Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113324 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nila Yuliawati Noor Djasmani Soeyasa Besar
"ABSTRAK
Tahun 2008 ini adalah tahun ke-11 sejak Indonesia dilanda
krisis multi dimensi yang begitu hebat, yang telah memporakporandakan
hampir seluruh sendi kehidupan bangsa. Sepuluh tahun
adalah sebuah kurun yang cukup lama untuk berbenah dan memperbaiki
diri. Namun demikian, upaya untuk kembali pulih masih memperoleh
beberapa kendala. Trauma krisis dan juga peningkatan kredit seret
(non performing loan) telah menyebabkan credit rationtng yaitu
perbankan menjadi sangat selektif dalam melakukan pemberian kredit.
Kondisi tersebut di atas pada akhirnya mempengaruhi pula pemberian
kredit terhadap kepemilikan rumah, yang sebetulnya masih memiliki
permintaan yang tinggi. Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai
upaya untuk mendorong akselerasi pembiayaan terhadap kepemilikan
rumah. Sungguhpun dari sisi perbankan, yang memiliki. magnitudo yang
signifikan dalam mempengaruhi perekonomian nasional, telah banyak
dilakukan berbagai inovasi untuk mengintegrasikan berbagai produk
keuangan dalam satu kemasan yang ditawarkan, antara lain dengan cara
sekuritisasi aset, namun khususnya pada Kredit Pemilikan Rumah(KPR),
upaya tersebut tampaknya belum memberikan prospek yang cerah untuk
mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan perumahan masyarakat secara
maksimal. Tampak disini adanya kebutuhan untuk melakukan terobosan
sebagai bagian dari masa depan sektor keuangan dan sektor perumahan
nasional. Terobosan mana perlu diimplementasikan dengan baik salah
satunya dengan mendirikan suatu lembaga keuangan yang dapat
menggegaskan langkah yang baik tersebut. Manfaatnya tidak hanya akan
dirasakan oleh masyarakat namun juga bagi industri perbankan untuk
dapat terus berkembang meningkatkan asset dan pendapatannya, serta
mendorong pasar keuangan di Indonesia yang semakin likuid.
Sebagaimana telah penulis ilustrasikan pada bagian pendahuluan di
atas, dalam penyusunan tesis ini, penulis akan mengangkat beberapa
permasalahan yang lebih spesifik terkait sekuritisasi Kredit
Pemilikan Rumah yaitu :1) Kerangka hukum apa yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan sekuritisasi KPR yang efektif dan aman? 2) Bagaimana
risiko dapat dimitigasi dengan baik sehingga transaksi sekuritisasi
KPR dan peranan PT Sarana Multigriya Finansial bisa optimal?
Penulisan tesis ini menggunakan penelitian kepustakaan yang bersifat
yuridis-normatif yaitu penelitian yang mencakup penelitian terhadap
azas-azas hukum, sistematika hukum dan terhadap taraf sinkronisasi
hukum. Penelitian normatif mempergunakan data sekunder. Dari
pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
1) Kerangka hukum yang dibutuhkan dalam pelaksanaan sekuritisasi KPR
yang efektif dan aman adalah Undang-Undang Sekuritisasi dan
sinkronisasi peraturan perundang-undangan dibidang dan yang
berhubungan dengan sekuritisasi aset; 2)Risiko harus dimitigasi
dengan baik agar transaksi sekuritisasi KPR dan peranan PT Sarana
Multigriya Finansial bisa optimal dengan cara: implementasi risk
manajemen dan tata kelola yang baik (good govern&nce) serta
diperlukan adanya lembaga pengawasan terhadap aktivitas PT SMF."
2008
T38052
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsuddin Radjab
Jakarta: Nagamedia, 2018
323.598 SYA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ajisatria Suleiman
"Pemerintahan pada masa transisi politik dari rejim otoritarianisme menuju demokrasi harus menghadapi tantangan besar untuk menyelesaikan mgala tindakan an dilakukan oleh rejim terdahulunya, terutama yang berkaitan dengan tindakan-tindakan yang tergolong sebagai kejahatan internasional. Pemberian mmesti menjadi salah satu mekanisme alternatif yang dapat dilakukan untuk menjamin perdamaian dan kelancaran proses rekonsiliasi. Di Indonesia, ketentuan mengenai mmesti ini tercantum dalam Undang Undang Nomor 27 tahun 2004 tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Berta Kerangka Acuan Komisi Kebenaran dan Persahabatan Indonesia dan Timor Leste. Namun demikian, legalitas amesti dal andangan hukum internasional masih mengundang banyak perdebatan. Atas dasar ini, penelitian ini dilakukan dan menghasilkantiga kesimpulan pokok. Pertama, meskipun pemberian mmesti merupakan hak yang dimiliki matu negara berdaulat, namun kasus menyangkut kejahatan internasional, mesti tidak boleh menciptakan impunitas sehingga harus dilarang. Kedua, dalam masa transisi politik, pemberian amnesti secara menyeluruh dapat melanggar .Right to Knore masyarakat karena menutup dan menghentikan akses masyarakat terhadap kebenaran. Namun demikian, terdapat kemungkinan justifikasi pemberian amnesti sepanjang "Right To Know" terpenuhi. Ketiga, mekanisme pemberian dalam Undang-undang Nomor 27 tahun 2004 tentang Kebenaran dan Rekonsiliasi Berta Kerangka Acuan Komisi Kebenaran dan Persahabatan Indonesia Timor Leste bertentangan dengan hukum internasional."
Depok: [Fakultas Hukum Universitas Indonesia;, ], 2008
S25900
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amidhan
"Salam naskah UUD 1945 para pendiri bangsa telah meletakkan dasar-dasar yang kuat tentang hak asasi manusia (HAM) apalagi dalam perubahan UUD 1945 tahap kedua tahun 2000 ditambah lagi dasar hukum tentang HAM tersebut dalam satu lab lengkap dengan sepuluh pasal, akan tetapi sejak pemerintahan orde lama, orde baru hingga orde reformasi ordec informasi sekarang ini tetap saja yang terjadi pelanggaran HAM di Indonesia. Dan pelanggaran HAM terbanyak terjadi pada era orde baru. Kasus-kasus pelanggaran HAM masa orde baru tersebut hingga dapat diselesaikan secara tuntas dan adil. Terdapat kendala dan problem hukum sehingga kasus-kasus tersebut tidak dapat dituntaskan. Kendala dan problema apa dibahas dalam artiikel ini."
Jakarta: Lembaga Pangkajian MPR RI, 2019
342 JKTN 12 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
cover
"The study to get the perspektif of the moro people in the Philippines islands, specifically members of MAPEA (Maguindanaon Professionals and Employees Association) on the belief that this sector cpuld give an educated intelligent, and strategig, formula for the just, peaceful, and lasting solution to the political problem of the :Bangsamoro" people for self determination. In this study, an explanation based on the historical perpsective is neccessity. It is gather the answer of critical question, especially related to what are te root cause of the "Bangsamoro" political problem. Accrdingly, the Philippine history is replete with many stories of rebellion and seccession. In Mindano alone, the government has been spending time, effort, and resources to contend the armed movements. Beside, the "Bangsamoro" struggle for indepedence has started from 16th to 20th century. In 1968, after the Jabidah Masssacre, MNLF (Moro National Liberation Front) fought against the goverment forces and the violent armed confroontations ended up in the peace talk in tripoli, Libya in 1975. When in 1996, the GRP (Government of the Republic of Philippine)-MNLF Final Peace Agreement was forget, the MILF (Moro Islamic Liberation Front) continues the struggle so that the All-Out War declared by the Estrada administration in year 200 finaly, the perpective of the members of MAPEA does not differ from what have already been done to solve the "Bangsamoro" political problems. Just like other organization, they are hofepul that conflict would end. This is a new learning."
SOS 5:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Awigra
"Promosi hak asasi manusia dan demokrasi menjadi tema utama dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat (AS) sampai hari ini. Promosi hak asasi manusia dan demokrasi sebagai nilai-nilai ideal politik AS menuai persoalan ketika harus berbenturan dengan kepentingan ekonomi dan keamanan. Akibatnya, persoalan hak asasi manusia dan demokrasi kerap diabaikan.
Pada masa Perang Dingin persoalan ini terjadi ketika AS mendukung sejumlah diktator sayap kanan di beberapa negara. Di Chile, AS mendukung pemerintahan Augusto Pinochet (1973-1990) yang menjalankan pemerintahan dengan otoriter yang kerap melakukan pelanggaran HAM dan anti demokrasi.
Persoalan ini tentu memunculkan beberapa pertanyaan di antaranya; Apa sebenarnya yang melandasi AS mendukung rezim Pinochet? Mengapa AS rela 'mengorbankan' politik idealnya? Dan apa sejatinya makna HAM dan demokrasi bagi politik luar negeri AS pada masa Perang Dingin?
Menggunakan pendekatan kualitatif dengan menganilisis data terutama dari dokumen-dokumen yang sudah dirilis Departemen Luar Negeri AS, bukubuku, jurnal dan sejumlah artikel di website, penelitian ini ingin menjawab berbagai pertanyaan di atas.
Tesis penelitian ini adalah sebuah konsep yang penulis sebut sebagai 'capital securitizing'. Konsep capital securitizing merupakan definisi operasional yang ingin menjelaskan bagaimana cara kerja dari proses pembuatan kebijakan luar negeri AS yang tidak sejalan dengan nilai-nilai ideal politiknya.

Promotion of human rights and democracy become the main theme in U.S. foreign policy until today. Promotion of human rights and democracy as U.S. political values acquire issue when it collides with economic and security interests. As the result, the issue of human rights and democracy are often ignored.
During the Cold War, this problem occurred when U.S. supported a number of right-wing dictators in some countries. In Chile, U.S. supported the regime of Augusto Pinochet (1973-1990) who run the government authoritatively which often committed violation against human right and democracy.
This issue certainly brings out some questions, including: What is the basis of U.S. support the regime of Pinochet? Why is U.S. willing to 'sacrifice' its political ideal? And what is the true meaning of human rights and democracy for U.S. foreign policy during the Cold War?
By using a qualitative approach to analyze the data primarily from some documents that already released by U.S. State Department, books, journals, and some website articles, this study wants to answer those questions above.
This thesis is a concept which the author called as 'capital securitizing' The concept of 'capital securitizing' is an operational definition which attempts to explain the workings of the process of making U.S. foreign policy which is inconsistent with the values of its political ideal.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T28928
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>