Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60270 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deinar Fadriahz
"ABSTRAK
Dalam radioterapi selain lapangan simetri dapat pula menggunakan lapangan asimetri untuk terapi pasien dengan kasus kanker payudara, nasopharynx dan lumbal pelvis. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur distribusi dosis pada fantom akrilik untuk lapangan simetri dan asimetri sinar-x 6 MV dengan variasi kedalaman menggunakan PTW 2D Array.
Metode yang digunakan adalah mengukur data untuk PDD lapangan simetri-asimetri (16x16 dan 20x20) cm pada variasi kedalaman 0.5, 1.5, 1.8, 3.0, 5.0, and 10.0 cm. serta mengukur dosis pada daerah tepi lapangan sampai tengah lapangan untuk kedalaman 1.8, 3.0, 5.0, and 10 cm.
Hasil PDD dibandingkan antara data TPS dengan data PTW 2D Array. setelah kedalaman maksimum nilai PDD untuk lapangan simetri-asimetri menunjukan kecocokan dengan kalkulasi TPS dengan pernabdingan perbedaan hanya sampai 3% untuk lapangan simetri dan sampai 5% untuk lapangan asimetri. Untuk lapangan asimetri rasio antara daerah tepi lapangan dengan tengah lapangan kurang dari 1.0 % dengan rata-rata 0.86  0.01. Profil untuk lapangan asimetri menyerupai lapangan yang menggunakan wedge sempit dari tepi lapangan sampai dengan titik pengukuran 7 cm. Biasanya 2 lapangan asimetri digunakan untuk melindungi organ/jaringan sehat disekitar kanker dari dosis radiasi yang berlebihan. Perbandingan tepi lapangan dengan tengah lapangan sekitar 86%. Pada jarak 3 cm dari tepi lapangan dosis meningkat sekitar 90%. Oleh karena itu maka lapangan asimetri ini dapat digunakan untuk PTV pada jarak 3 cm dari tepi lapangan asimetri. Nilai PDD untuk lapangan simetri dapat pula digunakan untuk lapangan asimetri. Tidak ada perbedaan antara nilai PDD untuk lapangan simetri-asimetri dari eksperimen dengan kalkulasi TPS.

ABSTRAK
In radiotherapy besides symmetrical fields, it is common also to use asymmetrical fields such as for treatment of patients with cancer of breast, nasopharynx, and lumbal pelvis. In this work dose distribution in acrylic phantom from symmetrical and asymmetrical fields of 6 MV X ray beams were measured at various depth using PTW 2D array ion chambers.
Methods: Data for PDD (percentage depth dose) for symmetrical and asymmetrical fields of 6 MV X ray beams with the size of 16 x 16 cm and 20 x 20 cm were collected from measurements at the depth of 0.5, 1.5, 1.8, 3.0, 5.0, and 10.0 cm. At 1.8, 3.0, 5.0, and 10 cm depth, dose at several points close to edge-blocked area was also investigated.
Results: After maximum depth, PDD for symmetrical and asymmetrical fields indicated good match with those TPS calculations, with difference up to 3% and 5% for symmetrical and asymmetrical field. For asymmetrical field ratio between dose at edge blocked point with that at center field point was always less than 1.0, at the average of 0.86  0.01, for those two fields and at all measured depths, however it is still higher than that occurred at other edge. However profile at asymmetrical side tend to simulate wedged field with small inclination from edge block point up to about 7 cm distance.
Discussions : Usually two opposing asymmetrical fields are used to protect specific organ from divergent beams such as dose to lung from radiation treatment of breast cancer. At the asymmetrical edge the dose was about 86% of the dose at the field center. At 3 cm distance from this edge the dose raises to about 90%. Therefore in clinical practice this asymmetrical field is suitable for treating PTV that is located at about 2 cm from the asymmetrical edge. The PDD values for symmetrical fields can be used for asymmetrical field.
Conclusions : There is no different between PDD values from symmetrical and asymmetrical fields, and from measured and TPS calculation."
2010
T29009
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Juni Sinarinta
"ABSTRAK
Tesis ini membahas dosis transmisi pada lapangan yang diblok dengan cerrobend untuk berkas sinar- X 6 MV, pesawat linear accelerator Siemens Primus 2D Plus dengan lapangan dasar 20 cm x 20 cm. Pengukuran dilakukan dengan ionisasi chamber PTW 2D Array seven29 pada titik dalam phantom akrilik untuk lapangan yang diblok dan lapangan yang tidak dilindungi blok dengan tiga bentuk blok yang divariasikan. Blok pertama panjang 10 cm dengan lebar variasi 1, 2, 3 cm dengan kedalaman pengukuran 2.0, 2.5, 3.0, 3.5, 4.0 cm, blok kedua 10 cm x 8 cm dengan kedalaman 5, 8, 10, 12, 15 cm dan blok ketiga diasumsikan untuk pengobatan kanker serviks, 4 buah blok segitiga sama sisi dengan sisi 10 cm dengan kedalaman 5, 8, 10, 12, 15 cm. dari hasil pengukuran diperoleh nilai transmisi dosis 5.9 % - 19.93%, transmisi dosis akan semakin menurun dengan kenaikan lebar blok cerrobend dan sedikit meningkat dengan kenaikan kedalaman. Hasil pengukuran dibandingkan dengan hasil TPS.

ABSTRACT
The focus of this study is determined the transmission dose in phantom medium from 6 MV X ray with Siemens Primus linear accelerator 2D Plus with basic field 20 cm x 20 cm. Measurements were taken with the ionization chamber PTW seven29 2D array at a point in the acrylic phantom, for blocked and unblok fields. Three irregular fields were selected, first field (I) simulated to treatment beam for supraclavicular region, 20 x 20 cm2 field size with a cerrobend block to protect throat region. The size of the block was 7 cm thickness, 10 cm length, with various widths of 1, 2, and 3 cm. Measurements were carried out at the depth of 2.0, 2.5, 3.0, 3.5, and 4.0 cm. The second field (II) was also 20 x 20 cm, blocked field at right-upper corner to cover surface area of 10 x 8 cm2. Data were collected at the depth of 5, 8, 10, 12, and 15 cm . The third field (III) assumed for cervix cancer treatment, field size was also 20 x 20 cm2 with four corner area was blocked by 10cm x 10cm triangles. Measurement was done at the depth of 5, 8, 10, 12, and 15 cm. measured transmission dose values ranged from 5.9% - 19.93%, dose transmission at the center a blocked area refer to the dose at unblocked area decrease with increasing block width and a little increase with the depth. The measurement results compared with TPS.
"
2010
T28846
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Seno Kuncoro S
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T40299
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Rum Sapundani
"Telah dilakukan simulasi Monte Carlo pada berkas foton 6 MV Linac Elekta di dalam fantom air dan PMMA. Dalam simulasi digunakan code BEAMnrc berbasis 2 processor sistem Linux. File phase-space yang diperoleh menjadi input bagi code BEAMDP untuk memperoleh informasi karakteristik dan kontaminasi partikel. File yang sama juga menjadi input code DOSXYZnrc untuk menghasilkan PDD. Hasil PDD dibandingkan dengan hasil eksperimen dengan deviasi sangat kecil.

A Monte Carlo simulation on a Linac Elekta 6 MV photon beam has been performed using BEAMnrc code running on Linux-based 2 processor system. A phase- space files obtained were input to a BEAMDP code subsequently to produce information on particles characteristics and contamination. The same files were also input to a DOSXYnrc code to produce PDD in virtual water and PMMA phantoms. PDD results were compared with experimental results with significantly small deviation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Agung Nugroho Oktavianto
"Telah dilakukan pengukuran relatif untuk mengetahui perubahan parameter dosimetri berkas sinar X 6 MV pada sumbu vertikal/sumbu normal terhadap permukaan dengan variasi sudut gantry 0º, 15º, 30º, 45º, dan 60º dari pesawat Linac Electa Precise 5991 milik Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dengan luas lapangan 10x10 cm2, 15x15cm2 , dan 20x20 cm2. Rekonstruksi TPS dan simulasi Monte Carlo menggunakan parameter yang sama dengan pengukuran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan kedalaman maksimum yang dipengaruhi kenaikan luas lapangan dan sudut gantri dengan deviasi terbesar -33,3% pada luas lapangan 20x20 cm2 dan sudut gantri 600 terhadap luas lapangan 10x10 cm2 dan sudut gantri 00. Terjadi titik belok pada sumbu vertikal yang disebabkan karena adanya kemiringan permukaan, yang menurun dengan kenaikan sudut gantri. Hasil rekonstruksi TPS menunjukkan kesesuaian terhadap hasil pengukuran pada titik PDD maksimum, kedalaman 5 cm dan 10 cm, berbeda dengan hasil perhitungan Monte Carlo yang relatif lebih tinggi. Demikian pula untuk titik-titik di luar sumbu vertikal/sumbu normal.
Rekonstruksi TPS mempunyai deviasi < 2%, sedangkan perhitungan Monte Carlo mempunyai deviasi < 2% hanya pada daerah kuadran (+). Pengamatan titik-titik pada sumbu utama berkas hanya dilakukan dengan rekonstruksi TPS karena keterbatasan kemampuan alat, hasil penelitian menunjukkan bahwa PDD pada kedalaman dmax, 5 cm, dan 10 cm pada sumbu utama untuk sudut gantri 150 sampai dengan 600 cenderung menurun untuk ukuran lapangan yang sama demikian juga pada daerah kuadran (+).

Relative meauserement for change of dosimetry parameters X ray beam 6 MV Linac Electa Precise 5991 property of Hasan Sadikin Bandung?s hospital at the vertical central line from surface with incident obliquity 0º, 15º, 30º, 45º, 60º and 10x10 cm2, 15x15cm2, 20x20 cm2 field has been done. As in Reconstruction of TPS and Monte Carlo simuation with the same parameters measurement have been conducted.
The result of the experiment showed the change of maximum depth because of the increase in the filed dan angle of gantri with deviation -33% at the 20x20 cm2 field and 600 angle of gantry to 10x10 cm2 field and 00 angle of gantry . To happened point of to drop at the vertical central line because change sloping field to surface and drop on with increase of angle?s gantry.
The result of reconstruction of TPS to show not different with meaurement at point máximum PDD, 5 cm depth, 10 cm depth, point at off verical line, Monte Carlo calculation is higher. In all oint of reconstruction?s TPS has deviation < 2%, but calculation Monte Carlo just happen at the kuadran (+) area. Observation at the point in the central beam just done with reconstruction of TPS because the equipment capability limitation in the measurement, PDD at the depth of dmax, 5 cm, 10 cm, 150 to 600 angle of gantry in the central beam tilted decrease for the same field and kuadran (+) area too.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29077
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sunarsih
"Data mengenai dosis permukaan berkas sinar-X 6 dan 10 MV, dari pesawat linear accelarator, yang diukur menggunakan parallel-plate NACP chamber, untuk efek ukuran lapangan radiasi, jarak penyinaran (SSD), penggunaan tray acrylic, blok metal pembentuk berkas, filter wedge dan MLC (multileaf collimator) Dosis permukaant meningkat dengan lapangan dari 5x5 cm² sampai dengan 20x20 cm² (5-17% untuk sinar-X 6 MV dan 6-19% untuk10 MV). Dengan menggunakan tray, dosis permukaan meningkat untuk semua lapangan (<1% - 6% untuk sinar-X 6 MV, dan <1% - 7% untuk 10 MV). Pemakaian filter wedge secara umum menunjukkan, dosis permukaan lebih rendah jika dibandingkan dengan lapangan terbuka. Ketika wedge-tray digunakan, tray merupakan kontributor terbesar, karena kontaminasi elektron yang berasal dari wedge akan diserap oleh tray. Blok sebagai pembentuk berkas juga akan meningkatkan dosis permukaan, tetapi tray blok cenderung mengurangi dosis permukaan pada perlakuan dengan berkas energi tinggi pada lapangan kecil. Efek pemakaian MLC, dosis permukaan cenderung hampir sama dengan pemakaian blok, tetapi mempunyai nilai yang lebih kecil. Dengan penurunan SSD akan meningkatkan dosis permukaan yang dominan pada lapangan 20x20 cm, dan juga akan semakin bertambah dengan adanya penambahan blok tray acrylic.

A comprehensive set of data on surface dose for 6 MV and 10 MV photon beams from a medical linear accelerator was measured using a parallel-plate chamber to document the effect of field size, source-to-distance (SSD), acrylic block tray, wedge, metal block and multileaf collimator (MLC). The surface dose increased as field size increased from 5 x 5 cm to 20 x 20 cm (5% to 16% for 6 MV and 6% to 19% for 10 MV). With the use of an acrylic block tray, the surface dose increased for all field size (<1% to 6% for 6 MV and <1% to 7% for 10 MV ). The surface dose with a wedge showed, generally lower than the dose for an open field. When both wedge and block tray were used, the tray was a major contributor to the surface dose because some of the contaminant electrons from the wedge assembly were absorbed by the block tray. Field-shaping blocks increased the surface dose, but, interestingly, the block tray reduced the surface dose small blocked fields treated with a high-energy photon beam. The effect of an MLC on surface dose was very similar to that of metal block, but its magnitude was less. As SSD decreased, the surface dose increased, and this effect was dominant in 20 x 20 cm². The SSD effect was enhanced in the presence of an acrylic block tray."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21009
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neng Nenden Mulyaningsih
"ABSTRAK
Telah dilakukan pengukuran dosis pada fantom pasien kanker payudara yang sedang hamil dengan sinar x 6 MV keluaran pesawat linac Varian model CLINAC 2100C milik Radioterapi Rumah Sakit Umum Persahabatan Jakarta. Penyinaran dilakukan dengan menggunakan empat lapangan radiasi, yaitu lapangan tangensial medio lateral, lapangan tangensial latero medial, lapangan supraclave dan lapangan axilla.
Simulasi pasien penggunakan fantom air untuk bagian abdomennya, fantom cirs untuk bagian dadanya dan fantom lilin untuk bagian payudaranya. Dosis diukur dengan menggunakan TLD (Thermoluminescence Dosimeter) yang diletakkan di dalam fantom air, sehingga dosis yang terukur oleh TLD merupakan dosis hambur karena berasal dari sumber radiasi sekunder. TLD diletakkan pada sembilan titik umur kandungan 12, 16, 20, 22, 24, 26, 28, 36, dan 40 minggu, masingmasing dengan tiga posisi kedalaman 2 cm, 5 cm dan 10 cm, yang diukur pada kondisi fantom air konstan dengan tebal 20 cm dan pada kondisi fantom air berubah sesuai dengan umur kandungan yang sebenarnya. Umur kandungan dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu kandungan berumur 0 ? 12 minggu disebut trimester 1 dengan fantom air 20 cm, 13 ? 24 minggu disebut trimester 2 dengan fantom air 22 cm, dan 25 - 40 minggu disebut trimester 3 dengan fantom air 23 cm.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa persentase dosis fetus menurun secara eksponensial terhadap jarak fetus sebagai akibat faktor atenuasi terhadap jaringan yang dilewatinya. Persentase dosis fetus maksimum terhadap dosis target untuk kedalaman 2, 5, dan 10 cm berturut-turut 4,40%, 2,83% dan 1,85% pada trimester satu, 8,84%, 5,25% dan 3,65% pada trimester dua, dan 9,74 %, 5,69 % dan 3,97% pada trimester tiga. Dosis total sebesar 6000 cGy pada target menyebabkan dosis fetus lebih dari 50 cGy. Efek radiasi yang mungkin terjadi pada fetus yaitu kematian prenatal, atau jika fetus tetap bertahan hidup, setelah bayi dilahirkan bisa terjadi retardasi mental, pertumbuhannya kerdil ataupun kanker dikemudian harinya.

ABSTRACT
Dose measurements have been carried out on phantom breast cancer patients who are pregnant with 6 MV x-ray output Varian CLINAC 2100C linac's Persahabatan Hospital Jakarta. Irradiation was conducted using four radiation field, namely the tangential medio lateral, tangential latero medial, supraclave and axilla.
Simulated patients for the use of water phantom abdomen, phantom cirs to the chest and candles for the breast phantom. Doses measured using TLD (Thermoluminescence Dosimeters) are placed inside the water phantom, so that the dose measured by TLD is scattered dose of radiation because it comes from secondary sources. TLD placed on the content of the age of nine points 12, 16, 20, 22, 24, 26, 28, 36, and 40 weeks, each with three position depth of 2 cm, 5 cm and 10 cm, measured in constant conditions of water phantom with a thickness of 20 cm and the phantom water conditions change according to the age of the actual content. Age contents are grouped into three age groups, which contain 0-12 weeks called first trimester with the water phantom 20 cm, 13-24 weeks is called second trimester with the water phantom 22 cm, and 25-40 weeks called third trimester with a 23 cm water phantom.
The results showed that the percentage of fetal dose decreases exponentially with distance attenuation factor of fetuses as a result of the network passed. The percentage of the maximum fetal dose to the target dose to a depth of 2, 5, and 10 cm respectively 4.40%, 2.83% and 1.85% in first trimester, 8.84%, 5.25% and 3.65 % in the second trimester, and 9.74%, 5.69% and 3.97% in the third trimester. Total dose of 6000 cGy dose to the target causes the fetus more than 50 cGy. Radiation effects that may occur in the fetus are prenatal death, or if the fetus survived, after the baby is born can occur mental retardation, stunted growth or cancer in later day.
"
2010
T29001
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>