Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59176 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Siswanto
"Papan semen partikel, sebagai material yang mengarah pada bahan komposit organik (semen dan limbah kayu sengon). Yang merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi tingkat radiasi matahari. Sementara radiasi matahari merupakan faktor utama perbedaan iklim, jumlah yang diterima oleh permukaan bumi tergantung pada energi radiasi matahari, yang pada akhirnya membentuk apa yang disebut Radiation Balance. Untuk mengurangi tingkat radiasi matahari maka suatu permukaan diharapkan memiliki nilai reflectivitas dan emmisivitas yang relevan, hal ini dapat dilakukan pada iklim tropis lembab. Dan berdasarkan pengujian kualitas nilai conductivity dan conductance, material hasil olahan limbah organik kayu ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan termal.
Dengan metode kuantitatif dan observasi-eksperimental dalam melakukan pengambilan data pada penelitian ini. Kemudian dilakukan perlakuan pada dinding koridor lingkungan dengan menambah papan semen partikel. Dari perlakuan dinding papan semen partikel, diukur reduksi temperatur luar yang dihasilkan. Setelah dihitung temperatur sol-air pada dinding papan semen partikel dan dinding existing. Selanjutnya, dinding papan semen partikel dibandingkan hasil reduksi temperatur dan temperatur sol-airnya dengan koridor yang menggunakan dinding existing. Sementara sebagai alat bantu yang digunakan dalam observasi penelitian adalah simulasi komputer ecotect, alat uji hot-wire, dan pyranometer weather station.
Hasil yang didapatkan, temperatur luar (TO) dinding existing dan temperatur luar (TO) dinding papan semen partikel terdapat selisih 1,906°C, (temperatur luar dinding papan semen partikel lebih rendah). Konsekuensinya adalah pada pemakaian papan semen partikel, temperatur nyaman (23-29°C) lebih lama bertahan 1 jam dibandingkan dinding existing. Pada data temperatur sol-air dinding papan semen partikel lebih rendah, dengan kisaran selisih antara 1,9-9,19°C. Selisih yang fluktuatif ini disebabkan penerimaan radiasi dan kecepatan angin yang berbeda setiap jamnya. Hal ini akan mereduksi penggunaan listrik untuk pendinginan sebesar 50% dari pola yang dihasilkan material batu bata sehingga terjadi penghematan yang mendukung mitigasi climate change.

Cement boanded board, as material leading to organic composite material (cements and timber raffle sengon). Which is one of alternative of lessen level of radiation of the sun. Whereas radiation of the sun is different climate primary factor, amount received by equiamplitude surface of ground depend on the sun radiant energy, in the end forms is so-called radiation balance. To lessen level of radiation of the sun hence an equiamplitude surface is expected to has relevant reflectivity value and emmisivity, this thing can be done at damp tropical climate. And based on assaying of quality of value conductivity and conductance, material result of organic raffle processing of this timber expected able to increase comfort is mall.
With quantitative method and observation-experimental in doing retrieval of data at this research. Then is done treatment at environmental passage way wall by adding cement boanded board. From treatment of cement boanded board wall, measured reduction of temperature outside yielded. After calculated temperature sol-air at cement boanded board wall and wall existing. Hereinafter, cement boanded board wall compared to result of reduction of its the temperature and sol-air temperature with passage way using wall existing. While as a means of assists applied in observation of research is computer simulation ecotect, test device hot-wire, and pyranometer weather station.
Result got, outdoor temperature (TO) wall existing and outdoor temperature (TO) cement boanded board wall there is difference 1.906°C, (temperature outdoor lower cement boanded board wall). Its the consequence is at usage of cement boanded board, balmy temperature (23-29°C) longer stayed 1 hour compared to wall existing. At temperature data sol-air lower cement boanded board wall, with the range of difference between 1.9-9.19°C. Difference which this fluktuatif caused receiving of different radiation and wind velocity every its(the hour(clock. This thing will reduce electrical usage for cooling equal to 50% from cupola yielded by brick material so that happened thrift that is supporting mitigasi climate change.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T41199
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Bintang H.
"Korosi merupakan salah satu permasalahan penting yang harus dihadapi oleh berbagai macam sektor industri di Indonesia. Korosi memberikan efek dari segi ekonomi maupun dari segi keselamatan kerja. Salah satu cara pencegahan dan pengendalian korosi adalah dengan penambahan inhibitor.
Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa organik dan anorganik yang mengandung gugus-gugus yang memiliki pasangan elektron bebas. Namun demikian, pada kenyataannya bahwa bahan kimia sintesis ini merupakan bahan kimia yang berbahaya, harganya lumayan mahal, dan tidak ramah lingkungan. Untuk itu penggunaan inhibitor yang aman, mudah didapatkan, bersifat biodegradable, biaya murah, dan ramah lingkungan sangatlah diperlukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beras ketan hitam sebagai inhibitor organik pada lingkungan NaCl 3,5% dan mengetahui efisiensi beras ketan hitam terhadap waktu pengujian. Pengujian laju korosi menggunakan metode kehilangan berat dimana sampel baja SPCC direndam dalam air tanah selama 3, 5, dan 7 hari.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan beras ketan hitam bekerja baik dilingkungan air tanah karena terjadi penurunan laju korosi antara perendaman dengan inhibitor dan perendaman tanpa inhibitor terhadap lamanya waktu pengujian. Penurunan laju korosi terbesar pada hari ke-7, yaitu sebesar 34,4587%.

Corrosion is one important problem that must be faced by a variety of industrial sectors in Indonesia. Corrosion effect from the economic and safety terms. One way of prevention and control is by adding corrosion inhibitors. Corrosion inhibitors are generally derived from compounds containing organic and inorganic cluster-cluster which has a lone pair of electrons. However, the fact that these synthetic chemicals are hazardous chemicals, the price is quite expensive and not environmentally friendly. Therefore the use of inhibitors that are safe, easily available, biodegradable, low cost, and environmentally friendly is essential.
This study aimed to investigate the influence of black glutinous rice as the organic inhibitors in 3.5% NaCl environment and knowing the efficiency of black glutinous rice with respect to time of testing. Tests for the corrosion rate using weight loss method in which SPCC steel samples immersed in ground water for 3, 5, and 7 days.
In this study we can conclude the black sticky rice works well within the ground water due to the decrease in corrosion rate between immersion with inhibitor and without inhibitor to the duration of immersion test of time. Largest decrease in corrosion rate on day 7th, that is equal to 34.4587%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S42692
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Guntur Tri Setiadanu
"Telah dilakukan sintesis LiFePO4/C sebagai material katoda baterai lithium ion dengan menggunakan metode hidrotermal dari bahan LiOH, NH4H2PO4, FeSO4.7H2O, carbon black dan sukrosa. Proses hidrotermal dilakukan pada suhu reaktor 180⁰C dengan lama waktu penahanan 20 jam. Penambahan karbon dilakukan dengan 2 cara. Pertama menggunakan sukrosa sebagai sumber karbon yang dilarutkan bersama prekusor dan kedua menggunakan carbon black yang ditambahkan setelah proses hidrotermal sebelum proses kalsinasi. Temperatur kalsinasi divariasikan pada 500, 600 dan 750⁰C selama 5 jam. Proses dekomposisi termal dianalisis menggunakan DTA-TGA analyzer, karakterisasi fasa dilakukan dengan XRD, morfologi dengan SEM/EDX, nilai konduktifitas dan kapasitansi material dengan LCR-EIS, dan performa baterai dengan pengujian charge-discharge menggunakan baterai analyzer. Hasil LiFePO4/C yang murni berbentuk flake berhasil disintesis dengan penambahan carbon black 5 wt%, sedangkan untuk penambahan karbon melalui pelarutan sukrosa masih terdapat pengotor Fe3(PO4)2 pada hasil kalsinasi. Temperatur kalsinasi optimal adalah 750⁰C dengan ukuran kristalit 39,7 nm, tebal butiran flake 80 nm dan besar butiran rata-rata 427 nm. Konduktifitas LiFePO4 murni terukur 5 x 10-7 S/cm dan konduktifitas LiFePO4/C adalah 2,23 x 10-4 S/cm yang dihasilkan dari sampel dengan tambahan carbon black 5wt% kalsinasi 750⁰C. Dari pengujian charge/discharge didapatkan siklus terbaik dihasilkan oleh sampel LiFePO4/C yang dikalsinasi 750⁰C yang stabil dengan tegangan 3,3-3,4 V, kapasitas spesifik dihasilkan pada 0,1 C = 11,6 mAh/g ; 0,3C = 10,78 mAh./g dan 0,5 C = 9,45 mAh/g.

LiFePO4/C has been succesfully synthesized through hydrothermal method from LiOH, NH4H2PO4, and FeSO4.7H2O as starting materials and either carbon black or sucrose as carbon source used as cathode material for lithium ion batteries. In this work, hydrothermal reaction temperature was at 180C for 20 hours.Carbon sources were added in two routes. Firstly, sucrose solution was mixed with precursor solution before hydrothermal reaction. Secondly carbon black was added after hydrothermal reaction before calcination process. Calcination temperatures were performed at 500, 600, and 750C each for 5 hours. Thermal decomposition process was analyzed using DTA-TGA analyzer, phases and morphological were characterized by using XRD and SEM/EDX measurement, conductivity and electrical capacity were characterized by EIS measurement, and batteries performance were tested with charge discharge testing by battery analyzer. Pure LiFePO4/C flake shaped was successfully synthesized with the addition of 5 wt% carbon black, while the addition of carbon through the dissolution of sucrose still contained impurity from Fe3(PO4)2 in calcination product. Optimal calcination temperature was obtained at 750⁰C with crytallite size of 39.7 nm, flake particles diameter of 80 nm with particles average length of 427 nm. Pure LiFePO4 conductivity was measured to be 5 x 10-7 S/cm and conductivity LiFePO4/C was 2.23 x 10-4 S/cm produced from samples with carbon black addition of 5 wt% and calcined at 750⁰C. Charge/discharge cycles test showed that best battery performance was obtained from the sample with carbon black of 5wt% calcined at 750⁰C, with a stable voltage 3.3 to 3.4 V, specific capacity of 0.1 C = 11.6 mAh/g ; 0.3C = 10.78 mAh./g dan 0.5 C = 9.45 mAh/g."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43933
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman
"ABSTRAK
Biodiesel merupakan senyawa alkil ester dari asam lemak yang diolah dari sumber trigliserida alami terbarukan dan digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel, biasanya dibuat melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi. Dalam aplikasi maupun penyimpanannya, biodiesel berpotensi mengalami kerusakan akibat reaksi oksidasi karena faktor internal kandungan asam lemak tidak jenuh yang tinggi dan faktor eksternal udara, panas, atau cahaya yang mengakibatkan terjadinya perubahan karakteristik serta kualitas dari biodiesel. Untuk menjaga karakteristik dan kualitas dari biodiesel agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka perlu ditambahkan antioksidan yang dapat menghambat terjadinya reaksi oksidasi pada biodiesel. Pada penelitian ini digunakan antioksidan Pyrogallol yang ditambahkan ke dalam biodiesel minyak sawit dengan berbagai konsentrasi dan berbagai suhu penyimpanan. Parameter biodiesel yang diamati selama masa penyimpanan adalah yang dapat mewakili terjadinya oksidasi yaitu, parameter yang dapat adalah perubahan viskositas kinematik, densitas, bilangan asam, dan bilangan iodin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan antioksidan Pyrogallol dapat menghambat terjadinya reaksi oksidasi pada biodiesel. Penggunaan antioksidan dengan konsentrasi 0,1 pada suhu penyimpanan 30 C maupun 60 C diketahui dapat mempertahankan karakteristik dan kualitas biodiesel selama masa penyimpanan dari kerusakan akibat reaksi oksidasi.

ABSTRACT
Biodiesel is an alkyl ester compound of fatty acids that is processed from a source of naturally renewable triglycerides and used as a fuel for diesel engines, usually made through esterification or transesterification processes. In the application and its storage, biodiesel has a potential to be damaged by oxidation reaction due to internal factors high unsaturated fatty acid content and external factors air, heat, or light resulting in changes of biodiesel rsquo s characteristics and quality. To maintain the characteristics and quality of the biodiesel to the established standards, it is necessary to add antioxidants that can inhibit the oxidation reaction in the biodiesel. In this research, Pyrogallol will be used as antioxidants and will be added to the palm oil biodiesel with various concentrations and various storage temperatures. The biodiesel parameters observed during the storage period are those that can represent oxidation, which are kinematic viscosity, density, acid number, and iodine number. The results of this research show that the addition of Pyrogallol antioxidants can inhibit the oxidation reaction in biodiesel. The use of antioxidants with a concentration of 0.1 at storage temperatures of 30 C and 60 C is known to maintain the characteristics and quality of biodiesel during storage from damage caused by oxidation reactions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Brigitta Vimala Dewi
"Seiring dengan perkembangan zaman dimana kebutuhan manusia semakin meningkat dan semakin kompleks, teknologi merambat ke semua bidang ilmu pengetahuan, termasuk arsitektur. Ironisnya, kemajuan teknologi justru seperti menarik manusia menjadi semakin jauh dari alam, seperti apa yang terjadi pada masa Revolusi Industri, dimana semua terlihat sama dan diproduksi secara massal, semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manusia tidak lagi memikirkan cara agar dapat hidup harmonis dengan alam seperti yang dilakukan oleh para leluhur mereka dahulu. Arsitektur dapat menjadi salah satu wadah yang memfasilitasi manusia agar dapat kembali dekat dengan alam, yang seringkali dilakukan oleh para arsitek dengan cara mengambil bentuk atau material yang ada di alam. Inilah asal mula munculnya gagasan tentang arsitektur organik. Terdapat berbagai unsur yang dapat membuat arsitektur disebut sebagai arsitektur organik, dimana unsur yang dominan adalah bentuk dan material yang organik. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, terjadi pergeseran dominansi unsur dalam arsitektur organik.

Throughout the progress of time where human needs are increasing and becoming more complex, technology propagates all field of knowledge, including architecture. Ironically, technological development seems to pull humans further from nature, just like what happened during the Industrial Revolution, which all objects looked the same and were mass produced, for the sole purpose of fulfilling human needs. People have no longer thought about ways to live in harmony with nature as their ancestors did. Architecture can become the vessel that facilitates people to return to nature, by taking the form of objects that are found in nature or using materials that are also found in nature. This is how the idea of organic architecture originated. There are various elements that can make an architecture to be referred as organic architecture, where the dominant elements are organic form and organic material. However, throughtout the progress of time, there is a shift in elemental dominance in organic architecture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Kemal
"Masalah keausan menjadi salah satu faktor utama kegagalan material pada industri penerbangan, militer dan otomotif. Salah satu komponen yang mengalami hal tersebut adalah cetakan mesin pada industri otomotif. Masalah keausan dapat mengurangi umur pakai cetakan yang mengakibatkan berkurangnya efisiensi produksi, maka dari itu perlu ditingkatkan ketahanan aus dari material cetakan tersebut agar efisiensi meningkat. Semprot logam nyala api merupakan salah satu medote yang dapat menurunkan laju aus permukaan material dengan membentuk lapisan coating pada permukaan substrat.
Pada penelitian ini, baja perkakas Dievar akan dilapis dengan serbuk campuran MWCNT-WC mengingat bahwa kedua serbuk tersebut memiliki kemampuan untuk menurunkan laju aus. Kedua serbuk dicampurkan menggunakan ball mill dan CNT diberi perlakuan dispersi sebelumnya agar tidak teraglomerasi. Karakterisasi permukaan baja difokuskan pada struktur mikro, distribusi kekerasan dan keausan permukaan.
Hasil ditemukan bahwa pelapisan MWCNT-WC dengan metode semprot logam nyala api dapat meningkatkan kekerasan mikro dan menurunkan laju aus. Kekerasan mikro meningkat dari 550 HV hingga 1717 HV dan laju aus menurun dari 0.86 mm3/min menjadi 0.017 mm3/min.

Wear is one of the major failure occurs in aircraft, military, and automotive industry. In automotive industry, dies are one of the material which is easily subjected to wear. This failure can cause decrease in lifetime which then cause decrease in the production efficiency. Therefore, wear resistance in dies must be improved. Flame hardening is one of the methods which can decrease wear rate of a material by creating coating layer on the surface of a substrate.
In this study, Dievar tool steel was coated by mixed of MWCNT WC powder, due to their ability to decrease wear rate. The powder was mixed by ball mill and CNT are dispersed to prevent agglomeration. Characterization was focused on microstructure, hardness distribution, and surface wear.
Results showed that MWCNT WC coating increased microhardness and decreased wear rate. Microhardness increased from 550 HV to 1717 HV and wear rate decreased from 0.86 mm3 min to 0.017 mm3 min.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66500
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Shofiyul Musyarof
"Material La0,8K0,2MnO3 telah berhasil disintesis menggunakan metode Sol-Gel pada variasi suhu sintering 750℃, 800℃, 900℃, dan 1000℃. Uji karakterisasi XRD menunjukkan bahwa sampel membentuk fasa tunggal tanpa unsur pengotor dengan struktur Rhombohedral space group R-3c. Variasi suhu sintering yang semakin tinggi mengindikasikan pertumbuhan grain pada sampel yang semakin cepat, oleh sebab itu grain pada sampel menunjukkan peningkatan ukuran rata-rata seiiring meningkatnya suhu sintering. Material La0,8K0,2MnO3 memiliki sifat ferromagnetik disebabkan doping ion monovalen K+ yang menyebabkan muncul valensi baru Mn4+. Ion Mn4+ ini akan bereaksi dengan ion Mn3+, di mana elektron pada Mn3+ akan berpindah ke ion Mn4+ melewati ion O2-, reaksi ini disebut reaksi double exchange. Reaksi ini bergantung dengan hubungan ikatan antar ion Mn dan O, di mana jika jarak jari-jari ikatan Mn-O semakin dekat dan sudut ikatan Mn-O-Mn semakin lebar akan mempermudah perpindahan elektron ini sehingga sifat magnetik pada material akan semakin baik. Dari data ikatan atom yang diperoleh dari hasil refinement pola XRD, variasi suhu sintering sebesar 900℃ menjadi kandidat sebagai material yang memiliki sifat magnetik paling baik. Hal ini dikonfirmasi dengan hasil uji karakterisasi VSM yang menunjukkan puncak saturasi magnetisasi terhadap medan magnet eksternal tertinggi adalah sampel dengan suhu sintering 900℃, diikuti 800℃, 1000℃, dan terendah 750℃. Dari uji VNA juga diketahui bahwa penyerapan gelombang mikro yang terbaik terjadi pada sampel dengan suhu sintering 750℃.

Material La0,8K0,2MnO3 has been successfully synthesized using the Sol-Gel method at various sintering temperatures of 750℃, 800℃, 900℃, and 1000℃. The XRD characterization test showed that the sample formed a single phase without any impurity elements with the Rhombohedral space group R-3c structure. The higher sintering temperature variation indicates faster grain growth in the sample, therefore the grains in the sample show an increase in average size as the sintering temperature increases. The material La0,8K0,2MnO3 has ferromagnetic properties due to the doping of monovalent K+ ions which causes a new valency of Mn4+ to appear. This Mn4+ ion will react with Mn3+ ions, where electrons in Mn3+ will hop to Mn4+ ions through O2- ions, this reaction is called a double exchange reaction. This reaction depends on the bond relationship between Mn and O, where if the Mn-O bond radius is closer and the Mn-O-Mn bond angle is wider it will make it easier to bind these electrons so that the magnetic properties of the material will be better. From the atomic bond data obtained from the refinement of the XRD pattern, the sintering temperature variation of 900℃ is a candidate as the material with the best magnetic properties. This was confirmed by the results of the VSM characterization test which showed that the highest peaks of magnetization saturation to external magnetic fields were samples with a sintering temperature of 900℃, followed by 800℃, 1000℃, and the lowest was 750℃. From the VNA test it is also known that the best absorption of microwaves occurs in samples with a sintering temperature of 750℃.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Patriangga
"Inhibitor merupakan suatu substansi yang ditambahkan kedalam lingkungan korosif dalam jumlah yang relatif kecil yang dapat menurunkan laju korosi (corrosion rate). Penggunaan inhibitor sebagai salah satu cara perlindungan korosi telah banyak digunakan pada dunia industri terutama pada industri pengolahan minyak gas dan petrokimia. Inhibitor terdiri dari berbgai jenis yang dalam penggunaanya harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta material yang hendak di proteksi. Inhibitor yang digunakan pada penelitian ini ialah katodik inhibitor PENDAWA 99-P yang memiliki kandungan utama polyphosphates. Lingkungan korosif yang menjadi fokus penelilian ialah larutan NaCl dengan konsentrasi 0,5 %, 2 % dan 3,5 %. ,material yang digunakan ialah baja karbon rendah karena aplikasinya yang banyak digunakan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41791
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dobiet Kisan Kaefama
"Penggunaan ekstrak ubi ungu sebagai inhibitor organik untuk material baja karbon rendah di lingkungan air laut pada temperatur 40oC telah diteliti dapat melindungi baja dari korosi. Ekstrak ubi ungu yang mengandung senyawa antioksidan yang berupa senyawa antosianin diharapkan dapat digunakan sebagai inhibitor organik yang bersifat ramah lingkungan. Metode kehilangan berat untuk menguji efektivitas ekstrak ubi ungu sebagai inhibitor dengan variasi konsentrasi (0, 0,44%, 0,89%, dan 1,33%) dan lama waktu perendaman selama 4 hari, memberikan hasil yang cukup baik untuk menghambat laju korosi pada baja karbon rendah dengan efisiensi sebesar 11,40%-41,13%.

The using of extract purple potatoes as organic inhibitor for low carbon steel material in seawater environtment at 40oC operating temperature had been tested that it can used to protect steel from corrosion. Extract of purple potatoes which contain antioxidant are expected can be used as a eco-friendly organic inhibitor. Weight loss method that applied to test the effectiveness of extract purple potato as inhibitor with different concentration of extract purple potato (0%, 0,44%, 0,89%, 1,33%) and the immersion time is 4 days long, give a good result that it can inhibit corrosion rate of low carbon steel with vary efficiency, from 11,40% to 41,13%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1199
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hedi Eka Maulana
"ABSTRAK
Indonesia memiliki cadangan pasir besi yang tinggi, umumnya terdapat di sepanjang selatan pulau jawa. Pasir besi mengandung beberapa mineral berharga yang mengandung Titanium seperti ilmenite, titanomagnetite dan rutile. Penelitian ini akan membahas tentang pengaruh waktu reduksi terhadap peningkatan kadar titanomagnetite pada pasir besi dengan penambahan aditif Na2SO4 sebanyak 15 sebagai katalis dengan variasi waktu 10, 20, dan 30 menit pada suhu 800OC. Dibutuhkan tahap roasting agar dapat memaksimalkan proses pemurnian pasir besi dengan penambahan Na2CO3 dengan perbandingan 1:0.4 Dari hasil pengujian XRD dan data analisa perhitungan semi-kuantitatif menggunakan Software HighScore Plus diperoleh peningkatan kadar senyawa titanomagnetite yang optimum pada waktu reduksi selama 30 menit dengan jumlah senyawa titanomagnetite xFe2TiO4 1-x Fe3O4 sebesar 36

ABSTRACT
Indonesia has rich deposit of Iron Sand that can be found along of the Java southern part island. Iron sand contains some Ti Rich minerals such as ilmenite, titanomagnetite dan rutile. This study aims to determine the effect of time variation on the results of Increasing titanomagnetite in iron sand and addition of 15 Na2SO4 as a catalyst. Variation of this reasearch are respectively 10 minutes, 20 minutes and 30 minutes with reduction temperature at 800OC. It takes the stage of roasting to condition the ore to be more easily reduced and increase the metal content so that it can maximize the iron sand purity with addition of Na2CO3 additive with mass ratio 1 0.4 . Based on the XRD and Semi Quant equation using Software HighScore Plus, optimal time for reducing iron sand with coal at 800OC is 30 minutes, which produce content of titanomagnetite as much as 36 ."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>