Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5717 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stein-Parbury, Jane
Sydney: Churchill Livingstone, 2003
610.730 6 STE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Redman, Barbara Klug
St. Louis: Mosby , 2007
615.507 1 RED p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ellis, Janice Rider
Boston: Hoghton Mifflin, 1977
610.730 693 ELL n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Stein-Parbury, Jane
Sydney: Elsevier , 2005
610.730 699 STE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Stein-Parbury, Jane
Sydney : Elsevier Churchill Livingstone, 2006
610.730 699 STE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ferona Rahmatya
"Kemiskinan sebagai masalah umum di antara negara-negara di dunia telah melahirkan fenomena anak jalanan. Anak jalanan adalah anak-anak yang selama 24 jam sehari menghabiskan waktunya di jalan, berusaha bertahan hidup dengan berbagai macam cara. Data BPS tahun 2000 menyatakan sekitar 31.000 anak jalanan tersebar di jalan-jalan Jakarta. Secara tidak sadar belajar berperilaku keras dalam usaha mempertahankan hidup. Mereka lupa akan kehangatan dan kasih sayang keluarga, dan tak jarang pula lupa akan jati diri.
Berbagai upaya telah dilakukan, salah satunya seorang biarawati mencoba mengumpulkan beberapa anak jalanan, memberikan rumah sebagai wadah anak-anak tersebut tumbuh kembang menjadi keluarga dan memberikan mereka pendidikan formal dan non formal dengan tujuan agar anak tersebut dapat merasakan kembali hal mereka yang telah hilang dan kelak menjadi mandiri.
Namun hal tersebut tidak mudah. Ratusan anak sudah keluar masuk dari rumah yang diberi nama rumah Kasih Mandiri. Hanya sedikit yang mampu beradaptasi.salah satu penyebab yang dirasakan adalah anak merasa tidak kohesif dengan keluarga barunya. Hal ini dipengaruhi sikap yang terbentuk di jalan yakni curiga dengan pihak baru, sulit berkomunikasi dengan bahasa positif, sulit bersikap saling menghargai dan sering berperilaku agresif untuk menyelesaikan masalah.
Oleh karena itu, dilakukan intervensi dengan tujuan menciptakan anak yang selaras dengan norma YKM dengan salah satu tujuan kegiatan adalah meningkatkan kohesivitas melalui hubungan interpersonal. Menurut FIRO kohesivitas kelompok dipengaruhi oleh kompatibilitas kebutuhan pada masing-masing anggota kelompok, Ada 3 jenis kebutuhan yakni kebutuhan untuk inklusi, kebutuhan untuk afeksi dan kebutuhan untuk kontrol. Kebutuhan ini akan diwujudkan melalui perilaku yang menginginkan dan yang mengekspresikan. Kelompok dikatakan kompatibel bila masing-masing anggota mendapat kepuasan atas pemenuhan kebutuhannya tersebut. Kegiatan yang dilakukan berupa experiential learning di alam bebas dalam waktu 6 jam. Melibatkan 22 peserta dari YKM yang berusia 16-18 tahun. Kebutuhan dan perilaku diukur melalui kuesioner FIRO-B.
Berdasarkan hasil pretes dan postest diketahui bahwa dalam 6 jam waktu pelatihan ada peningkatan mean terhadap perilaku inklusi (yakni dari 10,45 menjadi 10,82) dan perilaku afeksi (yakni dari 8,64 menjadi 9,14). Ada penurunan mean terhadap perilaku to control (yakni dari 5,64 menjadi 5,59) dan mean yang tetap terhadap perilaku to be control (3,82). Penurunan mean terhadap perilaku to control dipengaruhi oleh tingginya kebutuhan untuk mengkontrol pada hampir seluruh peserta 71%. Pada saat pelatihan mereka belajar untuk sating berbagi kontrol sehingga perilaku mengkontrol mereka berkurang. Sedangkan bila dibandingkan antar kelompok, ada 1 kelompok yang memiliki peningkatan pada keempat area kebutuhan dan 1 kelompok yang sama sekali tidak ada peningkatan pada keempat area kebutuhan.
Berdasarkan hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hal yang mempengaruhi keberhasilan kelompok antara lain ada pembagian peran dalam kelompok yang baik, saling menerima dan mendukung, lalu membuka diri dan memiliki keinginan berkompetisi yang tinggi.

Poverty as major problems around countries in the world has establishing street child phenomena. Street child are children that spend 24 hours everyday in his/her life in the street, trying to make a living. Based on Central Statistic bureau, around 31,000 street children spread along Jakarta's main roads. Unconsciously, they were learning how to behave violence on way to survive. They can't remember about families warm, love and caring, and many of them, especially teenager having diffusion of their identity.
Lot of effort have been made, one of them are there is noun open her heart to gathered few street children, giving place to stay as home, so the children can growing up like other children. Giving them informal and formal education, for their right as a child and preparing them to become more independent.
It is not as simple as it thought. Hundred street children coming and go, but only few of them are able to adapt and living in this house. One of the reason are they are not feeling cohesive with their new family. This influence with the attitude built in the street, which is less trust with other people, lack of positive communications, hard to give respect to other and often give aggressive behavior to solve problems.
Due to that problem interventionist conducting intervention in order to reducing gap between children and YKM related with norms through interpersonal relation. According to FIRO, group cohesiveness influenced by compatibility of members need. There are 3 kind of need, need for inclusion, need for affection and need for control. These needs can be seen by members wanted and expressed behavior. Group compatible if each members satisfying by fulfilled their need.
Experiential learning in outdoor will be use as training method and participated by 22 children from YKM aged 16-18 years old and takes time around 6 hours training. FIRO- B questionnaire will be use to measure differences in need and behavior. Based on pretest and posttest result, there are increasing mean of inclusion behavior (pretest=10,45;posttest =10,82) and affection behavior (pretest=8,64; posttest=9,14). It is different with control. There is decrease mean in behavior to control (pretest-5,64; posttest-5,59) and no difference in mean of to be control behavior (3,82). Decreasing mean to control behavior happened influence by most of all participant have high need to control (71%), During training session they learn how to share control with other members.
Comparison among groups, I group has increased mean for all area and 1 group doesn't have any change in all area. Based on this training, group success influence by good role defined, respect and motivate each other, open self to other members, and having high competition need.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18790
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Blondis, Marion Besbitt
New York: John Wiley & Sons, 1982
610.730 699 BLO n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Boyce, B. Ann
Boston: McGraw-Hill, 2003
371.102 3 BOY i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cheria Cahyaningtyas
"Dalam pasar yang sangat kompetitif di dunia perumah sakitan saat ini, diperlukanstrategi pemasaran yang lebih memfokuskan sasaran kegiatannya pada hubungan yangbersifat partnership. Penerapan customer relationship marketing bertujuan menemukanlifetime value LTV dari pelanggan dan lebih meningkatkan efisiensi operasional.Tujuan dari tesis ini adalah untuk mengetahui peran customer care terhadap customerrelationship marketing pasien perusahaan maupun asuransi IKS RS Risa Sentra MedikaMataram. Identifikasi dan evaluasi strategi pemasaran ini dilakukan dengan pendekatansistem. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian inimenemukan bahwa telah dilakukan upaya customer relationship marketing melaluikegiatan customer care, belum berlangsung secara optimal. Dalam hal tersebut, dapatterlihat dari kinerja sumber daya manusia, struktur organisasi, anggaran, sarana yangmendukung kegiatan customer care yang belum sesuai standar. Dalam pelaksanaancustomer relationship marketing menerapkan 4 konsep yaitu developing trust membangun kepercayaan, bonding commitment membangun komitmen, communication komunikasi dan conflict handling penanganan konflik, upaya-upayatersebut telah dilakukan walaupun belum memenuhi target. Maka diperlukan komitmendari semua pihak dalam organisasi, dari mulai direksi sampai ke tingkat pelaksana, danjuga kerjasama yang sinergis dari pihak intern perusahaan dan juga pihak luar.
In today 39 s highly competitive market in hospitals, marketing strategies are needed thatfocus more on the objectives of their activities on partnership relationships. Theimplementation of customer relationship marketing aims to find the lifetime value LTV of customers and further improve operational efficiency. The purpose of thisthesis is to know the role of customer care to customer relationship marketing of patientcompanies and insurance IKS RS Risa Sentra Medika Mataram. The identification andevaluation of this marketing strategy is done by system approach. The type of thisresearch is qualitative descriptive research.
The results of this study found that has beendone customer relationship marketing efforts through customer care activities, has notbeen optimal. In that case, can be seen from the performance of human resources,organizational structure, budget, facilities that support customer care activities that arenot according to standards. In the implementation of customer relationship marketingapply 4 concepts that are developing trust, bonding commitment, communication andconflict handling, these efforts have been done even though they have not met thetarget. It requires commitment from all parties in the organization, from the board ofdirectors to the executor level, as well as synergistic cooperation from the internalcompany and also outside parties.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Nur H.S
"ABSTRAK
Tuna grahita seperti populasi yang normal juga memiliki kebutuhan fisiolofis,
sosial dan emosional yang sama dengan mereka yang normal. Seperti
dikemukakan oleh Lindsey (1993) bahwa tidak ada kaitan langsung antara
inteligensi dengan seksualitas, demikian juga pada remaja tuna grahita.
Remaja tuna grahita mampu didik seperti remaja sebayanya yang normal, juga
akan mengalami pubertas dan mulai mengalami ketertarikan dengan lawan jenis
mereka. Mereka seperti yang dikemukakan oleh Richmond, Tarjan dan
Mendelsohn (1976), memiliki dorongan seksual yang normal namun memiliki
kontrol diri yang lemah. Mereka memiliki kesulitan dalam membedakan perilaku
yang dapat diterima dan mana yang tidak dapat diterima secara sosial (Payne &
Patton, 1981).
Hal-hal diatas dapat menyebabkan mereka menunjukkan ketertarikan pada lawan
jenisnya atau mengadakan hubungan interpersonal yang dianggap tidak sesuai
dengan norma karena ketidakpahaman mereka akan baik buruknya suatu perilaku
atau kurangnya kontrol diri mereka.
Kurangnya mereka berinteraksi dengan populasi normal kecuali di rumah dan di
sekolah dengan sesama siswa tuna grahita (Guralnick, 1986), menjadikan guru
sebagai contoh penting dari populasi normal pada saat mereka berada di sekolah.
Setiap perilaku adalah hasil pembelajaran dan karenanya contoh perilaku yang
didapat seseorang akan menentukan perilaku selanjutnya dari orang tersebut
(Haring, 1974).
Penelitian ini dilakukan di SDS / SDLB Budi Waluyo II, dengan subyek 4 orang
guru, yaitu 3 orang wali kelas dan 1 orang guru BP. Metode yang digunakan
adalah metode kualitatif dengan metode pengambilan data wawancara dan
observasi.
Para siswa Budi Waluyo masih berada pada tingkatan hubungan interpersonal
pertemanan dengan lawan jenis mereka (Deaux, Dane & Wrightsman, 1993).
Sebagian kecil siswa yang telah mengalami pubertas memang mengalami masalah
dalam hal hubungan interpersonal mereka dengan lawan jenisnya. Diantara mereka ada yang tidak dapat mengontrol diri dan mendekati lawan jenisnya tanpa
menghiraukan norma.
Dalam menangani masalah ini, guru menggunakan berbagai pendekatan seperti
pengawasan, negative attenlion dan modelling (Gage & Berliner, 1992). Juga
melakukan konferensi dengan orangtua, kepala sekolah dan konselor seperti
pendapat Evertson, Emmer dan Worshan (dalam Santrock, 2001).
Guru juga melakukan koordinasi dengan berbagai pihak seperti orangtua, para
siswa itu sendiri dan orang-orang yang mengantar atau menunggui siswa seharihari
di sekolah dalam hal pengawasan dan dalam penanganan masalah.
Tindakan atau cara guru menangani masalah hubungan interpersonal dengan
lawan jenis yang terjadi dapat menjadi masukan bagi siswa yang bersangkutan
maupun bagi siswa lain untuk membantu mereka mengetahui mana perilaku yang
dapat diterima secara sosial dan mana yang tidak."
2003
S3288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>