Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67315 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laukuan, Rezha Fryanka
"Sampai saat ini di Indonesia telah banyak metode yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi rawan. Metode-metode tersebut meliputi metode Frekuensi Kecelakaan dengan memperhatikan tingkat keparahan korban, metode yang dikeluarkan Badan Penelitian dan Pengembangan Dep. Kimpraswil, metode yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, metode yang dikeluarkan oleh Philip Jordan (Consultant Bina Marga, dari AUSAID) dan metode yang dikeluarkan oleh KSI. Masing-masing metode menghasilkan black spot yang tidak sama.
Hasil akhir Penelitian menunjukan bahwa penentuan black spot dengan menggunakan metode Frekuensi korban meninggal dunia dan luka berat lebih akurat disbanding dengan metode lainya. Hal ini dibuktikan dengan kesalahan per km yang lebih kecil dibandingkan dengan metode-metode lainya setelah dilakukan pengamatan terhadap 15 sampel wilayah yang tersebar di Indonesia.

Until recently in Indonesia has many methods that can be used to determine the black spot. The methods include methods of frequency of accidents by taking into account the severity of the victim, the method published by the Department of Infrastructure Research and Development, the method issued by the Directorate General of Highways, the method issued by Philip Jordan (Consultant of Highways, from AUSAID) and the method issued by KSI. Each method produces black spot that is not the same.
The end result, research has shown that the determination of the black spot by using the method considers only the frequency of deaths and serious injuries more accurately than other methods. This is evidenced by the error per km is much smaller than with other methods after the observation of the 15 samples scattered areas in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S371
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alvina Mayora Nilasari
"ABSTRAK
Jalan tegar beriman merupakan jalan provinsi dan jalan utama menuju pusat pemerintahan kabupaten bogor. Salah satu permasalahan pada jalan ini adalah sering terjadinya kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi rawan kecelakaan, mengetahui kondisi geometri, rambu, fasilitas pendukung lainnya pada lokasi rawan kecelakaan di Jalan Tegar Beriman, serta memberikan rekomendasi terkait pembenahan infrastruktur jalan sesuai dengan kondisi dan penyebab kecelakaan di setiap lokasi. Metode-metode yang digunakan di dalam penelitian ini meliputi, metode AEK, metode Bina Marga, metode KSI, dan metode WSI. Lokasi rawan yang teridentifikasi yaitu Sta 0+000?Sta 0+500, Sta 0+600?Sta 1+100, dan Sta 2+700?Sta 3+000. Rekomendasi perbaikan yang diberikan berdasarkan penyebab kecelakan sehingga diharapkan dapat meningkatkan keselamatan jalan tersebut.

ABSTRAK
Jalan Tegar Beriman is a provincial road and main access to Bogor governmental region. One of traffic problems on this road is safety. Therefore, this research is conducted to identify black spots along Jalan Tegar Beriman, observe the road?s geometric, traffic signs, other supporting facilities, and also to recommend improvements that can be done in regards to road infrastructure based on road conditions and causes of accidents. The methods that are used to identify black spots are AEK, Bina Marga, KSI, and WSI. The analysis shows that black spots are identified at Sta 0+000?Sta 0+500, Sta 0+600?Sta 1+100, and Sta 2+700?Sta 3+000. Recommendations for improvement will be given based on the causes of the accidents, which is expected to improve the road safety."
2016
S64262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Bachri
"Kegiatan di Industri minyak dan gas bumi merupakan industri yang padat modal, berteknologi cukup tinggi namun juga memiliki potensi bahaya yang tinggi pula. Oleh sebab itu pengendalian kecelakaan di industri Migas merupakan hal yang mutlak dilakukan.
Di dalam mata rantai usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan maka salah satu faktor yang sangat berperan adalah bagaimana kita mengetahui adanya bahaya yang mengancam sehingga kita dapat melakukan pengendalian terhadap bahaya tersebut. Usaha-usaha untuk mengetahui adanya bahaya disebut sebagai identifikasi bahaya, yang mana saat ini telah tersedia berbagai metoda identifikasi bahaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan metoda identifikasi bahaya yang saat ini tersedia, dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan masalah yang dihadapinya dalam kaitan dengan adanya kondisi dan tindakan tidak aman yang ada di perusahaan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui jenis metoda identifikasi bahaya yang dapat mengungkap faktor tindakan dan kondisi yang tidak avian yang dominan.
Penelitian dilakukan pada 3 buah perusahaan KPS yang mencerminkan perusahaan yang berbasis Eropa / Amerika, Asia dan Indonesia. Data penelitian merupakan data sekunder yang merupakan hasil pelaksanaan identifikasi bahaya yang dilakukan perusahaan dalam kurun waktu tahun 2003 dan wawancara dengan petugas kunci yang menangani identifikasi bahaya di perusahaannya.
Metode penelitian adalah metoda deskriftif, semi kualitatif dengan memberikan bobot secara kualitatif pada masing-masing variabel pada pemilihan metoda dan dalam bentuk persentasi untuk menentukan faktor temuan dominan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metoda Inspeksi Keselamatan Kerja, Observasi pada Audit Keselamatan, Analisa Bahaya Awal (PHA) dan Hazops memiliki kecendrungan temuan pada kondisi tidak aman yang dominan sedangkan metoda observasi memiliki kecenderungan temuan pada tindakan yang tidak aman yang lebih dominan. Selain itu terdapat pula kekurang lengkapan penggunaan metoda identifikasi bahaya pada 2 perusahaan karena metoda yang dipergunakan semuanya memiliki kecendrungan temuan kondisi tidak aman yang dominan, sedangkan masalah kecelakan di perusahaan tersebut yang lebih di dominasi oleh adanya tindakan yang tidak aman.
Agar pengendalian bahaya dapat dilakukan secara efektif maka perlu dilakukan kajian terhadap penggunaan metoda identifikasi bahaya pada masing-masing perusahaan untuk memastikan kesesuaiannya dengan masalah kecelakaan yang dihadapi perusahaan.

Oil & gas industry is required high investment, modem technology but also has a high potential hazard due to its operation. Therefore to control such accidents is a mandatory requirement in Oil & Gas industry in Indonesia.
To prevent an accident, there is one important chain that must be considered, ie hazard, so if we could control a hazard that means we could eliminate the accidents. There are so many hazard identification methodology are available in the market now. This research is intended to explore the implementation of hazard identification methodology that available in the market to looking for unsafe condition and unsafe act. The research is also intended to know of what kind of hazard methodology that has a dominant finding on unsafe conditions or unsafe acts.
The research was conducted at 3 PSC's companies in Indonesia that reflected the Europe 1 American, Asia and Indonesia region. The data for the research was taken from secondary data that resulted from the hazard identification implementation of each companies during the period of 2003 and interview with key personnel who were handling the hazard identification processes.
The research methodology was descriptive, semi qualitative with allocated a certain number of qualitative variable on selecting hazard identification methods and in the form of percentage to decide the dominant factor.
The result of research shown that Safety Inspection, Safety Audit (physical checking) Preliminary Hazard Analysis and Hazops (Hazard Operability Study) have the tendency to have the unsafe condition findings more dominant than unsafe act findings but the observation method (such as STOP) has a tendency to have unsafe act findings more dominant. It is also indicated that the 2 companies were using incomplete methodology since all current methods that were used have a tendency to looking for the unsafe conditions but the accidents in the companies were majority resulted from unsafe acts.
To ensure an effective hazard control was implemented, each company should conduct evaluation on the current methods whether it was still adequate and was reflecting the company's problem (in term of the cause of company accidents).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Kharisha
"PT XYZ adalah perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan, dimana memiliki lokasi kerja yang tersebar di Indonesia dengan karakteristik yang bervariasi. Karakteristik tersebut yang dapat memunculkan risiko terjadinya kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang sistem pertahanan dalam mencegah kecelakaan sesuai dengan kerangka pikir Swiss Cheese Model. Peneliti mengkaji kegagalan sistem pertahanan dengan menggunakan metode Human Factor Analysis and Classification System in Mining Industry (HFACS-MI). Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa kasus cedera tangan dan jari masih terjadi dan kejadiannya cenderung berulang. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap 33 kasus kecelakaan, permasalahan yang banyak ditemukan diantaranya adalah decisions errors, adverse mental states, coordination and communication, planned inappropriate operations, dan organization process. Dapat disimpulkan bahwa sistem pertahanan yang ada untuk mencegah kecelakaan masih belum optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan sistem pertahanan, baik yang ditargetkan kepada individu maupun organisasi, agar risiko kecelakaan dapat dikendalikan.

XYZ is a company engaged in mining, which has several work sites in Indonesia with varied characteristics. This research aims to get an overview of the defense system in preventing accidents in accordance to the Swiss Cheese Model framework. This research examined the failure of the defense system by using the Human Factor Analysis and Classification System in Mining Industry (HFACS-MI) method. The result of this study mention that the case of hands and fingers injury still occurs. Based on the analysis of 33 cases of accident, the causes are mostly the decisions of errors, adverse mental states, coordination and communication, planned inappropriate operations, and organization process. It can be concluded that the defense system in XYZ company is still not optimal to prevent occupational accidents. Therefore, the defense system will need improvement, targeted to both individuals and organizations, so that the risk of accidents can be controlled."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60477
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Aulia
"Saat ini, industri pertambangan batubara memiliki peran yang besar dalam pembangunan nasional karena batubara merupakan sumber energi potensial yang sangat menjanjikan untuk terus dikembangkan. Industri pertambangan ini memiliki karakteristik sebagai industri yang padat modal, padat teknologi, dan memiliki risiko yang tinggi. Apabila produksi batubara menurun, maka dapat mempengaruhi sektor ekonomi Indonesia yang merupakan salah satu penghasil batubara terbesar di dunia. Oleh karena itu, diperlukan manajemen risiko untuk keselamatan kerja, mengatasi berbagai masalah yang muncul, maupun penanggulangan bahaya di area tambang demi menunjang terealisasinya target produksi batubara. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis risiko, dan merancang strategi mitigasi risiko pada aktivitas penambangan batubara dengan menggunakan metode FMECAFuzzy TOPSIS. Dari penelitian ini, teridentifikasi 76 risiko yang telah dilakukan penilaian risiko dengan 8 risiko kecelakaan prioritas yang potensial, serta mitigasi yang dapat dilakukan untuk menanggulangi risiko ini.

Currently, the coal mining industry has a major role in national development because coal is a potential energy source that is very promising to continue to be developed. The mining industry has the characteristics of being a capitalintensive, technology-intensive, and high-risk industry. If there is a decrease in coal production, it can affect the Indonesian economic sector which is one of the largest coal producers in the world. Therefore, risk management is needed to work safety, as well as to overcome hazards in the mining area in order to support the realization of coal production targets. This paper aims to identify, analyze risks, and design risk mitigation strategies in coal mining activities using the FMECA (Failure Modes, Effect, and Criticality Analysis) - Fuzzy TOPSIS (Technique for Order Performance by Similarity to Ideal Solution) method. From this research, obtained 76 risks that have been assessed with 8 potential risk of priority accidents, as well as mitigation strategies that can be applied to overcome these risks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufal Ziyad
"Tingkat keparahan kecelakaan dapat disebabkan oleh berabagai faktor. Faktor yang memengaruhi meliputi kondisi jalan, kendaraan, manusia, dan alam. IRSMS (Integrated Road Safety Management System) POLRI pada tahun 2018 – 2021 menyebutkan sebanyak 832 kasus kecelakaan yang terjadi di wilayah Kabupaten Wonosobo, dimana 142 kasus kecelakaan (17,6%) adalah kecelakaan yang terjadi di tikungan jalan. Tingkat keparahan korban kecelakaan antara Meninggal Dunia dan tidak Meninggal Dunia (injuries). Dari permodelan tingkat keparahan kecelakaan dibedakan antara daerah pemukiman di tikungan jalan dan tidak ada pemukiman. Faktor yang menyebabkan tingkat keparahan kecelakaan di tikungan dari faktor jalan antara lain radius tikungan, lebar jalan, superelvasi, fasilitas perlengkapan jalan, dan kecepatan kendaraan. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi tingkat keparahan kecelakaan dan diharapkan dapat mengurangi kecelakaan yang terjadi pada tikungan jalan dengan menggunakan analisa Ordinal Probit Model. Hasil analisis menyebutkan bahwa faktor utama yang memengaruhi tingkat keparahan kecelakaan di tikungan jalan pada area pemukiman adalah lebar tikungan, superelevasi, kebebasan samping, kecepatan kendaraan, dan guardrail. Sedangkan faktor utama yang memengaruhi tingkat keparahan pada area non pemukiman adalah superelevasi tikungan. Nilai R-square pada permodelan di area pemukiman adalah 0,456 yang artinya pengaruh variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable) sebesar 45,6%. Nilai R-square pada permodelan di area non pemukiman adalah 0,410 yang artinya pengaruh variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable) sebear 41%. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat keparahan kecelakaan di tikungan jalan pada area pemukiman dan non pemukiman di Wilayah Wonosobo memiliki faktor lain yang dapat dimungkinkan karena diluar faktor geometrik.

The severity of the accident can be caused by various factors. The influencing factors include road conditions, vehicles, humans and nature. IRSMS (Integrated Road Safety Management System) of the National Police in 2018-2021 were 832 accident cases, of which 142 cases (17.6%) were accidents at road bends. Factors that cause accidents at bends from road factors include bend radius, road width, superelevation, road equipment facilities, and vehicle speed. From the modeling of the severity of the accident, it is distinguished between residential areas on the bend of the road and no settlements. Factors that cause the severity of corner accidents from road factors include bend radius, road width, superelvation, road equipment facilities, and vehicle speed. This is done to evaluate the severity of accidents and is expected to reduce accidents that occur on road bends using the Ordinal Probit Model analysis. The results of the analysis state that the main factors that influence the severity of road bend accidents in residential areas are bend width, superelevation, side freedom, vehicle speed, and guardrail. While the main factor that affects the severity of non-residential areas is the bend superelevation. The R-square value in modeling in residential areas is 0.456, which means that the effect of the independent variable on the dependent variable is 45.6%. The R-square value in modeling in non-residential areas is 0.410, which means that the effect of the independent variable on the dependent variable is 41%. This indicates that the severity of accidents at road bends in residential and non-residential areas in the Wonosobo Region has other factors that can be possible because they are not geometric factors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Putri
"Industri pertambangan dipandang sebagai kategori industry dengan risiko tinggi. Jenis kecelakaan tambang lost time injury dan fatality merupakan kecelakaan dengan dampak major terhadap Grup Perusahaan X. Meskipun telah memiliki pedoman teknis pelaporan dan investigasi insiden serta dilakukan tindakan perbaikan, kecelakaan masih terus terjadi. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tren penyebab kecelakaan tambang dan kelemahan sistem pertahanan berdasarkan konsep Human Factors Analysis Classification System in Mining Industry (HFACS-MI) di Grup Perusahaan X tahun 2021-2022. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan semi kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelemahan sistem pertahanan active faiure yang sering ditemukan adalah tingkat unsafe acts kategori skill-based error. Sedangkan kelemahan sistem pertahanan latent failure yang sering ditemukan adalah tingkat unsafe leadership kategori inadequate leadership. Peneliti menyimpulkan bahwa masih banyak kelemahan pada sistem pertahanan active dan latent failure sehingga pencegahan kecelakaan masih belum optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan di setiap tingkat sistem pertahanan, baik yang ditargetkan kepada individu maupun organisasi, agar kecelakaan dapat dicegah dan risiko kecelakaan dapat dikendalikan.

The mining industry has been viewed as a high-risk industry. Types of mining accidents, such as lost time injuries and fatalities, have a significant impact at both the individual and organizational levels. Despite Group Company X having technical guidelines for incident reporting and conducting investigations with corrective actions, accidents continue to occur. Therefore, this study aims to identify trends in the causal factors of mining accidents and find weaknesses in defense systems based on the Human Factors Analysis Classification System in the Mining Industry (HFACS-MI) method. This research method uses an analytical descriptive approach with a semi-quantitative method. The results show that the most common weakness in the active failure defense system is the occurrence of unsafe acts in the skill-based error category. Additionally, the most common weakness in the latent failure defense system is inadequate leadership in the leadership category. The study concludes that there are still numerous weaknesses in the active and latent failure defense systems, which hinder optimal accident prevention. Improvements need to be made at all levels of the defense system, targeting both individuals and organizations, to prevent accidents and effectively control the risk of accidents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ani Setyorini
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dan variabel penyebab kecelakaan jatuh pada proyek konstruksi bangunan tinggi. Dari variabel tersebut selanjutnya akan didapatkan casuality / hubungan dari variabel dominan menyebabkan kecelakaan jatuh. Analisa untuk mendapatkan nilai casuality tersebut menggunakan metode Fuzzy Diagnostic Analysis.

The purpose of this study was to investigate the factors and variables cause of accidental falls in the high-rise building construction projects.Of these variables will then be obtained casualities of the dominant variables that lead to accidental falls Analysis to obtain the casualities using Fuzzy Diagnostic Analysis method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43334
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yahya Tisna Wijaya
"Tesis ini membahas studi kasus kecelakaan kerja akibat gas beracun di tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian desain deskriptif dan analisis dilakukan menggunakan metode Human Factor Analysis and Classification System (HFACS). Hasil penelitian mendapatkan bahwa terdapat 3 kasus kecelakaan akibat gas beracun di seluruh blok penambangan bawah tanah PTFI selama periode 2019-2022 dengan faktor risiko berasal dari tindakan tidak aman yang dikategorikan dalam Human Factor Analysis and Classification System (HFACS) yang terbagi menjadi empat yaitu organizational influences, unsafe leadership, precondition for unsafe acts, dan unsafe acts. Pada penelitian didapatkan hasil kegagalan sistem pertahanan pada pengaruh organisasi dalam kasus keracunan gas beracun di dominasi kategori resource management berjumlah 7 kegagalan (57%), faktor-faktor penyumbang kegagalan sistem management antara lain SOP, safety sign, Planned Inspection, PJO, Kebijakan K3, Database incident management system dan komunikasi saat penyampaian instruksi kerja. Tingkat Unsafe Supervision dalam kasus keracunan gas beracun berjumlah 11 kegagalan (55%) dengan dominasi oleh kategori Supervisory Violation, faktor-faktor penyumbang kegagalan sistem manajemen antara lain Neil George Checklist, Bulkhead Ventilation, Re-entry Checklist, Airlock Door, Vent bag, Supervisor Inspection, Alat Pelindung Diri, Pengawasan di lapangan, kelayakan sistem ventilasi di lokasi kerja, observasi pengawas ke pekerja terkait pengoperasian portable gas detector dan instruksi kerja. Tingkat Precondition for Unsafe Acts dalam kasus keracunan gas beracun didominasi kategori Personal Readiness berjumlah 8 kegagalan (38%), faktor-faktor penyumbang kegagalan sistem management antara lain peralatan blasting, PDA, pemahaman bahasa pengantar, emission test alat berat, ceklist stope vent dan ventilasi di area blasting, tidak mempedulikan alarm gas detector. Tingkat Unsafe Acts dalam kasus keracunan gas beracun berjumlah 11 kegagalan (46%) dari dominasi kategori Violation Routine, faktor-faktor penyumbang kegagalan sistem management antara lain chemical handling, prosedur yang tidak memadai, sign nilai ambang batas dalam satu bahasa, dumper vent terhalang lumpur dan vent bag rusak, fixed gas detector belum terkalibrasi dan tertutup lumpur, evaluasi pelatihan tidak konsisten dilakukan, barikade area, tidak mengikuti re-entry protocol. Perusahaan disarankan untuk melakukan evaluasi pada program penanganan kecelakaan akibat gas beracun.

This thesis discusses case studies of work accidents due to toxic gas in PT Freeport Indonesia's underground mine. This research is a descriptive design research and the analysis was carried out using the Human Factor Analysis and Classification System (HFACS) method. The results of the study found that there were 3 cases of accidents due to toxic gas in all PTFI underground mining blocks during the 2019-2022 period with risk factors originating from unsafe actions which were categorized in the Human Factor Analysis and Classification System (HFACS), which was divided into four, namely organizational influences, unsafe leadership, precondition for unsafe acts, and unsafe acts. In the study, the results of the failure of the defense system on organizational influence in cases of poison gas poisoning were dominated by the category of resource management totaling 7 failures (57%), contributing factors to the failure of the management system including SOP, safety sign, Planned Inspection, PJO, K3 Policy, Database incident management system and communication when submitting work instructions. . The level of Unsafe Supervision in cases of poison gas poisoning amounted to 11 failures (55%) with dominance by the Supervisory Violation category, contributing factors to management system failure including the Neil George Checklist, Bulkhead Ventilation, Re-entry Checklist, Airlock Door, Vent bag, Supervisor Inspection, Personal Protective Equipment, Supervision in the field, feasibility of the ventilation system at the work site, supervisor's observation of workers regarding the operation of portable gas detectors and work instructions. The level of Precondition for Unsafe Acts in cases of poison gas poisoning was dominated by the Personal Readiness category with 8 failures (38%), contributing factors to management system failure including blasting equipment, PDA, understanding of the language of instruction, emission test of heavy equipment, stop vent checklist and ventilation in the blasting area, ignoring the gas detector alarm. The level of Unsafe Acts in cases of poison gas poisoning amounted to 11 failures (46%) from the dominance of the Violation Routine category, contributing factors to management system failure including chemical handling, inadequate procedures, sign threshold values ​​in one language, dumper vents blocked by mud and the vent bag is damaged, the fixed gas detector has not been calibrated and is covered in mud, inconsistent training evaluations are carried out, barricaded areas, do not follow the re-entry protocol. Companies are advised to evaluate the program for handling accidents caused by toxic gasses."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerian Zalda
"Kecelakaan kerja dan atau penyakit akibat kerja menimbulkan kerugian baik terhadap tenaga kerja maupun terhadap perusahaan. Kerugian yang diderita tenaga kerja berupa cedera akibat kecelakaan kerja, gangguan mental, cacat sementara maupun cacat tetap. Sedangkan kerugian yang diderita perusahaan antara lain berupa pengeluaran biaya pengobatan, biaya perbaikan kerusakan peralatan, kehilangan nilai produksi karena proses terpaksa terhenti, penurunan produktivitas karena karyawan pengganti kurang terampil.
Teori dari heninrich (1931) menyatakan 88 % terjadinya kecelakaan disebabkan oleh human error (unsafe acts), 10% dikarenakan kondisi yang tidak aman (unsafe condition). Dari konsep teori ini, Ferrel juga mengatakan kecelakaan adalah akibat dari sebuah rangkaian kejadian yang diawali oleh kesalahan manusia. Dan jenis-jenis kesalahan manusia menurut James Reason, 1990 antara lain: Kekeliruan/ Lapse (Kegagalan Memori / Lupa), Kesalahan/ Mistake (Kesalahan Komunikasi, Buruknya Pelatihan Kerja dan Aplikasi Dan Aturan Tindakan Disiplin Yang Buruk).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan manusia dalam bekerja dari karyawan Kontraktor Departemen Well Work & Drilling PT, Chevron Pasific Indonesia Duri-Riau. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan disain cross sectional dilakukan melalui wawancara kuisioner pada 75 responden dengan analisa univariat, analisa bivariat (Korelasi Pearson) dan analisa multivariat (analisa faktor konfirmatori).
Hasil penelitian menghasilkan sebagai berikut: kesalahan Komunikasi sebesar 23 orang (30,66%) dengan hasil faktor konfirmatori 0,743, Buruknya Pelatihan Kerja sebesar 20 (26,67%) dengan hasil faktor konfirmatori 0,624, Aplikasi Aturan Tindakan Disiplin sebesar 17 orang (22,67%) dengan hasil faktor konfirmatori 0,602 dan kegagalan memori sebesar 15 (20%) dengan hasil faktor konfirmatori 0,567. Kesalahan Komunikasi merupakan faktor utama dari kesalahan manusia dalam bekerja dan hubungan kesalahan komunikasi dengan buruknya pelatihan kerja secara statistik terbukti mempunyai hubungan yang bermakna sebesar 0,471.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada perusahaan untuk Membuat perencanaan pemenuhan kebutuhan dan pengembangan tenaga kerja baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan cara peningkatkan pelatihan kerja, perbaikan proses komunikasi yang meliputi upaya perbaikan komunikasi antara karyawan dan pimpinan dan antara sesama karyawan, melakukan pertemuan berkala antar pimpinan dengan karyawan dan antara sesama karyawan guna membahas dan sekaligus meningkatkan kinerja, memberi kesempatan bagi karyawan dengan berbagai latar belakang pendidikan dan jabatan untuk mengembangkan diri dengan memberikan tanggungjawab dan uraian tugas sesuai dengan keahlian yang dimiliki karyawan.

Accident work and or sickness the result of work to make injure for the employee or the company. The employee injure are wound the result accident of work, mentality annoyance, temporary or permanent. Even the injure for the company are expenses medicine cost, equipment destruction improvement cost, the lost of production value because the process necessary to stop, decrease of productivity because the less skill of substitute employee. Chevron Pacific Indonesia company is industrial appearance in petroleum that has high job risk level, especially after job complicated more increase to answer that challenging company should be able to give best service to employee. The power of human resource department is imported because as good as system and facility that have prepared if it is not supported by good human resource in to do their activity. So therefore if human resources development has prepared and supported by good system and facility, there is good job and increasing productivity.
Theory of Heinrich (1931) said that 88% of accident caused by human error (unsafe acts), 10% caused unsafe condition. From this theory of concept, Ferrell also said that accident is result from arrange of rise is begin human error. According to James Reason (1990) that kind of human error is: Unintended Action (slip, lapse, and mistake) and Intended Action (Violation).
The purpose of this research is for know factors related to human error in job at contractor department well work & drilling Chevron Pasific Indonesia company. This research is not experimental with design cross sectional has done by interview to 75 respondent with univariat analyses, bivariat analyses (Korelasi Pearson) dan multivariat analyses (konfirmatori factor analyses).
The result of research result are mistake communication 23 persons (30,66%) with result factor konfirmatori 0,743, bad job training 20 (26,67%) person with result factor konfirmatori 0,624, application of bad rule disciplined 17 person (22,67%) with result factor konfirmatori 0,602 and memory failures 15 person (20%) with result factor konfirmatori 0,567. Mistake communication is first factor of human error in work and relation mistake of communications with bad job training of statistically proven have relation having a meaning of equal to 0,471.
According to this research company suggested to make planning needing completely and employee developing for short or long term with job training increasing, improvement communication among employee and company and other employee, making perpetual meeting among company and employee and other employee to discuss and increase. Work system, giving opportunity to employee with much kind of education backgrounds and position to develop them to give responsibility and job descriptions in conformity with employee skill.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>