Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102089 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heriyanti Untoro Dradjat
"ABSTRAK
Orang Cina yang bermukim di Indonesia, ternyata masih banyak yang memelihara adat kebiasaan sebagaimana layaknya ketika mereka bertempat tinggal di negeri Cina. Sebagian adat tersebut terlihat dari kepercayaan yang dianutnya, meskipun ada. juga sebagian kebiasaannya yang sudah berubah. Salah satu adat yang tampak jelas masih berlangsung adalah upacara sembahyang yang ditujukkan kepada penyembahan roh nenek moyang atau leluhur yang biasanya dilakukan di rumah. Upacara-upacara keagamaan lainnya dilaksanakan di tempat peribadatan orang Cina yang di Indonesia lazim disebut kelenteng. Di dalam bangunan ini terdapat bermacam-macam dewa/dewi sesuai dengan dewa/dewi apa yang diunggulkan dalam ibadah tersebut. Oleh karena itu arca dewa/dewi yang ditemukan dalam kelenteng berbeda satu sama lain.
Kepercayaan orang Cina yang terpancar dari berbagai wujud dewa/dewi yang dipujanya itu, bersumber dari ajaran agama Buda, ajaran Kong Hu Cu dan Tao, ditambah dengan ajaran dari agama Cina. Pilihan terhadap dewa/dewi dalam kepcrcayaan Cina agaknya ditentukan pula mitologi setempat. Oleh karena itu berbagai upacara maupun dewa/dewi orang Cina yang bermukim di Indonesia tetap menampakkan unsur "kecinaannya?. Sangat menarik bila dari area-area tersebut dapat diketahui sehingga dapat menambah pengetahuan kita mengenai sebagian aspek religi mereka.
Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan untuk memperoleh data tentang kepercayaan orang Cina asli dan kepercayaan yang diterapkan di Indonesia. Selain itu dilakukan pula pengamatan lapangan di beberapa kelenteng untuk memperoieh data mengenai upacara-upacara yang dilakukan dan data bandingan tentang arca dewa/dewi yang ada di dalam kelenteng tersebut.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa scbagian ada! istiadat Cina berupa beberapa upacara yang sudah tidak dilaksanakan lagi di Indonesia diduga karena adanya perbedaan ekologi di dua negara ini. Namun sebaliknya, penyembahan terhadap area dewa/dewi yang pengaruh mitologi Cinanya amat dominan tetap dilakukan di Indonesia."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Matsuda Hiroshi
"

Indonesia merupakan negara yang mengatur kebebasan beragama bagi warga negaranya. Selain agama-agama samawi terdapat pula agama-agama yang berasal dari kepercayaan leluhur yang dikembangkan dalam setiap suku dan etnis pada masyarakat di Indonesia. Salah satu agama orang Tionghoa di Indonesia adalah kepercayaan lokal kepada Dewa Tan Hu Cin Jin yang merupakan keyakinan terhadap leluhur. Dalam praktiknya, sistem kepercayaan lokal ini berkontestasi dengan agama-agama besar, pemerintah dan kondisi masyarakat Indonesia yang sangat prulal sehingga menyisakan persoalan tentang keberlangsungan kepercayaan ini di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi untuk memperoleh data dari lapangan. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa kepercayaan lokal ini nampak berusaha untuk memposisikan diri sebagai agama yang berpayung pada agama besar, nampak pula adanya kecenderungan mengakomodir pemerintah daerah untuk menjadikan kepercayaan lokal ini sebagai aset lokal dalam mendatangakan pariwisata dan adanya strategi pintu terbuka yang diterapkan oleh kepercayaan lokal kepada Dewa Tan Hu Cin Jin untuk menerima penganut yang berasal dari berbagai agama, berbagai suku melewati batas dan sekat-sekat budaya sebagai bentuk mempertahankan kebersinambungan kepercayaan lokal ini secara turun temurun.


Indonesia could denote to be one of the countries that in a certain extent accepted freedom of religion. Beside those as recognized as Monotheism such as Islam, Roman Catholic, Protestants and those of Buddhism and Confucianism, could also recognized the existence as called believes among various ethnics in Indonesia. One of those believes the deity called Tan Hu Cin Jin could categorized as one of those locally believed god amongst Chinese descendants in Indonesia. But in practically, those local religious deities were suffered in the contestation between monotheistically performed religions as recognized by Indonesian government and those they believe against own deity. The study conducted by engaging ethnographic approaches with technically applying ethnology method to obtain field data. The findings in this study are, clearly recognize the efforts in positioning themselves under the protection of monotheistic recognized religions as already approved by the Indonesian government, and also clearly seen and way to purposely accommodating such local believed deity as an assets for tourism of local government beside their religious nature, and finally it could be apparently clear that strategy for open door policy can be seen in their way for survive and existence their local deity as a god under the protection from monotheistic recognized religions by utilizing the efforts in continually existence as main objectivity of local god.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panpan Achmad Fadjri
"Titik fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kondisi kualitas hidup penduduk di Indonesia dalam mempersiapkan dan menentukan skala prioritas pembangunan otonomi daerah. Secara spesifik diuraikan ranking dan indeks kualitas hidup menurut Propinsi, Kotamadya dan Kabupaten, mengetahui dan memilih lima daerah yang mempunyai ranking dan indeks terendah dan memberikan alternatif kebijakan.
Penelitian ini didasarkan pada Teori Faktor Analisis, yang mampu memunculkan perbedaan relatif antar wilayah dengan memperhatikan kualitas hidup penduduk Indonesia. Adapun data yang dipergunakan adalah data Susenas 2000 yang berkaitan dengan kharakteristik rumah tangga seperti Pendidikan, Kesehatan, Aktivilas Ekonomi, Lingkungan Binaan dan Keluarga Berencana.
Penelitian ini berhasil menguraikan perbedaan relatif antar wilayah. Pada tingkat propinsi diperoleh lima wilayah yang mempunyai ranking terendah yaitu Propinsi Nusa Tenggara Timur, Irian jaya, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara, sedangkan propinsi ranking tertinggi adalah Propinsi DKI Jakarta. Sedangkan lima wilayah yang mempunyai ranking terendah pada tingkat kotamadya adalah kotamadya Dumai, Tarakan, Medan, Tanjung Balai dan Pontianak, sedangkan kabupaten dengan ranking tertinggi adalah Kotamadya Jakarta Timur, namun untuk tingkat kotamadya tidak dibahas secara mendetail. Secara keseluruhan, daerah yang mempunyai status kotamadya mempunyai ranking lebih tinggi dan klasifikasi lebih baik dibandingkan dengan kabupaten Hal ini berkaitan dengan sarana dan prasarana pendukung di daerah kodya yang memang lebih baik, dan kondisi ini tidak terlepas pula dari pendapatan asli daerah (PAD) yang juga tinggi. Sehingga dalam pembahasan penentuan skala prioritas otonomi daerah lebih ditekankan kepada daerah kabupaten. Adapun wilayah kabupaten yang mempunyai ranking terendah adalah Kabupaten Sumba Barat, Yapen Waropen, Manokwari, Jayawijaya, Nabire dan Kupang sedangkan kabupaten dengan ranking tertinggi adalah Kabupaten Sleman.
Dari hasil penelitian ini juga terurai kondisi dari masing-masing indikator dan variabel dasarnya, khususnya untuk wilayah kabupaten yang mempunyai ranking terendah yaitu : Kelemahan pada sektor pendidikan adalah belum sepenuhnya peduduk menyadari arti pentingnya bersekolah. Hal ini nampak dari masih rendahnya persentase angka partispasi murni (APM) SLIP, dan angka partispasi total (APT) SLTP, dan masih tingginya angka DO pada tingkat pendidikan SD, SLTP dan SLTA. Meskipun demikian, persentase penduduk yang mampu baca tulis dan mampu berbahasa Indonesia cukup tinggi. Kelemahan pada kualitas kesehatan terutama berkaitan dengan masih rendahnya bayi yang pernah mendapat imunisasi dan penolong kelahiran yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Selain itu pengeluaran rumah tangga untuk makanan masih rendah, sehingga berdampak kepada rendahnya kemampuan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik yang disebabkan penduduk lebih mementingkan pengeluaran untuk makanan terlebih dahulu. Rendahnya aktivitas ekonomi nampaknya sangat berhubungan erat dengan rendahnya ketersediaan lapangan pekerjaan yang menyokong semua variabel diperhatikan baik untuk TPAK wanita yang bekerja maupun pengeluaran utk non makanan kecuali yang ikut koperasi. Rendahnya kondisi lingkungan binaan terutama nampak dari rumah tangga yang belum mempunyai WC sendiri dan rumah tangga yang belum menggunakan air minum yang memenuhi kesehatan. Bila dilihat dari indikator KB menunjukkan bahwa semua kabupaten mempunyai nilai rendah, bahkan Kabupaten Sleman yang mempunyai ranking tertinggi pun tidak ada bedanya.
Adanya pengaruh dari kondisi kualitas pendidikan, kesehatan dan aktivitas ckono+ni, lingkungan binaan dan keluarga berencana terhadap penilaian terhadap kualitas hidup penduduk Indonesia terbukti dari hasil analisis yang telah dilakukan. Namun, pengaruh dari kondisi kualitas sektor tadi tidak terjadi secara individual artinya pengaruh yang terjadi karena adanya keterkaitan satu sama lain terutama berkaitan dengan kondisi sosial budaya setenlpat yang juga bisa berpengaruh kuat terhadap kondisi kualitas hidup. Oleh sebab itu untuk memaknai peringkat indikator kualitas hidup manusia ini perlu kearifan dan kehati-hatian, karena pada dasarnya nilai tersebut merupakan suatu nilai yang tidak berarti mutlak.

The focus of this research is to know the condition of the citizen life quality in Indonesia to prepare and to decide the priority for the development territory autonomy. For more specific analysis and the quality index of life devide by Province, Kotamadya, and Kabupaten, knowing and choose five territory that have lowest rank and index and to give alternative policy.
This research base on the Factor Analysis Theory, from this theory we can know the relative difference on each territory with a close look to the quality of live for every Indonesia citizen. The data that we use is the data Susenas 2000 that include the household characteristic such as Knowledge, Health, Economy Activity, Neighborhood Construction and Family Planning Programs.
This research has succeed to know the relative difference in every territory. For the province stage we have five territory that have the lowest rank that is Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara and Maluku Utara, and then the province who have the highest rank is DKI Jakarta. The territory that have the lowest rank for Kotamadya stage is Kotamadya Dumai, Tarakan, Medan, Tanjung Balai and Pontianak, and the Kotamadya that have the highest rank is Kotamadya Jakarta Timur, but for the Kotamadya stage we don't explain more details. From all, the territory that have the Kotamadya status have the highest rank and have the better classification than the Kabupaten. This have the relation with the medium and the infrastructure that support the Kotamadya territory is better, and this condition also involve the own income for the territory (PAD) that also high. Therefore in the discussion to decide the scale priority for the territory autonomy is more emphasized for the Kabupaten areas. The Kabupaten that have the lowest rank is Kabupaten Sumba BaratYapen Waropen, Manokwari, Jayawijaya, Nabire and Kupang while the Kabupaten with the highest rank is Kabupaten Sleman.
From this research also explained about the condition from every indicator and the basic variables, especially for the Kabupaten area that have the lowest rank that is : The weakness on the education sector that not all citizen realized how important school. This problem occurred that the percentage pure number participation (APM) SLTP, and the total number participation (APT) SLTP, is still low, and that the DO number on SD,SLTP and SLTA education stage is still high. AIthough, the percentage the citizen who can read write and can speak Indonesian language are high enough. The weakness on the health quality involved with the immunization for the baby is still low and the nurse who help the baby born is still low. Beside that the outcome for the food is still low, therefore its effect the ability for the people to get a good serve in health that makes the citizen spend their money on food first. The low economy activity really connect with a low job opportunity that very important for each variable notice good for TPAK, women that work or spend money not for food except who joined cooperation. The low condition of neighborhood construction notice that not every house have a own Toilet and house who doesn't use drink water that healthy if we see from the family planning programs indicator show that all Kabupaten have a low value, even Kabupaten Sleman that have the highest rank have no different.
The influence of the quality condition of education, health, and economy activity neighborhood construction and family planning programs to the judgment of the life condition of citizen in Indonesia proofed from the analysis result that has been done But, the influence from that quality condition sector doesn't happen individually that means that the influence that happen because of a connection on each other eventually connected with social condition and culture that can have a strong influence also to the life quality condition. Therefore to explain the meaning of stage indicator of human life quality have to be wisely and extra careful, because on the basic this value are a value that don't mean absolute.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhlas Tunggal Mulyandari
"Mempersiapkan kehidupan remaja sebagai fase unik perkembangan manusia merupakan suatu investasi berdampak besar bagi berbagai aspek kehidupan. Salah satu fase masa transisi kehidupan pada periode perkembangan remaja yaitu membentuk sebuah keluarga. Remaja perlu dipersiapkan mengenai hal-hal dalam merencanakan pernikahan sesuai siklus kesehatan reproduksi. Perencanaan kehidupan berkeluarga diantaranya merencanakan usia menikah, jumlah anak yang diinginkan, jarak kelahiran antara 2 anak, serta keinginan memakai alat/ cara KB di masa mendatang. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan keterpaparan informasi dengan perencanaan kehidupan berkeluarga pada remaja di Indonesia.
Desain penelitian cross-sectional menggunakan data survei RPJMN tahun 2015 Modul Remaja. Sampel penelitian ini yaitu remaja laki-laki dan perempuan belum kawin usia 15-24 tahun di Indonesia. Keterpaparan informasi yang berperan dalam perencanaan kehidupan berkeluarga yaitu keterpaparan informasi KB, keterpaparan informasi KRR, serta keterpaparan informasi GenRe. Media yang efektif diakses remaja untuk memperoleh informasi diantaranya media elektronik televisi, website/internet , media cetak koran/majalah, poster , dan media luar ruang spanduk, billboard/baliho . Sosialiasi GenRe perlu lebih digencarkan kepada masyararakat luas khususnya remaja. Pemanfaatan berbagai jenis media serta keterlibatan pihak lain dibutuhkan dalam upaya optimalisasi penyebarluasan informasi terkait KB, KRR, dan GenRe.

Preparing adolescent life as a unique phase of human development is an investment has a major impact on many aspects of life. One phase of the transition of life in the period of adolescent development is to form a family. Adolescents need to be prepared on matters in marriage planning with reproductive health cycle. Planning in family life including planning the age of marriage, the number of children, the birth spacing, and the desire to use kind of family planning in the future. This study aims to see the relationship of information exposure and adolescent planning in family life in Indonesia.
Cross sectional research design using RPJMN survey data 2015 Adolescent Module. The sample of this research is never married men and women 15 24 years old in Indonesia. Exposure of information that plays a role in adolescent planning in family life is exposed to family planning KB information, exposed to adolescent health reproductive KRR information, and exposed to GenRe information. The effective media used by adolescents to get information is electronic media television, website internet, print media newspapers magazines, posters, and outdoor media banners, billboards. Socialization of GenRe needs to be more intensify to the community, especially adolescent. Utilization of various types of media and involvement of any partners needs to optimize dissemination of information related to KB, KRR, and GenRe.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50976
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bhaskoro Dwi Widhianto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mengidentifikasi karakteristik perilaku konsumsi rumah tangga di Indonesia secara komprehensif dengan menggunakan data The Indonesia Family Life Survey IFLS gelombang 1, 3, d, dan 5. Estimasi menggunakan model linear Engel curve menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu rumah tangga secara signifikan mempengaruhi konsumsi beras, kemudian juga sayur dan pangan sumber protein masih merupakan makanan pelengkap nasi bagi banyak penduduk Indonesia. Untuk meningkatkan kebijakan diversifikasi pangan di Indonesia, kebijakan yang berbeda untuk penduduk desa dan kota dapat diterapkan. Untuk penduduk desa, peningkatan produktifitas pertanian dapt berdampak pada konsumsi beras yang lebih rendah. Sedangkan untuk penduduk perkotaan, kebijakan dapat difokuskan pada promosi gaya hidup yang lebih sehat. Kemudian, untuk dapat menghasilkan kebijakan yang lebih baik, pengumpulan data tentang karakterisik sosial ekonomi masyarakat yang lebih baik sangat diperlukan, terutama untuk harga komoditas yang dikonsumsi di tingkt rumah tangga.

ABSTRACT
This study analyzes and identifies comprehensive Indonesian household consumption characteristics using the Indonesia Family Life Survey IFLS data waves 1, 3, 4, and 5. The estimation using linear Engel curve model shows that housewives rsquo education level significantly affects rice consumption, and also proteins and vegetables are still considered as the side dish for many Indonesians as these goods are shown to be complementary food for rice. To improve food diversification policy in Indonesia, differentiating between rural and urban areas can be applied. In the rural area, increasing agricultural productivity may result in less consumption of rice. On the other hand, for urban dwellers, policies should be focused on promotion of healthier lifestyle that includes more balanced and varied diet. Next, better data collection of social economic characteristic is needed to create better consumption policy, especially price of commodities consumed in household level"
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T49785
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arieska Ovtaria
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh quality of work life terhadap komitmen keorganisasian pegawai tetap PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh positif antara quality of work life terhadap komitmen keorganisasian. Semakin tinggi quality of work life maka semakin tinggi pula komitmen keorganisasian pegawai. Subjek penelitian ini adalah pegawai tetap PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang telah bekerja minimal 3 tahun dengan responden berjumlah 204 pegawai.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Skala pengukuran yang digunakan untuk quality of work life terdiri dari 24 item pernyataan berdasarkan pada teori Walton. Sedangkan komitmen keorganisasian menggunakan skala pengukuran berdasarkan pada teori Mowday, Steers, Porter dengan 15 item pernyataan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and Service Sollution (SPSS) 20.0. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan positif antara variabel quality of wok life terhadap komitmen keorganisasian.

The purpose of this research is to analyze the influence between quality of work life on fixed employee organization commitment in PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Hyphothesis proposed there is a positive impact between quality of work life on employee organizational commitment. If quality of work life is increase then organizational commitment will be increase. Respondents in this study were fixed employee of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk who already work minimum 3 years. Total respondents in this research are 204 respondents.
This research uses quantitative methods with questionnaire as an research instrument. The scale of quality of work life is measured by using 24 statement based on theory from Walton and the scale of organizational commitment is measured by using 15 statement based on aspects stated by Mowday, Steers, and Porter. The statistical technique is using Statistical Product and Service Sollution (SPSS) 20.0. The results of this study shows that quality of work life has an significant positive impact on fixed employee organizational commitment in PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55008
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adlien Fadlia
"Penelitian ini menelusuri jejak perkembangan batik Rifa’iyah di Desa Kalipucang Wetan Batang, Jawa Tengah pada kurun 1859-2019. Pembatik Rifa’iyah merupakan komunitas di Desa Kalipucang Wetan, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Indonesia memiliki masyarakat yang terdiri dari beraneka ragam etnis, agama, dan budaya yang berbeda, yang hidup dalam lingkup toleran dan dituntut saling menghargai terhadap perbedaan yang ada. Tradisi merupakan kebiasaan yang dilakukan secara turun temurun dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Kegiatan membatik sebagai tradisi yang dilestarikan oleh komunitas pembatik Rifa’iyah mampu menghadirkan batik dengan ciri khas tersendiri. Identitas seringkali muncul ke permukaan sejarah Indonesia modern yang harus dihadapi dan dibentuk sebagai bagian dari penalaran sejarah.Dalam upaya menelusuri sejarah motif batik klasik Rifai’yah dipergunakan metode sejarah yaitu heuristik, kritik sumber, analitik, dan historiografi. Teori Cultural Identity dari Stuart Hall dan Dominance and the Arts of Hidden Resistance: Hidden Transript, James Scott dipakai untuk menelaah sejumlah aspek di balik komunitas pembatik Rifa’iyah. Pada batik Rifa’iyah terdapat pengaruh kuat ajaran Islam yang diajarkan oleh guru besar umat Rifa’iyah, yaitu Kiai Haji Ahmad Rifa’i. Penamaan Rifa’iyah berasal dari nama Kiai Haji Ahmad Rifai (1786-1870) pendiri pesantren Rifa’iyah di Desa Kalisalak, Batang Jawa Tengah pada tahun 1838. Peran besar pengaruh Islam dalam kegiatan membatik pada komunitas Rifa’iyah dianggap sebagai bentuk identitas terhadap berbagai hegemoni di luar dirinya. Perkembangan batik komunitas Rifa’iyah hadir sebagai bentuk dinamika terhadap berbagai dominasi dan perubahan. Perjalanan panjang batik Rifa’iyah terus hidup dan membentuk postur diri sejak masa kolonial Belanda, pendudukan Jepang, Kemerdekaan Indonesia, Orde Baru, hingga Orde Reformasi.

This research traces the Rifa'iyah batik in Desa Kalipucang Wetan, Batang, Central Java on the period of 1859-2019. The Rifa'iyah people are a community in Desa Kalipucang Wetan, Batang, Central Java. Indonesia has a society consisting of various ethnicities, religions and different cultures, which live in a tolerant environment and are required to respect each other for existing differences. Tradition is a habit that is carried out from generation to generation and becomes part of the life of a community group. Batik activity as a tradition that is preserved by the Rifa'iyah batik community is able to present batik with its own characteristics.Identity has often come to the surface of modern Indonesian history which must be dealt with and formed as part of historical reasoning. In an effort to trace the history of the classical Rifai'yah batik motifs, historical methods are used, namely heuristics, criticism, analytics, and historiography. The Cultural Identity by Stuart Hall and theory of Dominance and the Arts of Hidden Resistance: Hidden Transript, by James Scott is used to examine a number of aspects behind the Rifa'iyah movement. In Rifa'iyah batik there is a strong influence on Islamic teachings taught by the great Rifa'iyah community teacher, namely Kiai Haji Ahmad Rifa'i. The name Rifa'iyah comes from the name of Kiai Haji Ahmad Rifai (1786-1870), the founder of the Rifa'iyah Islamic boarding school in Kalisalak Village, Batang, Central Java in 1838. The major role of Islamic influence in batik activities in the Rifa'iyah community is considered a form of identity against various hegemons outside of itself. The Rifa'iyah community batik trade is present as a form of the people's economy, as well as resistance to various dominations and changes. The long journey of Rifa'iyah batik has continues to live and form its own posture since the Dutch colonial period, the Japanese"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezky Fauziah Permatasari
"Latar belakang: Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut dengan prevalensi dan keparahan yang tinggi dan menyerang seluruh negara termasuk Indonesia. Karies gigi juga dapat terjadi sejak dini pada anak prasekolah dan dapat mempengaruhi kualitas hidup anak tersebut.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara tingkat karies anak prasekolah dengan kualitas hidup terkait kesehatan mulut di Kelurahan Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Metode: Desain cross-sectional secara analitik observasional. Sebanyak 200 anak prasekolah umur 3-5 tahun dipilih dengan teknik purposive dan dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut untuk menilai skor deft, defs serta menentukan status karies oleh 2 dokter gigi yang sudah dilatih. Kualitas hidup dinilai melalui wawancara kuesioner ECOHIS ke 165 ibu anak.
Hasil: Prevalensi karies pada 165 anak umur 3-5 tahun adalah sebesar 83 dengan nilai defs 14.8 SD17,6 dan deft 6,2 SD5,2. Pola distribusi karies pada anak usia 3-5 tahun paling banyak ditemukan di gigi insisif sentral dan lateral maksilla dan pola karies hampir simetris antar rahang. Berdasarkan hasil uji Cronbach - 0,868, test-retest 0,968 , dan perbandingan r-hitung tiap item dengan r-tabel, kuesioner ECOHIS versi Bahasa Indonesia reliabel dan valid. Frekuensi item kuesioner ECOHIS ditemukan terbesar di item nyeri mulut pada gigi/mulut pada anak 38,2 serta rasa bersalah pada keluarga 30,3. Uji dilakukan dengan menggunakan uji deskriptif, korelasi Spearman, uji Kruskall-Wallis dan uji Mann-Whitney U. Nilai korelasi tertinggi r=0,4 ditemukan pada item nyeri mulut dan gigi pada anak dan rasa bersalah pada keluarga dengan skor deft dan skor d pada defs anak. Hubungan status karies dan kualitas hidup baik yang berdampak ke anak dan keluarga ditemukan bermakna.

Background: Dental caries has become a major global oral health problem with high prevalence and severity, including Indonesia. Dental caries can develop early in preschool children and will affect their quality of life.
Aim: To assess the relationship between the severity of caries in preschool children and their oral health related quality of life in Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Method" Analytic observational with cross sectional design. A purposive sample of 200 children aged 3 5 years underwent a clinical oral examination to assess their deft and defs score and to determine their caries status by 2 trained dentists. Quality of life is assessed using ECOHIS by interviewing a total of 165 mother's child.
Results: The prevalence of ECC in 165 children aged 3 5 years old is 83 with overall defs score 14.83 SD 17.6 and deft score 6.2 SD 5.2. The tooth distribution pattern of caries in 3 5 years old children mostly affect central and lateral maxillary incisors. Moreover, the caries pattern was almost symmetrical across the arches. The Cronbach 0,868 test retest 0,968 and r count for each item comparison with r table shows that Indonesian version of ECOHIS is a reliable and valid instrument. The most frequent items reported are pain in teeth, mouth and jaw in child 38.2 and feeling guilty in family 30.3. Descriptive analysis, Spearman correlation, Kruskall Wallis test, and Mann Whitney U test were used. The highest correlation r 0.4 were found in item is pain in teeth, mouth and jaw in child and feeling guilty in family with deft score and d score in defs. There was significant difference between caries status and OHRQoL in terms of impact on both child and family p
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Sari
"Kinerja karyawan memiliki peranan penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat di puskesmas. Tingginya angka kemangkiran, kurang optimalnya pencapaian Standar Pelayanan Minimal program dan ketidakdisiplinan waktu penyampaian laporan dapat berdampak pada kinerja karyawan. Hingga saat ini karyawan Puskesmas kecamatan Tambora belum memiliki informasi yang cukup mengenai kinerja karyawan dan kualitas kehidupan kerja mereka.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kinerja karyawan, hubungan komponen kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja mereka serta komponen mana yang paling dominan hubungannya dengan kinerja karyawan di Puskesmas Kecamatan Tambora. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional, pada 119 (seratus sembilan belas) orang karyawan menggunakan alat ukur kuesioner.
Hasil penelitan menunjukkan bahwa jumlah karyawan yang memiliki kinerja kurang cukup besar yaitu mencapai 49,6%. Ada dua variabel yang signifikan berhubungan dengan kinerja karyawan yaitu rasa bangga terhadap institusi dan komunikasi. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan kinerja adalah komponen rasa bangga terhadap institusi.
Saran bagi Puskesmas kecamatan Tambora adalah membangun rasa bangga (pride) terhadap perusahaan bagi setiap karyawan dengan cara memperkuat identitas dan citra puskesmas, melalui peningkatan kepedulian karyawan terhadap institusi karena secara statistik akan meningkatkan kinerja tiga kali lebih baik dari pada karyawan yang tidak memiliki rasa bangga tersebut.

The employee?s performance plays a vital role in delivering healthcare service for people at community health center. The high of employee?s absence, the less of achievement to Minimum Service Standards and the undisciplinary behavior in maintaning reporting programme on time results in the decrease in the employee's performance. Tambora community health center currently does not have the complete information regarding the employee's performance as well as their quality of work life.
The purpose of this study is to figure out the employee?s performance, the relationship of the employee?s quality of work life with their performance along with which is the most influential factor on the employee's performance in Tambora community health center. This is a cross sectional survey designed using questionnaire on 119 (one hundred and nineteen) employees.
The results revealed that 49,6% of the employees have poor performances. There are 2 (two) significant variables associated with the performance of employees are a sense of pride to the institution and communication. The most pertinent variable is sense of pride to the institution.
Suggestion for Tambora community health center is to build the sense of pride to the institution by strengthening the institution's identity and image through increasing the employee?s concerned to it because it will statistically improve the performance of employees three times higher than if they don't."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>