Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166176 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Pusat Bahasa, 2001
899.208 NAZ t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Im, Young Ho
"ABSTRAK
Teka-teki sebagai salah satu jenis foklor hadir dalam khasanah tradisi lisan. Karena disampaikan secara lisan, belum banyak ahli bahasa maupun sastra yang tergerak untuk mengkajinya. Mencermati kenyataan tentang teka-teki yang ada dalam tiap masyarakat bahasa, beberapa peneliti terdahulu berupaya mengenali sifat keuniversalan teka-teki. Berbagai pendekatan dipakai dalam meneliti teka-teki itu untuk memahami dan mengklasifikasikan teka-teki. Dan para peneliti itu, muncul sejumlah definisi teka-teki yang berbeda-beda Namun, umumnya mereka sepakat bahwa teka-teki terdiri dari pertanyaan dan jawaban.
Penelitian terhadap teka-teki bahasa Indonesia tergolong langka Sampai saat ini pembicaraan mengenai teka-teki masih dalam kerangka tradisi lisan, khususnya folklor. Belum ada ahli bahasa yang memperhatikan secara khusus mengenai teka-teki bahasa Indonesia. Hal ini membuka peluang untuk dilakukannya penelitian teka-teki dari segi kebahasaan, karena bagaimanapun teka-teki merupakan bentuk komunikasi verbal yang menggunakan bahasa.
Sejumlah masalah yang dapat dilihat dalam teka-teki dari segi kebahasaan adalah secara garis besar, masalah pokok dalam penelitian ini adalah menganalisis struktur teka-teki dan ciri keambiguan yang tersirat dalam teka-teki berbahasa Indonesia.
Hal lain yang menjadi masalah adalah berkenaan dengan istilah teka-teki dalam bahasa Indonesia. Selama ini istilah 'teka-teki' bersinonim dengan 'terkaan', 'tebakan'. Sementara di dalam bahasa Inggris setiap istilah yang mengacu pada 'riddles', yaitu 'pun', 'puzzle', dan 'riddle' jelas batasan dan ciri-cirinya, tetapi tidak demikian halnya di dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, perlu dirumuskan istilah dan ciri-ciri setiap teka-teki yang ada di Indonesia
Secara khusus yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) mengklasifikasikan teka-teki berbahasa Indonesia berdasarkan struktur dan ciri keambiguannya; 2) merumuskan istilah dan pengertian teka-teki berbahasa Indonesia; 3) melihat kaitan antara wit dan humor dalam masing-masing jenis teka-teki. Dalam hal ini jenis teka-teki mana saja yang mengandung wit dan humor, mana yang hanya humor saja tetapi tidak mengandung wit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan tipe wacana teka-teki dalam bahasa Indonesia dengan menganalisis ciri keambiguan yang membentuk teka-teki dan strukturnya. Selain itu, penelitian ini bertujuan memberikan argumentasi tentang adanya ciri keambiguan dalam masing-masing tipe teka-teki yang timbul akibat terjadinya pelanggaran prinsip kerja sama serta menimbuikan kelantipan dan humor. Untuk mencapai tujuan itu, yang dibahas di dalam penelitian ini mencakup pokok-pokok berikut:
(1) analisis. struktur dan ciri keambiguan dalam teka-teki,
(2) klasifikasi teka-teki,
(3) teka-teki dan pelanggaran prinsip kerja sama,
(4) kelantipan dan humor dalam teka-teki.
Keistimewaan permainan bahasa, dalam teka-teki adalah suatu proposisi yang sering kali terasa aneh atau sulit dan menggelikan atau mengejutkan setelah dihubungkan dengan jawabannya. Salah satu unsur yang unikan dalam teka-teki adalah adanya keambiguan untuk menangkap pesan penutur, yaitu berupa unsur yang disengaja yang akan mengaburkan analog informasi. Keambiguan dalam informasi-informasi yang tidak sempurna itu ditunjukkan oleh hadirnya berbagai aspek kebahasaan selain aspek kontekstual.
Keambiguan merupakan unsur terpenting dalam teka-teki, karena tanpa adanya kedua unsur tersebut, proposisi itu bukan teka-teki, melainkan pertanyaan biases Dengan demikian, dapat disebutkan di sini bahwa keberadaan keambiguan yang disebabkan melalui permainan bahasa (manipulasi informasi) merupakan unsur penting yang hams ada dalam teka-teki.
Ciri keambiguan dalam teka-teki ditunjukkan melalui permainan bahasa, mulai dari segi fonologis sampai dengan segi wacana, maupun permainan kontekstual berdasarkan pengetahuan sosial budaya atau pengalaman sendiri (pertautan).
Perrnainan atau manipulasi kebahasaan yang ada di dalam teka-teki juga dapat dipandang sebagai kecerdasan penutur dalam berbahasa. Hal itu merupakan wujud kemampuan seseorang dalam mengeksplorasi bahasa secara kreatif. Dengan demikian, dari segi kebahasaan dapat dikatakan bahwa teka-teki tidak saja menyangkut masalah verbal tetapi juga berhubungan dengan kemampuan manipulasi kebahasaan oleh penutur, yaitu munculnya kelantipan (wit) sebagai akibat adanya permainan atau manipulasi kebahasaan.
Berdasarkan ciri keambiguitasan, diperoleh tipe teka- teki berbahasa Indonesia, yaitu 'teka-teki terkaan', 'teka-teki soalan', 'teka--teki permainan wacana', dan 'teka-teki plesetan'. Tipe-tipe ini sekaligus menunjukkan pula istilah teka-teki berbahasa Indonesia, sehingga tidaklah istilah 'teka-teki', 'terkaan', dan 'tebakan' sebagai bentuk sinonim"
Lengkap +
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
D511
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ida Hotmaulinawati
"Naskah pelajaran membaca telah ada sejak abad XIX. Hal ini terbukti dengan adanya naskah Melayu berjudul Teka-Teki Terbang. Naskah ini adalah naskah tunggal yang hanya terdapat di Indonesia dan disimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Naskah Teka-Teki Terbang disimpan dengan kode W 224. Naskah pelajaran membaca digunakan untuk melatih keterampilan berbahasa. Penggunaan naskah tidak dibatasi dengan golongan tertentu. Naskah pelajaran membaca dapat digunakan oleh anak-anak maupun orang dewasa. Salah satu kelompok yang menggunakan naskah pelajaran membaca adalah orang Belanda. Mereka diwajibkan belajar bahasa Melayu sebelum ditugaskan di Nusantara. Naskah Teka-Teki Terbang terdiri dari empat bagian. Bagian pertama merupakan rangkaian kata yang terdiri atas dua kata. Bagian kedua merupakan kalimat yang terdiri dari tiga kata. Bagian ketiga terdiri atas empat kata. Bagian terakhir terdiri atas lima kata dan terus berkembang hingga menjadi wacana. Penelitian lebih lanjut terhadap naskah pelajaran membaca selain Teka-Teki Terbang perlu diadakan supaya dapat diteliti struktur teks pelajaran membaca abad XIX"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S10945
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ken Budha
Jakarta: Dian Rakyat, 2013
899.221 KEN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Henry Guntur, data collector
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1978
899.223 2 TAR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Henry Guntur, data collector
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1978
899.223 2 TAR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Uketsu
"Seorang kenalan ingin membeli rumah seken di Tokyo dan memperlihatkan denah rumahnya padaku karena merasa ada yang ganjil. Sekilas, rumah ini kelihatan seperti rumah-rumah lain pada umumnya dengan interior yang luas dan terang. Namun, ketika mencermatinya baik-baik, aku mendapati bahwa memang ada keanehan di sana-sini. Keanehan demi keanehan itu bertumpuk, kemudian terjalin membentuk satu “kenyataan”. Kenyataan yang teramat sangat mengerikan, dan sama sekali tidak ingin kupercaya. Masalah yang Diceritakan Seorang Kenalan Saat ini, aku berprofesi sebagai penulis lepas spesialis occult— hal-hal gaib. Tuntutan profesi membuatku kerap bersinggungan dengan cerita hantu maupun pengalaman mistis. Dan di antaranya, aku paling sering mendengar cerita supranatural yang terjadi di ”rumah”. ”Aku mendengar bunyi langkah di lantai dua, padahal di sana tidak ada orang.” ”Rasanya seperti ada yang memperhatikanku waktu aku berada di ruang tamu sendirian.” ”Terdengar suara orang bicara dari dalam lemari.” Tak terhitung banyaknya kisah-kisah mengenai bangunan yang dibayangi sejarah kelam. Namun, cerita tentang ”rumah” yang kudengar pada waktu itu agak berbeda dari cerita-cerita serupa lainnya. Pada bulan September tahun 2019, seorang kenalan bernama Yanaoka-san menghubungiku karena ada masalah yang ingin dibahas. Yanaoka-san bekerja sebagai staf sales di sebuah agensi editorial. Kami berdua berteman dekat dan sesekali pergi makan bersama sejak berkenalan beberapa tahun lalu dalam urusan pekerjaan. Tidak lama lagi Yanaoka-san akan menyambut kelahiran anak pertamanya. Sehubungan dengan peristiwa itu, Yanaokasan pun memantapkan diri untuk membeli rumah pertamanya Setelah menghabiskan waktu setiap malam sampai larut melihat lihat informasi properti, Yanaoka­san akhirnya menemukan satu rumah yang ideal di kawasan Tokyo. Rumah dua lantai itu berada di daerah permukiman yang tenang. Banyak hutan di sekitarnya meskipun berlokasi di dekat stasiun, serta usia bangunannya sendiri terbilang baru meskipun berstatus rumah second. Ketika Yanaoka­san beserta istri datang melihat lihat rumah itu, mereka berdua langsung jatuh hati pada interiornya yang lega dan terang. Hanya saja, terdapat satu bagian pada tata letak ruangan di rumah itu yang menimbulkan tanda tanya besar bagi mereka."
Lengkap +
Jakarta: PT Gramedia, 2023
895.6 UKE t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Novandra Adi Kusuma
"Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi dampak dari kualitas institusi dan derajat regulasi mata uang kripto antar negara terhadap penggunaan teknologi mata uang kripo pada level mikro dan menyoroti pentingnya perbaikan kualitas institusi sebagai prasyarat
untuk menghadapi perkembangan teknologi finansial. Dengan menggunakan analisismodel efek acak Tobit, studi ini menunjukkan bahwa negara-negara yang menetapkan kerangka regulasi terhadap mata uang kripto berimplikasi pada jumlah penggunaan teknologi mata uang kripto yang lebih tinggi dibandingkan negara-negara yang tidak memiliki kerangka regulasi khusus. Sebaliknya, negara-negara yang melarang peredaran mata uang kripto tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap penggunaan teknologi
mata uang kripto. Keputusan pemerintah untuk menetapkan kerangka regulasi bagi mata uang kripto akan memiliki dampak yang lebih efektif apabila diimbangi oleh perbaikan kualitas institusi yang berimplikasi pada penggunaan mata uang kripto.

This study aims to investigate the impact of institutional quality and cryptocurrency regulatory frameworks’ degree across countries on its technology adoption in the microlevel
and resulted the highlights of the importance of institutional development as a necessary prerequisite before having exposure to new practises in the financial system.
By using random-effect Tobit analysis, this study found that countries with a clear regulatory framework standpoint towards cryptocurrency will have a higher number on the adoption of its technology rather than countries without a regulatory framework.
Meanwhile, countries with a restrictive standpoint have no significant impact on the adoption of cryptocurrency technology. This regulatory framework will have a better outcome with an improvement in the quality of institutions which will affect the reduction
of cryptocurrency’s actual use.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Arcan, 1995
808.87 Tek
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>