Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147734 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tb. Moh. Darodjat H.
"Paduan Aluminium - Magnesium ~ Besi memiliki nespon yang km-ang baik berhadap perlakuan panas diantara paduan tuang lainnya, karena termasuk paduan aluminium iron-heat treatable. Rasio Mg:Fe dalam paduan, mempengaruhi respon paduan herhadap perlakuan panas. Komposisi tuang paduan dihasillcan dari peleburan dengan menggunakan dapur krusibel jenis ciduk. Sedangkan cetakan yang dfgunakan adalah celakan logam, menggmakan standar ]`IS Z-2201 (sesuai ISO 2378) yang hasilnya sudah merupakan sampel tarik. Paduan Al-Mg-Fe dengan peningkatan komposisi Mg sebesar 3%, 5% dan 7% serla penambahan Fe sebesar 0,5%, 1,0%, dan 1,5%, dilakukan perlakuan panas yang melipuii perlakuan pelarutan (solution treatment) dengan temperatur 430°C selama 12 jam dan dilanjutkan dengan pencelupan (qunenching) ke dalam media air. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa perlakuan panas yang diberikan dapat memperbaiki sifat mekanis paduan dibandingkan hasil pengecorannya. Dengan peningkatzm komposisi Mg hingga 7% dan penambahan Fe hingga 1,5% cenderung meningkatkan sifat mekanis paduan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ahmad Muzaki
"Besi tuang nodular adalah jenis besi tuang yang luas penggunaannya, besi tuang ini dipilih karena mempunyai sifat mekanis yang sangat bagus dibanding dengan beberapa jenis besi tuang lainnya, kuat tarik dari besi luang nodular paling tinggi diantara kelompok besi luang lainnya dan juga tegangan batas ulurnya seperti baja, sehingga besi tuang ini dapat menggantikan komponen tempa. Karena adanya tuntutan untuk selalu mendapatkan suatu produk basi tuang nodular yang lebih baik, maka perlu kiranya untuk melakukan penelitian dalam upaya mendapatkan besi tuang nodular dengan sifat mekanis yang kita inginkan. Salah satu sifat mekanis yang diinginkan adalah kekuatan tarik yang tinggi, dimana untuk mendapatkan kekuatan tarik yang tinggi dari suatu BTN dapat ditakakan dengan beberapa cara, diantaranya adalah dengan penambahan unsur-unsur tertentu. Pada penelitian ini dilakakan penambahan tembaga sebesar 0,9 % dan 1,3 %, dalam upaya untuk meningkatkan kekuatan tarik BTN. Langkah ini dinilai cukup efektif dan lebih murab dibandingkan uaaha peningkatan kekuatan tarik lainnya yaitu dengan suatu perlakuan panas misalnya normalisasi. Dan usaha untuk meningkatkan kekuatan tarik ini ternyata berhasil, dimana untuk BTN tanpn penarnbahan tembaga didapat kekuatan tarik 54,98 kg/mm2, kemudian setelah ditarabahkan tembaga sebesar 0,9 % kekuatan tarikuya meningkat 44,3 % yaitu menjadi 79,34 kg/mm2 . Kenaikan kekuatan tarik ini terlihat lebih tajarn lagi pada penambahan tembaga sebesar 1,3 o/o, dimana kekuatan tariknya naik 56,4 % yaitu 85,99 kg/mm2. Sementara itu dalam upaya untuk mendapatkan material baru yang mempunyai kekuatan tarik yang bagus dan didukung dengan regangan yang lebih tinggi dari kondisi as-cast, maka dilakukan proses austemper pnda temparatur austenisasi 850 °C selama 30 menit kemudian diquench dan ditahan pada tempetatur 325 °C selama 15,30 dan 45 menit. Dari perlakuan ini dihasilkan BTN yang mempunyai matrik bainit bawab dengan kekuatan tarik yang tinggi yaitu 96,72 kg/mm2, yang dicapai oleh BTN dengan penambahan tembaga 1.3 % dan waktu tahan selama 15 menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41988
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainulsjah
"Austemperer Ductile Iron yang dikenal ADI adalah besi tuang nodular yang telah mendapatkan perlakuan panas austemper. Tujuannya untuk meningkntkan sifatsifat mekanis dari besi tuang nodular. Dalam penelitian ini dilakukan penambahan unsur paduan 0,25% Mo dan 1% Ni terhadap besi tuang nodular, kemudian dilakukan perlakuan panas austemper pada komposisi G (tanpa paduan), dengan temperatur austenisasi 850°C dan 900°C waktu tahannya 60 menit dan temperatur austemper 350°C, 375°C dan 400°C waktu tahan 30 menit, Untuk komposisi C (paduan) dengan temperatur austenisasi 850°C dan 900°C waktu tahan 90 menit dan temperatur austemper 350°C, 375°C dan 400°C waktu tahan 120 menit. Kemudian dibandingkan antara kondisi saat as-Cilsi dengan setelah mengalami perlakuan panas austemper.
Dari hasil penelitian didapatkan adanya peningkatan sifat mekanis kekuatan tank untuk komposisi tanpa paduan antara (67-76)% dan kekerasan (40-54)%, sedangkan regangan mengalami penurunan (43-57)%. Pada komposisi paduan kekuatan tank meningkat (88-92)%, kekerasan (37-44)%, sedangkan regangan mengalami penurunan (I40-175)%. Dengan meningkatnya temperatur austenisasi, ketahanan impak akan meningkat (17)% pada komposisi paduan dull menurun (6)% pada komposisi tanpa paduan.

Austempered Ductile Iron know as ADI is ductile iron which has been austempered heat treated. The porpuse of the heat treated is to increase mechanical characteristics of ductile iron. In this research, additional alloyed factor of 0.25% Mo and 1% Ni towards the ductile iron, then austempered heat treated at G composition (non alloyed), at the austenitising temperature of 850°C and 900°C retained 60 minutes .ind austempering temperature of 350°C3375°C and 400°C retained 30 minutes. For C composition (alloyed) on the austenitising temperature 850°C and 900°C retained 90 minutes and austemepring temperature 350°C, 375°C and 400°C retained 120 minutes. The next step, comparing the as-cast to the after-austempering heat treated condition.
The result of research found that the increasing mechanical characteristics of tensile strength for non alloyed composition between (67-76)% and the hardness (40-54)%, while the elongation has decreased (43-57)%. At the alloyed composition, the strength of tensile increased (88-92)%, the hardness (37-44)%, lute the elongation has decreased (140-175)%. When the austenitising temperature in cases, the impact strength will increase (17)% at the alloyed composition, decrease (6)% at the non-alloyed composition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T16732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Ismail
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S40892
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayat
"Proses pengerolan panas adalah suatu proses pengubahan bentuk logam secara plastik dengan melewatkannya di antara 2 buah rol roda pada suhu reksristalisasinya. Paduan alumunium hasil pengerolan panas, khusunya dalam bentuk pelat maupun lembaran, setelah mengalami perlakuan selanjutnya banyak digunakan dalam industi makanan kaleng, otomotif dan industri pesawat terbang. Pada penelitian ini dilakukan pengerolan panas paduan AI-2%Cu-2%Zn hasil pengecoran yang sebelumnya dilakukan proses homogenisasi dengan variasi temperatur dan persen reduksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41204
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Hermanto
"Canai Panas pada paduan aluminium merupakan proses antara pengecoran dan proses canai dingin, yang merupakan bagian bagian dari proses pengubahan bentuk. Pada penelitian ini canai panas dibatasi dua variabel, yaitu temperatur pengerolan dan persen reduksi dengan pembahasan pada kekerasan dan struktur mikro. Hasil penelitian menunjukkan kekerasan maksimum dengan menggunakan metode Brinell tenjadi pada suhu proses 350°C dengan 50 % reduksi baik untuk material Aluminium 2024 maupun Al 7075. Untuk material Al 2024 kekerasan tertinggi adalah 94.4 Kg/mm2. Sedangkan untuk Material Al 7075 kekerasan tertinggi adalah 105 .48 Kg/mm2. Temperatur optimum untuk proses canai panas Al 2024 dan Al 7075 adalah pada temperatur 400°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41240
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernardus Aditya Y.
"Besi tuang nodular merupakan material yang memiliki sifat mekanis yang baik sebagai material alternatif pengganti baja. Permintaan akan kebutuhan besi tuang nodular semakin banyak untuk dipakai pada industri-industri, sehingga banyak usaha dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dari besi tuang nodular. Salah satu cara peningkatan kemampuan besi tuang nodular ialah dengan penambahan unsur paduan atau dengan proses perlakuan panas, ataupun gabungan dari keduanya. Pada penelitian ini akan dilihat pengaruh dari kombinasi penambahan unsur Cu dan proses perlakuan panas austempen Kemudian diuji sifat mekanisnya apakah proses yang dilakukan dapat meningkatkan sifat mekanisnya. Penambahan unsur Cu sebanyak 1.3 % akan membenkan matriks yang mempunyai perlit dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan material besi wang nodular tanpa penambahan Cu, hal ini menyebabkan rneningkatkan kekuatan tarik, kekerasan dan turunnya nilai regangan Sedangkan setelah proses austemper diperoleh matriks bainit bawah dan austenit sisa sehingga kekuatan tarik dan kekerasannya lebih meningkat lagi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49106
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>