Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3222 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wild, Stefan
Wiesbaden: Otto Harrassowitz, 1975
920.15 WIL g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Peretz, Don
Boulder: Westview press, 1990
959.94 PER i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Peretz, Don
London: Westview Press, 1990
959.94 PER i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Shinar, Dov
Boulder: Lynne Rienner Publishers, 1987
302.209 5 SHI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Whitelam, Keith W
London: Raoutledge , 1996
956.940 WHI i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Nur Asyifa
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas dua puisi yang ditulis oleh penyair Arab Palestina dan non Palestina dengan tujuan untuk melihat gambaran tentang Yerusalem dari dua sudut pandang penyair Arab yang berbeda negaranya. Dalam menganalisis puisi-puisi tersebut, digunakan metode deskriptif analistis, yaitu dimulai dengan pengumpulan data tentang Yerusalem, baik yang akan dijadikan korpus penelitian, maupun yang akan digunakan sebagai referensi. Setelah dipilih, baru kemudian dianalisis dengan metode strukturalisme, yaitu metode yang hanya meneliti unsur bagian dalam dari puisi tersebut. Yang dijadikan korpus dalam penelitian ini adalah dua puisi berbahasa Arab dari dua penyair Arab Palestina dan non-Palestina. Selain metode strukturalisme, digunakan juga metode perbandingan, untuk melihat persamaan dan perbedaan dari kedua puisi tersebut. Bagian yang akan dibandingkan dalam kedua puisi ini adalah bagian afinitasnya, yaitu unsur-unsur intrinsik yang ada di dalamnya, bukan adat istiadat atau kesejarahannya. Dari hasil analisis ditemukan bahwa terdapat perbedaan dan persamaan antara kedua puisi tersebut baik dari bentuk maupun isinya. Puisi Tamim lebih bersifat prismatis, sukar dicerna, sedangkan puisi Nizar bersifat diafan, mudah dicerna. Hal ini disebabkan oleh banyaknya simbol-simbol, kata-kata konotatif atau gaya bahasa majazi yang digunakan oleh Tamim. Adapun, persamaannya adalah sama-sama mengusung tema tentang Yerusalem dan jenis puisi yang digunakan adalah jenis puisi dialog.

ABSTRACT
Research on Jerusalem has been widely conducted from its historical to its socio-political aspects. This is because Jerusalem is a region that has always experienced turmoil from time to time. This research addresses Jerusalem from another point of view, that is from the aspect of literature. This study discusses two poems written by Palestinian and non-Palestinian Arab poets in order to see a picture of Jerusalem from two different Arab poets viewpoints. In analysing the poems, a descriptive analytical method is used in the collection of data about Jerusalem for the research corpus and references. The method of comparison is also used in this research to see the similarities and differences of the two poems. The part to be compared is the affinity part, which is the intrinsic elements oin a poem. From the analysis results, it is found that there are differences and similarities between the two poems both in the form and contents. Tamims poetry is more prismatical and difficult to digest, while Nizar s poems are diaphanous and easy to digest. Meanwhile, the similarities are the same theme of Jerusalem and the dialogue type of poetry."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Boston : McGraw-HIll, 2002
570 LIF
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Alifianti Garini
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas pengungsi Palestina di Lebanon sejak 1948 hingga 1969.
Landasan teori yang digunakan sebagai alat analisis ialah teori perpindahan
penduduk secara umum serta teori pengungsi. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif yang berdasar pada metode sejarah dengan jenis penelitian deskriptif.
Dekatnya jarak tempuh antara wilayah Palestina bagian utara dengan wilayah
Lebanon bagian selatan, menyebabkan sejumlah penduduk Palestina bermigrasi
dan menjadi pengungsi di sana. Hadir sebagai kelompok minoritas, pengungsi
Palestina mengalami pembatasan hak-hak sipil dari pemerintah Lebanon. Sebagai
hasilnya, perwakilan Palestina dan Lebanon menandatangani Perjanjian Kairo
pada 1969 di Kairo, Mesir, untuk menanggapi dampak yang ditimbulkan oleh
pengungsi Palestina

ABSTRACT
The focus of this study is Palestinian refugees in Lebanon from 1948 until 1969.
This study uses the theory of population movement in general and the theory of
refugee. This is a qualitative research with descriptive design and is based on a
historical method. Nearness of distance between the northern Palestinian
territories to the southern Lebanon region, causing a number of Palestinian
population migrated and became refugees there. Having been a minority group in
Lebanon, Palestinian refugees experienced civil rights restriction which was
conducted by the government of Lebanon. As a result, Palestinian and Lebanese
delegations signed the Cairo Agreement in 1969 in Cairo, Egypt, as a respond of
the impact which was caused by the Palestinian refugees."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42513
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arti Alifah Aviandari Rahardjo
"ABSTRAK
Pada jurnal yang berjudul ldquo;Kunafah : Makanan Penutup Khas Palestina rdquo; ini, dibahas beberapa hal tentang hidangan penutup khas Palestina, khususnya Kunafah. Pada penyusunan jurnal ini, Metode yang digunakan adalah metode sejarah dengan menggunakan tinjauan pustaka dari beberapa buku teks dan e-book. Teori pada penulisan ini adalah teori antropologi budaya yang berkaitan dengan wujud kebudayaan fisik berupa hasil dari kreatifitas, aktivitas, atau karya manusia, yang dalam hal ini merupakan makanan manis khas orang Palestina. Negara Palestina merupakan tempat yang cocok bagi mereka yang menyukai makanan manis. Di Palestina terdapat berbagai hidangan penutup berupa kue-kue yang terbuat dari olahan tepung, keju manis, kurma, dan berbagai kacang-kacangan seperti kacang almond, kenari, dan pistacio. Salah satu hidangan penutup yang paling terkenal dan paling disukai adalah Kunafah yang berasal dari Kota Nablus di Tepi Barat Palestina. Kunafah adalah makanan manis berupa kue dan keju lembut yang dilengkapi dengan kacang-kacangan, madu manis, dan sirup gula. Kunafah telah menjadi bagian penting dalam kebudayaan masyarakat Palestina. Hidangan ini dapat dijumpai di berbagai acara maupun perayaan seperti wisuda, pernikahan, ulang tahun, pertemuan keluarga besar, atau sekadar menemani saat ndash; saat santai penduduk Palestina. Kunafah juga disajikan dengan proses dan bentuk yang beragam. Hingga saat ini kelezatan Kunafah telah dinikmati oleh masyarakat Timur Tengah lainnya dan juga masyarakat Internasional. Meski saat ini Kunafah lazim dinikmati di berbagai negara, Kota Nablus tetap menjadi tuan rumah bagi Kunafah terbaik di dunia.

ABSTRACT
Within the paper entitled ldquo Kanafeh The Palestinian Dessert rdquo , it discuss a few things about Palestinian desserts, especially Kanafeh. To conduct this research, the author used historical method by doing literature review from several texts and e books. The theory used in this paper is a theory of cultural anthropology that deals with the form of physical culture as the result of creativity, activity, or work of man, which in this case is the Palestinian Dessert. Palestine is a great place for those who like sweet treats. In Palestine there are many desserts and pastries made from refined flour, sweet cheese, dates, and various nuts such as almond, walnut, and pistacio. One of the most famous dessert and most favored is Kanafeh, originated from Nablus on the West Bank of Palestine. Kanafeh is a soft melted cheese within a sweet cake which ornamented with nuts, honey, and sweet syrup. Kanafeh has become an important part of the Palestinian culture. This dish can be found in various events and celebrations of the Palestinian, such as weddings, graduations, birthdays, family gatherings, or simply as a company in their relaxing moments. Kanafeh is also served in various processes and forms. Up to this point, the delightful Kanafeh are being enjoyed by other Middle Eastern communities and also the international community. Although currently Kanafeh might be found in various countries, the city of Nablus remains as the home to the world 39 s finest Kanafeh.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>