Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151096 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reuter, Thomas A.
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2005
305.8 REU c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Denpasar: Depdikbud , 1997
370 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
The Hague: W.Van Hoeve, 1969
306 598 BAL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini mengkaji makna sosiokultural paribasa Bali dalam seni pertunjukkan drama gong di Bali, lakon Kalung Berlian. Masalah yang dibahas meliputi jenis paribasa Bali dan makna sosiokultural paribasa Bali bertujuan untuk mendeskripsikan jenis paribasa Bali dan makna sosiokultural. Teori yang digunakan, yaitu teori sosiolinguistik. Dalam pengumpulan data digunakan metode pengamatan dan metode wawancara, dibantu dengan teknik catat, teknik rekam, teknik transkripsi, dan terjemahan. Dalam analisis data digunakan metode deskriptif sinkronis. Untuk penyajian hasil analisis data digunakan metode formal dan informal, dibantu dengan teknik induktif dan deduktif. Berdasarkan hasil pembahasan, seni pertunjukan drama gong lakon Kalung Berlian terdapat dua belas jenis paribasa Bali, yaitu sesonggan, sesenggakan, wewangsalan, sesawangan, bebladbadan, seloka, raos ngempelin, pepindan, sesimbing, cecangkitan, peparikan, dan sesemon. Jenis-jenis paribasa Bali yang disampaikan dalam dialog antarpemainnya menyiratkan makna sosiokultural, seperti: perbandingan, perumpamaan, sindiran, ejekan, pujian, pengharapan, ajakan, merajuk, nasihat, mengecoh lawan bicara, mengolok-olok lawan bicara, tidak peduli, senda gurau, gundah gulana, rayuan, ketidakpastian, imbauan, dan pernyataan."
JNANA 19:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bandem, I Made
Yogyakarta: Kanisius, 1996
792.8 BAN e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bandem, I Made
Yogyakarta: Kanisius, 1996
792.8 Ban e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini dilatar belakangi adanya fenomena menarik dan unik Pura Lingsar Lombok pada setiap purnamaning sasih keenam berlangsung dua upacara berbeda di tempat yang sama yang dilakukan oleh dua kelompok masyarakat berbeda, yakni masyarakat Sasak melaksanakan upacara perang topat dan masyarakat Bali melakukan upacara Pujawali di Pura Lingsar."
2014
902 JPSNT 21:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ratnaesih Maulana
"ABSTRAK
Permasalahan yang menjadi pokok bahasan timbul dengan ditemukannya data lapangan yang menunjukkan bahwa, 1. arca- arca kuna di Bali masih dianggap suci dan keramat, namun tidak lagi dijadikan sarana pemujaan meskipun masyarakat Bali adalah penganut agama Hindu. 2. Di Bali, area-area kuna yang kita temukan, penempatannya di dalam candi atau pura tidak seperti yang kita temukan di Jawa atau India, yaitu di tempatkan di dalam relung-relung candi.3. Adanya penggolongan pura menurut fungsinya. Kenyataan tersebut menimbulkan suatu pertanyaan "adakah kaitan antara area-area dan penggolongan pura di Bali".
Penelitian ini merupakan rangkaian penelitian yang bertujuan mewujudkan gagasan guna menyusun buku Ikonografi Hindu Indonesia. Ikonografi, merupakan suatu bidang penelitian ilmu arkeologi yang erat kaitannya dengan ciri-ciri dan pembuatan arca pada hakekatnya merupakan telaah mengenai pandangan suatu masyarakat terhadap pembuatan dan fungsi area dewa pujaannya, dapat memberi gambaran tentang kehidupan masyarakat bersangkutan.Pene1itian mengenai fungsi area, cara-cara penyembahan terhadap kedewaan kiranya dapat membantu memperjelas pemahaman tentang berkembang dan timbulnya filsafat yang terkait, yang umumnya berpengaruh terhadap cara berfikir masyarakat bersangkutan.
Salah satu cara yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian ini, adalah melalui tahapan-tahapan penelitian yang terdiri dari 1.pengumpulan data, baik data lapangan maupun data tertulis, 2. membuat klasifikasi, 3. menganalisa, baik data arkeologi maupun data penunjang, dan 4. tahap interpretasi, yaitu berusaha menarik kasimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagi orang Bali yang beragama Hindu dimana ajaran yajna memegang peranan yang amat panting dan menjadi sendi kehidupan, maka pemujaan dewa dengan cara yajna merupakan oara terbaik, Untuk sampai pada tingkat sebuah aroa diterima sebagai unsur pendekat atau sarana para pemuja kepada Tuhan (= Istadewata) atau prinsip tertinggi terlebih dahulu harus melalui proses tersandiri, melalui pemujaan dan rituil tertentu sesuai peraturan. Kedudukan,sebuah area dalam upacara yajna erat kaitannya dengan keletakkan area itu sendiri di dalam sebuah pura."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Inces sosial religius dipahami sebagai larangan tata kehidupan sosial masyarakat Bali terhadap perilaku kehidupannya yang diatur dalam dresta dan sima (kebiasaan) masyarakatnya. Tata nilai tersebut sampai saat ini masih tetap dipertahankan, diyakini dan ditaati oleh anggota masyarakat Bali. Ketaatan ini didasari oleh adanya keyakinan dan persepsi masyarakat atas konsekuensi sosial religius yang ditimbulkan bagi pelanggarnya. Dengan demikian masyarakat Bali senantiasa menjadikan tri hita karana sebagai payung kearifan lokal di dalam segala aspek kehidupan sosial religiusnya, yakni menjaga hubungan yang selaras dan harmonis dengan pencipta (Tuhan), sesama, dan alam lingkungannya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera dan damai bagi kelangsungan hidup masyarakatnya."
JNANA 19:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Dharmika
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988
392.592 IDA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>