Ditemukan 270 dokumen yang sesuai dengan query
Cocteau, Jean
843.91 C 303 e
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Mufid Fadhilah Anggitasari
"
ABSTRAKArtikel ini membahas Les Petits Enfants du Si cle sebagai sebuah karya sastra yang tidak hanya memiliki fungsi estetik saja, tetapi juga berfungsi sebagai cerminan realitas sosial dan media penyampai kritik. Les Petits Enfants du Si cle karya Christiane Rochefort adalah roman yang diterbitkan pasca Perang Dunia II. Karya ini menceritakan kehidupan Josyane dan keluarganya yang memanfaatkan tunjangan keluarga untuk bertahan hidup di era Les trente glorieuses masa kejayaan Prancis . Fokus tulisan ini adalah memperlihatkan realitas masyarakat konsumeris Prancis pasca Perang Dunia II yang cerminkan pada keluarga Josyane. Metode kualitatif digunakan untuk membahas fokus kajian secara deskriptif dan mendalam. Paham yang menjadi acuan dalam melihat gagasan konsumeris dalam karya ini adalah pemikiran Jean Beaudrillard mengenai masyarakat konsumeris Prancis pasca Perang Dunia II. Pendekatan struktural digunakan untuk melihat kesejajaran antara kedua gagasan konsumeris, yaitu gagasan yang ditunjukkan pada Les Petits Enfants du Si cle dengan gagasan Jean Beaudrillard.
ABSTRACTThis article discusses Les Petits Enfants du Si cle as a literary work that not only has an esthetic function, but is also used as a mirror reflection of social reality and a means to convey criticism. Les Petits Enfants du Si cle by Christiane Rocheforts is a novel published post World War II. It tells of the life of Josyane and her family who use their family rsquo s financial support to survive during Les trente glorieuses the French golden era . The focus of this article is to show the reality of the consumerist French society post World War II which is represented by Josyane rsquo s family. A qualitative method is used to discuss the focus of analysis which is descriptive and in depth. The idea used as a reference in observing the consumerist idea in this novel is the one expressed by Jean Baudrillard regarding the French consumerist society post World War II. A structural approach is used to observe the parallelism between these two consumerist ideas the idea expressed in Les Petits Enfants du Si cle and the idea expressed by Jean Baudrillard."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Tito Wasito W.
"Bahasa sebagai cermin kehendak seseorang. Di dalam kehidupan kita bermasyarakat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasinya. Melalui bahasa itulah kita dapat menyatakan keinginan kita, menyatakan segala sesuatu yang berhubungan dengan jalan pikiran kita kepada orang yang kita ajak berbicara, sehingga dari bahasa itulah kita dapat mengetahui maksud dan keinginan si pembicara. Jadi dapatlah kita katakana bahwa bahasa adalah cermin kehendak seseorang, yang apabila kita ucapkan atau kita tuliskan akan terdengar atau terlihat dalam bentuk kalimat-kalimat. Marouzeau mengatakan bahwa kalimat adalah merupakan suatu ujaran yang lengkap daripada jalan pikiran manusia (1951:177). Tentu saja di dalam berkomunikasi itu kita ingin menyampaikan kepada pendengar sesuatu yang merupakan 'pusat perhatian' (center of attention) dari diri kita (Li, 1976:464). Hal seperti ini dapat kita lihat di dalam kalimat-kalimat yang kita ucapkan atau kita tuliskan itu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1979
S14561
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Syifa Amelia
"Pada masa Perang Dunia II, Prancis menjadi salah satu negara yang diduduki oleh Jerman. Saat itu, Nazi mengharuskan keberadaan seluruh Yahudi di Prancis dihapuskan. Dari pengalaman ini, sinema Prancis pasca Perang Dunia II banyak dihiasi oleh kisah-kisah perang dunia dengan sentuhan bentuk dokumenter, ataupun dalam bentuk lain yang banyak mengangkat Yahudi di dalamnya. Salah satunya adalah film Au Revoir Les Enfants (1987) karya Louis Malle, yang di dalamnya banyak memasukkan kisah pengalaman hidupnya. Film semi-otobiografi ini menggambarkan kehidupan anak Yahudi bernama Jean Bonnet yang harus menyamar sebagai siswa Katolik Prancis di sebuah sekolah asrama pada masa pendudukan Jerman. Hal ini diakibatkan adanya sentimen terhadap Yahudi yang terus berkembang di lingkungan masyarakat Prancis. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana stigmatisasi yang dimunculkan pada masyarakat Prancis terhadap Yahudi di masa Perang Dunia II. Dengan metode kualitatif, akan digunakan pembedahan unsur dramatik dan sinematografis film, teori stigmatisasi menurut Erving Goffman (2009), dan konsep diskriminasi menurut Larry Willmore (2001). Hasil analisis menunjukkan bahwa masyarakat Prancis kerap melakukan stigmatisasi kesukuan terhadap suku bangsa Yahudi secara keseluruhan, yang juga melahirkan adanya tindakan diskriminasi. Tindakan ini dilakukan dalam lingkup institusi sekolah dan gereja Katolik. Dominasi kelompok yang menolak keberadaan Yahudi tanpa adanya tekanan dari penguasa menunjukkan bagaimana posisi Yahudi dan bagaimana penggambaran individu masyarakat Prancis kala itu.
During World War II, France became one of the countries that were occupied by Germany. At that time, the Nazis required the existence of Jews in France to be abolished. This affects the French cinema industry where they offer many world war stories, including documentary films or others about Jews. One of them is Au Revoir Les Enfants (1987) by Louis Malle, which tells the story of his life experiences. This semi-autobiographical film shows the life of a Jewish boy named Jean Bonnet who had to disguise his identity as a French Catholic student at a boarding school due to the growing sentiment against Jews in French society during the German occupation. This research aims to show the stigmatization of Jews in French society during World War II using a qualitative method. Moreover, this research dissected the dramatic and cinematographic elements and also used two theories: the stigmatization theory from Erving Goffman (2009), and the concept of discrimination from Larry Willmore (2001). As a result, the analysis shows that French society often stigmatized the Jews tribally which also caused acts of discrimination. Furthermore, the discrimination happened in the Catholic church and educational institution environment. The dominance of groups that reject the existence of Jews without any pressure from the authorities shows the position of Jews and how individual image of French society at that time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
De Yogi Kosalania
"Skripsi ini membahas unsur tragis dan humor dalam film Jeux d’Enfants yang disutradarai oleh Yann Samuell. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan bantuan teori-teori dari kajian sinema. Penulis memilih penelitian non sinematografis yang hanya menganalisis unsur naratif film. Hasil penelitian menyatakan bahwa melalui analisis aspek naratif, ditemukan unsur tragis dan unsur humor yang saling terjalin di sepanjang alur, diperlihatkan melalui watak tokoh dan muncul melalui latar tempat dan waktu dalam film. Unsur tragis dan unsur humor yang digambarkan dalam film ini tidak dapat terpisahkan. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47244
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Decaux, Alain
[Place of publication not identified]: Perrin, 1995
R PRA 049.44 DEC a
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Sainteny, Guillaume
Paris: Presses Universitaires des France, 1992
324.244 08 SAI v
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Hugo, Victor
London: David Campbell, 1998
843.8 HUG m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Hugo, Victor
Paris Nelson 1949
841.8 H 427 c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Romains, Jules
Paris Ernest Flammarion c1932
843.9 R 350
Buku Teks Universitas Indonesia Library