Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 392 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anton J. Hartomo
Yogyakarta: Andi, 1996
547.707 2 ANT p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Prilia Muthoharoh
"Hidrogel superabsorben dapat menyerap dan menahan sejumlah besar larutan. Polimer superabsorben berdasarkan hidrogel kitosan disintesis dengan mengikatsilang kitosan dengan agen pengikat silang yang berbeda, yaitu Formaldehid, Asetaldehid, dan Glutaraldehid. Kemampuan swelling hidrogel kitosan terikat silang dilakukan dengan merendam gel dalam media cair dan pengaruh agen pengikat silang terhadap daya absorbsi air telah diamati. Hidrogel kitosan terikat silang dengan asetaldehid memperlihatkan rasio swelling paling tinggi hingga 350%. Pengaruh luar yang mempengaruhi seperti pH dan suhu media swelling diamati. Hidrogel memperlihatkan perilaku yang khas terhadap pH dan suhu media seperti pada media pH rendah (pH 4) dan suhu tinggi (55oC) swelling maksimal sedangkan pada pH tinggi (pH 10) dan suhu rendah (35oC) memperlihatkan swelling minimal. Film hidrogel kitosan terikat silang dikarakterisasi menggunakan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR).

Superabsorbent hydrogels are able to absorb and retain large amounts of aqueous fluids. Superabsorbent polymer based crosslinked chitosan hydrogels were synthesized by crosslinking chitosan with different crosslinking agents, i.e. formaldehyde, acetaldehyde and glutaraldehyde. The Swelling behavior of the crosslinked chitosan hydrogels was measured by immerse the gels and the effect of crosslinking agent on water absorbency has been investigated. The crosslinked chitosan hydrogel by acetaldehyde exhibited a higher swelling ratio up to 350%. The influence of external stimuli such as pH and temperature of the swelling media has been observed. Hydrogels showed a typical pH and temperature responsive behaviour such as low pH (pH 4) and high temperature (55oC) has maximum swelling while high pH (pH 10) and low temperature (35oC) show minimum swelling. The film of crosslinked chitosan hydrogels were characterized by Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42009
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Rendy Audy
"Limbah pertanian di negara agraris seperti Indonesia sangatlah potensial. Pengolahan limbah pertanian seperti jerami padi akan memberikan nilai tambah ekonomis bagi para petani di Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan pembuatan biokomposit perupa papan serat jerami dan serat gelas dengan polimer PVAc. Papan serat ini berpotensi menjadi material struktur yang murah dan mudah di dapat dikarenakan jumlahnya yang melimpah dan murah. Untuk meningkatkan kekuatan jerami dalam pembuatan papan serat dilakukan proses awal berupa perendaman jerami dalam cairan NaOH. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki sifat mekanis jerami. Untuk mendapatkan komposisi yang terbaik maka dibuat beberapa komposisi serat papan jerami mulai dari 20% berat serat hingga 70% berat serat.
Komposisi optimal papan serat jerami padi berada pada 30% berat serat dengan kekuatan tarik sebesar 4.5 MPa. Variasi subtitusi serat gelas pada komposisi optimal papan jerami padi menghasilkan kekuatan optimal pada komposisi 50% jerami padi, 50% serat gelas dan 70% PVAc yaitu sebesar 4.26 MPa. Rata- rata kadar air 10% atau dibawah 13% menunjukkan papan serat ini sesuai dengan SNI 01-4449-2006.

Agricultural waste in an agricultural country like Indonesia is very potential . Processing of agricultural wastes such as rice straw provides economic value for farmers in Indonesia. One way of agricultural processing is to manufacture biocomposites such as rice straw fiber and glass fiber hybrid boards with PVAc polymer. This fiberboard material could potentially as structural materials and can an inexpensive because the fiber source is abundant and cheap. To increase the strength of the fiberboard made an initial process of soaking hay in an NaOH solution was conducted.
From this research it was found that the optimal composition of the rice straw board was at 30 % by weight of rice straw with a tensile strength of 4.5 Mpa, increased BLA % compared to tensile strength of the pristine PVAc. Moreover, the optimal composition of the hybrid board was 50 % rice straw, 50 % glass fiber and 70 % PVAC and this composition resulted a tensile strength of 4:26 MPa . The tensile strength of the hybrid board was smaller than that of the straw board becuase of the presence of big voids in between the straw and the glass fibers. Average moisture content of 10 % met the SNI 01-4449-2006 criteria , which was below 13 %.
"
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42673
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Istilah degradasi polimer digunakan untuk menyatakan perubahan fisik akibat reaksi kimia yang mencakup pemutusan ikatan dalam tulang punggung dari makromolekul. Dalam polimer linier, reaksi kimia menyebabkan turunnya berat molekul atau pemendekan panjang rantai.
Perubahan sifat fisik tentunya tidak hanya disebabkan oleh pemutusan rantai tulang punggung polimer saja, tetapi dapat pula disebabkan oleh reaksi kimia yang berlangsung pada gugus samping.
Namun demikian, reaksi pada gugus samping tak berpengaruh besar terhadap sifat fisik material dibandingkan dengan reaksi pada tulang punggung.
Perubahan sifat fisik dapat pula menyertai pembentukan ikatan kimia baru lewat ikatan silang antar partikel makromolekul. Pembentukan ikatan silang adalah kebalikan dari degradasi polimer karena disertai dengan bertambahnya ukuran molekul pada konversi lebih tinggi."
MPI 3:1 (2000)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Polimerorganik hingga kini telah memenuhi sebagian besar kebutuhan masyarakat akan bahan-bahan konvensional dan teknik, meskipun bahan polimer organik ternyata memiliki berbagai kelemahan. Polimer anorganik yang hingga kini kurang mendapatkan perhatian dibanding bahan polimer organik sebenarnya memiliki kelebihan tersendiri. Makalah ini memperkenalkan sintesis sol-gel untuk preparasi polimer organik. Selanjutnya akan diperkenalkan juga jenis polimer anorganik, serta proses sol-gel sebagai salah satu metode terbaru untuk mensintesis polimer anorganik. Terakhir akan diperkenalkan beberapa contoh representatif dari polimerisasi kondensasi melalui metode sol-gel."
MPI 1:2 (1998)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gangsar Santoso
"Membran osmosa batik telah dibuat dari sulfonasi poli(2,6- dimetil-1,4-fenilena oksida) atau SPPO dalam pelarut N,N-dimetil formamida dengan memvariasi ketebalan membran. Pembuatan dilakukan dengan menggunakan teknik inversi fasa. · Membran ini selanjutnya digunakan untuk proses osmosa balik pengolahan kation mengandung natrium, cesium, stronsium, kalsium, magnesium dan tembaga. Pengolahan ini dilakukan dengan tekanan operasi 10, 20, 30 atm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tebal membran permeabilitas turun dan permselektifitas naik. Peningkatan tekanan operasi menaikan permeabilitas dan permselektifitas membran. Uji tarik membran menunjukkan adanya penurunan sifat mekanik membran selama pemakaian yang disebabkan oleh adanya deformasi struktur membran. Pada tekanan operasi 30 atm dan ketebalan 10 μ m membran memberikan hasil maksimum dengan fluks air sebesar 25,46 L/m2jam dan fluks larutan NaCl sebesar 22, 13 L/m2jam. Sedanj!kan faktor rejeksi maksimum terhadap ion-ion Na+, Cs+, Sr2 +, Ca +, Mg2 + dan Cu2 + sebesar 81,8 %, ; 98,0 %; 95,5 %; 99,7 %; 96,5 % dan 100 % terjadi pada tekanan operasi 30 atm dengan ketebalan membran 30 μ m."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurudin Budiman
"Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh 4,4'-Diaminostilben-2,2'-Asam Disulfonat (DSD) terhadap peristiwa penguningan tert-polimer emulsi (vinil asetat-ko-butil akrilat-ko-asam akrilat). Proses pembuatan tert-polimer emulsi dilakukan melalui polimerisasi radikal bebas secara kontinyu dengan menggunakan vinil asetat (75% berat total monomer) dan butil akrilat (25% berat total monomer) sebagai monomer utama, amonium persulfat sebagai inisiator natrium bikarbonat sebagai penyangga, perlankrol RN 75 sebagai surfaktan dan air demin sebagai pelarut. Proses polimerisasi dilakukan pada temperatur 70 °C selama 6 jam dengan proses post-polimerisasi pada temperatur 80°C selama 15 jam. Tahap pertama penelitian adalah menentukan jumlah asam akrilat yang optimum dan tahap kedua adaIah mempelajari pengaruh DSD terhadap derajat kekuningan, ukuran partikel, berat molekul, temperatur transisi gelas, stabilitas emulsi dan degradasi termal dari tert-polimer emulsi (vinil asetaf-ko-butil akrilat-ko-asam akrilat).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase optimum asam akrilat adalah 0,5% dari total berat monomer, DSD harus ditambahkan pada akhir proses polimerisasi untuk mencegah, destabilisasi partikal polimer, penambahan DSD menyebabkan semakin besarnya ukuran partikel akibat dari proses swelling, menurunkan temperatur transisi gelas, meningkatkan berat molekul dan stabilitas termal serta menurunkan derajat kekuningan (yellowness index) dari tert-polimer emulsi. Analisa dengan menggunakan FTIR dan UV/VIS spektroskopis menunjukkan bahwa DSD tidak terikat secara kovalen pada rantai polimer walaupun demikian tert-polimer emulsi dengan DSD membentuk emulsi yang stabil.

It has been conducted a research to investigate the effect of 4,4'-Diaminostilbene-2,2'-Disulfonic Acid (DSD) that is a fluorescent whitening agent to the yellowing discoloration of tert-polymer emulsion (vinyl acetate-co-butyl acrylate-co-acrylic acid). Tert-polymer emulsion is synthesized through free radical continuous emulsion polymerization by using vinyl acetate (75% w/w total monomer) and butyl acrylate (25% w/W total monomer) as main monomers, ammonium persulfate as an initiaton sodium bicarbonate as a buffer, penlankrol RN 75 as a surfactant and delonized water as a solvent. Polymerization ran at temperature 70 ºC for 6 hours and then continued to post-polymerization at 80 ºC for 15 hours. Firstly we studied the optimum concentration of acrylic acid that has to be added to the copolymer and afterwards we investigated the effect of DSD to the particle size, molecular weight, glass transition temperature, yellowness index, emulsion stability and thermal degradation of tert-polymer emulsion (vinyl acetate-co-butyl acrylate-co-acrylic acid).
From the research resulted, the optimum concentration of acrylic acid is 0, 5% of the weight total of monomen DSD has to be added at the end of polymerization to avoid destabilization of polymer particles as well as inhibition. By increasing the concentration of DSD, the paiticle size distribution of tert-polymer emulsion will be more coarse caused by swelling process, glass transition temperature of polymer will be decreased, molecular weight and thermal stability will be increased and the yellowness index is decreased. By means of FT-lR and UV/VlS spectroscopies it was found that the DSD is not covalently bond to the polymer chain, however the tert-polimer emulsion with a presence of DSD formed a stable emulsion.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
D1222
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perkembangan pesat industri pulp dan kertas serta industri pengolah kayu lainnya menyebabkan peningkatan kebutuhan bahan baku kayu baik di dunia maupun di Indonesia. Proses-proses pembuatan pulp yang dikembangkan perlu mempertimbangkan masalah bahan baku ini.
Proses pembuatan pulp baik secara kimia maupun mekanis merupakan interaksi antara struktur komposit kayu, air, bahan kimia yang digunakan, panas dan gaya-gaya mekanis. Bengt Ranby dalam tesis doktornya pada tahun 1952, di Uppsala Swedia, menunjukkan dengan cara elektron mikrografi sifat-sifat selulosa yang berasal dari berbagai sumber dan juga pulp dari berbagai macam cara pemisahan serat. Yang dikemukakan oleh Ranby terutama adalah visualisasi secara elektron mikrosopi struktur halus dan reaksi selulosa yang berasal dari berbagai sumber ini dan produk-produk hasil reaksinya. Ultra mikroskopi merupakan cara baru untuk mempelajari mekanisme reaksi dan mengerti mikro struktur serat. Dengan demikian maka dapat lebih dimengerti proses pemisahan serat dalam pembuatan pulp serta sifat kayu bangunan dan venir. Yang berperan di sini adalah ikatan hidrogen dalam struktur kayu yang stabil serta perubahan-perubahannya dalam berbagai kondisi kimiawi dan mekanis bersama air."
MPI 3:2 (2000)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ageng Bimantoro
"ABSTRAK
Telah disintesis material polimer konduktif Polianilin (PANi) dengan menggunakan
metode polimerisasi oksidatif Anilin secara kimiawi (chemical) kemudian dilakukan
pemberian doping asam protonik yang bervariasi berupa asam kuat HCl, HClO4, dan
H2SO4. Sampel-sampel ini kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan
spektrofotometer FTIR, Conductivity Meter, PSA (Particle Size Analyzer), dan VNA
(Vector Network Analyzer) untuk mengetahui gugus fungsi, nilai konduktivitas listrik,
ukuran partikel, dan daya serap gelombang mikro dengan rentang frekuensi tertentu
(rentang 8-12 GHz) yang terdapat pada material tersebut. Hasil karakterisasi
berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa Polianilin (PANi) yang telah terdoping
asam protonik (terprotonasi) atau telah menjadi polimer konduktif memiliki
karakteristik puncak pita serapan IR pada bilangan gelombang antara 1141 cm-1 ?
1177 cm-1. Ukuran partikel masing-masing bentuk Polianilin hasil penelitian telah
menjadi nanopartikel dengan rentang ukuran partikel masing-masing bentuk material
ini mulai dari 4-9 nm. Polianilin yang memiliki konduktivitas listrik tertinggi yaitu
Polianilin dengan doping asam protonik HClO4 (PANi(HClO4)) sebesar 3,6 mS/cm
dan memiliki serapan gelombang mikro terendah yaitu -6,98 dB pada frekuensi 11,34
GHz. Nilai permitivitas terendah dimiliki oleh PANi(HClO4) akan tetapi dengan nilai
permitivitas yang rendah (dielectric constant negatif dan dielectric loss minimum)
dan konduktivitas listrik yang tinggi, membuat serapan gelombang mikro komposit
dengan PANi tersebut sebagai matriks akan meningkatkan jumlah serapan gelombang
mikro dan meminimalisir gelombang mikro yang ditransmisikan. Serapan gelombang
mikro material komposit tertinggi dimiliki oleh komposit dengan campuran PANi
rekayasa (PANi-ES) sebagai matriks dan Barrium Hexaferrite (BHF) yang telah
disonikasi selama 5 jam sebagai filler dengan perbandingan komposisi % berat PANi
rekayasa dan BHF 30 : 70. Material komposit tersebut adalah PANi(HClO4)/5BHF
yang memiliki serapan gelombang mikro tertinggi yaitu -38,3 dB pada frekuensi
12,28 GHz.

ABSTRACT
Polyaniline (PANi) conducting polymers have been synthesized using chemical
oxidative polymerization method on Aniline then carried granting varying protonic
acid doping form strong acid HCl, HClO4, and H2SO4. These samples were then
characterized using FTIR spectrophotometer, Conductivity Meter, PSA (Particle Size
Analyzer), and VNA (Vector Network Analyzer) to determine the functional groups,
the value of the electrical conductivity, particle size, and the absorption of
microwaves by a certain frequency range (range 8-12 GHz) contained in these
materials. The results of the study showed that the characterization based on
Polyaniline (PANi) which has been doped protonic acid (protonated) or has become
conducting polymers have peaks characteristic IR absorption band at wave number of
1141 cm-1-1177 cm-1. The particle size of each form of Polyaniline research has
become nanoparticles with a particle size range of each form of this material ranging
from 4-9 nm. Polyaniline which has the highest electrical conductivity by doping
Polyaniline protonic acid HClO4 (PANi (HClO4)) of 3,6 mS / cm and has a low
absorption of microwaves is -6,98 dB at a frequency of 11,34 GHz. Low permittivity
value owned by PANi (HClO4) but with a lower value of permittivity (negative
dielectric constant and minimum dielectric loss) and high electrical conductivity,
making the absorption of microwaves by PANi composites such as matrix will
increase the amount of microwave absorption and minimize microwave transmitted.
The highest microwave absorption of composite materials owned by the composite
with a mixture of modified PANi (PANi-ES) as a matrix and Barrium Hexaferrite
(BHF) which had been sonicated for 5 hours as a filler with a composition ratio wt%
modified PANi and BHF 30 : 70. The composite material is PANi(HClO4) / 5BHF
which has the highest absorption of microwaves -38,3 dB at a frequency of 12,28
GHz."
Universitas Indonesia, 2014
S58248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius A.P. Utomo
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T39984
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>