Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177608 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endang Susilowati
"Kejadian flebitis di rumah sakit seharusnya dapat ditekan dengan upaya pengendalian terhadap infeksi nasokomial. Data pendokumentasian infeksi nosokomial menunjukkan bahwa kejadian tlebitis di ruang perawatan umum RSPAD Gator Soebroto tahun 2009 adalah 11,34%, Kejadian flebitis disebabkan berbagai faktor, yaitu: faktor kimia, faktor mekanis, dan faktor bakterial. Faktor bakterial atau infeksi dipengaruhi oleh pengetahuan perawat tentang tentang pemasangan infus yang benar.
Peneliti merasa tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan perawat dalam pemasangan infus yang benar dengan kejadian flebitis di ruang perawatan umum RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Data penelitian diolah menggunakan korelasi Pearson.
Berdasarkan penelitian di dapat hasil besarnya hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dalam pemasangan infus yang benar dengan kejadian flebitis adafah 0,039. Hubungan ini tennasuk kategori korelasi yang kurang kuat. Koefisien deteminasi dari hasil perhitungan didapat sebesar 0,15%. Hal ini memberikan pengertian bahwa kejadian tlebitis dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan perawat dalam pemasangan infus sebesar 0,15%, sedangkan sisanya 99,85% merupakan kontrfbusi variabel lain selain tingkat pengetahuan perawat dalam pemasangan infus.
Berdasarkan hasil diatas diperoleh nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,703 yang lebih besar dari a (0,05) sehingga H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan perawat dalam pemasangan infus yang benar dengan kejadian flebitis di RSPAD Gatot Soebroto.

Incidence of phlebitis in the hospital should be repressed by infection control measures against nosokomial. Documenting the data showed that the incidence of nosocomial infections of phlebitis in the general treatment room Gatot Soebroto Army Hospital in 2009 was 11.34% Incidence of phlebitis caused by various factors, namely: chemical factors, mechanical factors, and factors bacterial or infections influenced by the knowledge of nurses about the proper insert of infusion.
Researchers feel interested in doing research to find out if there is a correlation between knowledge of nurses in the correct insert of infusion with the incidence of phlebitis in the general treatment room Gatot Soebroto Army Hospital in Jakarta. The research data in using the Pearson correlation.
Based on the research can be the result of the relationship between the level of knowledge of nurses in the correct insert of infusion with the incidence of phlebitis was 0.039. This relationship is categorized as a less powerfull correlation. The coeiiicient of determination obtained from the calculation of 0.15%. This gives the sense that the incidence of phlebitis was influenced by the level of knowledge of nurses in the insert of infusion of 0. 15%, while the remaining 99.85% is contributed by other variables other than the knowledge level of nurses in the insert of infusion.
Based on result above get the significance value (p-value) amounted to 0.703 larger than a (0.05) so that H0 is accepted. Thus we can conclude that there is no significant relationship between knowledge level of nurses in the proper insert of infitsion with the incidence of phlebitis in the Gatot Soebroto Army Hospital.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
Lap. Penelitian End N10h
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian tentang hubungan mobilisasi dengan kejadian flebitis pada klien yang terpasang infus di Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan Jakarta dilaksanakan pada tanggal 15-25 Desember 2003 dengan jumlah responden 20 orang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik studi Kohort dengan tujuan untuk mengetahui hubungan mobilisasi dengan kejadian flebitis pada klien partial care yang terpasang infus. Pengumpulan data dilakukan deugan cara observasi langsung terhadap responden. Hasil penelitian menunjukkan dengan meningkatnya mobilisasi klien, risiko untuk mengalami flebitis juga meningkat. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square dan secara keseiuruhan didapatkan nilai hitungnya 3,3. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara mobiiisasi dengan kejadian flebitis pada klien yang terpasang infus di Ruang Dahlia RSUD Tarakan Jakarta."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5159
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Desti Ermawati Putri
"Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif dengan prevalensi yang terus meningkat khususnya di daerah perkotaan akibat adanya perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak, tinggi kalori serta minim melakukan aktivitas fisik. Salah satu komplikasi DM adalah terjadinya ulkus diabetik khususnya di bagian ekstremitas bawah dan berisiko untuk mengalami infeksi dan sepsis. Masalah tersebut jika tidak diatasi dengan baik dapat menyebabkan sepsis berat, syok sepsis, Multiple Organ Dysfunction Syndrome (MODS), dan kematian. Oleh sebab itu, diperlukan deteksi dini dan penanganan segera agar dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pasien dengan sepsis.

Diabetes mellitus (DM) is one of metabolic diseases with hyperglycemia characteristic that occurs due to abnormal insulin secretion, action of insulin, or both them. Diabetes mellitus is a degenerative disease with increasing prevalence, especially in urban areas due to changes in lifestyle of the people who tend to consume foods that are high fat, high calories and lack of physical activity. One of the complications of diabetes is diabetic foot ulcers especially in the lower extremities and at risk for infection and sepsis. These problems if not treated properly can lead to severe sepsis, septic shock, multiple organ dysfunction syndrome (MODS), and death. Therefore, early detection and treatment is required immediately in order to improve the survival rate of patients with sepsis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam keluarga peran orang tua akan lebih dituntut apabila anak yang sakit menjalani
perawatan di rumah sakit. Anak membutuhkan kasih sayang dan perhatian yang Iebih
dari orang tuanya karena di rumah sakit anak harus menghadapi lingkungan asing,
pemberi asuhan yang tidak dikenal, menjalani prosedur yang menimbulkan nyeri,
kehilangan kemandirian dan berbagai hal yang tidak diketahui. Keadaan ini dapat
memungkinkan timbulnya respon emosional terhadap orang tua. Orang tua mengalami
cemas menghadapi anaknya yang Sakit tersebut. Salah satu upaya untuk menurunkan
keeemasan orang tua adalah memperhatikan tingkat pengetahuan orang tua dengan
memberikan infomaasi yang benar tentang prosedur pamasangan infus. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran hubungan tingkat pengetahuan
tentang manfaat dan prosedur pemasangan infus dengan kecemasan Orang tua terhadap
anaknya yang dilakukan tindakan pemasangan infus. Penelitian ini dilakukan di RSUP
Fatmawati Jakarta dengan jumlah responden 30 orang. Desain penelitian yang
digunakan adalah deskriptif kolerasi dengan instrumen berupa kuesioner. Analisa data
yang digunakan adalah analisa univariat dalam bentuk distribusi frekuensi dan analisa
bivarial dengan uji chi-square. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang manfaat dan prosedur
pemasangan infus dengan keeemasan orang tua terhadap anaknya yang dilakukan
tindakan pemasangan infus. Nilai p value yang diperoleh (p value:0,882 ; a=0,05).
Penelitian ini merekomendasikan dilakukannya penelitian lebih lanjut dengan desain
penelitian dan analisa penelitian yang lain, misalnya deskriptif korelasi dengan analisa
multivariat untuk mencari hubungan masing-masing varibel dari faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan terhadap orung tua."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5476
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yana Zahara
"Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dan bertanggung jawab memberikan asuhan keperawatan yang bermutu terhadap klien. Perawat pelaksana merupakan tenaga yang berkontribusi langsung terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada klien. Faktor-faktor motivasi kerja merupakan salah satu yang mempengaruhi kinerja perawat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor motivasi kerja dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Penelitian menggunakan proportionate random sampling yang telah memenuhi kriteria inklusi, yaitu sebanyak 100 perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap RSPAD Gatot Soebroto. Instrumen yang digunakan adalah motivasi kerja, karakteristik individu dan kinerja perawat pelaksana yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Uji validitas dan reliabilitas untuk instrumen motivasi kerja nilai alpha = 0,792 dan instrumen kinerja nilai alpha = 0,737.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada 3 subvariabel motivasi kerja yang ada hubungan signifikan dengan kinerja perawat yaitu : hubungan interpersonal (p = 0,001; OR = 4,345), supervisi (p = 0,000; OR= 72,952) dan penghasilan/gaji (p = 0,004; OR = 7,304). Sedangkan variabel karakteristik individu menunjukkan 2 variabel yang ada hubungan signifikan dengan kinerja adalah pendidikan perawat pelaksana (p = 0,029; OR = 7,567) dan umur (p = 0,001; OR = 25,948). Adapun subvariabel yang dominan berhubungan dengan kinerja perawat adalah supervisi (OR = 72,952), setelah dikontrol variabel umur, penghasilan/gaji dan tingkat pendidikan.
Penelitian ini merekomendasikan supervisi dengan pendekatan struktur organisasi yaitu kepala instalasi yang memiliki garis komando ke kepala subinstalasi dan ke kepala ruangan keperawatan agar melakukan penilaian kinerja secara terencana, terstruktur dan berkala serta memberikan umpan balik sehingga dapat memperbaiki kinerja perawat, yang akhirnya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya dan pelayanan kesehatan rumah sakit pada umumnya.

Nursing service is an integral part from the health services and responsible to give quality nursing care to the client. Staff nurse is a contribution worker directly to the quality of the services for the client. The work motivation factors is one of factors which influence the work of nurse. This research is a descriptive quantitative by a cross sectional design which aiming to know relationship between the work motivation factors with staff nurse performance inpatient wards in RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Research used a proportionate random sampling which fulfilled an inclusion criterion; it was almost 100 staff nurse at inpatient wards in RSPAD Gatot Soebroto. The instruments which is used including work motivation, individual characteristic and staff nurse performance which have been modified and available of research needs. Validity and reliability test of work motivation instrument by alpha value 0,792 and performance instrument by alpha value 0,737.
This research result indicated 3 sub variables of work motivation which related significantly by nurse performance including interpersonal relation (p = 0,001; OR = 4,345), supervision (p=0,000; OR=72,952) and incomes or salary (p=0,004; OR=7,304). While individual characteristic variable indicated 2 variables which related significantly by performance is education of staff nurse (p=0,029; OR=7,567) and age (p = 0,001; OR = 25,948). There are dominant subvariable conected with staff nurse performance is supervision (OR = 72,952), after it was controlled by variables of age, incomes or salary and education level.
This research recommended a supervision by organization chart approach including head of installation who has a command line to head of sub installation and head of nursing rwards do assessment of performance by planning, structural and periodical and also giving feedback so it can improve nurse performance, and especially to improve nursing service and hospital health service generally.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Ashari, supervisor
"Flebitis adalah inflamasi vena yang ditandai dengan kernerahan, rasa nyeri dan pembengkakan disepzmjang vena tempat pemasangan jarum inihs disertai dengan peningkatan suhu tubuh. salah satu faktor penyebab flebitis pemilihan lokasi penusukan jarum infus yang kurang tepat. Pada ekstremitas atas terdapat tiga Iokasi vena yang umumnya digunakan untuk penusukan jarum infus yaitu vena metakarval, vena sevalika, dan vena mediana dekubital. Disain penelitian ini adalah deskriftif korelasi yang bertujuan mengetahui hubungan ke 3 lokasi di ekstremitas atas dengan kejadian flebitis dengan sampel 45 responden. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi yang menerangkan tanda-tanda flebitis. Hasil penelitian membuktikan bahwa ada hubungan antara Iokasi penusukanjarum infus dengan kejadian flebitis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5409
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Pastina R.
"Kepuasan kerja perawat searah dengan kepuasan pasien dan kepuasan pasien merupakan hasil kerja perawat berkualitas. Banyak hal yang mempengaruhi kepuasan kerja, salah satu adalah iklim kerja. lklim kerja dibentuk oleh berbagai dimensi, dalam penelitian ini adalah kesesuaian, tanggung jawab, standar, penghargaan, kejelasan dan tim kerja. Kepuasan kerja secara komposit dilihat dari upah, otonomi, syarat pekerjaan, kebijakan organisasi, status professional dan interaksi.
Penelitian ini bersifat deskriptif korelasional dengan potong lintang (cross sectional) terhadap dua populasi yaitu perawat pelaksana di ruang rawat inap(RRI) dan ruang rawat jalan (RRJ). Sampel terdiri dari 260 perawat yang tersebar di 27 RRI dan 115 perawat yang tersebar di 19 RRJ. Kemudian dilakukan uji beda mean pada kedua populasi. Penelitian dilakukan tanggal 27 juni sampai 10 juli 2002. Instrumen penelitian terdiri dari 29 pernyataan untuk mengukur iklim kerja dan 30 pernyataan mengukur kepuasan kerja. Kuesioner yang digunakan di RRI sama dengan di RRJ.
Gambaran karakteristik responden di RRI, 90% dari 241 perawat adalah perempuan, 53,1% lulusan SPK, 0,8% sarjana dan sisanya lulusan Akademi. 51,0% perawat berusia antara 21-37 tahun, dengan rata-rata lama kerja 7-8 tahun(61,8%). Responden di RRJ n= 121 perawat, 79,3% perempuan. Umumnya responden lulusan SPK (81,0%), 68% mereka berusia antara 43-57 tahun dengan rata-rata lama kerja 12 tahun, dan 52,1% diantaranya mempunyai lama kerja antara 12-30 tahun.
Deskripsi iklim kerja di RRI memperlihatkan bahwa rata-rata perawat ragu terhadap adanya iklim kerja kondusif di tempat kerjanya dimana nilai pada skala Likert antara 3,0-3,96. Rata-rata pendapat terendah adalah yang mereka rasakan terhadap penghargaan dengan R= 3,0 dan tertinggi pada tim kerja dengan Rh= 3,96. Di RRJ rata-rata perawat berpendapat tidak setuju terhadap penghargaan (X= 2,95) dan ragu terhadap tim kerja yang mendukung dengan 3C= 3,92.. Deskripsi rata-rata yang dirasakan perawat terhadap kepuasan kerja berada antara 3, 07- 3,54 dengan nilai terendah adalah perasaan terhadap status professional dan tertinggi terhadap kebijakan organisasi dengan SD= 0,4- 0,5.
Hasil analisis bivariat (Pear-sons correlation) antara iklim kerja ( kesesuaian, tanggung jawab, standar, penghargaan, kejelasan dan tim kerja) dengan kepuasan kerja memiliki nilai p= 0,0001 (
Uji t pada kedua populasi menunjukan bahwa ada perbedaan yang bermakna rata-rata yang dirasakan perawat terhadap iklim kerja yaitu dimensi tanggung jawab, tim kerja, kesesuaian dan kejelasan di ruang rawat inap dan ruang rawat jalan (pa ). Rata-rata kepuasan kerja perawat pada kedua populasi juga berbeda khususnya pada komponen otonomi, syarat pekerjaan, interaksi dan kebijakan organisasi (p
Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pimpinan RSPAD kiranya meningkatkan kernampuan manajer di semua lini agar handal dalam proses manajemen yang menciptakan iklim kerja kondusif yang berdampak terhadap kepuasan kerja staf. Hendaknya proses menenukan manajer keperawatan memenuhi kriteria kepemimpinan, terutama melalui proses pengkaderan. Perlu meninjau kembali tanggung jawab manajer dan staf disejajarkan dengan tujuan organisasi disertai pendelegasian jelas. Dibutuhkan kejelasan struktur organisasi yang memberdayakan staf secara optimal. Meninjau dan menegaskan kembali standar pelayanan (struktur & proses) dan sistem penghargaan sesuai kebutuhan. Kepala ruangan kiranya senantiasa meningkatkan ketrampilan kepemimpinan dan kemampuan berperan sebagai model (role model) bagi staf keperawatan yang dipimpinnya. Untuk dapat memperoleh hasil lebih baik, penelitian ini perlu dilanjutkan dengan wawancara mendalam bahkan dengan suatu kuasi eksperimen,
Daftar Pustaka = 72 (1971 - 2001)

Comparative and Relationship between Working Climate and Working Satisfaction for Nurses Staff In-patient Ward and Out-patient Ward in Gatot Soebroto Army Hospital JakartaNurse's working satisfaction is paralel with patient's satisfaction. It is a result of the performance of qualified nurse. There are some factors that influence working satisfaction, one of them is working climate. It is formed by many dimensions, in this research are conformity, responsibility, standard, reward, clarity and team spirit/team work. The composite of working satisfaction is shown composite are pay, autonomy, working requirements, organization policies, professional status and interaction.
This research is descriptive correlational by cross sectional toward two populations, namely practising nurse in the ward for in- patient and in out- patient department. Sample consist of 260 nurses in 27 in-patient wards and 115 nurses in 17 out-patient wards. Then comparative was analyzed between those two populations. Research was conducted from 27 June to 10 July 2002. The instruments consist of 29 questionares related to working climate and 30 questionares related to working satisfaction. It was used the same questioner for nurses working in in-patient department as well as for the nurses in out patient department.
Description of characteristic respondent in in-patient wards were 90% of 241 nurses are female, 53,1 % SPK graduates, 0,8 % Faculty graduates and the rest is graduated from Academic of Nursing or Academic of Midwifery. 51,0 % of nurses has age within the range of 21-37 years old. Working experiences of them within average 7-8 years (61,8 %). The member of respondents in out-patient department n = 121 nurses, 79,3 % of them are female. The respondents are graduates from SPK (81,0%). Their age range from 43- 57 years old, and 52,1% of them have had working experiences for 12-30 years.
Description of working climate result findings showed that responding of the nurses related to conducive working climate in their working place using Likert Scale is ambigous with the value range from 3,0 to 3,96. Average score toward reward with x = 3,0 and the highest score is team work with x = 3,96. The average of nurses who work in out patient department, responding that they did not agree with the reward (x = 2,95 ) and ambigous toward team work supportly by x = 3,92. Average description nurses toward working satisfaction is 3,07-3,54 with the standart deviation of 0,4-0,5. The lowest value is the professional status, while the higst value is the organizational policy.
Findings using Pearsons correlation between working climate (conformity, responsibility, standard, reward, clarity and tern work) with working satisfaction has value p < a (0.0001). It_ means that there is a relationship between those two variables significantly, which define positive relationship from moderate to strong. The lowest relation in in patient ward is the team work and in out patient ward is the reward while the strongest relationship in in-patient ward is clarity and in out patient ward is responsibility. Multi tinier regression analysis using Backward method found that the correlation which is most significant in in- patient ward are responsibility, clarity and reward by R2 = 0,377 and value p = 0,0001 and then in out-patient ward are responsibility, standard and team work.
Comparative study using T-test findings of those two populations that the average perception of the nurses who are working in in-patient ward and out-patient department to ward working climate related to dimension of responsibility, team work and conformity has significant different ( p < a ) while toward the dimension of standard, clarity and reward, there is no different (pia). The average of nurse's working satisfaction in those two populations is different especially related to component of autonomy, working requirement, interaction and organization policy (p < a ) while the component pay and professional status is not different (p > a ).
Based on the research result is recommended to Gatot Soebroto's Army Hospital leader to improve the capability of managers in all levels so that they have competencies in management process, in regard to create conducive working climate which will have impact to the working satisfaction of the staff. Training or in-service education could be conducted in order to full M. the requirements of nurse managers in leadership and management ability, It is essential to evaluate the manager and staff responsibility based on the goal of hospital organization. The nursing service administration role should be clearly shown in organizational structure of the hospital in order to be able to supervise and to control nursing care delivery system. Nursing care standard and reward system should be reviewed and improved based on the merit system. To obtain the better result of this research need to proceed with depth interview or a quasi experiment.
Bibliography = 72 (1971 - 2001)"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T 10789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku klien yang terpasang infus dalam menjaga kepatenan insersi dengan kejadian flebitis. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan lama pengamatan 3 hari. Sampel yang diambil dijumlah 43 responden. Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perilaku klien dalam menjaga kepatenan insersi lebih banyak dari yang tidak menjaga kepatenan insersi. Faktor Iain yang akan meningkatkan resiko terjadinya flebitis adalah teknik pemasangan infus / perawatan infus, kondisi klien, kondisi pembuluh darah vena, kondisi pH dan konsentrasi obat dan cairan infus, ukuran panjang dan bahan dasar kateter. Hal utama yang direkomendasikan dari penelitian ini adalah sebelum memasang infus, perawat harus memberikan edukasi tentang perilaku yang boleh / tidak boleh dilakukan oleh klien pada area yang terpasang infus sehingga angka kejadian flebitis dapat diminimalkan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5709
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Perilaku caring merupakan dimensi penting dalam penerapan proses keperawatan untuk meningkatkan kwalitas pelayanan. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi persepsi perawat ICU tentang penerapan perilaku caring di ruang ICU RSPAD Gatot Soebroto J akarta Kerangka konsep peneliti mengacu pada teori tentang perilaku caring perawat dan persepsi perawat tentang perilaku caring. Desain penelitian menggunakan desain deskriptif sederhana dengan jumlah sarnpel 40 orang perawat yang merupakan pegawai tetap di ruang ICU RSPAD Gatot Soebroto J akarta Cara pengambilan sampel dengan non random sampling jenis purposive sampfe menggunakan instrumen kuesioner. Analisa data yang digunakan dengan mencari nilai mean kemudian disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian pada perawat ICU yang mempunyai pengetahuan positif dalam menerapkan perilaku caring (75%). Perawat yang mempunyai pengalaman dan motivasi positif dalam melaksanakan caring sekitar 60%. Hal ini mengarnbarkan bahwa psrsepsi perawat ICU sebagian besar sudah sesuai dengan sepuluh carative factors dari Watson. Sepuluh carative factors tersebut rnerupakan pendekatan untuk menerapkan perilaku caring. Kesimpulan menunjukkan persepsi perawat ICU sudah sesuai dengan teori Watson tentang perilaku caring. Hasil dari penelitian ini masih perlu djkembangkan dengan memperhatikan desain, metode, besar sampeI, jumlah instrumen dan Iuasnya area penelitian untuk mencapai validitas dan reliabilitas yang tinggi."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5374
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Rakhmawati Nugraheni
"Radioterapi memiliki kesan yang negatif bagi para pasien karena proses pengobatannya yang tidak terlihat dan efek samping yang dikhawatirkan. Kurangnya informasi terkait radioterapi dan efek sampingnya menimbulkan ketakutan, kecemasan, atau depresi pada pasien. Tujuan penulisan ini adalah untuk melakukan analisis praktik klinik peran perawat sebagai edukator dalam mengatasi kecemasan pada pasien tumor otak yang menjalani radioterapi. Edukasi yang diberikan kepada klien mengenai manajemen efek samping terbukti membuat pasien merasa lebih tenang. Rekomendasi penulisan ini ialah agar perawat melakukan peran edukator pada pasien yang menjalani radioterapi melalui pendekatan psikososial demi mengurangi dan mencegah kecemasan pasien.

Radiotherapy has its negative impression for patients because the treatment can't be seen and the adverse effects they are afraid of. The lack of informatios regarding the side effects and how to manage them causes anxiety and depression in patients. This report purposed to analyze clinical practice of nurse's role as an educator focused to anxiety management in brain tumor patient receiving radiotherapy. Education about the adverse effects of radiotherapy and its’s management was given. The result showed it can relieve patient's anxiety. The recommendation for nurse is optimize nurse’s role as an educator in patient receiving radiotherapy with adding psychosocial approach in order to prevent anxiety in patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>