Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79808 dokumen yang sesuai dengan query
cover
B. Soelarto
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981
791.5 SOE w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Feny Fitriamalia
"Penilitian ini dilakukan atas dasar minimnya hasil penelitian tentang boneka wayang kulit Jawa Cina"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11645
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Woro Retno Mastuti
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Soedarsono
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1997
793.3 SOE w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
David Nugroho Akbar Karsten
"Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan arena sosial pedalangan wayang kulit Yogyakarta. Perhatian tentu saja diberikan kepada para dalang wayang kulit di Yogyakarta, khususnya para dalang yang memiliki dua orientasi gaya pedalangan yang berbeda. Perbedaan orientasi inilah yang pada akhirnya menjadi dua kekuatan yang memberikan warna di dalam kancah wayang kulit di Yogyakarta. Walaupun berbeda, keduanya ternyata memiliki perannya masing-masing yang menguatkan keberadaan wayang kulit di Yogyakarta, dan kemudian menciptakan sebuah keselarasan. Untuk menjelaskan fenomena tersebut, tulisan ini memuat sejarah dan kondisi saat ini wayang kulit di Yogyakarta,serta profil dari dua dalang yang menjadi representasi dari masing-masing orientasi gaya pertunjukan. Data diperoleh selama melakukan penelitian melalui keterangan yang diberikan oleh beberapa informan, termasuk kedua dalang tersebut. Penelitian dilakukan di daerah Yogyakarta dalam kurun waktu lebih kurang enam bulan dan teknik pengumpulan data yang dipakai selama melakukan penelitian adalah wawancara mendalam dan observasi terlibat dengan mengikuti kegiatan sehari-hari para informan.

This Thesis aimed to describe the social arena of Yogyakarta’s shadow puppetry. The focus is given to the shadow puppeteers in Yogyakarta, especially to them who have two different orientations of playing style. These differences, finally, have become two strengths which colored the arena of Yogyakarta’s shadow puppet. Even though they are different, they have taken their own roles that strengthen the existence of Yogyakarta’s shadow puppet, and made it to be in harmony. In explaining this phenomenon, this thesis discusses the history and the latest situation of Yogyakarta’s shadow puppetry, and the profile of two shadow puppeteers who represent two different orientations of performance style. The data was obtained from the information shared by informants during the research, including those two shadow puppeteers. The research was conducted in Yogyakarta within a period of about six months and to collect the data, the researcher used in-depth interviews and participant observations by performing daily activities with them."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44470
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarto
Yogyakarta: Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kantor Perwakilan Daerah, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 2004
791.5 SUN w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Chindy Respa
"Penelitian ini bertujuan menggambarkan mekanisme perlindungan sosial (social
assistance, social insurance, social care, dan informal social protection) yang dapat dilihat dari bentuk-bentuk konversi kapital seperti kapital sosial, kapital politik, kapital ekonomi, kapital personal, kapital budaya, dan kapital digital. Penelitian dilakukan pada masa pandemi Covid-19 di tiga Paguyuban Wayang Kulit di Yogyakarta yakni Paguyuban Wayang Kulit WL, Paguyuban Wayang Kulit GP, dan Paguyuban Wayang Kulit SK. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan etnografi digital (digital ethnography) media sosial seperti Youtube dan Instagram. Ketiga Paguyuban Wayang Kulit tersebut dipilih karena mereka masih mampu bertahan di masa pandemi Covid-19 dengan tetap menyelenggarakan pementasan wayang kulit secara virtual. Hasil temuan penelitian ini adalah bentuk perlindungan sosial yaitu social assistance, social insurance, social care, dan informal social protection bisa berbentuk formal maupun informal, yang ditemukan pada bentuk-bentuk kapital yang ada di Paguyuban Wayang Kulit. Kapital-kapital tersebut mendukung para paguyuban melakukan pementasan virtual di masa pandemi Covid-19. Terlebih lagi, kapital digital bermanfaat secara langsung sebagai perlindungan sosial di masa pandemi Covid-19,
ketika ada pelarangan pertunjukan seni budaya secara luring yang menimbulkan
kerumunan, maka pementasan wayang kulit virtual menjadi solusinya. Dengan demikian, pemerintah perlu membuat kebijakan yang mengarah kepada dukungan kapital digital untuk para seniman tradisi. Apalagi, di era teknologi saat ini, seniman harus beradaptasi dengan teknologi agar dapat bertahan dari guncangan sosial maupun ekonomi, dan mengikuti perkembangan zaman

This study aims to describe social protection mechanisms (social assistance, social insurance, social care, and informal social protection) which can be seen from forms of capital’s conversion, such as; social capital, political capital, economic capital, personal capital, cultural capital, and digital capital. The study was conducted during the Covid- 19 pandemic in three Wayang Kulit Associations in Yogyakarta, namely the WL Wayang
Kulit Association, the GP Wayang Kulit Association, and the SK Wayang Kulit
Association. This study uses a qualitative research method with a case study approach with data collection techniques with interviews, observations, and digital ethnography social media such as Youtube and Instagram. The three Wayang Kulit Paguyuban were chosen because they were still able to survive the Covid-19 pandemic by continuing to hold virtual shadow puppet shows. The findings of this study are forms of social protection, namely social assistance, social insurance, social care, and informal social protection can be in the form of formal or informal, which are found in the forms of capital that exist in the Paguyuban Wayang Kulit. These capitals support community groups to perform virtual performances during the Covid-19 pandemic. Moreover, digital capital is directly useful as social protection during the Covid-19 pandemic, when there
is a ban on offline cultural arts performances that cause crowds, then virtual shadow puppet performances are the solution. Thus, the government needs to make policies that lead to digital capital support for traditional artists. Moreover, in the current era of technology, artists must adapt to technology in order to survive social and economic shocks, and keep up with the modernization.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anang Prabawa Hadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47883
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Wayang map of Indonesia"
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993
R 791.535 98 PET
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>