation and in-depth interview. As a specific, the method that I used is
ethnography that study in deep and holistic view about ritual activities, which are
executed by Mentawaian.
Bebeitef Uma ritual actually is a social institution that penetrated in a whole of all
social institution because the society in Kabupaten Kepulauan Mentawai included
people from other ethnic-group, who are living in this area, always using this ritual for
gaining social position in this society, especially in government area."
2005
D800
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryadi
"ABSTRAK
Kebudayaan masyarakat mclahirkan suatu kepercayaan tertentu. Kepercayaan itu melahirkan pula berbagai bentuk upacara ritual yang bercampur dengan adat sebagai manifestasi dari pengakuan mereka terhadap adanya suatu kekuatan di luar diri mereka.
Dalam masyarakat tradisional, seringkali ungkapan pengakuan terhadap apa yang disebut "Tuhan" diejawantahkan dalam bentuk kesenian. Dalam masyarakat tradisi kesenian dan kepercayaan belum punya dinding pembatas.
Masyarakat Dayak Benuaq--sebuah subsuku Dayak di pedalaman Kalimantan Timur--memiliki tradisi kesenian yang memiliki nilai estetika tinggi. Daerah-daerah di sekitar Danau Jempang merupakan wilayah tempat bermukim suku Benuaq.
Salah satu bentuk kesenian mayarakat Benuaq adalah Upcara kwangkay. Upacara ini hanya diamalkan oleh masyarakat Benuaq saja. KW8Dg*UJ' adalah upacara adat bernuansa sakral yang berkaitan dengau kematian: Tvjuan upacara ini adalah untuk menghormati dan membahagiakan para roh dari anggota keluarga dan leluhur yang sudah mati. Upacara kwangkay diselenggarakan selama 37 hari. Kampung tempat upacara berlangsung menjadi ramai: di samping upacara pokok, ada sabung ayam (sauqng), judi tongkok, dan pasar malam. Penduduk dari desa tetangga berdatangan ke desa tcrsebut.
Para penyentangih dan penuing adalah orang yang menegang pcranan dalam upacara kwangkay: penyentangih adalah penyair lisan yang mendendangkan teks lisan (memang) selama. upacara berlangsung. Hakekat teks lisan itu adalah semacam komunikasi antara para arwah si mati dengan anggota keluarga yang masih hidup. Jadi, suatu saat seorang penyentangih mengidentifikasikan diri sebagai arwah si mati, pada saat lain ia mengidentifikasikan diri sehagai salah seorang anggota keluarga yang masih hidup. Teks memang didendangkan dengan
bererapa lagu, yaitu lagu Sentangih, lngv Akai, Iagu Hara, dan lagu Aloi.
Penuing adalah penbantu penyentangih yang meningkahi dendangan penyentangih pada akhir setiap kouplet. Para penuing ada yang akhirnya menjadi penyentangih. Tapi tidak selalu seorang penuing berminat menjadi penyentangih.
Para penyentangih adalah jenbutan konunikasi antara orang yang sudah mati dengan yang masih hidup. Peran penting yang dimainkan oleh penyentangih adalah mereka memegang posisi maha penting dalam proses pengawetan ilmu dan nilai-nilai budaya yang herlaku dalam masyarakatnya. Mereka adalah ensiklopedi hidup bagi masyarakatnya. Teks memang dalam upacara Kwangkay (yang hanya bisa didendangkan oleh para penyentangih) adalah sebuah wadah besar yang di dalamnya terkandung kumpulan adat kebiasaan, konvensi, peraturan, undang-undang, nilai-nilai moral dan etika yang terpilih yang berlaku dalam masyarakat Benuaq. Di dalam teks memang termuat seluruh sistem nomoi dan ethea--seluruh sistem pengetahuan--yang berlaku dalam masyarakat Benuaq, yang secara turun tenurun diamankan, diawetkan, dan diteruskan oleh golongan penyentangih ke generasi Benuaq berikutnya.
Penyentangih ibarat sebuah buku tebal dalam masyarakat tradisi tulisanz teks lisan yang ada dalam kepala para penyentangih merupakan informasi tentang perjalanan budaya masyarakat Dayak Benuaq. Hal yang sangat mendesak adalah memindahkan teks lisan yang ada dalam repertoar para penyentangih ke dalam tulisan. Kalau pekerjaan ini terlambat dilakukan, maka "buku tebal" milik masyarakat Benuaq yang penuh informasi itu akan musnah dari permukaan bumi."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Roswita
"Skripsi ini mengkaji tentang rekacipta dan komodifikasi tradisi Buka Palang Pintu sebagai tradisi asli Betawi. Ada dua komponen kesenian Betawi yang wajib ditampilkan pada setiap pelaksanaan tradisi ini, yaitu pencak silat dan sike. Tradisi Buka Palang Pintu awalnya merupakan tradisi upacara yang kental akan unsur religi dan hanya dilaksanakan pada resepsi pernikahan orang Betawi. Sosok jawara sebagai penjaga kampung berperan penting sebagai pelakon dalam tradisi. Seiring perubahan zaman, tradisi Buka Palang Pintu kini bertransformasi sebagai tradisi komoditas yang juga dilaksanakan pada acara-acara di luar pernikahan.
Pelakon tradisi bukan lagi jawara kampung, melainkan para seniman Palang Pintu yang merupakan anggota sanggar Betawi. Perubahan tersebut tidak lepas kaitannya dari peran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, LKB, dan sanggar Betawi sebagai agen-agen rekacipta. Komodifikasi tradisi Buka Palang Pintu yang dilakukan oleh para agen rekacipta memiliki ‘nilai jual’ yang berpeluang dalam rangka mencapai tujuan ekonomi. Tujuan tersebut sekaligus membuat eksistensi tradisi Buka Palang Pintu lebih bertahan karena mampu mendatangkan keuntungan finansial kepada sejumlah pihak dengan kemasan yang lebih menghibur.

This undergraduate thesis examines the re-invention and co-modification of Buka Palang Pintu tradition as the original tradition of Betawi. There are two elements of Betawi's art that have to be presented in every implementation of this tradition, they are Pencak Silat and Sike. Buka Palang Pintu tradition originally is a ritual tradition that is rich of religious elements, which used to only be implemented at wedding ceremonies of Betawi people. The Jawara as the guardian of the village has important role as the actor in this tradition. As the time goes by, the Buka Palang Pintu tradition now has transformed into commodities of tradition which is also be presented in any events beside the wedding ceremony.
The actor of the tradition is not the warrior of the village anymore, but the artist of Palang Pintu that are the members of Betawi's art studio. This change is also related to the role of the government of Jakarta, LKB, and Betawi's art studio as the agents of reinvention. The co-modification of Buka Palang Pintu tradition that is presented by the agents has a 'selling-value' that will be able to attain the economic goal. That goal also makes the existence of Buka Palang Pintu tradition last, because it can gain the financial income to several agents with a more entertaining package.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Korrie Layun Rampan
Jakarta: Pustaka Jaya , 1976
899.221 3 KOR u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>