Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188696 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sechan,Janvier
"Harga minyak bumi yang mahal menjadikan subsidi pemerintah untuk PLTD menjadi sangat besar. Namun untuk beberapa propinsi tertentu di luar P. Jawa, PLTD masih menjadi andalan untuk menyuplai energi listrik, padahal masih banyak sumber daya alam di Indonesia yang berpotensi sebagai sumber energi alternatif belum dimanfaatkan, salah satunya adalah energi angin. Studi ini akan menentukan tinggi menara yang optimal untuk PLTB bila dibangun di Kupang, NTT yang akan digunakan untuk menghitung biaya produksi sistem hybrid Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dan PLTD di Kupang, NTT dan penghematan tahunan yang dapat diperoleh dari sistem hybrid tersebut.

High oil prices lately have made huge government's subsidies for diesel electric generating plants. However, certain provinces outside Java island still rely on diesel electric generating plants to supply their electricity, while, a lot of natural resources in Indonesia which has a potential as alternative energy resources weren't been developed yet, amongst them is wind energy. This study will determine the optimal tower's height for wind turbine in Kupang, NTT. The result will be used to calculate the production cost of wind turbine generating plant and diesel electric generating plant hybrid system in Kupang, NTT and the amount of annual savings from the hybrid system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T40789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sechan,Janvier
"Harga minyak bumi yang mahal menjadikan subsidi pemerintah untuk PLTD menjadi sangat besar. Namun untuk beberapa propinsi tertentu di luar P. Jawa, PLTD masih menjadi andalan untuk menyuplai energi listrik, padahal masih banyak sumber daya alam di Indonesia yang berpotensi sebagai sumber energi alternatif belum dimanfaatkan, salah satunya adalah energi angin. Studi ini akan menentukan tinggi menara yang optimal untuk PLTB bila dibangun di Kupang, NTT yang akan digunakan untuk menghitung biaya produksi sistem hybrid Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dan PLTD di Kupang, NTT dan penghematan tahunan yang dapat diperoleh dari sistem hybrid tersebut.

High oil prices lately have made huge government?s subsidies for diesel electric generating plants. However, certain provinces outside Java island still rely on diesel electric generating plants to supply their electricity, while, a lot of natural resources in Indonesia which has a potential as alternative energy resources weren?t been developed yet, amongst them is wind energy. This study will determine the optimal tower's height for wind turbine in Kupang, NTT. The result will be used to calculate the production cost of wind turbine generating plant and diesel electric generating plant hybrid system in Kupang, NTT and the amount of annual savings from the hybrid system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23276
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nutfahardi Fadil Pramono
"Sistem pembangkit hibrid PLTD-PLTS merupakan salah satu upaya untuk mengurangi pencemaran akibat bahan bakar fosil. Pada tahun 2018 penggunaan bahan bakar fosil di Indonesia mengalami peningkatan besar dari tahun sebelumnya. Selain itu, biaya operasional PLTD yang cenderung mahal semakin mendukung pemakaian sistem hibrid. Indonesia sebagai negara tropis berpotensi besar untuk mengonversi energi surya menjadi energi listrik dengan photovoltaic. Namun dalam pengoperasiannya, penggabungan sistem PLTD dengan PLTS pada skala kecil dapat memicu adanya ketidakstabilan tegangan. Ketidakstabilan tegangan pada sistem dapat menyebabkan sistem tidak beroperasi normal yang menyebabkan tegangan tersebut runtuh atau mati total (blackout). Maka dari itu skripsi ini akan membahas kestabilan tegangan pada sistem hibrid PLTD-PLTS di daerah Indonesia Timur dengan melakukan simulasi pembangkitan. Simulasi dilakukan dengan metode analisis statis karakteristik kurva P-V dan Q-V yang meninjau kestabilan tegangan sistem dengan kondisi steady state dengan bantuan perangkat lunak DIgSILENT PowerFactory. Analisis dinamis juga dilakukan dengan memberikan variasi skenario gangguan kepada sistem yang telah disiapkan.

The Diesel-Solar hybrid generating system is an effort to reduce pollution caused by fossil fuels. In 2018 the use of fossil fuels in Indonesia has increased significantly from the previous year. In addition, the operational costs of PLTD which tend to be expensive increasingly support the use of hybrid systems. Indonesia as a tropical country has great potential to convert solar energy into electrical energy with photovoltaics. But in its operation, the incorporation of the Diesel system with Photovoltaic on a small scale can trigger voltage instability. Voltage instability in the system can cause the system to not operate normally causing the voltage to collapse or die completely (blackout). Therefore, this thesis will discuss the stability of the voltage in the hybrid system of Diesel-Solar in eastern Indonesia by conducting a simulation of generation. The simulation is carried out with the static analysis method of the characteristics of the P-V and Q-V curves that review the stability of the system voltage under steady state conditions with the help of the DIgSILENT PowerFactory software. Dynamic analysis is also performed by providing variations of disturbances scenario to the system that has been prepared."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Dharma
"Kepulauan Seribu bagian dari Provinsi DKI Jakarta yang memiliki lebih dari 110 pulau dengan rasio elektrifikasi 100%. Pasokan listrik untuk pulau-pulau pemukiman di wilayah Kepulauan Seribu dipasok oleh PLN dengan sistem interkoneksi on-grid pada SKLTM sepanjang 76,79 km. Sementara listrik di Pulau Sebira dipasok menggunakan PLTD yang disediakan oleh PEMDA. Untuk meningkatkan keandalan sistem SKLTM sirkit I di Kepulauan Seribu, SKLTM sirkit II akan dibangun sepanjang 72,7 km pada 2018-2021. Berdasarkan uraian diatas, studi ini mendesain ulang sistem pasokan listrik dengan 100% pembangkit energi terbarukan di 11 pulau pemukiman di Kepulauan Seribu, yaitu sistem hibrid PLTS,PLTB, PLTD dan PLTBn CPO. Radiasi matahari tahunan rata-rata di Kepulauan Seribu adalah 5,08 kWh/m2/hari dan kecepatan angin tahunan rata-rata pada ketinggian 50 m adalah 3,29 m/s. Untuk mengoptimalkan sistem hibrid tersebut, maka digunakan perangkat lunak HOMER Pro versi 3.11.2 berdasarkan nilai Biaya Produksi Bersih (NPC) dan Biaya Listrik (CoE) terendah. Studi ini menunjukkan bahwa 7 pulau pemukiman direkomendasikan menggunakan hibrid PLTS-PLTB-PLTD seperti Pulau Sebira dengan persentase 59,3% (PLTS), 38,2% (PLTB) dan 2,5% (PLTD) dengan CoE 0,162 US$/kWh dan NPC US$ 1.336.418. Untuk 4 pulau pemukiman lainnya direkomendasikan hanya menggunakan 100% PLTBn CPO seperti Pulau Tidung dengan CoE US$ 0,297/kWh dan NPC US$ 21.919.058.

Thousand Islands of Jakarta which has more than 110 islands with electrification ratio of 100%. The electricity supply for the inhabitant islands in Thousand Islands is supplied by PLN with the on-grid interconnecting system by SKLTM along 76.79 km. Meanwhile Sebira Island is supplied from PLTD by PEMDA. To increase the SKLTM line I reliability, SKLTM line II will be built along 72.7 km (2018-2021). Based on the description, this thesis will redesign the electricity supply system 100% renewable energy power plants in 11 inhabitant islands of Thousand Islands, namely the hybrid system of PLTS, PLTB, PLTD and PLTBn CPO. Average annual solar radiation in the Thousand Islands is 5.08 kWh/m2/day and the annual average wind speed at an altitude of 50 m is 3.29 m/s. To optimize the hybrid system, HOMER Pro 3.11.2 version is used based on the lowest NPC and CoE value. The study showed that 7 inhabitant islands are recommended using Hybrid PV-Wind-Diesel such as Sebira Island about 59.3% (PLTS), 38.2% (PLTB) and 2.5% (PLTD) with CoE 0.162 US$/kWh and NPC US$ 1,336,418.Other 4 inhabitant islands are recommended using 100 % PLTBn CPO only such as Tidung Island with CoE 0.297 US$/kWh and NPC US$ 21,919,058."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wimpy Sunarto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Priambodo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S35906
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oscar Bona V.T.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
TA2189
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
P. Rustriono Gunadi
"Di jaman majunya perkembangan metode akuntansi biaya kontemporer, masih banyak perusahaan menggunakan sistem biaya konvensional untuk kalkulasi biaya pesanan ( Job Order Costing ) atau kalkulasi biaya proses ( Process Costing ) atau campuran dari keduannya. Sistem konvensional dapat mengakibatkan informasi biaya produksi yang terdistorsi. Dalam kenyataknnya, perusahaan yang menjual produk banyak yang melakukan keputusan kritikal tentang penetapan harga produk, melakukan penawaran, atau bauran produk berdasarkan data biaya yang tidak akurat. Dalam segala kemungkinan, masalahnya bukan pada membebankan biaya upah Iangsung atau bahan langsung. Biaya utama tersebut dapat ditelusuri ke produk individual, dan kebanyakan sistem biaya konvensional didisain untuk memastikan bahwa penelusuran tersebut terjadi, namun pembebanan biaya overhead ke produk individual merupakan suatu masalah yang lain. Menggunakan metode konvensional untuk pembebanan overhead ke produk, dan menggunakan tarif overhead yang ditentukan di muka (predetermined overhead rate ) berdasarkan satu tolok ukur aktivitas dapat menghasilkan biaya produk yang terdistorsi.
Pengelolaan dan analisis biaya mcliputi proses memperoleh data kalkulasi biaya yang akurat dan mengelola data tersebut untuk membantu manajer dalam membuat keputusan kritis, seperti penetapan harga, bauran produk dan keputusan teknologi proses serta menganalisis data biaya, menerjemahkan data, biaya tersebut ke dalam informasi yang berguna untuk perencanaan dan pengendalian manajerial. Fase ini termasuk pengukuran data biaya yang akurat dan relevan serta menganalisis data biaya tersebut untuk pengambilan keputusan. Activity-Based Costing (ABC) merupakan perkembangan baru sebagai usaha dalam peningkatan akurasi kalkulasi biaya produk yang dapat menghilangkan biaya produk yang terdistorsi sewaktu menggunakan sistem biaya konvensional serta menganalisis aktivitas yang pada akhimya diupayakan untuk pengendalian efisiensi biaya.
Hasil penelitian dari karya akhir ini menunjukkan bahwa adanya perhitungan harga pokok berdasarkan sistim biaya konvensional yang diterapkan perusahaan menghasilkan distorsi antara tipe kain yang dihasilkan sehingga harga pokok yang diperoleh tidak menggambarkan keadaan yang sebenamya dan dari analisis aktivitas yang dilakukan, yaitu dengan membedakan aktivitas penambah nilai dengan aktivitas bukan penambah nilai, dapat diketahui bahwa banyaknya aktivitas bukan penambah nilai aktivitas merupakan aktivitas yang memberikan kontribusi biaya yang cukup signifikan pada PT X yaitu totalnya sebesar Rp.1.348.478.337 atau dapat dikatakan memakan biaya kurang lebih 23.47% dari total biaya overhead perusahaan.
Temuan ini memberikan beberapa implikasi, yaitu bahwa sistem biaya tradisional untuk penetapan harga pokok produk menggunakan satu dasar alokasi biaya yaitu unit produksi menyebabkan biaya produk yang terdistorsi dan tidak mencerminkan tingkat akurasi yang memadai, sehingga diperlukan pengalokasian biaya overhead pabrik berdasarkan aktivitas menggunakan cost driver yang berbeda-beda yaitu jam kerja mesin, unit produksi, jurnlah frekuensi order sehingga mendapatkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat.
Saran yang dapat diajukan penhlis adalah Sistim Informasi akuntansi perlu disesuaikan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengumpulan biaya rnenurut aktivitas yang lebih baik dari masing-masing fungsi di dalam suatu cost center, Penerapan sistem ABC perlu didukung oleh informasi yang menggambarkan semua aktivitas di sepanjang mata rantai penciptaan nilai, baik berupa data keuangan rnaupun non keuangan dan melakukan efisiensi pada aktivitas-aktivitas non value added activity sehingga dapat dilakukan perbaikan yang berkelanjutan dan rnenuju kepada Activity-Based Management System."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Biaya produksi energi listrik snail( perusahaan listrik lerdiri alas sejrnn/ah kolnponelr hiaya balk yang berhubungan langsrnrg niaupun tidak langsung dengan proses produksi energi listrik. Berdasarkan hubungarnrya dengan junrlah Jaya listrik yang dibangkitkan, biaya produksi energi listrik dapat dibedakan inenjadi biaya tetap dan biaya variabel. Selain unluk biaya Kahan-bahan yang diperlukan pada proses produksi energi listrik, biaya produksi energi listrik juga nrencakup biaya-biaya yang bersifat adrnini.stralif. Biaya produksi energi listrik, secara garis besar, lerdiri alas tiga hiaya utama yaitu perrrbangkitan, lransmisi dan distribusi. Koulponen biaya penrhangkitan lerdiri alas hiaya Kahan hakar dan lninyak pellunas, biaya pega+r'ai, biaya penyrrsutan aktira tetap, clan hiaya lain-lain. Nlasing-erasing komponen hiaya produksi energi listrik berpenganith ter hadap biaya produksi energi listrik dan cenderung untuk juga dipengaruhi oleh hat-hat diluar inasalah leknis seperti inasalalr ekonomi serla nrasalah kehijakan pelaksana produksi alarl pengoperasian sislem lertaga listrik yang hersangkutan. Optimalisasi biaya produksi energi listrik terutama berupa perulrunan biaya produksinya agar disamping didapatkan laba operas./ yang lebih besar akan didapatkan pula penlenuhan kebutuhan lenaga listrik dengan harga jual yang dapat lerjarrgkau. Biaya produksi energi listrik yang rendah akan berpengaruh pada ha ga jual listrik. Disamping biaya produksi, penentuan harga jual listrik haruslah meniperhalikan sejumlah pertimbangan seperti kemanrpuan bell, elastisitas pelanggan, dan penggunaan energi listrik-nya. lylelalui perhitungan biaya maijinal, dapat diketahui besarnya biaya produksi PLTU adalah sebesar Rp. 114,42 / kWh sedangkan melalui perhitungan biasa sebesar Rp. 141,98 dengan biaya produksi rata-rata PLN dart semua jenis pembangkit adalah sebesar Rp. 175,22 /kWh."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39121
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Michael Bonardo Siswono
"Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Raha memiliki jaringan pemakaian sendiri 20 kV untuk melayani setiap beban yang ada dalam jangkauan jaringan. Adanya gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik dapat menimbulkan masalah seperti kerusakan peralatan sistem tenaga listrik dan timbulnya pemadaman listrik. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu studi analisis untuk mengetahui arus gangguan hubung singkat yang akan terjadi sekaligus mengurangi akibat timbulnya kerusakan pada sistem. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui dan melihat potensi dari arus gangguan hubung singkat terbesar dengan menggunakan bantuan software ETAP 12.6.0.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, diketahui bahwa jenis gangguan hubung singkat 3 phasa merupakan jenis gangguan terbesar dan untuk gangguan terkecil pada jenis gangguan hubung singkat line to ground pada bus generator. Semakin banyak beban yang beroperasi, semakin besar pula nilai impedansi urutan positif dan negatif serta nilai arus hubung singkat. Impedansi urutan nol tidak berpengaruh terhadap jumlah beban yang beroperasi, begitu pun dengan pengaturan circuit breaker maupun kabel pada sistem tenaga listrik yang memiliki pengaturan tidak sesuai menurut standar yang digunakan.

Raha Diesel Power Station (PLTD Raha) utilizes a 20 kV grid to supply every load within the network reach. The presence of faults such as short circuits within an electric energy system can lead to problems such as damage on the electric energy apparatus and power outages. An analytical study is needed to understand the short circuit fault current and to decrease the effects of the incoming system failure. This simulation aims to observe and understand the short circuit fault current potential using Electrical Transient Analyzer Program (ETAP 12.6.0).
This study shows that the biggest disruption is caused by the 3 phasa current with and for the smallest disturbance in the type of line to ground short circuit on the bus generator. The bigger the operating load, the larger the value of positive and negative sequence impedance as well as the short circuit current. The zerosequence impedance does not affect the amount of operating load, this also applies to the cables on the electric energy system that are not set according to standards.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>