Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67006 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reinal Rachmavial
"Investment casting merupakan salah satu jenis pengecoran presisi dimana pengecoran ini salah satu proses untuk menghasilkan suatu produk coran yang memiliki geometri komplek misalnya ketipisan, kemiringan, kelengkungan, variasi radius kecil, kehalusan permukaan produk, dan mensyaratkan tingkat kepresisian bentuk dan dimensi. Penggunaan metode pengecoran presisi ini dimaksudkan untuk memotong rantai proses manufaktur yaitu pemesinan. Pada penelitian ini dilakukan suatu proses teknologi pembuatan sudu turbin uap tipe V-25 untuk industri pupuk dengan menggunakan metode investment casting, dimana kontur dari sudu ini merupakan salah satu contoh produk yang membutuhkan penanganan khusus di dalam pembuatannya. Pembuatan sudu turbin ini disebabkan persediaan suku cadang sudu bagi industri pupuk selama ini masih diperoleh dengan cara impor atau dengan kata lain masih membeli produk sudu dari luar negara Indonesia. Pada proses investment casting untuk pembuatan sudu, hal yang sangat penting untuk keberhasilan dalam kepresisian dari sudut turbin ini adalah proses pembuatan cetakan pola, bahan baku pola lilin, parameter proses yang mempengaruhi pembuatan pola, teknik pembuatan cetakan keramik, teknik pembakaran cetakan keramik, proses peleburan material dan teknik penuangannya. Dari hasil penelitian dengan variabel temperatur lilin, temperatur nosel, tekanan injeksi dan waktu injeksi tetap 7, 5 detik dengan lilin yang digunakan tipe beeswax didapat hasil produk yang baik adalah pada kondisi temperatur lilin 64 °C, temperatur nosel 30 °C, dan tekanan injeksi 1, 75 MPa.

Investment casting is a kind of precision casting which produces casting products having complex geometry such as thin, slope, small radius, smooth surface and need precision level of shape and dimension. It is used to reduce the chain of manufacturing processes especially machining. In this research, an investment casting was employed to manufacture a steam turbine blade of V-25 type for a fertilizer industry. The contour of the blade has a continuous changing of radius that needs a special manufacturing process. The reason of this research is due to the fact that so far the blade was supplied by foreign countries. The most important factors in manufacturing a precision blade by an investment casting are pattern mold making process, wax pattern material, parameter process which effect the pattern making, ceramic mold making method, ceramic mold firing method, melting and pouring. In this research with wax temperature, nozzle temperature, injection pressure as parameters process and injection time constant at 7. 5 second, using beeswax type. The results showed that the best pattern was obtained at 64 °C wax temperature, 30 °C nozzle temperature and 1. 75 MPa injection pressure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T41171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Misbah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dikaimana, Yophie
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37702
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Kusumadewi
"Salah satu pemanfaatan gas suar bakar adalah sebagai bahan bakar pembangkit. Pembangkit Listrik X adalah PLTGU existing yang menghasilkan daya listrik 410 MW dengan menggunakan bahan bakar gas alam sebanyak 87,74 MMSCFD. Pada penelitian ini gas suar bakar akan dijadikan bahan bakar pengganti gas alam untuk membangkitkan listrik 410 MW. Total maksimum laju alir gas suar bakar yang tersedia adalah 7,9 MMSCFD. Pemanfaatan gas suar bakar sebagai bahan bakar pembangkit listrik akan menurunkan biaya bahan bakar namun juga menambah biaya investasi berupa alat kompresor.
Dalam penelitian ini dilakukan dua skenario, yaitu skenario existing menggunakan bahan bakar gas alam dan skenario menggunakan variasi laju alir gas suar bakar terhadap laju alir gas alam sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik X. Skenario yang paling memberikan keuntungan dari pada desain existing adalah saat menggunakan laju alir gas suar bakar sebesar 7,9 MMSCFD dengan laju alir gas alam sebesar 79,06 MMSCFD. NPV skenario desain tersebut 56.976.160,22 dengan pay back period 14,84 tahun.

Utilization of flare gas is as fuel for power plants. Power plant X is the existing gas and steam power plant that generates 410 MW of electrical power using natural gas fuel as much as 87.74 MMSCFD. In this study flare gas will be used as fuel instead of natural gas to generate 410 MW of electricity. The maximum total flare gas flow rate provided is 7.9 MMSCFD. Utilization of flare gas as power plant fuel will reduce fuel costs but also add to the cost of investment of compressor tool.
In this study two scenarios will be compared, the existing scenarios using natural gas fuel and scenarios using a variation of the flow rate of gas flaring on the flow rate of natural gas as fuel for power plants X. Scenario would benefit from the existing design are currently using flow rate gas flare 7,9 MMSCFD and natural gas with flow rate 79,06 MMSCFD. The design scenarios NPV is 56.976.160,22 with a payback period of the plant investation is 14,84 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47340
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendarto Prakoso
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S35984
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Togap
"ABSTRACT
Penggerak mula turbin uap adaiah pesawat pembangkit tenaga dengan uap air sebagai fluida kerjanya. Proses kerjanya adalah uap bertekanan tinggi (yang dibangkitkan ketel dan pemanas Ianjut) diekspansikan ke tekanan yang lebih rendah sehingga energi tekanan uap ditukar menjadi energi kinetik pada sudu-sudu tetap turbin (turbin impuls). Oleh sudu-sudu gemk turbin energi kinetik ini ditukar menjadi energi mekanis dengan perputaran poros turbin uap yang dikopling dengan poros peralatan lain seperti generator, pompa dan propeler kapal.
Sistem turbin uap yang digunakan pada penelitian ini adalah turbin impuls satu tingkat. Karena besarnya instalasi penyusun dan besamya biaya pembangunan sistem maka dibuatlah miniatur turbin agar dapat diteliti dengan menggunakan ruangan dan biaya yang terbatas. Tipenya adalah 100-SCR, diproduksi Shin Nippon Machinery (SNM), Tokyo-Jepang dan digunakan untuk membangkitkan energi Iistrik.
Komponen penyusun sistem adalah ketl uap (buffer), pemanas Ianjut (superheater), turbin uap, generator dan kondensor. Sistem turbin ini menggunakan independet superheater (terpisah dari ketel uap) dan selanjutnya akan dican sejauh mana pengaruh penambahan pemanas Ianjut terhadap performa sistem secara keseluruhan. Pengamh inilah yang akan menjadi dasar pengambilan keputusan apakah sistem perlu menggunakan pemanas Ianjut atau tidak.

"
1999
S37018
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Susetyo Edi Prabowo
"Kota Semarang sebagai ibu kota propinsi Jawa Tengah terletak antara garis 6° 50' - 7° 10' Lintang Selatan dan garis 109° 35' - 110 50' Bujur Timur. Dibatasi sebelah barat oleh kabupaten Kendal, sebelah timur oleh kabupaten Demak, sebelah selatan oleh kabupaten Semarang dan sebelah utara oleh Laut Jawa dengan garis pantai sepanjang 13,6 km. Secara administratif kota Semarang meliputi 16 wilayah kecamatan dan 177 kelurahan dengan luas wilayah 373,70 km2 dengan topografi merupakan wilayah berbukit-bukit dan daerah yang landai terletak di sepanjang pesisir utara. Kawasan ini merupakan dataran rendah aluvial dengan ketinggian bervariasi antara 0 - 250 m dpl.
Kota Semarang tidak terlepas dari permasalahan pemenuhan kebutuhan air, karena daerah sekitarnya mengalami pertumbuhan yang pesat terutama dengan berkembangnya lokasi industri. Besarnya resapan air hujan di sebagian daerah Semarang terdapat di daerah aliran sungai (DAS) Garang dengan jumlah rata-rata 121.775.200 m3/tahun (Direktorat Geologi Tata Lingkungan, 199912000). Yang memiliki luas 195.57608 km2 (52,75% luas kota Semarang).
Penduduk Kota Semarang pada tahun 1998 tercatat berjumlah 1.272.648 jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk selama tahun 1998 sebesar 0,842% (Kota Semarang Dalam Angka, 1998). Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir kepadatan penduduk cenderung naik seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Namun disisi lain penyebaran penduduk pada masing-masing wilayah kecamatan belum merata, kecamatan Semarang Tengah tercatat sebagai wilayah terpadat sedangkan kecamatan Mijen merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan terendah.
Saat ini sekitar 30% kebutuhan air bersih masyarakat kota Semarang terpenuhi oleh PDAM (]ICA, 1998). Disisi lain kapasitas produksi air PDAM sangat tergantung pada air sungai, karena di kota Semarang sudah mulai terjadi krisis air tanah. Data pada tahun 1997 memperlihatkan setengah dari total kapasitas air PDAM, kurang lebih 0,901 m3/detik diambil dari sungai Garang. Sampai tahun 2015 prediksi kebutuhan air bersih kota Semarang mencapai 12,218 m3/detik. Sehingga sebagian besar penduduk dan kebutuhan industri di daerah Semarang harus memenuhi kebutuhan air bersih dari budi daya sendiri, yaitu dari air tanah dengan cara membuat sumur gali, dan sumur bor. Perkembangan pengambilan air tanah di kota Semarang meningkat tajam seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi.
Namun di sisi lain peningkatan jumlah penduduk pembangunan sarana dan prasarana perkotaan sehingga terjadi perubahan peruntukan lahan. Dengan adanya perubahan ini, kemampuan tanah untuk meresapkan air menjadi sangat terbatas hal ini ditunjukkan antara lain dengan meningkatnya limpasan kumulatif air aliran permukaan. Nilai limpasan air permukaan suatu wilayah merupakan daya kumulatif dari masing-masing jenis tata guna lahan. Maka daya melimpaskan air suatu lahan tergantung pada pola tata guna lahannya (Guritno, 2000). Penulis mencoba untuk menentukan daya dukung lahan di DAS Garang dengan bantuan SIG.
Bahan penelitian adalah ekosistem kawasan resapan air (Recharge Area) dan ekosistem lainnya yang terkait di DAS Garang dan sekitarnya yang diperoleh dalam bentuk data spasial serta tabular. Data sekunder yang dikumpulkan melalui proses digitasi disusun menjadi peta digital. Beberapa peta digital tersebut kemudian di overlay sebagai dasar analisis terhadap keperluan penelitian ini.
Dari hasil analisis terhadap pola tata guna lahan di DAS Garang pada tahun 1993 diperoleh nilai limpasan kumulatifnya (Ckum) sebesar 0.5288069 (> 0.4) menunjukkan bahwa daya dukung lingkungan di DAS tersebut buruk sedangkan pada tahun 1998 nilai limpasan kumulatifnya (Ck ) justru meningkat menjadi sebesar 0.53550415. Kedua fakta tersebut diatas mengindikasikan bahwa pola tata guna lahan di DAS Garang menunjukkan penurunan dari tahun 1993 ke tahun 1998 sehingga memerlukan perhatian yang serius pada masa mendatang.

The city of Semarang, capital of Central Java is situated between 60 50' - 7° 10' latitude and 109° 35' - 110° 50' longitude. It is bordered by Kendal Regency on the west, by Demak Regency on its east, on the south by Semarang Regency and at its north is the 13,6 km. Coast line of the Java sea. Administratively the city of Semarang consists of 16 districts and 177 sub districts covering an area of 373,70 square km. With a topography of rolling hills and gently sloping land at its northern coast. The whole region is an alluvial lowland lying at 0 to 250 meters above sea level. Semarang city is not free from the problems of adequate water supply, due to the rapid development of its surrounding areas, in particular that of its industry. The area with the highest annual rainfall with an average of 121.775.200 m3/year (Directorate of Geology and Environmental, 1999/2000) is situated along the Garang river stream area at the southern part of Semarang a total area of 195.57608 square lcm (52,75% Semarang total area).
The population amount of Semarang city recorded in 1998 is 1.272.648 and has an annual growth by 1998 of 0,842% (Semarang city in numbers, 1998). Within the last 5 year its population density has tended to increase that is commensurate wit its population growth. However, its population is unevenly distributed among the districts, with Central Semarang district recorded as the most densely populated area, and Mijen district having the lowest density.
At present about 30% of the city population's water requirement is supplied by PDAM (ICA, 1998). However, the production capacity for fresh water relies mostly on adequate river water, due to the merging problem of decreasing grand water levels in the city. Data?s from 1997 show that half of PDAM supply capacity, roughly 0,901 cubic m/sec., is water taken from the Garang river. By year 2015 it is predicted that demand for fresh water will reach 12,218 cubic rn3/sec. Most of Semarang's population industrial needs for fresh water will have to be supplied through own resources, namely by digging along boring wells.
Thus the rapid increase of ground water use in Semarang city is in direct relation to the population increase and industrial development.
Unfortunately the increase in population means building more infrastructures which in turn caused a change in land use. With the increased land use, the capability of the ground surface to absorb water has decreased, as can be seen from the increasing cumulative surface watershed. Thus the rate of of watershed capacity depends on the cumulative results from the various cities? land use. The watershed capacity of an area depends on the pattern of land use system deployed in that area (Guritno, 2000). The writer tries to assess the Garang river stream area (DAS) land capacity by using SIG.
The research material comes from the water recharge area ecosystem and other ecosystems related to DAS Garang and surroundings, collected in spatial and tabular data form. The secondary data collected by digitations process was compiled into a digital map. Several of the digital maps were then overlaid as the basis for this research requirement.
From the results of an analysis of the land use system pattern at DAS Garang in 1993, a cumulative watershed capacity of (Ck?m) 0.5288069 (> 0.4) was concluded which indicates that the capability of this particular DAS is bad, even when in 1998 the cumulative watershed capacity increased slightly to 0.53550415. Both the above findings indicate that the pattern of land use at DAS Garang has decreased in effectiveness and such requires serious attention in the near future.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T5796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Thirtha M.K.
"Sistem penggerak mula turbin uap tipe 100-SCR adalah miniatur dari pembangkit listrik tenaga uap yang dilengkapi dengan superheater. Dalam pengujian ini superheater tersebut tidak digunakan. Tekanan maksimum yang diijinkan beroperasi di dalam sistem ini sebesar 10 kg/cm2 dengan putaran maksimum yang diijinkan sebesar 3600 rpm. Pengujian terhadap performa turbin dilakukan pada putaran konstan sebesar 3200 rpm dengan pembebanan yang bervariasi dimulai dari 0 Watt sampai dengan 450 Watt Sistem penggerak mula ini terdiri dari unit pembangkit uap (boiler), pemanas lanjut (superheater), turbin uap (steam turbine), generator, dan kondensor.
Air dari bak penampung dipompakan masuk ke dalam boiler untuk dipanaskan dan berubah fase menjadi uap, uap ini kemudian masuk ke dalam turbin uap melalui nosel dan menumbuk sudu-sudu turbin sehingga berputar. Sudu-sudu turbin yang berpegangan pada poros yang dikopel dengan generator menyebabkan generator bekerja mengubah energi putaran menjadi energi listrik. Kemudian uap bekas dialirkan masuk ke dalam kondenser yang akan mengkondensasikan kembali uap bekas menjadi cair dan siap dioperasikan lagi.
Metode perhitungan performa dari turbin ini diawali dengan pengumpulan data melalui pengujian. Sebelum pengujian dilakukan terlebih dahulu dilakukan pengecekan terhadap alat-alat penyusun sistem, kotoran-kotoran yang terdapat di dalam sistem dibersihkan. Dari hasil pengujian akan didapat data-data dari parameter-parameter yang diperlukan dalam perhitungan performa sistem.
Dari hasil pengolahan data, dapat dilihat performa sistem pada pembebanan yang bervariasi dengan putaran konstan. Dari data-data yang sudah terkumpul dapat dianalisa faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi performa sistem, sehingga dapat diketahui langkah-langkah apa yang harus ditempuh untuk meningkatkan performa sistem penggerak mula turbin uap tipe 100-SCR ini.

The steam prime mover type 100-SCR is a miniature of steam turbine power plant equipped by super-heater. ln this research the super-heater is not used. The maximum operating pressure allowed in this system is 10 kg/cm2 with maximum speed allowed, 3600 rpm. System performance research is executed at constant speed at 3200 rpm with load vary from 0 Watt to 450 Watt.
This steam prime mover consist of five main components : boiler, super-heater, steam turbine, generator, and condenser. Raw water from the feed water tank pumped to the boiler, here the raw water heated and changed its phase into saturated steam, and this saturated steam drive into the steam turbine, hit and rotates the blades. This steam turbine expands the saturated steam, transform into velocity energy by means of turbin nozzle, and takes out mechanical energy by means of rotor blades. The generator changes this rotating energy from the blades into electric power. The condenser condensate the steam exhausted from turbine, exchanging heat value with cooling water. And the condensate is able to became feed water for boiler.
The calculation of performance from the system starts with collecting data through the operation of the system. Before the operation taking place, the components of the system were checked, and clean the dirt. After the operation test, data from the parameters needed in calculation gathered.
From the result of data calculation, the performance of the system with various load can be seen. Through this gathered data, factors that affect the performance can be analyze, and the steps for improving the performance can be obtained.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37707
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Giovan Julius
"ABSTRAK
Tesis ini akan membahas mengenai kemampuan mahasiswa Fakultas Teknik Mesin Universitas Indonesia angatan 2012 dalam menganalisa dinamika fluida pada sudu turbin uap yang terdapat pada Laboratorium Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia. Penulisan skripsi ini akan membahas mengenai analisa perhitungan jumlah energi yang terjadi sejak sesaat masuk nosel hingga kepada keluar turbin yang nantinya akan digunakan sebagai pembangkit listrik dengan superheater pemanas lanjut dan aspek variable beban pada turbin yang berbeda. Selengkapnya variable beban yang terdapat pada turbin ini di Laboratorium Departemen Teknik Mesin lantai 1, terdapat 4 jenis beban pada turbin. Namun perhitungan dan pengolahan data yang dilakukan dalam pembahasan skripsi ini hanya dibatasi untuk variable beban 350 watt dan 450 watt. Tujuan pembuatan skripsi ini adalah penulis mampu menjelaskan tentang instalasi sistem turbin uap, prinsip kerja pesawat penggerak mula bertenaga uap, menghitung potensial energi uap keseluruhan yang masuk turbin dan keluarannya dalam bentuk yang sudah dikonversi energi listrik , serta dapat menjelaskan diagram T-s dan membandingkan entalpi total sesaat masuk dan keluar turbin, dengan energi kinetik yang terjadi pada sudu turbin/nosel. Dari hasil perhitungan yang dilakukan pada skripsi ini akan didapatkan beberapa kesimpulan mengenai nilai efisiensi pada sudu turbin dan nilai efisiensi turbin dan generator.Kata kunci : Turbin Uap, Segitiga Kecepatan, Energi Kinetik, Efisiensi.

ABSTRACT
This thesis will discuss the ability of students of Faculty of Mechanical Engineering, University of Indonesia Rear 2012 to analyze the fluid dynamics in the steam turbine blade contained in the Department of Mechanical Engineering Laboratory of the University of Indonesia. This paper will discuss the analysis of the calculation of the amount of energy going on since just sign up to the exit nozzle turbine, which will be used as a power plant with superheater heating up and variable aspects of different loads on turbines. variable load contained on this turbine at the Laboratory Department of Mechanical Engineering 1st floor, there are four types of loads on the turbine. However, calculations and data processing is done in the discussion of this paper is limited to a variable load of 350 watts and 450 watts. The purpose of making this paper is the authors were able to explain about the installation of steam turbine systems, the working principle of the best prime movers steam powered, calculate the potential energy of steam overall turbine inlet and output in the form of the already converted electrical energy , and can explain the T s diagram and comparing the enthalpy total moment in and out of the turbine, the kinetic energy that occur on turbine blades nozzle. From the results of calculations performed in this thesis will be obtained several conclusions regarding the efficiency of the turbine blade and the efficiency of the turbine and generator.Keyword Steam Turbine, Triangle Speed, kinetic energy, efficiency."
2016
S65895
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37073
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>