Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91317 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendri Saputra
"Salah satu parameter yang bisa dipakai dalam mengukur kinerja keandalan sistem distribusi adalah nilai WASRI (Weighted Average System Reliability Index) Semakin tinggi nilai dari indeks tersebut maka semakin rendah keandalan dari sistem distribusi. Untuk mencapai tingkat keandalan yang sesuai maka perlu diadakan kegiatan pemeliharaan. Efektifitas (E) kegiatan pemeliharaan diperoleh dari perbandingan antara perubahan nilai WASRI dengan biaya kegiatan pemeliharaan terkait. Dengan mengurut nilai E berdasarkan besarnya akan didapatkan prioritas kegiatan pemeliharaan untuk mencapai tingkat keandalan sistem yang diinginkan dari anggaran kegiatan pemeliharaan yang ada. Dengan studi kasus sistem distribusi listrik bandar udara Soekarno-Hatta, berdasarkan data dihitung perubahan laju kegagalan pada subsistem, komponen indeks keandalan dan Efektifitas kegiatan pemeliharaan dari biaya pemeliharaan yang ada. Didapatkan 3 peringkat prioritas tertinggi untuk pemeliharaan dari jaringan Technical Priority berturut-turut adalah T2-T0-T6 dan untuk jaringan General Priority adalah P15-P7-P55.

One of the parameters that can be used in measuring the performance of distribution system reliability is the value of WASRI (Weighted Average System Reliability Index). To achieve an appropriated reliability its need to do a maintenance. E (Effective) value of maintenance activities can be calculated by divide the WASRI changing value with the cost of maintenance activities at that subsystem. By ranking the E value, we will know the priority of maintenance activity to achieve the reliability target based on cost of maintenance. Based on data at Soekarno-Hatta Airport electric distribution system, we can calculate the change of subsystem failure rate, reliability index component and the effectivity of maintenance task. The highest ranking for maintenanace task at Technical Priority are T2-T0-T6 and at General Priority are P15-P7-P55."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T40964
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Saputra
"Salah satu parameter yang bisa dipakai dalam mengukur kinerja keandalan sistem distribusi adalah nilai WASRI (Weighted Average System Reliability Index) Semakin tinggi nilai dari indeks tersebut maka semakin rendah keandalan dari sistem distribusi. Untuk mencapai tingkat keandalan yang sesuai maka perlu diadakan kegiatan pemeliharaan. Efektifitas (E) kegiatan pemeliharaan diperoleh dari perbandingan antara perubahan nilai WASRI dengan biaya kegiatan pemeliharaan terkait. Dengan mengurut nilai E berdasarkan besarnya akan didapatkan prioritas kegiatan pemeliharaan untuk mencapai tingkat keandalan sistem yang diinginkan dari anggaran kegiatan pemeliharaan yang ada. Dengan studi kasus sistem distribusi listrik bandar udara Soekarno-Hatta, berdasarkan data dihitung perubahan laju kegagalan pada subsistem, komponen indeks keandalan dan Efektifitas kegiatan pemeliharaan dari biaya pemeliharaan yang ada. Didapatkan 3 peringkat prioritas tertinggi untuk pemeliharaan dari jaringan Technical Priority berturut-turut adalah T2-T0-T6 dan untuk jaringan General Priority adalah P15-P7-P55.

One of the parameters that can be used in measuring the performance of distribution system reliability is the value of WASRI (Weighted Average System Reliability Index). To achieve an appropriated reliability its need to do a maintenance. E (Effective) value of maintenance activities can be calculated by divide the WASRI changing value with the cost of maintenance activities at that subsystem. By ranking the E value, we will know the priority of maintenance activity to achieve the reliability target based on cost of maintenance. Based on data at Soekarno-Hatta Airport electric distribution system, we can calculate the change of subsystem failure rate, reliability index component and the effectivity of maintenance task. The highest ranking for maintenanace task at Technical Priority are T2-T0-T6 and at General Priority are P15-P7-P55."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T30804
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Hamdani Kusumah
"Tesis ini merumuskan dan menerapkan indeks keberlanjutan kereta bandara di tiga bandara besar di Asia, Bandara Internasional Soekarno Hatta di Indonesia, Bandara Internasional Narita dan Bandara Internasional Hong Kong. Indeks keberlanjutan komposit terdiri dari tiga dimensi dan sembilan indikator, dimensi lingkungan, ekonomi, dan sosial. Kereta Bandara Soekarno Hatta yang baru ini dibandingkan performanya dengan Narita Express dan Hong Kong Airport Express yang termasuk dalam kereta bandara paling sukses di dunia.
Hasilnya menunjukkan bahwa Soekarno Hatta Airport Raillink kurang berkelanjutan dari Narita Express dan Hong Kong Airport Express. Kinerja tiga dimensi cenderung pada degradasi lingkungan dan ketidakadilan sosial, karena jika dibandingkan dengan raillink Bandara lain, Bandara Soekarno Hatta Raillink lebih terfokus pada dimensi ekonomi. Indeks ini dapat digunakan sebagai masukan bagi operator dan pemerintah untuk meningkatkan kinerja keberlanjutan dan untuk memenuhi sifat transportasi rel sebagai transportasi yang efisien dan ramah lingkungan.

This research formulate and applies a sustainability index of airport railway on three major airport in Asia, Soekarno Hatta International Airport in Indonesia, Narita International Airport and Hong Kong International Airport. The sustainability composite index consist of three dimension and nine indicators, the dimensions are environmental, economic, and social. The newly airport rail of Soekarno Hatta compared its performance to Narita Express and Hong Kong Airport Express that include of the most successful airport rail in the world.
The result shows that Soekarno Hatta Airport Raillink less sustainable than Narita Express and Hong Kong Airport Express. The performance of three dimension tend to enviromental degradation and social unjustice because compared to others airport raillink, Soekarno Hatta Airport Raillink more focused on economic dimension. The index can be used as an input for operator and government to improve the sustainability performance and to meet the nature of rail transport as efficient and environmental friendly transportation.
"
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T53608
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ryan
"Low- Level Wind Shear (LLWS) adalah fenomena yang mana arah dan atau kecepatan angin pada lapisan bawah atmosfer berubah secara drastis dan tiba-tiba. Fenomena ini cukup signifikan dalam dunia penerbangan karena sering menimbulkan kecelakaan pada pesawat terbang yang akan mendarat maupun lepas landas. Untuk mencegah dampak buruk yang dapat terjadi, LLWS perlu diprediksi kejadiannya. LLWS sangat sulit diprediksi karena kejadiannya yang mendadak dan terjadi cenderung dalam waktu singkat. Sampai saat ini, di Indonesia masih belum ada sistem yang berjalan secara operasional yang dapat memprediksi kejadian LLWS. Pada penelitian terdahulu, model prediksi yang digunakan memanfaatkan data dari peralatan pendeteksi LLWS. Kebanyakan dari penelitian tersebut memprediksi LLWS untuk beberapa langkah waktu terbatas periode pengukuran peralatan yang digunakan datanya tersebut. Sementara itu, kejadian LLWS dapat terjadi dalam durasi singkat namun terkadang juga kejadiannya dapat terjadi dalam durasi yang lama. Oleh karena itu, terkadang model yang digunakan tidak dapat mengakomodir beberapa kejadian LLWS yang durasinya lebih panjang daripada panjang kerangka waktu periode prediksi. Pada penelitian ini, diusulkan suatu sistem untuk memprediksi kejadian LLWS menggunakan model Machine Learning (ML). Sistem yang diusulkan pada penelitian ini dapat mengakomodir seluruh kemungkinan panjang durasi kejadian LLWS. Data yang digunakan adalah data jaringan anemometer dari LLWAS berupa arah dan kecepatan angin dalam bentuk data deret waktu. Model prediksi untuk rancangan sistem yang digunakan adalah Temporal Convolutional Network (TCN). Sebagai pembanding dari model yang diusulkan, digunakan juga Multi-Layer Perceptron (MLP) yang merupakan model prediksi yang paling banyak digunakan untuk memprediksi kejadian LLWS pada penelitian sebelumnya, regresi linear yang merupakan model regresi standar dan Long-Short Term Memory (LSTM) serta Gated Recurrect Unit (GRU) yang adalah model khusus data deret waktu yang umum digunakan. Hasil dari pengujian model didapatkan bahwa secara keseluruhan TCN dapat melampaui performa model pembandingnya baik dari segi prediksi kejadian maupun prediksi durasi. Nilai Root Mean Squared Error (RMSE) dari TCN dengan konfigurasi terbaiknya adalah 9.1 detik. Untuk akurasi, TCN dengan konfigurasi terbaiknya mendapatkan skor 0.93. Hasil ini menunjukkan bahwa rancangan sistem dengan model yang diusulkan dapat bekerja dengan baik dimana performanya dapat mengungguli model pembanding yang diujikan

Low-Level Wind Shear (LLWS) is a phenomenon in which the direction and/or speed of the wind in the lower layers of the atmosphere changes drastically and suddenly. This phenomenon is quite significant in the Aviation sector because it often causes accidents on landing or takeoff aircraft. To prevent the potentially harmful effect, LLWS needs to be predicted. LLWS is challenging to predict because its occurrence is sudden and tends to occur in a short time. Nowadays, in Indonesia, there is still no operating system that can predict LLWS events. In previous studies, the prediction model used utilized data from the LLWS detection equipment. Most of these studies predict LLWS for some time-limited time frame. Meanwhile, LLWS events sometimes occur in a short duration but sometimes also occur in a long duration. Therefore, sometimes the model used cannot accommodate some LLWS events whose duration is longer than the predicted timeframe. In this study, a system is proposed to predict LLWS events using a Machine Learning (ML) model. The system proposed in this study can accommodate all possible durations of LLWS events. The data used is anemometer network data from LLWAS in time-series wind direction and speed form. The prediction model for the system design used is the Temporal Convolutional Network (TCN). As criterion models, Multi-Layer Perceptron (MLP) is also used which is the most widely used predictive model to predict the incidence of LLWS in previous studies, linear regression which is a standard regression model, and Long-Short Term Memory (LSTM) and Gated Recurrent Unit (GRU) which is a model for time-series data which is commonly used. The experiment shows that overall TCN can exceed the performance of the criterion model bothin terms of occurrence prediction and duration prediction. The Root Mean Squared Error (RMSE) value of TCN with its best configuration is 9.1 seconds. For accuracy, the TCN with the best configuration gets a score of 0.93. These results indicate that the system design with the proposed model can work well where its performance can outperform the tested criterion models"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Adidjaja
"Dalam skripsi ini dibahas mengenai evaluasi sistem drainase bandara Soekamo-Hatta, karena hal itu sangat penting bagi keselamatan pesawat pada saat akan lepas landas maupun mendarat serta bagi umur dari perkerasan itu sendiri. Langkah awal dari evaluasi ini adalah dengan mengumpulkan data-data seperti data curah hujan, peta topografi, denah bandara dan sistem jaringan saluran yang ada, serta bentuk penampang saluran yang digunakan. Kemudian dapat dihitung intensitas hujan (rumus Mononobe) berdasarkan periode ulang 5-10 tahun, grafik lengkung IDF, koefisien runoff, luas daerah tangkapan air, dan waktu konsentrasi (rumus FAA). Setelah itu, didapatlah debit rencana (rumus rasional). Selanjutnya, koefisien kekasaran dinding saluran dan debit kapasitas saluran dapat dihitung (rumus Manning).
Dari hasil analisa perbandingan antara debit rencana dan debit kapasitas saluran, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kapasitas yang ada mencukupi untuk hujan rencana dengan periode ulang 5-10 tahun, bahkan ada yang mencukupi untuk periode ulang 100 tahun. Selebihnya pemeliharaan saluran-saluran yang dilaksanakan di Bandara Soekamo-Hatta adalah sangat menunjang untuk keselamatan operasional."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34896
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Subekti
"Pemenuhan harapan pengguna kargo terhadap kualitas pelayanan merupakan hal penting bagi organisasi jasa untuk menghadapi persaingan bisnis. Kualitas pelayanan dalam penelitian ini diukur dengan dimensi model Servqual dan waktu pelayanan minimum. Dimensi kualitas yang digunakan terdiri dari dimensi reliabilitas, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik yang meliputi 15 atribut jasa.
Atribut jasa tersebut digunakan untuk menilai kualitas pelayanan warehouse operator PT Garuda Indonesia Cargo dan PT Gapura Angkasa pada terminal kargo Domestik Bandar Udara Soekarno-Hatta. Sampel penelitian kualitas pelayanan terdiri dari 46 pada warehouse operator PT Garuda Indonesia Cargo dan 33 pada PT Gapura Angkasa. Atribut jasa dianalisis dengan Importance Performance Analysis. Atribut jasa penting yang digunakan dalam rumusan tingkat pelayanan minimum terdiri dari kemampuan pengiriman tepat waktu, menyampaikan catatan/dokumen tanpa kesalahan, komunikasi dengan pelanggan dan mengkoordnasi waktu, layanan yang segera/cepat bagi pelanggan, kompensasi untuk kerusakan atau barang hilang dan kejelasan dan kelengkapan prosedur operasional. Waktu pelayanan kargo dihitung dengan pendekatan teori antrian pada PT Garuda Indonesia Cargo dan PT Gapura Angkasa selama 46.90 menit dan 51.51 menit.
Kualitas pelayanan terminal kargo Bandar Udara Soekarno-Hatta berada pada posisi di atas tingkat pelayanan minimum. Peningkatan kualitas pelayanan terminal kargo domestik dapat dilakukan dengan langkah perbaikan pada atribut jasa yang terletak pada kuadran satu dan mengurangi waktu pelayanan. Waktu pelayanan minimum dapat dicapai dengan penambahan jumlah server secara optimal dengan mempertimbangkan komposisi petugas dan alat/mesin.

Fulfillment of user expectations on cargo services quality is important for organizations to face the competition of business services. The quality of service in this study is measured by the dimensions of SERVQUAL model and the minimum service time. Dimensions quality that is used consists of the dimensions of reliability, responsiveness, assurance, empathy and tangible which included 15 service attributes. Service attributes are used to assess the quality of warehouse operator services at PT Garuda Indonesia Cargo and PT Gapura Angkasa at Soekarno-Hatta Airport domestic cargo terminal. The service quality research sample is consisted of 46 in the PT Garuda Indonesia Cargo warehouse operator and 33 in the PT Gapura Angkasa. Service attributes are analyzed by Importance Performance Analysis.
Important service attributes that are used in a minimum level of service formulation consist of delivery capability on time, delivering record / document without errors, communicate with customers and time coordination, the immediately / quickly service for customers, compensation for damage or missing items and the clarity and completeness of operational procedures. Cargo service time is calculated by queuing theory approach to the PT Garuda Indonesia Cargo and PT Gapura Angkasa for 46.90 minutes and 51.51 minutes.
Service quality of Soekarno-Hatta Airport cargo terminal is at a position above the minimum level of service. Improving the service quality of domestic cargo terminal can be done with service attributes refinement that are located in quadrant one and reduces service time. Minimum service time can be achieved with the addition of an o and equipment machinery."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T28554
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dodik Fery Kurniawan
"Pergerakan penumpang angkutan udara dari tahun ke tahun semakin meningkat sehingga diperlukan pengaturan pergerakan dan pelayanan penumpang yang tepat pada sistem operasional sisi darat bandar udara. Konsekuensi dengan adanya pelayanan yang harus dilalui oleh penumpang dalam suatu sistem operasional terminal bandar udara adalah terjadinya antrian (panjang antrian, lamanya waktu tunggu dan lain-lain). Antrian yang terjadi pada sistem operasional pemrosesan penumpang di terminal keberangkatan bandar udara terjadi karena pergerakan arus penumpang dan barang yang terganggu akibat dari kegiatan pelayanan yang harus dilalui. Tingkat kedatangan yang tidak sebanding dengan tingkat pelayanan menimbulkan masalah antrian seperti waktu tunggu. Sistem operasional yang efisien diharapkan dapat mengakomodasi peningkatan jumlah penumpang yang diproses dan dapat meminimalkan waktu pelayanan. Beberapa alternatif pengembangan optimasi sistem operasional keberangkatan terminal 1-A Bandar Udara Soekarno-Hatta seperti pengurangan waktu pelayanan, perubahan sistem antrian dan penyederhanaan proses pelayanan didapatkan hasil yang lebih baik dari kondisi eksisting, baik dari segi besarnya jumlah penumpang yang dapat diakomodasi maupun waktu yang dibutuhkan penumpang dalam sistem antrian yang terjadi.

A growing number of air transport passenger movements required a proper of setting movements and passenger services in the airport land side operational systems. The consequences of the existence of the services that must be passed the passengers in the airport terminal operational systems is the occurrence of queues (queue length, waiting time and eternity, etc.). Queues in the operational system of passenger processing at the airport departure terminal occurs because the movement of passengers and goods flows are disrupted due to the service activities that must be passed. Arrival rate that is not comparable with the level of service would cause problems like the queue waiting time. Efficient operational systems is expected to accomodate a growing number of passengers that can be processed adn minimize the service time. Several alternatives of optimization was developed in this study at terminal 1-A Soekarno-Hatta airport, as the reduction of service time, queuing system changes and the simplified of service processes obtained better result than the existing condition, both in terms of the number of passengers that can be accomodated as well as the time it takes by passengers to the queue system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35764
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Hafiz Setiawan
"Revolusi industri ke-4 sudah mulai berjalan dan membawa banyak kemajuan teknologi, terutama yang berbasis pada data, otomatisasi, aplikasi IoT lainnya. Salah satu teknologi yang mulai banyak dikembangkan pada dunia industri ialah Digital Twin yang merupakan replikasi suatu objek di dunia nyata ke dalam suatu bentuk virtual. Penggunaan Digital Twin di sektor Architecture, Engineering, dan Construction (AEC) dapat memudahkan aktivitas kerja karena terdapat integrasi dua arah antara model aset yang dibuat dengan data real-time. Bandar udara merupakan salah satu infrastruktur yang memiliki tingkat kompleksitas cukup tinggi, terutama terkait operasional dan keamanannya. Bandara Internasional Soekarno-Hatta (SHIA) merupakan bandara tersibuk dan terbesar di Indonesia. Dalam rangka persiapan Industry 4.0, bandara akan dikembangkan dengan langkah-langkah strategis yang mengedepankan penggunaan teknologi IoT untuk melakukan digitalisasi pada bandara. Digitalisasi bandara dengan mengimplementasikan teknologi Digital Twin dapat mengintegrasikan aset dan data yang ada dengan harapan dapat meningkatkan efektivitas operasional bandara. Sebuah kerangka kerja konseptual berbasis teknologi Digital Twin akan dikembangkan pada penelitian ini untuk sistem operasi infrastruktur dengan studi kasus Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi, analisis arsip, studi kasus, dan benchmarking. Proses observasi dan analisis arsip menghasilkan informasi operasional infrastruktur SHIA dengan variabel yaitu kondisi infrastruktur eksisting SHIA dan tingkat kesiapan digitalisasi SHIA. Informasi yang telah didapatkan kemudian akan digunakan untuk membuat model kerangka kerja konseptual berdasarkan studi kasus dan benchmarking penelitian-penelitian terdahulu. Kerangka kerja tersebut akan dibuat berdasarkan lima lapisan, yakni Lapisan Pengakuisisian Data, Lapisan Transmisi, Lapisan Permodelan Digital, Lapisan Integrasi Data/Model, dan Lapisan Pelayanan.

The 4th industrial revolution has commenced and has brought many technological advances, especially those which based on data, automation, and other IoT applications. One technology that has started to be widely developed in the industrial world is Digital Twin which is the replication of an object in the real world into a virtual realm. The use of Digital Twin in the Architecture, Engineering, and Construction (AEC) sector can facilitate work activities because there is a two-way integration between the created asset model with real-time data. The airport is one of the infrastructures that has a fairly high level of complexity, especially regarding its operations and security. Soekarno-Hatta International Airport (SHIA) is the busiest and largest airport in Indonesia. In preparation for Industry 4.0, airports will be developed with strategic steps that prioritize the use of IoT technology to digitize airports. Airport digitalization by implementing Digital Twin technology can integrate existing assets and data in the hope of increasing airport operational effectiveness. A conceptual framework based on Digital Twin technology will be developed in this research for an infrastructure operational system with a case study of Soekarno-Hatta International Airport. The methodology used in this research is observation, archive analysis, case studies, and benchmarking. The observation and archive analysis process produce operational information on SHIA's infrastructure with variables, namely the condition of SHIA's existing infrastructure, the level of readiness of SHIA's digitalization, and future plans of SHIA. The information that has been obtained will then be used to create a conceptual framework model based on case studies and benchmarking of previous studies. The framework will be made based on five layers, namely the Data Acquisition Layer, Transmission Layer, Digital Modeling Layer, Data/Model Integration Layer, and the Service layer."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harta Wijaya
"Sistem pemeliharaan dan perawatan landasan pesawat terbang suatu bandar udara dirancang, direncanakan dan dilaksanakan untuk mempertahankan kinerja dan kemampuan pelayanan operasional pesawat terbang yang mendarat (landing maupun yang terbang (take-off) secara teratur dan terus menerus. Sistem yang dimaksud di sini adalah suatu bentuk rangkaian kegiatan atau pekeqaan yang saling mendukung dan terkait untuk mencapai sesuatu yang diharapkan. Sistem mi mempunyai pengaruh yang sangat penting akan faktor keamanan, keselamatan dan kenyamanan operasional pendaratan maupun penerbangan serta penjadwalannya.
Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan maka dibutuhkan sistem pemeliharaan dan perawatan yang terencana, terkondisi, oermat dan teratur. Walaupun untuk perkerasan landasan menggunakan beton yang hampir disebut free-cost maintenance, namun karena usia pemakaian dan adanya pekerjaan pekerjaan pemeliharaan dan perawatan lain di landasan itu sendiri dan lapangan sekitamya yang juga berpengaruh terhadap operasional pendaratan maupun penerbangan, maka dibutuhkan sistem pemeliharaan dan perawatan yang handal, terpadu dan terencana.
Hasil analisis dari pengoptimasian sistem atau program pemeliharaan dan perawatan landasan ini berdasarkan parameter yang ditinjau dan dibutuhkan, dan spesifikasi pekerjaan untuk seluruh pekerjaan didalam sistem atau program tersebut selama 2 bulan ini, dapat menilai evaluasi dan perencanaan kegiatan yang efektif dari sistem/program tersebut untuk mempertahankan operasional pesawat selama berada di landasan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Muhammad Umar Kusumo Nugroho
"ABSTRAK
Penelitian ini adalah mengenai efektivitas penggunaan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian oleh Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus Soekarno Hatta di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta dalam mewujudkan Trifungsi Imigrasi. Dalam penelitian ini dianalisis alasan dan faktor-faktor yang melandasi bagaimana penggunaan SIMKIM di TPI Soekarno Hatta dalam melaksanakan tugas dan fungsi keimigrasian di Bandara Internasional Soekarno hatta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana akan berusaha untuk menggambarkan fakta-fakta yang terjadi di dalam pelaksanaan penggunaan SIMKIM di lapangan. Dengan melakukan analisa penggunaan SIMKIM di TPI Soekarno Hatta maka diharapkan dapat mengetahui bagaimana proses yang dilakukan, hambatan dan masalah yang dihadapi. Dengan menggunakan teori yang disebutkan oleh Wilkinson kelima fungsi pokok Sistem Informasi Manajemen dan mengetahui pokok-pokok dari pelayanan publik, diharapkan Masalah-masalah teknis dalam penggunaan SIMKIM dan lambatnya proses updating antara sistem dan kebijakan serta masalah Sumber Daya Manusia dilihat dari fungsi pelayanan keimigrasian dalam hal Ketahanan Nasional menjadi atensi penting pimpinan untuk masa depan Direktorat Jenderal Imigrasi.
Dari hasil pengolahan data dari hasil studi kepustakaan, wawancara dan observasi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan SIMKIM dilapangan dilihat dari fungsi pelayanan keimigrasian telah berjalan dengan cukup baik meskipun sering muncul hambatan dan masalah yang tidak dapat segera diatasi sehingga perlu adanya peningkatan kualitas SDM, pembaruan perangkat keras dan lunak serta melakukan harmonisasi kebijakan dengan Standar Operasional Prosedur serta perangkat lunak dan keras.

ABSTRACT
This study is about the effectiveness of the use of Management Information Systems Office of Immigration by Class 1 Special Immigration Soekarno Hatta at Immigration Check (TPI) Soekarno Hatta International Airport in realizing tri fungsi Immigration. In this study analyzed the reasons and factors that underlie how the use SIMKIM in TPI Soekarno Hatta in duties and functions Immigration at Soekarno-Hatta International Airport. This study used qualitative methods, which will attempt to describe the facts that occurred in the implementation SIMKIM use in the field. By analyzing the use SIMKIM in TPI Soekarno Hatta then expected to know how the process is done, the obstacles and the problems encountered. By using the theory described by Wilkinson five main functions of Management Information Systems and know the main points of public services, it is expected Technical issues in the use SIMKIM and the slow process of updating the systems and policies as well as issues of Human Resources viewed from the service immigration function in National Security becomes an important attention to the future leadership of the Directorate General of Immigration.
From the data processing of the results of the study of literature, interviews and observations, it can be concluded that the use SIMKIM field seen from functioning immigration service has been running quite well despite often appearing obstacles and problems that can not be immediately resolved so that the need for improving the quality of human resources, hardware updates and software as well as harmonize policies with Standard Operating Procedures as well as software and hardware.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>