"Bertambahnya usia seseorang dan proses menua pada lanjut usia menyebabkan terjadinya penurunan fungsi berbagai organ dan sistem tubuh yang dipengaruhi oleh penyakit-penyakit degeneratif, kondisi lingkungan, dan gaya hidupnya. Bila perilaku lingkungannya tidak dapat bersikap empati dan terapeutik terhadap lansia, termasuk di dalam berkomunikasi, hal tersebut akan mempengaruhi respon kehilangan pada lansia tersebut. Karenanya, kemampuan komunikasi terapeutik dan efektif merupakan suatu hal yang mutlak dimiliki oleh perawat, sehingga lansia dapat menerima kondisi menuanya dengan lebih adaptif serta berespon lebih positif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan komunikasi terapeutik perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien lansia terhadap respon kehilangan kemandirian akibat proses degeneratif. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Populasi penelitian ini adalah lansia (>60 tahun) yang mampu diajak berkomunikasi yang telah kehilangan kemandirian akibat penuaaan (parsial maupun total), bukan karena penyakit, di Sasana Tresna Werda Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan (STW YKBRP) Cibubur, Jakarta Timur. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling. Data diambil dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji statistik korelasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara komunikasi terapeutik dengan respon kehilangan kemandirian akibat proses degeneratif pada lanjut usia. Karenanya, perlu dilakukan peningkatan dan pengembangan kemampuan komunikasi terapeutik perawat lanjut usia di semua tatanan pelayanan keperawatan lanjut usia.
"