Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100132 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Saat ini angka kejadian TBC paru semakin meningkat, terutama terjadi di negara
berkembang seperti Indonesia (WHO, 2000).Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui gambaran tingkat motivasi berobat penderita TBC paru. Penelitian ini
dilakukan di Puskesmas wilayah kecamatan Pulogadung Jakarta Timur dengan jumlah
responden 60 orang yaitu seluruh penderira TBC paru yang berobat di Puskesmas.
Pengambilan sampel dilakukan melalui purposive sampling dengan usia 13 tahun keatas.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana dengan alat menggunakan
kuesioner. Analisis data yang diguriakan adalah distribusi frekuensi dengan cara
menghitung frekuensi jawaban kuesioner dari responden dan hasilnya dikalikan 100%.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa gambaran tingkat motivasi berobat penderita
TBC paru pada umumnya bermotivasi tinggi yaitu sebesar 50%, sedangkan untuk yang
bermotivasi sedang sebesar 21,7% dan yang bermotivasi rendah sebesar 28,7%.
Penelitian ini merekomendasikan promosi kesehatan tentang TBC paru melalui
penyuluhan baik kepada penderita, keluarga, dan masyarakat sekitar."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5534
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Angka penderita TB paru semakin meningkat, hal ini terjadi disebagian besar negara di dunia terutama negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit TB paru di Indonesia menjadi penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan saluran pernapasan (SKRT, 1995). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi tentang gambaran kepatuhan berobat penderita TB paru dalam memeriksakan sputum selama pengobatannya dihubungkan dengan faktor pemudah (umur, jenis kelamin,, pekerjaan, dan pengetahuan), faktor pemungkin (jarak dan transportasi) dan faktor penguat (dukungan keluarga, pelayanan perawat puskesmas dan pelaksanaan pengawas oleh PMO). Pene/itian ini dilakukan di Puskesmas kecamatan Pulogadung pada tanggal 23 -
31 Desember 2003 dengan jumlah responden 58 orang. Desain penelitian yang digunakan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan pada semua penderita TB
paru BTA positif yang berobat di Puskesmas wilayah kecamatan Pulogadung dengan
cara puposive sampling. Alat pengumpul data yang digunakan pada penelitian ini adalah
kuesioner yang terdiri dari 40 pertanyaan dan disusun berdasarkan variabel yang terkait, yaitu kepatuhan dengan faktor pemudah, pemungkin dan pengual. Analisa data yang digunakan adalah distribusi frekuensi dan prosentase untuk analisa univarial dan chi square untuk analisa bivariat. Setelah dilakukan uji, dihasilkan 86,7% responden penderila TB paru yang menjalani pengobatan patuh dalam memeriksakan sputumnya dan terdapat hubungan antara variabel independen umur. dan pengetahuan dengan kepatuhan penderita TB paru dalam memeriksan sputum selama pengobatannya dimana (p< 0,05).
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5341
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Wigiyantoro
"Di Indonesia Tuberkulosis (TB) kembali muncul sebagai penyebab kematian utama selelah penyakit jantung dan saluran pernafasan. Program pengawasan keteraturan minum obat sampai tuntas sangat panting dalam keberhasilan pengobatan TB, hal ini dikaxenakan Iamanya pengobatan dan adanya efek samping obat akan menimbulkan penurunan motivasi penderita untuk secara teratur minum obat. Keberhasilan pengobatan TB dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti pengetahuan, sikap, persepsi terhadap ancaman penyakit, jarak fasilitas kesehatan, ketersediaan obat dan sumber daya. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan mengenai penyakit dan pengobatan TB Paru terhadap drop out, Penelilian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Cicurug Sukabumi dengan jumlah responden 30 orang drop out. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif sedcrhana dengan instrumen berupa kuesionen Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penderita drop out
ternyata juga memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi sebesar 76,7 persen. Penelitian ini merekomendasikan dilakukannya penelitian lebih lanjut dengan desain penelitian deskrqnsi lrorelasi mcnggunakan metode observasi pada domain afektif dan psikomotor untuk melihat adanya hubungan antara tingkat pengelahuan terhadap prilaku drop out."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5730
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader
kesehatan tentang program DOTS dalam meningkatkan angka kesembuhan
pasien TBC di Puskesmas pekalongan lampung timur. Desain penelitian yang
digunakan adalah deskriptif sederhana, jumlah Sampel yang diambil 63 orang
untuk dijadikan responden dengan kriteria bisa mernbaca, menulis, sadar
penuh, dapat berkomunikasi secara verbal dan non verbal, tidak mengalami
pendengaran dan penglihatan serta bersedia berpartisipasi dalam penelitian.
Cara pengambilan sample dengan random sederhana. Untuk mengumpulkan
data tingkat pengetahuan tersebut, peneliti menggunakan insrumen berupa
kuesioner. Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan kader kesehatan
tinggi 63.49%, sedangkan yang rendah 36.5 1%. Dengan demikian peneliti
menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan kader kesehatan sebagian besar
tinggi. Peneliti juga memberikan rekomendasi pada peneliti selanjutnya untuk
meneliti hubungan pengetahuan tentang strategi DOTS dengan cakupan
kesembuhan TBC."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5338
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Keluarga, terutama pasangan merupakan individu yang sangat dekat (selalu kontak) dan
memegang peranan penting bagi kehidupan keluarganya. Tingkat pengetahuan pasangan
klien TB paru tentang pencegahan dan penularan TB paru sangat penting untuk
mencegah tertular penyakit TB, yang diderita oleh pasangannya. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasangan klien TB paru tentang
pencegahan dan penularan penyakit TB paru. Desain yang di gunakan dalam penelitian
ini adalah deskriptif sederhana. Sampel yang digunakan adalah pasangan klien TB pam
dalam ikatan perkawinan yang sah. Peneiitian ini dilakukan di Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih Jakarta Pusat, pada tangga 1 dan 6 Mei 2002. Pengumpulan data
dilakukan pada 27 responden (n=27),dengan menggunakan kuesioner dan dengan teknik
berdasarkan quota yang berisi data demografi yang meliputi nama (inisial), usia,
pendidikan, pekerjaan (pasangan), agama, dan Iamanya menderita TB (pasangan), serta
pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk mengetahui sejauhmana tingkat
pengetahuan tentang pencegahan dan penularan TB paru, sebayak 17 penanyaan. Data
diolah dengan menggunakan metode statistik tendensi sentral yaitu mean, median, dan
modus. Analisa data dalam penelitian ini hanya menggunakan mean dan modus. Hasil
perhitungan diperoleh rata-rata tingkat pengetahuan tentang penularan adalah 5,22 dan
termasuk dalam kriteria tingkat pengetahuan sedang ( berkisar antara 4-6). Sedangkan
tingkat pengetahuan tentang pencegahan diperoleh rata-rata 4,82 dan termasuk dalam
kriteria tingkat pengetahuan sedang (berkisar antara 3-5). Jadi kesimpulannya adalah
rata-rata tingkat pengetahuan pasangan klien TB paru tentang pencegahan dan penularan
penyakit TB paru di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Jakarta Pusat adalah tingkat
pengetahuan sedang."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5185
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan Adiwidia
"Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis yang salah satunya menyerang paru-paru dan ditularkan melalui droplet (udara) dari penderita TB paru aktif. Pengendalian penyakit TB paru adalah dengan meningkatkan pengetahuan penderita. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien TB paru rencana pulang rawat inap tentang penyakit TB paru. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan 64 sampel. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan pasien adalah 51,6% berpengetahuan baik dan 48,4% berpengetahuan kurang. Rumah sakit perlu mengoptimalkan pengetahuan dan evaluasi pengetahuan pasien rawat inap yang akan pulang.

Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by mycobacterium tuberculosis germs, the disease can attacks the lungs and transmitted by droplets (air) by patients TB active. Control of TB with increase knowledge of the patient TB. The purpose of this research for to know about the knowledge TB patients which have to plan depart from hospital about TB disease. This is the descriptive research with 64 sample. The result of this research show that level of patient knowledge is good knowledge 51.6% and 48.4% is poor knowledge. Hospitals must to optimize knowledge and evaluation patients will go home."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42072
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Panut
"Penyakit TBC paru di Indonesia menempati urutan ke 3 di dunia setelah India dan Cina. Penyakit TBC paru 75% menyerang pada orang-orang yang berusia produktif antara 15 sampai 50 tahun. Hasil survey rumah tangga tahun 1995 terjadi angka kematian 140 ribu orang akibat penyakit TBC paru. Upaya pemerintah dalam menanggulangi penyakit TBC dengan pengobatan DOTS dengan sistem penggunaan obat anti TBC (OAT). Penyakit TBC dapat menyerang pada semua orang tanpa membeclakan umur, jenis kelamin clan suku, tetapi yang paling banyak menyerang pada orang ekonomi lemah dan berkembang di negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia.
Penyebaran penyakit dapat melalui droplet nuklei atau percikan Iuclah saat berbicara atau inhalasi melalui debu yang terkontaminasi dengan kuman TBC yang terhirup melalui pernapasan. Gejala penyakit TBC pam batuk lebih dari 3 minggu, keluar dahak terkadang bercampur darah, berat badan menurun, napsu makan menurun, demam, berkeringat pada malam hari menjelang. pagi. Pemeriksaan penunjang dengan thorax foto, sputum BTA, mantaux tes dan sputum kultur.
Penyakit TBC paru dapat di obati dengan tuntas jika menjalankan program DOTS secara benar. Pengobatan dengan menggunakan obat anti TBC (OAT) yaitu dengan minum obat secara teratur setiap hari obatnya (H,R, Z,S dan E) selama 2 bulan dan 4 bulan berikutnya minum obat (H,Z) 3 kali dalam seminggu. RSPAD Gator Soebroto Salah Satu instansi rumah sakit dl Iingkungan TNI Angkatan Darat sejak tahun 1999 telah melaksanakan pengobatan TBC paru dengan program DOTS. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan ketaatan berobat. Metode penelitian menggunakan deskriptif korelasi.
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 7-11 Januari 2002 di dapatkan hasil : jumlah sampel 70 orang yang dapat cligunakan 62 orang, 8 orang out. Dari jumlah sampel tersebut didapatkan data : 54% usia > 45 tahun, 20,9696 pria, 83,37% Islam, 56% status TNI dan PNS, 79,03% pendidikan SD, 72,5% berpenghasilan < Rp 548.000, Faktor-faktor yang diteliti hubungan antara faktor demografi, motivasi, PMO dengan ketaatan berobat. Setelah dilakukan penghitungan statistik dengan tabel x2 didapatkan hasil sebagai berikut : tidak ada hubungan antara faktor demografi dengan ketaatan berobat, tidak ada hubungan antara PMO dengan ketaatan berobat, ada hubungan antara motivasi dengan ketaatan berobat pasien TBC paru. Kesimpulannya perlu meningkatan peran PMO dalam memotivasi pasien untuk berobat secara teratur."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sagala, Torangso
"Pencegahan penyakit tuberkulosis paru dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat, terutama remaja sebagai generasi penerus bangsa. Selain itu, remaja mampu menggunakan berbagai media komunikasi untuk menyebarkan informasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pelajar salah satu SMA Negeri Jakarta tentang tuberkulosis paru. Disain penelitian ini adalah deskriptif sederhana dengan metode sistematic random sampling dengan 110 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 81.80 %; tingkat pengetahuan cukup sebanyak 17.30%; dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 0.90%. Puskesmas dan sekolah disarankan untuk bekerja sama dalam meningkatkan pengetahuan pelajar tentang tuberkulosis. Pelajar dapat menyebarkan informasi tentang pencegahan tuberkulosis melalui berbagai media informasi.

Prevention of pulmonary tuberculosis can be done by increasing knowledge of society, especially adolescent as next generation because they are capable to spread out information.
This study aimed to determine the level of knowledge about pulmonary tuberculosis of high school students at one of Jakarta. A simple descriptive method with systematic random sampling was applied. Sample size
was 110 respondents.
Results showed that high level of knowledge is 81.80%; sufficient level is 17:30%, and low level is 0.90%. Health centers and schools are suggested to work together increasing student knowledge about pulmonary tuberculosis and they will share information to others.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S61317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Reaksi orang tua terhadap suatu penyakit akan bervariasi, begitu juga terhadap anggota
keluarga yang sakit Tuberkulosis. Keadaan ini dapat mendorong keluargaforang tua untuk
menggunakan strategi koping tertentu untuk mengatasi masalah. Penelitian ini berjudul
Gambaran koping orang tua pada keluarga dengan penderita Tuberkulosis di wilayah kelja
Puskesmas Kemiri Muka Depok. Penelitian ini menggunakan desain diskriptif sederhana
yang bertujuan mendapatkan gambaran koping keluargaforang tua pada keluarga dengan
penderita Tuberkulosis. Penelitian dilakukan terhadap 22 keluarga yang rnempunyai
anggota menderita TB paru di wilayah Puskesmas Kemiri Muka Depok Analisa dilakukan
untuk mendapatkan frekuensi dari koping keluarga/orang tua dalam menghadapi masalah
keberadaan anggota keluarga dengan TB paru. Hasil penelitian menggambarkan respon
keluarga/orang tua adalah cemas. Hal ini mendorong setrategi koping keluarga/orang tua
untuk menghadapi masalah dan menyelesaikan masalah."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5396
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Wulandari
"Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah dikenal ribuan tahun silam dengan ditemukannya tulang belulang di Jerman dan juga fosil di Mesir Kuno yang membuktikan bahwa penyakit ini sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat. Sampai sekarang, tuberkulosis merupakan prioritas masalah kesehatan masyarakat, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sekitar 1,9 milyar manusia atau sekitar sepertiga penduduk dunia ini, telah terinfeksi kuman TB.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis spasial kejadian TB Paru BTA (+) baik kasus baru dan insidens di Jakarta Selatan tahun 2006-2010. Desain penelitian ini menggunakan desain studi ekologi. Data yang digunakan adalah data agregat sehingga semua populasi dijadikan sampel penelitian. Sumber data didapatkan dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan dan Badan Pusat Statistik Jakarta Selatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara spasial kejadian TB Paru BTA (+) tinggi baik kasus baru dan insidens terdapat pada kepadatan penduduk yang tinggi yaitu pada wilayah Jakarta Selatan bagian timur laut dan barat dan juga pada jumlah sarana kesehatan dan jumlah tenaga kesehatan yang tinggi yaitu pada wilayah Jakarta Selatan bagian timur dan timur laut. Secara statistik, variabel yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan kasus baru TB Paru BTA (+) yaitu kepadatan penduduk (p = 0,000, r = 0,628 dan R2 = 0,395) dan variabel yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan insidens TB Paru BTA (+) yaitu kepadatan penduduk (p = 0,002, r = 0,420 dan R2 = 0,176) sedangkan variabel yang tidak mempunyai hubungan yang signifikan baik dengan kasus baru dan insidens TB Paru BTA (+) yaitu rata-rata jiwa/rumah tangga, jumlah sarana kesehatan dan jumlah tenaga kesehatan dengan p > 0,05.
Selama lima tahun terakhir, kejadian TB Paru BTA (+) baik kasus baru dan insidens di Jakarta Selatan relatif mengalami peningkaan. Sumber penyakit yaitu penderita TB Paru BTA (+), dimana sebaiknya segera melakukan pengobatan sampai sembuh, sehingga tidak dapat menularkan penyakit pada orang lain dan merupakan cara paling efektif untuk memutuskan rantai penularan. Penelitian ini menunjukkan bahwa wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi yang mempunyai kejadian TB paru BTA (+) tinggi baik kasus baru dan insidens di Jakarta Selatan. Pemerintah sebaiknya lebih mempriotitaskan program penananggulangan TB Paru BTA (+) terutama pada wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi.

Tuberculosis (TB) is a disease that has been known for thousands of years ago with the discovery of bones in Germany as well as fossils in ancient Egypt who proved that the disease has become a public health problem. Until now, tuberculosis is a priority public health problem, World Health Organization (WHO) states that approximately 1.9 billion people or about a third of world population, have been infected with TB germs.
This study aims to determine the spatial analysis of the incidence of pulmonary tuberculosis AFB (+) good and the incidence of new cases in South Jakarta 2006-2010. The design of this study using ecological study designs. The data used are aggregate data so that all the sampled population study. Sources of data obtained from the Health Office of South and Central Bureau of Statistics of South Jakarta.
The results showed that the spatial incidence of pulmonary tuberculosis AFB (+) high incidence of both new cases and present in high population density in South Jakarta is the northeast and west and also on the number of health facilities and the high number of health workers is in the region South Jakarta eastern and north-east. Statistically, variables that had significant associations with new cases of pulmonary tuberculosis AFB (+) population density (p = 0.000, r = 0,628 and R2 = 0,395) and the variables that have a significant relationship with the incidence of pulmonary tuberculosis AFB (+) population density (p = 0.002, r = 0,420 and R2 = 0,176) while the variables that do not have a significant relationship with the incidence of new cases of pulmonary TB and smear (+) is the average life / household, the number of health facilities and the number of health workers with p> 0.05.
Over the last five years, the incidence of pulmonary tuberculosis AFB (+) good and the incidence of new cases in South Jakarta peningkaan relative experience. Source of disease is pulmonary TB patients with sputum smear (+), which should immediately take treatment until cured, so it can not transmit the disease to others and is the most effective way to break the chain of transmission. This study shows that areas with high population density that has the incidence of pulmonary tuberculosis AFB (+) good height and incidence of new cases in South Jakarta. Government should be more mempriotitaskan penananggulangan program pulmonary TB smear (+), especially in areas with high population density.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>