Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178974 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elis Puji Utami
"Sindrom gagal napas akut adalah gagal pernapasan mendadak yang timbul pada klien tanpa kelainan paru yang mendasari sebelumnya(Soepam1an dan Waspadji 1990). Manifestasi sangat bervariasi tergantung dari penyebab, namun yang utama adalah distress pernapasan dan hipoksia yang dapat menumnkan tingkat kesadaran, takhikardi dan takhipnoe. Melihat kondisi klien yang mengalami sindrom gagal napas akut dapat mengancam klien dan dapat menyebabkan kematian, hal ini menimbulkan cemas baik bagi klien itu sendiri, keluarga maupun petugas kesehatan. Dalam hal ini perawat berperan penting untuk melakukan berbagai tindakan secara sistematika serta tampil dalam waktu yang singkat untuk menyelamatkan jiwa klien, antara lain dengan tindakan pemasangan ventilator. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan karakteristik demografi dengan kecemasan perawat terhadap klien yang dipasang ventilator dengan sindrom gagal napas akut."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5089
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Perawat merupakan salah satu profesi yang melakukan pekerjaan pada malam hari, dimana praktek keperawatan terrnasuk di dalam pekerjaan dengan lingkungan yang penuh kecemasan. Terrnasuk perawat yang dinas malam di ruang intensif RS Jantung Harapan Kita Jakarta. Kecemasan tersebut dimanifestasikan secara bervariasi dari tingkat ringan, sedang dan berat. Kecemasan di atas dapat diminimalkan jika perawat dapat melakukan tehnik adaptasi dalam menghadapi kecemasan saat dinas malam dengan mekanisme koping yang sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang tinglcat kecemasan perawat ruang intensif saat menghadapi dinas malam. Desain penelitian yang dipergunakan adalah deskriptif sederhana tips cross sectional dengan tekhnik pengambilan sample consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 27 April —25 Mei 2001 di ruang intensif RS Jantung Harapan Kita Jakarta pada 30 responden. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang terdiri dari bagian I data demografi yang berisi: idenditas responden, jenis kelamin, umur, lama kerja dan bagian II yang berisi 20 pertanyaan tentang tingkat kecemasan perawat menghadapi dinas malam, diukur dengan skala likert. Setelah dialkukan analisa data didapatkan bahwa perawat yang dinas malam mengalami kecemasan sedang (93,75 %), kecemasan ringan (7 %) sedangkan cemas berat / panik tidak ada."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TK-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nyinyi Rubai`ah
"Klien yang menderita infark miokard akut yang terpasang monitor EKG di ruang perawatan intensif yang dikelilingi oleh berbagai peralatan canggih dapat mengalami perubahan-perubahan pada status kesehatannya sehingga kemungkinan akan mengalami kondisi kecemasan akibat Iingkungan yang asing dan tidak kondusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan pada klien infark miokard akut yang terpasang monitor EKG di ruang perawatan intensif dengan menggunakan desain dekritif eksplorasif dengan 30 sampel yang memenuhi kriteria di Rumah Sakit Jantung Nasional Harapan Kita. Hasil penelitian di dapatkan bahwa tingkat klien berada pada tingkat kecemasan sedang sejumlah 13 responden (45%), yang mengalami kecemasan ringan sejumlah 17 responden (55%) dengan α = 0,05."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5251
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Data insiden gagal ginjal kronik (GGK) secara keseluruhan di Indonesia belum diketahui
secara pasti. Pengobatan akhir dari GGK adalah dengan terapi pengganti ginjal atau
hemodialisis (HD). HD adalah merupakan suatu tindakan untuk menggantikan fungsi
ginjal yang rusak dengan tujuan mengeluarkan kelebihan cairan dan produk limbah
dalam tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi klien
dengan GGK yang menjalani HD terhadap perubahan citra dirinya. Penelitian ini
dilakukan di RSUPN. DR. Cipto Mangunkusumo dan RS. Pelabuhan Jakarta. Desain
penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana. Populasi pada penelitian ini
adalah klien dengan GGK yang menjalani HD di Ruang Hemodialisa. Jumlah sampel
pada penelitian ini sebanyak 43 orang terdiri dari 30 orang dari Ruang Hemodialisa
RSUPN. DR. Cipto Mangunkusumo dan 13 orang dari ruang Hemodialisa RS.
Pelabuhan Jakarta. Data diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden dan
responden diminta untuk menjawab pada kolom yang tersedia dengan memberikan tanda
check list. Instnunen yang digunakan terdiri dari data demograti (kuesioner I) dan
pemyataan pengetahuan tentang penyakit, citra diri, konsep din positii harga diri
rendah, kekacauan identitas, dan depersonalisasi (kuesioner II), setelah data terkumpul
dianalisa dengan analisis univariat. Hasil analisa data diketahui bahwa klien dengan
GGK yang menjalani HD mempunyai persepsi positif terhadap ciua dirinya. Pcnelitian
ini merekornendasikan perlunya pendekatan asuhan keperawatan pada klien yang
menjalani hemodialisis hams secara komprehensif, pengembangan instrumen penelitian
yang mernenuhi validitas dan reliabilitas, sampel yang diambil dalam jurnlah besar
sehingga hasihaya dapat digeneralisir, dan perlu juga dilakukan penelitian lebih Ianjut
tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan citra diri pada klien dengan GGK yang
menjalani HD dengan menggunakan desain penelitian eksperimen."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5479
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada klien yang akan dilakukan operasi, keadaan keluarga disisi klien merupakan sumber
pendukung utama. RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo sebagai rumah sakit rujukan
nasional dan rumah sakit pendidikan telah berusaha melihatkan keluarga dalam
perawatan klien, namun keterlibatannya hanya sebatas pengurusan administrasi, dengan
alasan untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Hal ini bertentangan dengan lima
fungsi keluarga menurut Friedman 1998, Salah satunya adalah fungsi perawatan keluarga.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan penurunan
tingkat kecemasan klien preopefasi. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif
korelasi cross secrional. Pengumpulan data dengan dan memberikan kuesioner pada 30
responden didapat secara total sampling dari tanggal 13 - 23 Mei 2008. Kuesioner terbagi
altas 3 yaitu: Knesioner A mengkaji tentang data demografi klien, kuesioner B mengkaji
tentang dukungan keluarga dan kuesioner C mengkaji tentang tingkat kecemasan klien.
Analisa data diakukan secara Univariat dan Bivariat, untuk melihat hubungan antara
variabel bebas dan terikat manggunakan uji chi square. Hasil uji stalistik diperoleh nilai p
= 0,01, dengan n= 0,05, unka Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kecemasan. Dari
hasil analisis juga diperoleh OR = 0,31 artinya responden/pasien yang akan menjalani
operasi dengan dukungan yang kurang dari keluarganya mempunyai peluang 0,31 kali
mengalami kecemasan dibandingkan dengan pasien yang mendapat dukungan penuh dari
keluarganya. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara dukungan
keluarga dengan penurunan tingkat kecemasan klien preoperasi."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5644
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu dengan koping perawat dalam memberikan askep pada klien anak dengan HIV/AIDS di RSUPN Cipto Mangunkusumo. Desain yang digunakan adalah deskriptif dengan metode pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 88 responden. Hasil penelitian pada analisa univariat didapatkan bahwa rata-rata umur perawat 30,92 tahun, lama kerja 2,20 tahun, mayoritas berjenis kelamin perempuan (94,3%), dengan tingkat pendidikan mayoritas D-3 (81,8%).Koping perawat dalam merawat anak dengan HIV/AIDS didapatkan paling banyak memiliki koping destruktif yaitu 49 perawat (55,7%) dan koping konstruktif 39 orang perawat (44,3%). Sedangkan pada analisa bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara koping dengan karakteristik individu yang meliputi umur, jenis kelamin, dan lama kerja. Akan tetapi pada karakteristik tingkat pendidikan didapatkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin baik koping konstruktif yang dimiliki oleh perawat.

This descriptive cross-sectional study aimed to determine the association between individual characteristics with nurses' coping in providing nursing services to pediatric clients with HIV/AIDS at Cipto Mangunkusumo Hospital. There were 88 subjects. Mean nurses' age was 30.92 years and mean length of service 2.2 years. Most subjects were female (94.3%) and had a D3-degree (81.8%). Most nurses had a destructive coping mechanism in serving children with HIV/A1DS (49 nurses; 55.7%); the rest had a constructive coping mechanism. No significant association was found between coping and individual characteristics of age, sex, and length of service. Nurses' educational level was positively associated with a constructive coping mechanism."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5905
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yunie Armiyati
"Masuknya anak kedalam ancaman peran sakit pada rentang hidup dan mati dapat mengancam dan mengubah homeostasis keluarga untuk beberapa alasan. Demikian pula keadaan anak yang dirawat di ruang perawatan intensif (ICU) dapat menyebabkan stres pada orang tua. Reaksi orang tua terhadap anak yang dirawat di ruang perawatan intensif ini akan lebih besar dibandingkan dengan reaksi orang tua terhadap anak yang dirawat di bangsal biasa. Lebih dari rasa takut yang nyata tentang kematian, pengaruh akibat anak dirawat di ruang perawatan intensif sangat dirasakan oleh orang tua. Keadaan tersebut akan mengakibatkan terjadinya krisis pada orang tua yang pada akhirnya dapat menimbulkan stres, dan untuk mempertahankan keseimbangan dalam keluarga , maka orang tua perlu beradaptasi terhadap stres. Adaptasi tersebut diwujudkan dengan melakukan strategi / mekanisme koping. Wacana inilah yang mendorong untuk dilakukannya penelitian dengan judul “ Mekanisme koping yang digunakan oleh orang tua dengan anak yang dirawat di ruang perawatan intensif (ICU) RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta” Penelitian ini dilakukan dari tanggal I2 - 31 Desember 2001 menggunakan desain diskriptif sederhana dengan desain di diskriptif tipikal, yang bertujuan menggambarkan mekanisme koping yang digunakan oleh orang tua dalam menghadapi masalah akibat anak yang dirawat di ruang perawatan intensif (ICU). Alat pengumpul data yang di gunakan adalah kuesioner dan angket yang diberikan pada 31 responden yang sesuai dengan kriteria. Proses analisa data dilakukan dengan penghitungan skore terhadap koping orang tua kemudian dianalisa dengan mencari nilai mean serta standar deviasinya, dan akhirnya data disajikan dalarn bentuk tabel distribusi frekuensi dengan membuat kesimpulan umum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua orang tua dengan anak yang di rawat di ruang perawatan intensif menggunakan mekanisme koping yang konstruktif dengan nilai rata-rata 4,18. Skor rata-rata tertinggi strategi koping yang digunakan orang tua ditunjukkan dengan menghadapi masalah dan melakukan kegiatan ibadah (4,87) dan bemerah diri pada Tuhan serta berdoa selama menunggu anak yang sakit (4,87), sedang skor rata-rata terendah adalah meminta bantuan dan kemurahan hati tetangga (3,35). Seharusnya penelitian ini tidaklah berhenti sampai disini, maka untuk pengembangan terhadap penelitian ini agar dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan skala yang lebih besar atau dilakukan penelitian lebih lanjut den gan memperhatikan hasil-hasil penelitian ini. Sehingga diharapkan dapat mendukung perbaikan pelayanan keperawatan dimasa datang."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5254
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Santa
"Komunikasi terapeutik adalah suatu proses untuk membina hubungan terapeutik antara perawat-klien, dimana saling membagi pikiran, perasaan dan perilaku untuk membentuk keintiman yang terapeutik sehingga mempercepat proses penyembuhan klien. Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan perawat kepada klien sangat dipengaruhi oleh kualitas hubungan antara perawat dan klien. Komunikasi terapeutik diprediksi dapat dipengaruhi oleh umur, pendidikan, status perkawinan, lama kerja, pelatihan. supervisi, disain pekerjaan dan penghargaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara karakteristik individu dan organisasi dengan penerapan komunikasi terapeutik. Karakteristik individu meliputi umur, pendidikan, status perkawinan, lama kerja, pelatihan, sedangkan karakteristik organisasi terdiri dari supervisi, disain pekerjaan dan penghargaan. Janis penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh perawat pelaksana yang sedang bertugas sebanyak 147 orang, penentuan besarnya sampel menggunakan rumus uji beda proporsi. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden. Analisis data dilakukan secara univariat dalam bentuk distribusi frekuensi, kemudian analisis bivariat melalui uji statistik Chi-Square serta multivariat dengan uji Regresi Logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan komunikasi terapeutik di ruang rawat inap Perjan RS Persahabatan masih relatif kurang (46,3 %). Dari analisis Chi-Square diperoleh ada hubungan yang bermakna antara umur, status perkawinan, lama kerja, pelatihan, supervisi, disain pekerjaan dan penghargaan dengan penerapan komunikasi terapeutik. Sedangkan dari, hasil uji regresi logistik terdapat tiga variabel yang paling signifikan terhadap penerapan komunikasi terapeutik, yaitu: disain pekerjaan. lama kerja dan pelatihan.
Untuk meningkatkan penerapan komunikasi terapeutik dalam asuhan keperawatan, maka disarankan adanya pelatihan secara berkala terhadap perawat pelaksana, penyusunan disain pekerjaan perawat secara jelas dan tertulis serta perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang komunikasi terapeutik dan faktor-faktor lainnya yang nienyebabkan kurangnya penerapan komunikasi terapeutik dalam asuhan keperawatan.
Daftar Pustaka 53 (1980 - 2002)

The Relationship between Individual and Organizational Characteristics and the Application of Therapeutic Communication in Treatment at Persahabatan Hospital in JakartaTherapeutic Communication is a process of building therapeutic relation between nurse and client in which they shares opinions, feeling and behavior to build therapeutic relationship so that the process of client treatment can be accelerated. The quality of nursing care provided by the nurse to her client highly depends on the quality of relationship established between nurse and client. Therapeutic communication is predicted influenced by age, education, marital status, length of work, training, supervision, and job design as well as appreciation.
The purpose of this study was to explore the relationships between individual and organizational characteristics and the application of therapeutic communication as perceived by subjects nurse characteristics consists of age, education, marital status, length of work, and training while organizational characteristics consist of supervision, job design and appreciation. The research used a descriptive design with cross sectional approach. One hundred fourty-seven nurse providers were involved as the sample of this study. The data was collected utilizing the questionnaire developed by the earcher. Different statistical treatments were used to analyze the collected data.
The research result revealed that the application of therapeutic communication by nurses at the treatment room of Persahabatan Hospital was relatively low (46,3%). From the chi-square analysis, it was found that there were mutual relationships between age, marital status, length of work, training, supervision, job design and appreciation with the application of therapeutic communication. While from the logistic regretion test result, there were three most significant relationships of variables in the application of therapeutic communication, namely: job design, length of work, and training.
To improve the application of therapeutic communication in nursing care_ it is recomended to conduct reguler training for nurse -providers. to developed clear and written work design for nurses, and conduct advanced research on therapeutic communication and other possible factors alfecting minimal implementation of therapeutic communication in nursing care.
Bibliography: 53 (1980 -2002)"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T 10870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi klien terhadap sentuhan yang
diberikan oleh perawat di ruang rawat inap dewasa RSUPN Cipto Mangunkusumo
Jakarta. Kerangka konsep yang dipakai pada penelitian ini dikembangkan sendiri oleh
peneliti berdasarkan konsep dan teori yang terkait dengan sentuhan, peran perawan, klien usia dewasa, dan persepsi terhadap sentuhan. Desain penelitian ini menggunakan desain deskriptif sederhana dengan jumlah sampel 33 orang. Pengambilan sampel dilakukan melalui purposive sampling dengan usia responden 18 - 64 tahun. Metode analisa data yang di gunakan pada penelitian ini adalah distribusi frekuensi dengan cara menghitung frekuensi jawaban kuesioner dari responden dan hasilnya dikalikan 100%. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini menunjukkan persepsi yang positif mengenai lamanya, lokasi, frekuensi, dan sensasi sentuhan yang diberikan oleh perawat. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa klien mempunyai persepsi yang positif terhadap sentuhan yang diberikan oleh perawat. Penelitian ini menghasilkan masukan yang berharga bagi perawat terutama yang bekerja di ruang rawat inap untuk lebih memperhatikan kebutuhan klien akan sentuhan, manfaat lain yang didapatkan adalah penelitian ini bisa menjadi bahan pengembangan pengetahuan perawat untuk Iebih mengetahui berbagai persepsi klien terhadap sentuhan yang diberikan. Hasil dari penelitian ini masih perlu dikembangkan dengan memperhatikan Iuas area penelitian, desain penelitian dan besar sampel, merevisi Serta menambah jumlah instrumen untuk mencapai validitas dan reliabilitas yang tinggi."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5126
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Kusumawati
"Kanker merupakan stress yang dapat mempengaruhi kehidupan individu secara luas dan dapat menimbulkan berbagai peruhahan dalam kehidupannya secara holistik (bio, psiko, sosio, dan spiritual). Pada klien dengan kanker akan dihadapkan dengan berbagai situasi yang penuh tekanan (stressful) meliputi banyak kehilangan fungsi tubuh, nyeri, mutilsi, isolasi sosial, ketidakpastian tentang masa depan, takut akan mati dan kematian, kehilangan kontrol terhadap diri dan berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Stressor tersebut dapat menimbulkan reaksi kecemasan dan bahkan marah.Untuk mempertahankan keseimbangan dirinya, maka individu perlu beradaptasi terhadap stress yang dihadapinya. Adaptasi tersebut diwujudkan dengan mekanisme (strategi) koping.
Mekanisme koping yang digunakan oleh tiap individu sangat bervariasi, pada klien dengan kanker yang berbeda akan menimbulkan tuntutan koping yang berbeda pula. Wacana inilah yang mendorong untuk dilakukannya penelitian dengan judul "Mekanisme koping yang sering digunakan oleh klien dengan kanker servik yang menjalani pengobatan dan perawatan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta".
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18 satnpai 22 Desember 2001 menggunakan desain deskriptif sederhana yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang mekanisme koping yang sering digunakan oleh klien dengan kanker servik. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner / angket yang diberikan pada 30 responden yang sesuai dengan kriteria. Proses analisa data dilakukan dengan penghitungan skor terhadap delapan mekanisme koping, kemudian dianalisa dengan mencari nilai mean, data disajikan dalam bentuk tabel dengan membuat kesimpulan umum.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme koping yang sering digunakan oleh klien dengan kanker servik mempunyai nilai mean yang sangat bervariasi, namun dapat disimpulkan bahwa mekanisme koping yang sering digunakan oleh klien dengan kanker servik adalah mekanisme koping yang tidak / kurang efektif dengan nilai mean total berkisar antara 2,3 (mencari rasional) sampai dengan 3,91 (penerimaan yang pasif). Koping bersifat individual, holistik dan dinamik.
Untuk menghadapi situasi yang stressful banyak faktor yang mempengaruhi terutama adalah persepsi individu terhadap situasi yang dihadapinya, sehingga berpengaruh pula terhadap mekanisme koping yang digunakan (efektif / tidak efektif). Demikian juga mekanisme koping yang digunakan klien dengan kanker, pernilihan mekanisme koping sangat tergantung pada karakteristik individual dari individu dan situasi. Untuk itu penelitian ini tidaklah berhenti sampai disini, maka untuk pengembangan terhadap penelitian ini agar dapat dilakukan lebih lanjut dengan skala yang lebih besar atau dilakukan penelitian lebih lanjut dengan memperhatikan hasil-hasil penelitian ini, sehingga diharapkan dapat mendukung perbaikan pelayanan keperawatan dimasa datang."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5239
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>