Ditemukan 164367 dokumen yang sesuai dengan query
Falcon, Rafael
"Pada suatu kabel, faktor termal atau panas merupakan suatu hal yang harus diperhatikan. Dimana kapasitas arus suatu kabel sangat dipengaruhi oleh karakteristik termal dari bahan-bahan penyusunnya khususnya bahan konduktor dari kabel tersebut. Rugi-rugi panas akibat arus yang besar akan dilepaskan pada bahan penyusun kabel tersebut. Pemanasan yang sangat tinggi, melebihi ketahanan bahan kabel tidak hanya mengakibatkan kegagalan isolasi saja, namun dapat mengakibatkan putusnya bahan konduktor pada kabel.
Pengujian karakteristik termal dan resistansi konduktor pada kabel NYM 2 x 1.5mm² ini dilakukan dengan memberikan arus yang sangat besar, jauh melebihi arus maksimalnya. Pengujian dilakukan dengan level arus yang berbeda sampai dengan putusnya bahan konduktor pada kabel.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan didapatkan bahwa pemberian arus listrik pada kabel mengakibatkan kenaikan temperatur pada kabel. Kabel dapat mencapai suhu yang sangat tinggi karena arus listrik yang melewati kabel jauh lebih besar dari kemampuan kabelnya. Kemudian terjadi kegagalan isolasi kabel hingga mencapai titik bakar. Jika hal tersebut terjadi terlalu lama maka panasnya akan sangat tinggi, kemudian dengan adanya udara yang mengandung oksigen dan ditambah lagi dengan adanya benda kering yang mudah terbakar maka dapat menyebabkan timbulnya api. Api yang tidak bisa dikendalikan dapat menyebabkan kebakaran.
In a cable, thermal factor is a matter that must be considered. Where the current capacitance of a cable is affected by the thermal characteristics of materials, especially basic conductor materials of the cable. Heat-loss or joulean loss due to the high current will be dissipated in the material of the cable. Overheating, exceeding the resilience of the cable not only lead to failure of the insulation, but can lead to the rupture of the conductor.The Testing of thermal characteristics and conductor resistance on the cable NYM 2 x 1.5mm² is done by providing a high current, far exceed the maximum current rating for the cable. The tests conducted with a different current levels until reach the limit of the conductor.Based on the testing, found that the current of electrical cable could increase the temperature in the cable. Cable can reach very high temperatures because the electric current passing through the cable far more than the ability of the cord. Then the cable insulation failure could reach a burning point. If it happened too long, the heat will be very high, with the air which is containing oxygen, and by the objects which is combustible dry, can make the onset of fire. Fire that can not be controlled could be a fire disaster."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52163
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Dananto Farizandi
"Pengujian kabel fleksibel ini merupakan salah satu gambaran kemajuan dalam bidang instalasi listrik dimana kebutuhan dan kemudahan akan listrik di tahun-tahun mendatang akan bertambah. Kabel fleksibel menjadi alternatif pelengkap kabel instalasi tetap NYM sebagai kabel untuk instalasi listrik rumah. Dengan mencari karakteristik kabel fleksibel makn diharapkan kabel fleksibel ini dapat melengkapi kabel instalasi tetap sebagai pilihan kabel untuk instalasi listrik. Dengan berbagai kelebihannya. sangat mungkin kabel fleksibel menjadi pelengkap utama untuk instalasi rumah. Karakteristik penghantar kabel yang didapatkan merupakan suatu hal yang betgautung kepada banyak parameter. Parameter yang digunakan dalam pengujian ini adalah resistansi, tegangan jatuh kenaikan temperatur, dan dimensi penghantar kabel. Sebagai pembanding adalah kabel instalasi tetap NYM inti tunggal dengan luas penampang 2.5 mmz dan 4 mm2. Dari hasil pengujian didapatkan resistansi penghantar kabel fleksibel lebih kecil dari penghantar kabel 2.5 mm2 tetapi lebih besar daripada penghantar kabel 4 mm1 , begitu juga tegangan jatuhnya. Kenaikan temperatur penghantar kabel fleksibel adalah terkecil dibandingkan kedua penghantar kabel lainnya. Sedangkan dimensi penghantar kabel fleksibel lebih besar dari penghantar kabel 2.5 mm2 dan lebih kecil dari penghantar kabel 4 mm2. Kebutuhan bahan untuk penghantar kabel inti tunggal 2.5 mm2 adalah yang terburuk, karena untuk volume yang sama ( 1 cm3 ) resistansinya adalah yang terbesar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39295
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Anjar Bryantiko Pangestu
"Seiring dengan kebutuhan listrik Indonesia yang kian meningkat, resiko terjadinya kecelakaan berupa kebakaran kian turut mengikuti. Salah satu faktor yang membuat hal itu dapat terjadi karena adanya arus hubung singkat yang menyebabkan munculnya busur api listrik. Studi ini akan membahas mengenai karakteristik busur api listrik yang muncul dengan tegangan rendah arus searah (direct current) yang dipengaruhi resistansi konduktor. Percobaan dilakukan dengan melakukan simulasi percobaan dengan kondisi yang menyerupai kecelakaan yang kian terjadi menggunakan arc chamber sebagai sarana percobaannya dengan variabel bebas bebas berupa penampang konduktor kabel dan jumlah serabutnya serta variabel kontrolnya akan berupa arus dan tegangan yang diukur menggunakan perangkat pengukuran picoscope. Bentuk gelombang (waveform) tegangan dan arusnya memiliki polaritas yang sama, dimana gelombang arus dan tegangan mengalami laju kenaikan dan penurunan osilasi (spike) sesuai dengan karakteristik bentuk gelombang pada bebannya. Nilai dari resistansi konduktor berpengaruh terhadap karakteristik busur api listrik. Semakin kecil nilai resistansi konduktor maka semakin besar nilai arus busur api yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan nilai yang didapatkan dari penelitian, saat resistansi konduktor terkecil sebesar 0,052 Ω didapatkan nilai tertinggi pada nilai arus dan daya busur api listrik sebesar 29,75 A dan 45,826 W pada penampang konduktor 1,5 mm2 dengan 24 serabut.
Electricity power demand in Indonesia will be increased over time, also the risk of accident occurred by fire. One of the factors why would it happen is because short circuit fault which will be causing arching. This research will be finding out about arching characteristic in Direct Current electricity with small voltage. Research conducted by doing a real simulation made as similar as real condition. Wire with different amount of fibers will be the independent variable while current, waveform, and voltage will be dependent variable and measured with a picoscope. Voltage and current waveform will have similar polarity while oscillating depend on load’s waveform. The value of the resistance affects characteristics of the electric arc. The smaller the resistance value, the greater the value of the arc current produced. This is consistent with the values obtained from the study, when the smallest resistance of 0.052 Ω obtained the highest value on the current value and electric arc power of 29.75 A and 45.826 W at the cross section of the conductor 1.5 mm2 with 24 fibers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Arifianto
"Isolator PVC memiliki karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi syarat standar serta beberapa kelebihan dari material lain diantaranya bebannya yang lebih ringan, sifat mekanik yang lebih baik, dan resistivitas yang lebih tinggi. Namun Isolator jenis ini memiliki beberapa kelemahan, salah satunya adalah ketahanan panas yang rendah sehingga mudah meleleh jika bekerja pada arus yang tinggi. Skripsi ini membahas pengujian yang dilakukan di laboratorium dengan mengalirkan arus kepada kabel hingga melewati kemampuan hantar Arus maksimumnya. Dengan demikian bisa dilihat perubahan fisik yang terjadi pada isolasi kabel ketika bekerja pada arus yang tinggi. Data yang didapat kemudian akan dianalisa.
PVC insulator is one kind of insulator that satisfy some of standard and has better quality than another material: it is light, has good mechanical character and has high resistivity. However, it has few problem. One of them is low endurance on very high temperature. Then it will melt on very high current. This final project will discuss an experiment done in laboratory, by applying current on conductor below it‟s maximum current conducting ability. And than, physical change that happen when the insulator work on very high temperature can be examined. Moreover, data that has been retrieved will be analyzed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52162
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Pungkie Oktharia Hermawan
"Pertumbuhan kelistrikan diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan program peningkatan rasio elektrifikasi dan pertumbuhan daerah perumahan yang akan terus menjamur di wilayah pinggiran kota mendorong peningkatan linear akan pemakaian kabel XLPE yang menjadi produk unggulan dalam sistem distribusi tegangan menengah. Meskipun menjadi unggulan, kabel XLPE masih memiliki permasalahan utama akan kegagalan isolasi yang berupa pemohonan listrik ataupun pemohonan air. Kedua masalah ini berawal dari adanya partial discharge, dimana dapat ditentukan oleh adanya kontaminan, seperti void (rongga udara) di dalam isolasi kabel. Dengan diadakannya type test oleh PT. PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan pada kabel yang akan diproduksi, dimana pada mata uji pengujian partial discharge diperoleh hasil pengujian bahwa parameter ukuran kabel tidak mempengaruhi besarnya partial discharge, sedangkan parameter suhu memiliki pengaruh linear terhadap besarnya partial discharge terukur, selain itu terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi besarnya hasil pengujian.
Projected growth in electricity will continue to increase along with the electrification ratio improvement program and the growth of the residential area which will keep mushrooming in the suburb regions that will encourage linear increasing in use of the XLPE cable as a flagship product in the medium voltage distribution system. In spite of being seeded, XLPE cable still has the main problem against the insulation failure, namely electrical treeing or water treeing. Both these issues were derived from the existence of partial discharge, which can be determined by the presence of contaminants, such as voids (air cavity) in the cable insulation. As the type test that held by PT. PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan on the cable that will be produced, in which the partial discharge test obtained the test results that the cable size parameter does not affect the partial discharge measured, whereas the temperature parameter has linear effect in partial discharge measured, in addition there are another factors that affect the partial discharge measured."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42967
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Gunawan Muhamad Alif
"Pada beberapa peristiwa kebakaran, listrik sering kali dikaitkan sebagai salah satu penyebab utama dari kebakaran. Asap menjadi parameter awal yang mendasari terjadi sebuah peristiwa kebakaran. Keracunan asap adalah salah satu penyebab utama kematian korban kebakaran di dalam ruangan. Asap dapat membunuh manusia dengan melakukan kerusakan pada kombinasi termal, keracunan, dan iritasi paru-paru yang disebabkan oleh reaksi karbon monoksida, hidrogen sianida, dan produk pembakaran lainnya. Peristiwa kebakaran terjadi karena dalam beberapa kasus, banyak detektor asap yang gagal mencapai fungsinya sebagai pendeteksi awal asap karena waktu yang dibutuhkan asap untuk menjangkau sebuah detektor asap pada tempat tertentu ternyata membutuhkan waktu yang cukup lama.
Penelitian ini difokuskan pada kajian eksperimental untuk pendeteksian asap pada kebakaran kabel dengan parameter laju perkembangan luasan asap terhadap tingkat arus listrik dan perubahan waktu dengan pembebanan arus lebih dari titik kritisnya. Penelitian dilakukan dengan skala eksperimen. Frame hasil rekaman akan diukur luasan asapnya dengan menggunakan perangkat lunak ImageJ. Grafik laju perubahan waktu terhadap laju perkembangan luasan asap dengan perubahan tingkatan arus listrik dan kenaikan temperatur didapatkan guna mencari hubungan yang tepat terhadap tingkat bahaya kebakaran.
Hasil dari hubungan tersebut disesuaikan kedalam bahasa pemrograman Adaptive Gaussian Mixture Model dengan melakukan segmentasi obyek latar yang bergerak (foreground) dari latar belakang diam (background) untuk dijadikan parameter dalam penentuan tingkat bahaya asap dalam sistem deteksi asap berbasis pencitraan gambar. Terdapat pula pengujian hasil SEM (Scanning Electron Microscope) terhadap isolator PVC hasil percobaan.
At some events of fire, electricity is often attributed as one of the main causes of fires. Smoke becomes the early parameter that underlie a fire occurs. Smoke is also very dangerous to people. The smoke kills by a combination of thermal damage, poisoning and pulmonary irritation caused by carbon monoxide, hydrogen cyanide and other combustion products. In some cases, a lot of smoke detectors failed to achieve its function as an early detector of smoke because of the time needed to reach smoke detector in certain places took a long time. This study focused on experimental studies for the detection of smoke in the fire cable with the rapid expansion parameters of smoke on the level of electrical current, temperature rise, and the time on the cable that deliberately be burned by flowing currents more than its critical point. Research is done by the experiment. In this study, the split frames that will each image area of the smoke were measured using ImageJ software. Graph of the rate changes of time to the extent of the smoke with the rapid changes in electrical current levels and an increase in temperature is obtained in order to find the correct relation to level the danger of fire. Results from the relation are suited into Adaptive Gaussian Mixture Model to segment the moving object (as a foreground) from the background to be used as a parameter in determining the level danger of smoke in the smoke detection using imaging processing. This paper includes SEM (Scanning Electron Microscope) results for the PVC insulator."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50863
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Fika Dwi Nikendary
"Unit pengolahan air limbah merupakan satu kesatuan alat-alat pengolahan air limbah dimana akan berjalan dengan baik apabila kinerja dari masing-masing alat dapat saling mendukung. Proses ini membutuhkan biaya yang sangat besar karena alat-alat yang dibutuhkan banyak dan mahal. Penemuan dalam perkembangan alat pengolahan limbah telah dilakukan dan diterapkan di lapangan. Salah satu alat yang telah ditemukan adalah penemuan dari Ir. Agus S., M.Sc. dengan menggabungkan fungsi aerasi dan pompa (aerator pump), dimana digunakan suatu rotating blade. Alat ini telah digunakan selama kurang lebih 9 tahun dan hasil yang telah dicapai cukup memuaskan, namun alat ini masih memiliki kekurangan yaitu kurang efektif untuka air limbah yang mengandung benang dan serat (debris). Oleh sebab itu untuk mengatasinya digunakan fixed screw cylinder sebagai pengganti rotating blade, yang menjadi dasar penelitian ini. Adapun tujuannya untuk menciptakan suatu alat yang dapat membantu dalam pengolahan air limbah hemat energi. Dalam percobaan ini digunakan air bersih sebagai pembanding utama, air tissue, dan air tanah.
The processing unit of waste water is a union of many components, which would be working well if the performance of each component supporting one another. The processing of waste water cost highly, because all the components needed are a lot and expensive. The invention of developing waste water components has been done and applied in the field area. One of the invented components was founded by Ir. Agus, M.Sc, by combining the function of aeration and pump (aerator pump) and using rotating blade. These components have been used for about 9 years, and the result that has been reached was satisfied enough, but these components still have disadvantages of the decreased of effectiveness for waste water that contain debris. This is a kind of waste water which interrupted the performance of the components. To overcome this problem we uses fixed-screw cylinder to replace rotating blade, which become the basic of research. The purpose is to create a component in order to help saving energy of waste water processing. This research uses clean water as the main comparative, water+tissue, water+soil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35462
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ahmad Zaki
"Peningkatan jumlah emisi karbon mendorong pemerintah Indonesia untuk menetapkan target bebas gas rumah kaca pada tahun 2060 dan membuat kebijakan penggunaan kendaraan listrik guna mendukung tercapainya target tersebut. Pada kendaraan listrik, baterai lithium-ion (Li-ion) berfungsi sebagai sumber tenaga utama. Namun, dalam proses penyimpanan dan penggunaan energi, baterai ini menghasilkan panas yang dapat menyebabkan suhu operasi melebihi 60â, yang berpotensi menurunkan performa dan menyebabkan kerusakan. Oleh karena itu, diperlukan sistem manajemen termal yang efektif untuk menjaga suhu baterai dalam batas aman. Penelitian ini meneliti dan menguji Flat Loop Heat Pipe (FLHP) dengan fluida kerja air sebagai sistem pendinginan pasif untuk baterai ganda pada kendaraan listrik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan metode pengukuran kinerja FLHP dan mengetahui efisiensinya dalam manajemen termal baterai. Penelitian ini menggunakan FLHP dengan variasi rasio pengisian fluida, suhu pendingin, dan laju aliran pendingin pada kondensor. Dari penelitian ini, diketahui bahwa rasio pengisian optimal adalah 60%, yang memberikan performa termal terbaik dengan menjaga suhu operasi baterai pada kondisi ideal. Suhu pendingin optimal ditemukan pada 25°C dengan laju aliran pendingin optimal sebesar 1,5 liter per menit. Kombinasi ini memberikan efisiensi pendinginan terbaik, menjaga suhu baterai dalam batas aman, dan meningkatkan keselamatan serta kinerja baterai pada kendaraan listrik.
The increase in carbon emissions has prompted the Indonesian government to set a target of zero greenhouse gas emissions by 2060 and implement policies to promote the use of electric vehicles (EVs) to support this goal. In EVs, lithium-ion (Li-ion) batteries serve as the primary power source. However, during energy storage and usage, these batteries generate heat that can cause the operating temperature to exceed 60°C, potentially decreasing performance and causing damage. Therefore, an effective thermal management system is required to keep the battery temperature within safe limits. This study examines and tests a Flat Loop Heat Pipe (FLHP) with water as the working fluid as a passive cooling system for dual batteries in electric vehicles. The objective of this research is to develop a performance measurement method for FLHP and evaluate its efficiency in thermal management of the batteries. The study uses FLHP with variations in filling ratio, coolant temperature, and coolant flow rate at the condenser. The results indicate that the optimal filling ratio is 60%, providing the best thermal performance by maintaining the battery's operating temperature within the ideal range. The optimal coolant temperature was found to be 25°C with an optimal coolant flow rate of 1.5 liters per minute. This combination offers the best cooling efficiency, keeping the battery temperature within safe limits and enhancing the safety and performance of the batteries in electric vehicles."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ahmad Burhani
"Pada suatu kabel tenaga, faktor panas merupakan suatu hal yang harus diperhatikan. Kapasitas arus suatu kabel tenaga dipengaruhi oleh karakteristik termal dari bahan-bahan yang menyusun kabel tersebut. Pada kabel tenaga panas yang timbul akibat rugi-rugi akan dilepaskan melalui bahan-bahan penyusun kabel yang memiliki resistansi termal yang cukup tinggi, sehingga proses disipasi panas pada suatu kabel lebih sulit dibandingkan saluran udara. Pemanasan yang terjadi pada kabel tenaga akan mempengaruhi bahan isolasi yang digunakan. Pemanasan yang melebihi ketahanan panas bahan isolasi akan mengakibatkan kegagalan bahan isolasi serta mempercepat penuaan.
Pengujian karakteristik termal pada kabel XLPE tegangan menengah 20 kV dilakukan dengan memberikan arus bolak-balik konstan pada suatu potongan kabel XLPE 20 kV tipe N2XEBY. Pengujian dilakukan sebanyak lima kali dengan level arus yang berbeda setiap pengujian. Pada pengujian diukur temperatur pada konduktor, bahan isolasi serta permukaan luar kabel setiap 15 menit sampai terjadi kesetimbangan temperatur (steady-state).
Dari pengujian yang dilakukan didapatkan bahwa pemberian arus listrik pada kabel mengakibatkan kenaikan temperatur pada bagian-bagian kabel, terutama konduktor, sampai mencapai keadaan setimbang (steady-state). Data hubungan antara kenaikan temperatur yang terjadi pada bagian-bagian kabel dengan waktu diregresikan dengan menggunakan fungsi step sehingga terlihat kenaikan temperatur maksimum, yaitu saat mencapai keadaan steady-state, serta time-constant-nya. Dari hasil pengujian juga diperoleh hubungan antara arus dengan kenaikan temperatur maksimum, arus dengan time-constant serta antara arus dengan selisih temperatur antara konduktor dan permukaan kabel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40169
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Brian Cakra
"Isolator PVC merupakan isolator yang banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan material lain. Namun isolator jenis ini memiliki beberapa kelemahan, salah satunya adalah ketahanan panas yang rendah jika bekerja pada arus yang tinggi. Panas yang tinggi dapat menyebabkan turunnya tahanan isolasi kabel. Skripsi ini membahas pengujian yang dilakukan dengan memberikan panas pada permukaan kabel ing_ diatas titik leburnya. Dengan demikian bisa dilihat penurunan yang terjadi pada tahanan isolasi kabel ketika bekerja pada temperatur yang tinggi. Data yang didapat kemudian akan dianalisis.
PVC insulator is the most used insulator due to its advantage compared to other materials. However, it has some problems. One of them is low thermal endurance when high current is apllied on it. High temperature could make degradation to insulation resistance. This final project will discuss an experiment by applying heat on cable surface above it's melting point. And then, insulation resistance degradation that happen when the insulator work on very high temperature can be examined. Moreover, data that has been retrieved will be analyzed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51431
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library