Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70748 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratnaesih Maulana
"ABSTRAK
Penelitian awal ini dilakukan dalam upaya mewujudkan gagasan guna menyusun ikonografi Hindu-Indonesia.
Sampai sekarang para ahli kebudayaan Indonesia masih menggunakan naskah-naskah berbahasa Sanskerta dari India atau kitab-kitab ikonografi Hindu-India dalam penelitiannya yang bertalian dengan ikonografi Indonesia.
Suatu penggarapan yang khusus mengenai ikonografi Hindu-Indonesia akan sangat berguna dalam mengisi kesenjangan tersebut.
Dalam penelitian ini tidak ada hipotesa yang diajukan, sebaliknya kumpulan data dan pengelompokan data prasasti itulah yang digunakan untuk membentuk hipotesa-hipotesa.
Hasil penelitian menunjukan bahwa di Jawa dewa Siva sangat dominan. Ia umumnya diseru baik pada bagian seruan, maupun bagian sapatha. Pada bagian sapatha selain Siva Astamürti diseru pula keluarganya, yaitu Duga dan Ganesa. Di samping keluarganya diseru pula pengawalnya, Mahakala dan Nandisvara, Serta muridnya Agastya dan Pancakusika.
Siva, selain diseru bersama-sama dengan dewa-dewa Hindu, ada ka1anya diseru bersama-sama Buddha. Prasasti yang menyeru Siva bersama Buddha antara lain adalah prasasti Taji Gunung (tahun 910 Hasehi, Sarkar II, LXX), dan prasasti Gandakuti (1042 Masehi, OJ0 LXIII).
Dewa lain yang diseru adalah Visnu dan Sri, sakti-nya. Brahma, catur Lokapala, makh1uk-makh1uk demonis, seperti yaksa, raksasa, pretasura, gandharva, dan lain sebagainya."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Edhie Wurjantoro
"ABSTRAK
Salah satu bagian Sejarah Nasional Indonesia yang belum tuntas ditulis adalah masa awal kerajaan Mataram setelah pusat pemerintahannya dipindahkan oleh Mpu Sindok ke Jawa Timur dari Jawa Tengah. Sampai saat ini, penulisan Sejarah Nasional Indonesia (Jaman Kunonya) belum dapat dilakukan secara tuntas, Ada beberapa periode yang belum dapat diuraikan secara rinci. Masalahnya adalah sumber sejarah yang ditemukan kembali sampai sekarang sangat terbatas. Kalaupun sumber sejarah ada, tetapi tidak bisa memberikan gambaran yang lengkap mengenai suatu peristiwa. Jadi, dengan sendirinya gambaran yang menyeluruh dan jelas mengenai perjalanan sejarah bangsa Indonesia dengan segala aspeknya di masa lampau, tidak bisa diperoleh secara Iengkap. Salah satu di antara periode sejarah 'kuna' Indonesia yang bclum bisa diuraikan dengan jelas ialah bagian pcrmulaan kerajaan Matararn 'kuna' setelah pusat kerajaannya dipindahkan ke Jawa Timur.
Kerajaan Mataram 'kuna' berkembang sejak permulaan abad ke-8 sampai permulaan abad ke-1O, dengan pusatnya di daerah Mdang di wilayah Poh Pitu. Pada masa itu kerajaan Mataram 'kuna' mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan raja Balitung. Pengaruh atau wilayah kekuasaannya meliputi daerah Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Namun, setelah kerajaan Mataram diperintah oleh raja
Dari sumber 23 prasasti Mpu Sindok dapat diketahui struktur pemerintahan kerajaan Mataram setelah pusatnya dipindahkan ke Jawa Timur, pada awalnya masih mengikuti struktur pemerintahan sebelumnya. Hal ini disebabkan Mpu Sindok pernah menjadi pejabat tinggi pada masa pemerintahan raja Rakai Layang Dyah Tulodhong dan raja Rakai Sumba Dyah Wawa. Demikian juga dengan sejumlah pejabat pada masa pemerintahan raja Wawa tetap dipakai sebagai pembantunya. Dalam perkembangannya kcmudian dilakukan perubahan, terutama pada pejabat yang menerima dan yang melaksanakan perintah raja, Serta pejabatan yang masuk dalam dewan penasehat raja.
Sementara itu stmktur perwilayahan juga mengalami pcrubahan. Jika pada masa pemerintahan Raja Wawa, wilayah dibagi menjadi wilayah pusat pemerintahan di mana raja dan para pejabat tinggi kerajaan tiuggal, dikenal dengan sebutan wanna i jro turns (wilayah di dalam tembok/benteng/pagar). Wilayah ini dibatasi dengan wilayah wanna yang ada di empat penjuru mata angin. Kemudian ada wilayah watak dengan para Rakai (bangsawan keluarga raja) sebagai penguasanya. Wilayah warak ini tidak selalu sama iuasnya. Ada wilayah walak yang membawahi 4 wanna (desa), tetapi ada juga yang membawahi lebih dari I2 wanna. Tiap wanua dipimpin oleh seorang rama (kepala desa), atau lebih. Selumh wilayah kerajaan yang terdiri dari sejumlah watalc dan wanna, di sebut bhumi (kerajaan atau negara). Pada masa Mpu Sindok, wilayah kerajaan tidak lagi terdiri dari walak dan wanna, tetapi terdiri dari rajya atau lingkungan disekitar raja/keraton, sejumlah thani (desa) yang dipimpin oleh seorang duwan (kepaia desa). Lalu ada wisaya yang terdiri dari sejumlah thani."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP.pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Edhie Wurjantoro
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Edhie Wurjantoro
"ABSTRAK
Menurut J-L-A. Brandes kain batik merupakan salah satu unsur budaya Indonesia. Banyak sudah pembicaraan tentang dilakukan oleh para ahli, namun belum satupun yang mencoba menelusurinya dari sumber prasasti, naskah dan area.
Memang ada beberapa di antara para ahli yang mencoba mencari keterangan dari sumber naskah, tetapi itu hanya terbatas pada kitab Pararaton. Uraian lebih banyak dipusatkan pada batik tradisional, mulai dari cara membuatnya sampai jenis pola hias yang dipakai. Uraian mengenai sejarahnya hanya terbatas pada uraian bahwa kain sudah dikebal sejak masa prasejarah dan kemudian diperkaya oleh pengaruh budaya luar yang datang bersama para pedagang seperti India dan Cina.
Dalam karangan ini kami mencoba menelusuri berbagai keterangan yang ada di dalam sumber prasasti naskah dan area mulai dari abad ke-8 sampai abad ke-16. Dari sumber-sumber tadi ternyata banyak keterangan yang bisa diperoleh. Sebenarnya penelitian ini bisa memberikan gambaran yang lebih lengkap kalau saja waktu yang tersedia mencukupi. Kami belum sempat nengadakan perbandingan dengan kain batik tradisional untuk menentukan bahwa pola hias tertentu mulai dikenal sejak kapan. Mudah-mudahan dilain kesenpatan penelitian ini bisa dilanjutkan, sehingga sejarah kain batik di Indonesia bisa dituliskan secara lengkap."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Timurti Novia P.
"Prassasti Panagaran dan prasasti Sumundul adalah dua batu prasasti yang ditemukan pada halaman kompleks Candi Kedulan yang berada di usun Kedulan, Kel. Tirtomartani, Kec. Kalasan, Kec. Sleman, Prp. Yogyakarta. Prasasti berangka tahun 791 Saka (869 M0 ini adalah dua batu prasasti yang ditemukan di situs Candi Kedulan. Prassasti ini dikeluarkan oleh seorang tokoh bernama Rakyan Wiku Padan Lwar bernama Pu Manohari. Dapat diketahui pula bahwa prasasti tersebut mengandung data sejarah terkait dengan pendirian suatu bendungan (dawuhan) di desa Panangaran yang dibangun untuk mengairi tgal sekeliling bangunan suci (parhyanan). Berdasarkan angka tahun ( 791 Saka/869 Masehi) yang tercantum selaras dengan gaya aksara, dua batu prasasti ini merupakan salah satu prasasti sima yang berasal dari masa pemerintahan Rakai Kayuwangi Pu/Dyah Lokapala, salah seorang pengusa Mataram Kuna Jawa Tengah yang banyak mengeluarkan prasasti"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S12036
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Niel, Robert Van
Jakarta: LP3ES, 2003
959.8 Nie s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ninny Soesanti Tedjowasono
"Sektor pertanian merupakan tulang punggung kehidupan ekonomi kerajaan-kerajaan kuno di Indonesia pada kurun waktu abad 4 sampai dengan abad 15 Masehi. Tampilnya sektor partanian di tempat teratas ini tentu saja tidak hanya disebabkan oleh keunggulan teknologi berladang atau bersawah masyarakat masa lalu saja semata-mata. Namun keterkaitan dari banyak komponen kehidupan sangat menunjang keunggulan pertanian pada masa tersebut.
Komnonen-komponen tersebut antara lain adalah faktor cuaca /iklim, faktor ekologi, faktor religi (dalam hal ini adalah pemujaan pada tokoh dewi ibu) kemudian faktor pengaruh asing, misalnya adalah dikenalnya teknologi bersawah atau berladang dan kemudian faktor sosial masyarakat petani di pedesaan, yang terakhir adalah faktor distribusi dan distribusi hasil pertanian.
Ketergantungan yang erat antar komponen secara fungsional menyebabkan proses bertani untuk mata pencaharian pokok berlangsung sebagaimana mestinya. Namun perubahan kecil pada suatu unsur di dalam komponen itu dapat menyebabkan terganggunya komponen yang lain. Misalnya, bencana alam yang terjadi di suatu daerah yaitu letusan gunung yang terjadi pada tahun 827 Saka atau 906 Masehi disebutkan telah menghancurkan desa Rukam (terletak ,di kaki gunung Merapi) dan lahar menutupi daerah tersebut sehingga untuk beberapa lama daerah tersebut tidak bisa ditanami. Kemudian muncul prasasti-prasasti sejaman yang berisi tentang permohonan pengurangan pajak dari daerah-daerah di sekitarnya, yaitu desa Rumwiga. Adapula prasasti-prasasti yang berisikan protés warga desa terhadap kecurangan para pemungut pajak yang menarik pajak lebih banyak dari aturan yang ditetapkan. Selain itu ada pula perintah raja pada rakyat desa Rukan agar membangun sebuah bangunan suci untuk nenek moyang raja."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Kasijanto Sastrodinomo
"ABSTRAK
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji beberapa aspek perkembangan sejarah industri arak, khususnya "arak gelap", di
beberapa kota di Jawa sejak sekitar pertengahan abad ke-19
hingga perempat pertama abad berikutnya. Segi-segi yang dikaji
dalam tulisan ini ialah: (i) asal-usul tradisi serta teknik pembuatan arak; (ii) profil usaha industri arak di beberapa kota di Jawa; dan (iii) dampak sikap moral dan tindakan politik "anti-alkohol" pemerintah kolonial terhadap usaha tersebut.
Penelitian ini menggunakan sumber kepustakaan dan arsip-arsip kolonial yang tidak diterbitkan.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Kresno Brahmantyo
"Hubungan Australia-Indonesia merupakan hubungan bilateral dua negara yang menarik untuk diamati. Letak strategi dari posisi geografis kedua negara, menyebabkan kedua negara saling memperhatikan, terutama bilamenyangkut soal keamanan dalam negeri mereka. Pada waktu perjuangan kemerdekaan Indonesia, Australia merupakan negara Barat pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia dan bersimpati pada perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Masa ini merupakan awal tahun-tahun terbaik dari hangatnya hubungan kedua Negara. Sampai kemudian muncul isu Irian Barat yang diklaim Indonesia sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya. Hubungan kedua negara menjadi tegang dengan munculnya isu Irian Barat yang diklaim Indonesia. Dan sejak itu dimulailah sejarah panjang perdebatan antara kedua negara dalam masalah Irian Barat, untuk masa satu decade lebih (1949-1982)"
1990
S12247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>