Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148586 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ita Syamtasiyah Ahyat
"Dalam perjalanan Sejarah Indonesia, wanita sudah mempunyai arti dan mempunyai peranan yang menentukan dalam mengambil keputusan, Hal ini dapat diilustrasikan dalam Kerajaan Islam Jepara, Aceh, dan Banjarmasin, yang ditemukan dalam sumber-sumber sejarah berperan sebagai penguasa pelabuhan Jepara, penguasa kerajaan Aceh dan sebagai permasuri raja dari kerjaan Banjarmasin. Seberapa jauh pengaruh dari peranan Wanita tersebut dalam kerajaan, dicoba untuk diungkapkan dari aspek-aspek sosial dengan metode penelitian sejarah, yang menjurus ke sejarah sosial. Seperti di kerajaan Jepara pada abad ke-16, wanita penguasa pelabuhan pada waktu itu adalah Ratu Kalinyamat/Ratu Jepara pelabuhan Jepara sangat terkenal, disamping pelabuhan Demak. Untuk memperkuat pelabuhan dan kerajaannya, Ratu memperkuat armada laut dengan pelaut-pelaut yang tangguh. Ratu juga memberi bantuan armada laut untuk membantu Aceh dan Johor dalam mengusir Portugis dari Malaka, selain itu armada Ratu diminta oleh pemimpin "Persekutuan AMbon" untuk membantu mereka dalam melawan Portugis. Pengaruh Raatu Kalinyamat pada abad ke-16 sampai ke Jawa Barat dan Jawa Tengah. Sedangkan di kerajaan Aceh pada abad ke-17, dengan kemampuan dari 4 orang ratu wanita menguasai kerajaan Aceh, membuat kerajaan cukup tenang, tidak terjadi gejolak, walaupun sebagain ulama menentang kepemimpinan seorang wanita dalam kerajaan. Kerajaan Aceh berkembang dalam bidang pembangunan dan keagamaan. Sementara di kerajaan Banjarmasin pada abad ke-19, wanita sebagai permaisuri raja dapat merubah politik dan ekonomi kerajaan, dengan memanfaatkan kesempatan keleahan pribadi raja, sehingga diri dan kekuasaan raja dikuasainya. Akibatnya menimbulkan keresahan di dalam dan di luar kerajaan, yang mengarah pada perang Banjarmasin."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
A. Daliman
Yogyakarta: Ombak, 2012
297.409 DAL i (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Baihaqi A.K.
Jakarta: Lembaga Ekonomi dan Kemasyarakatan Nasional - LIPI, 1976
297.099 2 BAI u (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abdullah Saleh
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987
297.099 2 SEJ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kasijanto Sastrodinomo
"ABSTRAK
Kajian sejarah tentang Islam di Indonesia merupakan pokok-pokok pembahasan yang menarik banyak ahli bangsa Indonesia sendiri ataupun pakar asing -Hanya saja ada beberapa subyek kajian yang cukup menarik : untuk dikaji, tetapi terlewatkan begitu saja.
Seperti sejarah tentang pemikiran keagamaan, dalam hal ini agama Islam di pulau Jawa dalam kurun antara abad ke-20. Selama ini kajian atas 'kebudayaan Jawa' dalam arti luas telah menghasilkan banyak tulisan
tentang filsafat, seni tradisi, gaya hidup dan kesusastraan. Sementara kajian atas sejarah agama, khususnya Islam, tenggelam di tengah-tengah pandangan-pandangan yang secara historis pantas dipertanyakan, menyangkut sikap keber-agama-an orang Jawa. Seperti menghubungkan bahwa agama orang Jawa tak lebih dari agama kejawen atau Islam sinkretik.
Dalam kaitannya dengan pandangan di atas, naskah penelitian ini tidak menolak pandangan tersebut,karena memang jika kita memandang kehidupan orang Jawa akan kita dapati keanekaragaman corak keagamaan orang Jawa. Tetapi hal ini tidak harus mengesampingkan kondisi-kondisi dimana ada sebagian masyarakat Jawa menganut Islam secara taat. Dan mereka sesuai dengan semangat bahwa, setiap muslim adalah pendakwah, maka mncullah gerakan dakwah dari individu-individu maupun organisasi-organisasi untuk mengajak kaum muslimin melaksanakan ajaran islam dengan murni dan konsekwen.
Bertitik tolak dari pandangan diatas itulah, diperlukan usaha untuk merekonstruksi kisah sejarah tentang gerakan dakwah Islam yang dilakukan oleh kaum muslimin di Tanah Kerajaan Jawa atau Vorstenlanden, sebuah wilayah yang pada awal abad ke-20, merupakan wilayah Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, Pura Pakualaman, dan Pura Mangkunegaran.
Pemikiran-pemikiran keagamaan (Islam) yang didakwahkan melalui artikel-artikel dari majalah dan surat kabar yang terbit di Tanah Kerajaan Jawa cukup menarik, karena digunakannya media cetak untuk menyampaikan pesan dakwah, hal ini merupakan perkembangan yang menarik untuk ditelaah karena menggantikan posisi tradisi lisan dalam penyampaian pesan atau dakwah. Selain itu permasalahan yang juga penting adalah pokok-pokok pikiran dakwah yang mereka tuliskan. Seperti tentang permasalahan pentingnya manusia beragama dengan memeluk agama yang bertauhid (Islam) dan menjauhkan diri dari sikap syirik,serta mengajak masyarakat mengerjakan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT, kemudian perlunya umat Islam memperbaiki tingkat sosial-ekonominya dan mengajak umat Islam mengejar ilmu pengetahuan agar terhindar dari kebodohan.
Dari pemikiran-pemikiran keagamaan yang muncul dalam artikel dakwah dalam media cetak pada awal abad ke-20, diharapkan memberikan sedikit 'pelita' dalam usaha melihat sosok dan kondisi keislaman orang Jawa yang ada di tanah kerajaan Jawa atau Vorstenlenden. (FSUI; DIP-OPF 1995/1996; 74 hal)
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 1995/1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Razak
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang hubungan Sukarno dan Masyumi yang terbagi ke dalam 4 bab. Di dalamnya dikaji kepemimpi_nan Sukarno den tantangan yang dihadapinya dari Masyumi. Bagaimana cara Sukarno menghadapi Masyumi? Itulah yang men_jadi pertanyaan yang penulis anggap perlu untuk dikaji.
Pada bab tentang penulis mengkaji tentang latar belakang pemikiran politik Sukarno dan hal-hal yang mempengeruhinya. Di sini disimpulkan bahwa pcemikiran politik Sukarno adalah sinkretisme yang sangat berkaitan erat dengan budaya poli_tik Jawa.
Pada bab berikutnya dijelaskan tentang sambutan rakyat yang begitu antusias terhadap Sukarno. Rakyat menerimanya seba_gai Ratu Adil; suatu kepercaycan yang meluas di Jawa. De_ngan demikian pola kepemimpinannya sangat cocok dengan orientasi masyarakatnya.
Pada bab ketiga dibahas tantangan yang dihadapi Sukarno. Masyumi menjadi teatangan utama setelah revolusi fisik. Akan tetapi, karena secara internal-struktural Masyumi se_ngat lemah, ditambah 1agi dengan kepercayaan pada mitos mayoritas umat Islam, dengan mudah Sukarno melemahkan Masyumi dan mendirikan NU secara tak langsung sebagai tandi_ngannya.
Bab keempat membahas tentang pemilu 1955. Beberapa peris_tiwa yang mendahuluinya menunjukken lanjutan dari upaya Sukarno untuk mendesak Masyumi agar tidak dapat menang se_cara mu tlak dalam pemilu. Dan ia berhasil.

"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S12112
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nusron Wahid
"Penelitian tentang kiprah dan peran anak muda, terutama mahasiswa dalam historiografi Indonesia lebih banyak didominasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Masih sedikit peneliti dan sejarahwan yang menjadikan organisasi ekstra-universitas lainnya seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNT) dan Perhimpunan Mahasiswa katolik Republik Indonesia (PMKRI) sebagai obyek penelitian dan kajian. Padahal keterlibatan dan kontribusi organisasi tersebut dalarn aksi maraton 1966, sebuah usaha menjatuhkan Soekarno cukup signifikan. Lebih khusus lagi PMII. Selain salah satu organ KAMI, juga organisasi kemahasiswaan vunderbouw partai NU, partai besar yang mempunyai akses kekuasaan cukup signifikan kepada Soekarno. Namun sayang, PMII terlewatkan begitu raja oleh sejarahwan. PMII Iahir 16 April 1960 di Surabaya atas prakarsa sejumlah mahasiswa NU. Ketika Muktamar NU ke-23 di Bandung pada 1963 PMII resmi menjadi anggota badan atonom partai NU. Ketika berlangsung aksi demonstrasi melawan hegemoni kekuasaan Orde Lama, PMII bersama organisasi ekstra- universitas lainnya bergabung dengan KAMI dan secara intens terlibat gerakan anti Soekarno. Bahkan Zarnroni, aktivis PMII, menjadi Ketua Presidium KAMI. Beberapa tokohnya bersama tokoh muda NU yang cukup disegani, H.M. Subchan Z.E. ikut mendesain berbagai aksi anti Soekarno dan PKI. Padahal kalangan tokoh tua NU seperti K.H. Wahab Chasbullah, K.H. Saifuddin Zuhri dan tokoh lainnya merupakan kawan dekat dan masih mendukung Soekarno. Orde Lama dan Soekarno tumbang pada 1966, dan Orde Baru pun Iahir. Namun restrukturisasi politik yang dilakukan Orde Baru ternyata tidak menguntungkan para pendukungnya, termasuk kalangan muda NU. Hal inilah yang menjadikan bulan madu PMII dan Orde Baru (militer) berakhir. Sebaliknya, kalangan konservatif NU yang semula masih menjadi pendukung Soekarno, tennyata dapat bekerja sarna dengan Soeharto selaku pemimpin Orde Baru. Konflik internal di kalangan elit NU tidak dapat dihindarkan. Pada satu sisi Subchan Z.E. yang didukung aktivis PMII menolak kompromi politik dengan Orde Baru, sebaliknya KH Idham Khalid dan KH Syaikhu cenderung akomodatif Faksionalisasi pun tidak dapat dihindarkan dan konflik berlangsung secara berkepanjangan. Pada saat yang bersamaan, telah terjadi pergeseran trend di kalangan mahasiswa yang mulai apriori dengan patronase politik sejalan dengan upya menciptakan floating mass yang dilakukan Orde Baru. Pada saat bersamaan organisasi mengalarni stagnasi. Hal ini disebabkan, pada masa awal Orde Baru, pemerintah melakukan represi secara sistemik terhadap kegiatan ormas dari mahasiswa termasuk PMII. Selain itu, para elit PMH pun mengalami perubahan orientasi karena lebih banyak terjebak pads aksi dan perilaku politik praktis dan mengedepankan kepentingan jangka pendek. Dalarn konteks di atas, sejumlah aktivis PMII mencoba menjernihkan pola gerakan organisasi supaya tetap eksis dan tidak ditinggalkan mahasiswa. Atas dasar itu, dalam sebuah Musyawarah Nasional (Munas) di Murnajati Malang tahun 1972, PMII rnenyatakan diri sebagai organisasi independen dan tidak terikat dengan kekuatan politik manapun termasuk NU. Namu.n nilai-nilai PMII masih concern dan terikat dalam memperjuankan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jamaal? sebagaimana yang dianut oleh NU. Sikap tersebut biasa dikenal dengan Deklarasi Murnajati. Skripsi ini bukan sebuah apologi politik atau keberpihakan penulis. Skripsi ini hanyalah upaya rekonstruksi data tentang fakta masa lampau yang tercecer dan hampir terlupakan oleh peneliti, sejarahwan dan mungkin oleh pelakunya sendiri."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S12725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Abdullah
Jakarta: IP3ES , 1996
297.6 TAU i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>