Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6574 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Naipul, V.S.
Harmondsworth : Penguin Books, 1968
915 NAI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kaegi, Adolf
Calcultta: Susil Gupta , 1950
954 KAE l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Edwardes, Michael
London: B.T. Batsford, 1969
954 EDW e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tyagita Silka Hapsari
"Vidiadhar Surajprasad Naipaul adalah keturunan generasi ketiga buruh kontrak India yang lahir di Trinidad dan menempuh pendidikan tinggi di Inggris. Ia menuliskan perjalanan pertamanya ke India dalam novel perjalanan An Area of Darkness dan ia mempersonifikasikan dirinya sebagai tokoh 'Aku' dalam teks. Dalam perjalanan tersebut Naipaul juga seringkali mengingat dan membandingkan India dengan pengalaman hidupnya di Trinidad dan di Inggris. Hal ini menunjukkan betapa kehidupannya di kedua tempat itu memengaruhi caranya melihat India sebagai negeri nenek moyangnya. Permasalahan utama yang dibahas dalam skripsi ini adalah bagaimana kontradiksi yang dialami oleh tokoh 'Aku' dalam An Area of Darkness berkaitan dengan latar belakang diaspora yang dimilikinya memengaruhi cara pandangnya dalam perjalanan.
Kontradiksi dalam identitas tokoh 'Aku' diteliti berdasarkan kajian-kajian pascakolonial yang membahas tentang identitas, terutama konsep identitas diaspora. Dua buah konsep yang bersifat fundamental bagi penelitian ini adalah konsep yang dicetuskan Stuart Hall (1990) dan Amal Treacher (2000). Hall menyatakan adanya dua macam identitas budaya: pertama, identitas budaya yang bersifat tetap dan kolektif sehingga menyatukan orang-orang dengan kesamaan budaya; kedua, identitas budaya yang terus berubah karena perjalanan waktu dan perbedaan pengalaman masing-masing orang dalam lingkup budaya tersebut. Treacher menuliskan adanya kontradiksi keinginan yang dimiliki kaum diaspora, antara lain keinginan untuk tidak berbeda dengan orang lain dan pada saat yang bersamaan penolakan untuk dianggap sama; serta keinginan untuk pergi dan hasrat untuk pulang.
Penelitian difokuskan pada karakter J.S. Naipaul dalam teks An Area of Darkness sebagai tokoh 'Aku', dengan menggunakan dua buah konsep yang dikemukakan di alas sebagai dasar pembacaan. Penelitian dibagi ke dalam segmen_segmen berdasarkan lokasi geografis tokoh, yaitu Trinidad, Inggris, dan India, Pembahasan dalam segmen India dibagi ke dalam beberapa subbagian yang lebih spesifik untuk menunjukkan identitas tokoh di awal, pertengahan, dan akhir perjalanan. Analisis karakter tokoh 'Aku' difokuskan pada pikiran, emosi, dan reaksi yang terkait dengan identitas diaspora tokoh tersebut yang terjadi dalam segmen-segmen geografis seperti disebutkan sebelumnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan identitas tokoh 'Aku' dalam perjalanan, baik perjalanan hidup dalam lingkup besar, maupun dalam lingkup yang lebih spesifik yaitu perjalanan di India, Perubahan tersebut menunjukkan bahwa walaupun ia percaya akan identitas budaya yang bersifat tetap dari masa lalu, ia sebetulnya adalah bukti hidup dari identitas budaya yang terus berubah karena pengalaman perpindahan tempat dan ketercerabutan dari akar budayanya. Hasil temuan penelitian ini menggambarkan bagaimana identitas budaya seseorang yang berlatar belakang diaspora cenderung mengalami perubahan karena perpindahan tempat dan perbedaan budaya yang menuntut terjadinya adaptasi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S14028
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dubois, Abbe J.A.
Oxford: The Clarendon Press, 1897
954 DUB h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriel Fajar Sasmita Aji
"Tesis ini menyajikan fenomena munculnya sekelompok masyarakat imigran yang muncul sebagai "masyarakat baru" dalam kategori masyarakat pascakolonial. Pada umumnya masyarakat pascakolonial merupakan representasi dari Dunia Ketiga, namun VS. Naipaul lewat karya-karyanya mengungkapkan bahwa telah muncul pula kelompok masyarakat pascakolonial yang masuk dalam kategori Dunia Kelima. Pemisahan kategori ini terjadi karena identitas yang mereka sandang memang berbeda, bahkan dalam representasinya masyarakat imigran menunjukkan upaya resistensi justru terhadap identitas kultural nenek moyang, yang merupakan masyarakat dari kategori Dunia Ketiga. Di samping upaya resistensi, masyarakat baru ini pun merepresentasikan diri pula lewat upaya rekonstruksi demi berdiri sejajar dengan mereka yang ada dalam kelompok bangsa kolonial. Lewat dua karya VS Naipaul, An Area Of Darkness dan A Way In The World, tesis ini mengkaji upaya-upaya resistensi dan rekonstruksi yang telah dijalani masyarakat imigran tersebut untuk muncul sebagai "masyarakat baru".
Bahwa figur sang pengarang sendiri, VS Naipaul, sebagai seorang imigran keturunan India menjadikan kajian persoalan masyarakat imigran dilihat dalam perspektif "suara imigran" daripada perspektif mengenai imigran. Novel pertama, An Area Of Darkness, merupakan kampus guna mengkaji secara mendalam upaya masyarakat keturunan imigran dalam berproses menuju suatu hibriditas bagi identitasnya. Di sini sang pengarang mencoba mengetengahkan suatu realitas yang terjadi pada masyarakat imigran yang telah tercerabut dari tanah leluhurnya, teristimewa secara kultural.
Ketercerabutan ini telah menciptakan kondisi teralienasi baik dengan budaya nenek moyang maupun dengan orang-orang yang masih memiliki budaya tersebut sebagai identitas kulturalnya. Kondisi teralienasi ini hanya salah satu aspek saja yang mengantar mereka pada sikap penolakan atau resistensi terhadap budaya nenek moyangnya. Aspek yang lain ialah stereotip masyarakat Timur (East) yang merupakan representasi akan keterbelakangan dan "masa lampau". Aspek kedua ini sangat penting bagi masyarakat imigran untuk melakukan upaya resistensi pula terhadap dominasi kolonial, sehingga mereka tidak lagi berada dalam bayang-bayang masyarakat yang dikuasai oleh kolonial.
Dalam novel kedua, A Way In The World, VS Naipaul kembali menegaskan pentingnya upaya rekonstruksi sebagai proses untuk bangkit dan melepaskan diri dari inferioritas karena dominasi kolonial. Rekonstruksi ini dapat diamati lewat beberapa proses, misalnya proses memutus hubungan dengan "nenek moyang", proses membuat sejarah sendiri bersama-sama dengan kelompok imigran dari etnik lain, dan juga proses memperluas wawasan dengan dunia luar dalam kerangka melakukan perubahan-perubahan yang lebih baik demi masa depan bangsa. Upaya rekonstruksi ini memang melampaui proses yang panjang dan waktu yang juga lama karena tujuan utamanya ialah melahirkan bagi mereka suatu identitas yang pasti. Bahwa identitas yang mereka bentuk merupakan proses dialog baik dengan identitas kultural nenek moyang maupun kolonial membuktikan upaya mereka untuk memiliki posisi mereka sendiri, khususnya dalam merepresentasikan diri di tengah-tengah bangsa yang lain.
Muncul pula berbagai kecurigaan tentang fenomena ini, karena seolah-olah masyarakat ini merupakan bentukan masyarakat kolonial yang bermaksud melestarikan hegemoninya setelah dekade dekolonialisme. Namun demikian, identitas yang dilahirkan oleh masyarakat imigran ini, yakni suatu hibriditas, dapat menunjukkan salah satu kelebihannya dalam menghadapi budaya kolonial.
Budaya kolonial bukanlah "hantu" yang harus ditakuti, karena sikap yang demikian justru bakal melanggengkan hegemoninya. Budaya kolonial bukanlah musuh, melainkan sesama untuk bersama-sama melakukan dialog bagi kemajuan masa depan. Hibriditas identitas merupakan upaya untuk menihilkan superioritas kolonialisme. Maka, demikianlah mereka lahir sebagai fenomena baru dalam kajian masyarakat pascakolonial."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lannoy, Richard
New York: The Vanguard Press, 1955
954 LAN i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Banerjee, Satarupa
New Delhi: Rupa & Co., 1994
641.5954 BAN b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tagore, Rabindranath, 1861-1941
India: Macmillan, 1974
891.43 TAG c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kumar, Deepak
"Taking a cue from the story of Trishanku-the mythological king who aspired to reach heaven while still alive-Deepak Kumar builds a compelling narrative on the state of contemporary India. Much like Trishanku, who only succeeded in being stuck in limbo between heaven and earth, India appears to be oscillating at the crossroads of modernity and tradition; development and corruption; and diversity and communalism. The Trishanku Nation presents a provocative account of a country marked by its contradictions and seamlessly combines everyday social history with academic insights. All through its civilizational progress India has defied simple categorizations. This suppleness has been its greatest strength and, to a large extent, also responsible for its myriad problems. This volume dwells on this predicament of post-Independence India. Based on memory, both historical and personal, it begins with the depiction of life in a mofussil town and moves on to examine closely issues of caste, religion, communalism, governance, corruption, education, science, culture, and so forth, as seen in the last five decades. Presented with rare verve and wit, and by using the lens of personal experiences, these rumblings help unfurl layers of life in the Indian subcontinent.
"
Oxford: Oxford University Press, 2016
e20470209
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>