Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3510 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989
930.1 DEP p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: 2011, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
R 726.1 SER (1)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Paseban adalah kota Jawa baru yang merupakan kota jadian dari Seba yang artinya menghadap. Aslinya dari kata Sansekerta Sev yang berati mengabdi, memuja, menghormati, jadi Paseban suatu pertemuan di mana raja dihadap oleh para pejabat kerajaan dan juga oleh para anggota keluarga raja serta para abdi. Tetapi Paseban juga dapat bearti tempat diadakan acara audiensi tersebut. Kata lain untuk Paseban adalahh Pasewakan. Pasewakan berasal dari kata sewaka yang artinya mengabdi, jadi pasewakan adalah pertemuan antara orang yang mengabdi raja dengan rajanya. Dalam bahasa Jawa kuna dikenal kata panangkil yang artinya menghadap raja. Karena istilah yang tepat dalam bahasa Indonesia belum ada, maka dalam penulisan ini acara audiensi itu disebut dengan istilah Paseban. Dalam penulisan ini diteliti adegan-adegan kerajaan, di mana digambarkan raja dan para pejabat yang menghadpnya. Bagaimana suatu Paseban digambarkan dalam adegan-adegan kerajaan itu dan akan kita lihat pula siapa saja yang hadir dalam suatu Paseban.Selain itu, kita harapkan juga akan mengetahui lebih banyak tentang pejabat-pejabat kerajaan baik menenai tugas, susunan maupun jumlahnya."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1976
S11818
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Three dimensional virtual model has a very promising method to visualize archeological building. In this case, amateur digital camera can be used to take pictures of archeological building. Utilizing amateur digital camera based on some reasons. i.e: it's available on market, low cost price, and very good radiometric and spatial resolution.
This research investigates 3D virtual model of archeological building which developed using close range photogrammetry (CRP) by utilizing amateur digital camera. In this case, Kelir Temple, which located in Taman Wisata Prambanan, is chosen as a model. The research carried out in 4 steps: premarking and measuring temple dimension, taking overlap snapshot, photogrammetric processing of overlap images, and evaluation of result.
The research shows 3D virtual model of Kelir Temple has very realistic vizualization, and average descrepancy between direct measurement using tape meter and measurement in 3D virtual model is 0.39 cm. The result indicate that utilizing amateur digital camera and CRP processing is suitable to construct a 3D virtual model of archeological Temple."
MTUGM 4:30 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Yudo Wahyudi
"Candi Panataran merupakan salah satu peninggalan kebudayaan materi dari masa Hindu-Buddha yang berada di daerah Blitar, Jawa Timur. Candi ini diketahui dibangun dari masa Majapahit berdasarkan temuan beberapa angka tahun yang berada pada berbagai komponen di kompleks percandian. Penemuan Prasasti Palah yang in situ dari jaman Kadiri menjadikan beberapa sarjana menghubungkan candi ini dengan bangunan suci Palah yang telah ada sejak masa Kediri. Berbagai komponen dalam percandian ini menyiratkan pada suatu sifat keagamaan tertentu yang menjadi dasar bagi percandian ini. Upaya rekonstruksi keagamaan dilakukan dengan pendekatan arkeologi sejarah yang didukung aleh sumber data artefaktual berupa komponen percandian dan data tekstual baik primer maupun sekunder. Metode fenomenologi agama dipandang sesuai untuk mengungkap makna berbagai fenomena keagamaan yang muncul di kompleks ini.
Pengungkapan rekonstruksi keagamaan tidak terlepas dari penerapan lima unsur religi yang biasa digunakan untuk mengkaji masalah keagamaan. Tokoh utama yang dipuja merupakan kajian utama untuk dapat merekonstruksi sifat keagamaan candi Pengungkapan tokoh utama yang dipuja ini sebagai penjabaran dari konsep keyakinan yang dianut. Komponen lain yang dikaji adalah tentang ritual keagamaan yang terjadi di kompleks percandian ini dan terkait dengan tata upacara yang dilakukan. Terakhir adalah upaya merekonstruksi fungsi candi ini yang berkaitan dengan umat keagamaan, karana kegiatan umat pendukungnya akan menunjukkan sejauh mana fungsi bangunan suci ini masih terus dapat bertahan.
Candi Panataran merupakan bangunan suci yang memiliki keunikan-keunikan dibandingkan dengan pola percandian yang sejaman dengannya. Keberadaan candi ini juga didukung oleh berbagai pemberitaan dalam sumber tekstual. Keunikan dan kekayaan data tersebut pada akhirnya dapat membantu untuk merekonstruksi berbagai unsur keagamaan yang berhubungan dengannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15378
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Luqmanul Hakim
"ABSTRAK
Candi Borobudur dimanfaatkan sebagai obyek wisata untuk meningkatkan devisa negara dan mensejahterakan masyarakat sekitar. Walau sebagai obyek wisata, namun Candi Borobudur juga berstatus cagar budaya yang harus dilestarikan. Hal tersebut menyebabkan pengembangan sarana dan infrastruktur untuk aktraksi dan hiburan terbatas. Selain, itu Obyek Wisata Candi Borobudur dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara setiap hari, namun masih banyak masyarakat sekitar yang miskin. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivism dengan jenis penelitian deskriptif, murni, cross-sectional, teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi, dan studi literatur. Hasilnya adalah pihak ? pihak yang terkait telah berperan dalam pengembangan dan pemanfaatan Obyek Wisata Candi Borobudur dan memberikan dampak kepada tiga segi yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan melalui terpenuhinya indikator ? indikator dengan adanya berbagai hal seperti pelatihan dan pembinaan masyarakat, promosi dan pemasaran yang dilakukan, konservasi situs cagar budaya. Walau pengembangan berkelanjutan telah dilakukan dengan baik, namun masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan.

ABSTRACT
orobudur is used as a tourist attraction to raising national foreign revenue and welfare of the surrounding community. Although as a tourist attraction, but Borobudur status as a cultural heritage that must be preserved. This led to the development of facilities and infrastructure for attraction and entertainment limited. In addition, Borobudur Temple visited by both domestic and foreign tourists every day, but there are still plenty of people around who are poor. This study uses the approach of post-positivism to the type descriptive approach, pure research, cross-sectional research, data collection techniques by depth interviews, observation, and literature study. The result is related parties has been instrumental in the development and utilization of Borobudur Temple and had an impact on three aspects, namely economic, social and environment through compliance indicators - indicators of the presence of a variety of things such as training and community development, promotion and marketing is done, conservation of cultural heritage sites. Although sustainable development has been done well, but there are still some things that need to be improved."
2016
S64043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Soekmono
Jakarta: Pustaka Jaya, 1978
913.926 SOE c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R. Soekmono
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977
726.1 SOE c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ottyawati
"Awal dari sejarah kuno Indonesia dapat diketahui dari adanya prasasti yang ditemukan di Kalimantan Timur. Berdasarkan tulisannya, prasasti itu di duga herasal dari abad V M (lihat Soemadio 1977:30). Dengan adanya prasasti ini, boleh dikatakan bahwa sejarah kuno Indonesia ini dimulai pada abad 5 M. Yang paling menonjol dalam sejarah kuno Indonesia ini adalah pulau Jawa, disusul kemudian dengan Sumatra dan Bali. Sejarah pulau Jawa di jaman klasik, yang dimulai pada pertengahan abad VII dan diakhiri pada permulaan abad XVI, terbagi dalam dua periode besar, yaitu: (1) jaman Jawa Tengah dan (2) jaman Jawa Timur. Jaman Jawa Tengah berlangsung dari abad VII sampai abad X M, sedangkan jaman Jawa Timur ber langsung dari abad X sampai abad XVI M (Soekmono 1973). Jaman kuno Indonesia -- yang biasa disebut ja_man, Hindu - antara lain menghasilkan bangunan-bangun_an. Bangunan-bangunan yang di hasilkan pda jaman kuno Indonesia itu antara lain berupa rumah--rumah, pemandian, gapura dan bangunan-bangunan suci_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S11599
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sugiyanti
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1992
726.1 SRI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>