Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81566 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, RI, 1986
959.8 MON
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Prayoga Kartomihardjo, compiler
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986
959.828 PRA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Maria
Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2007
306 SIT m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadewi
"Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki Total Fertility Rate (TFR) tertinggi (4,2 anak) dan yang terendah adalah Provinsi Yogyakarta (1,8 anak). Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan angka fertilitas total di kedua provinsi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif berdasarkan sumber data sekunder berbagai survei meliputi Survei Demografi Kesehatan Indonesia (1991-2007); Survei Kesehatan Nasional dan Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2003; dan Mini Survei tahun 2007 dan 2008. Metode kualitatif dilakukan dengan diskusi kelompok terarah pada wanita pasangan usia subur (PUS) dan wawancara mendalam dengan pengelola program di kabupaten/kota hingga ke desa/kelurahan. Ditemukan TFR di Yogyakarta sangat rendah dan sebaliknya di NTT sangat tinggi. Perbedaan TFR tersebut disebabkan oleh latar belakang demografi dan nondemografi seperti respons terhadap berbagai program penurunan fertilitas. Faktor budaya terhadap nilai anak berpengaruh besar terhadap jumlah anak yang ingin dimiliki. Tingkat pendidikan yang rendah berhubungan dengan faktor yang berpengaruh langsung terhadap pemakaian kontrasepsi, termasuk jenis kontrasepsi. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang rendah memicu tingginya kebutuhan kontrasepsi yang tidak terpenuhi. Kesertaan ber-KB di NTT dan di Yogyakarta adalah 42,2% dan 66,9%. Wanita PUS yang keinginan ber-KB tidak terpenuhi masih tinggi di NTT (17,4%) dibandingkan dengan Yogyakarta (6,8%).

Province of Nusa Tenggara Timur (NTT) have a total fertility rate (TFR) to the highest (4,2 children) and the lowest is the Province of Yogyakarta (1,8 children). This research is to identify factors that associated with total fertility rate in both provinces. This study uses qualitative method from the Indonesia Demography and Health Surveys (from 1991 to 2007), National Health Survey and Household Health Survey (2003), and Family Planning Mini Surveys (2007 and 2008). The qualitative method were collected using focus group discussions with fertile couple and in-depth interviews with family planning fieldworkers in district to village . The research reveals that TFR of Yogyakarta is very low and NTT is very high. The differentiation of the TFR is due to the demographic and nondemographic background as well as the respond againts the program to decrease the fertility. Cultural factor is the important one againts the value of children that will be influenced to the number of children desired in one family. Low education will be directly related to the use of contraceptive including mix contraceptive. Low family planning services which triggers the high unmet need oc contraceprive. Family Planning participation in NTT is 42,2% and 66,9% in Yogyakarta. Women on childbearing age who wishes to use contraceptive but unmet need in NTT were still high (17,4%) compared with Yogyakarta (6,8%).
"
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Guritno Suhardi
Jakarta: BAdan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata, 2002
915.986 SUH f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Gibran Khalil
"Energi angin adalah salah satu energi baru dan terbarukan yang sedang dikembangkan sebagai energi alternatif untuk mengatasi krisis energi yang akan dihadapi. Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah yang memiliki potensi angin yang cukup baik untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Salah satu teknologi yang banyak digunakan untuk pemanfaatan energi menjadi pembangkit listrik adalah turbin angin. Dalam pembangunan turbin angin, terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi diantaranya yaitu kecepatan dan arah angin, kemiringan lereng, dan beberapa faktor lain seperti penggunaan tanah dan wilayah permukiman. Dengan kondisi angin di Nusa Tenggara Timur yang memiliki kecepatan rata-rata 3 m/s hingga 7 m/s maka jenis turbin angin skala menengah sangat cocok untuk dikembangkan. Sehingga hasil dari penelitian ini yaitu berupa gambaran mengenai potensi angin di Nusa Tenggara Timur serta wilayah yang berpotensi untuk pembangunan turbin angin untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kebutuhan akan energi.

Wind energy is one of the new and renewable energy is being developed as an alternative energy to overcome the energy crisis to be faced. East Nusa Tenggara is a region that has a good enough wind potential to be used as a power plant. One of technology that is widely used for the utilization of energy into electricity generation is wind turbines. In the construction of wind turbines, there are several variables that affect them is the speed and direction of wind, slope, and several other factors such as the landuse and residential areas. With the wind conditions in East Nusa Tenggara which has an average speed of 3 m/s to 7 m/s the kind of medium scale wind turbine is suitable to be developed. So the results of this research in the form of an overview of the wind potential in East Nusa Tenggara and the region that have the potential for development of wind turbines to meet the needs of the community in need of energy."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farchanny Achmad Tri Adryanto
"Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kepatuhan masyarakat menggunakan kelambu berinsektisida (LLIN?s), melalui pendekatan potong lintang (cross sectional) dengan menggunakan data sekunder hasil Survei Dasar Cakupan Penggunaan Kelambu Berinsektisida di Kabupaten Sikka Propinsi Nusa Tenggara Timur pada bulan Febuari 2009.
Hasil penelitian didapatkan, kejadian malaria dalam 3 bulan terakhir mencapai 72,4%, persentase kepatuhan menggunakan kelambu sebesar 40% dan responden yang tidak patuh menggunakan kelambu berisiko mengalami malaria sebesar 6,16 kali (95% CI: 2,149 - 17,656) dibandingkan yang patuh menggunakan kelambu setelah dikontrol oleh pendidikan, sikap dan interaksi antara pendidikan dengan penggunaan kelambu.
Disarankan agar pengelola program malaria Kementerian Kesehatan mengupayakan promosi kesehatan untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat menggunakan kelambu, kerjasama lintas sektor dan mendorong pemerintah daerah meningkatkan alokasi anggaran untuk menjamin ketersediaan kelambu. Dinas Kesehatan perlu melakukan penyuluhan sebelum distribusi kelambu dan monitoring serta evaluasi penggunaan kelambu di masyarakat.

This study aimed to determine compliance to bed nets LLIN?s relation to malariaincidence. This study analized data of Baseline Survey bed nets with insecticide in Sikka district of East Nusa Tenggara Province in February 2009.
The results of this study showed the incidence of malaria in the last three months was 72.4%, and the compliance to bednet use was 40%. Respondents who did not comply of using bed net had risk 6,2 times than responden who comply of using bed net after adjusted by education, attitude and interaction between education and the compliance to bed nets use.
It is recommended to the malaria control program Ministry of Health, to do health promotion to increase compliance to bed nets use, collaborate to other sectors and encourage local governments to increase budget allocations to ensure the availability of bed nets. District Health Office needs to conduct education before distribute bed nets and do monitoring and evaluation of the compliance to bed nets use.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31110
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"It is necessary to formulate spatial policy and strategy in cross-border area in east Nusa Tenggara, in order to manage resources and capability to increase the quality of life,to conserve the function of environment,and to achieve security....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pneumonina pada balita merupakan masalah kesehatan di Indonesia, hal ini terkait dengan tingginya morbiditas dan mortalitas akibat pneumonia. Salah satu upaya pengendalian adalah mengetahui menekan faktor determinan terjadinya pneumonia pada balita, sehingga penanggulangan dan pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan tepat. Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan beberapa faktor determinan terjadinya pneumonia pada balita di Provinsi Nusa Tenggara Timur meliputi status imunisasi, status gizi dan rumah sehat. Metode: Data yang digunakan adalah data sekunder Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2012 meliputi data jumlah kasus, status gizi, status imunisasi, ASI Ekslusif dan rumah sehat kemudian dianalisis. Hasil: Menunjukkan cakupan penemuan dan penanganan kasus pneumonia pada balita pada tahun 2012 sebesar 19,2%, faktor determinasi yang berkaitan dengan kejadian pneumonia adalah status imunisasi lengkap 59%, status gizi kurang sebesar 12,6%, gizi buruk 1,4%, cakupan pemberian ASI eksklusif 49,7%, dan cakupan rumah sehat 61,1%. Kesimpulan: Penemuan dan penanganan kasus pneumonia pada balita di Provinsi NTT mengalami peningkatan pada tahun 2012. kondisi faktor status imunisasi, cakupan ASI Ekslusif, status gizi balita menjadi faktor pendukung terjadinya pneumonia pada balita. Saran: Peningkatan penyuluhan tentang penyakit pneumonia, ASI eksklusif, gizi balita dan pentingnya imunisasi serta menggerakkan masyarakat dalam kegiatan posyandu dengan cara peningkatan partisipasi kader posyandu sehingga dapat sehingga dapat meningkatkan status imunisasi dan perbaikan status gizi pada balita."
BULHSR 17:4 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar Belakang: Kabupaten Manggarai Barat periode Januari sampai dengan Juli 2012 jumlah kematian bayi 34 kasus, Bayi lahir mati 33 kasus Kebij dan kematian ibu 9 kasus. Tujuan tulisan ini yaitu Akse Kunju penyebab kematian ibu, bayi, di Pus ingin menggambarkan balita dan gizi buruk. Metode: Penelitian merupakan studi kualitatif di kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2012. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas dan Labuan Bajo. Pengumpulan data secara Focus Group Discussion dengan Kepala Puskesmas, bidan desa, pengelola program gizi dan seksi KIA pada dinas kesehatan. Hasil: Penyebab kematian ibu dan bayi di wilayah kerja Puskesmas Labuan Bajo disebabkan oleh karena ibu mengalami lok kekurangan gizi, penyakit infeksi seperti malaria dan tipus. Perhatian ibu terhadap bayi kurang ter unt kesehatan sulit dan akses terhadap pelayanan dal Permasalahan tersebut harus diatasi dengan cara kel kesehatan secara rutin, ibu hamil memeriksakan pemakaian kelambu, perlu penyediaan perahu motor Cro dengan operasional lebih murah. Penyebab gizi buruk dan gizi kurang adalah pengetahuan, pola asuh dan kemiskinan serta penyakit infeksi seperti ins diare dan malaria, diatasi oleh bidan dengan cara konseling kepada keluarga ter proaktif memberikan yang mempunyai balita gizi buruk."
BULHSR 17:3 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>