Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103963 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Subagio Sastrowardoyo
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995
899.221 SUB d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sutan Takdir Alisjahbana
Jakarta: Dian Rakyat, 1987
899.212 SUT s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmah Asa Harun
"Memberi batasan tentang apakah puisi itu, bukanlah pekerjaan mudah. Namun banyak juga tokoh yang mengemukakan rumusan mereka. Berikut ini adalah batasan yang diberikan oleh Drs. B.P. Ditumorang (1980:7) : Jadi sesungguhnya puisi itu merupakan penghayatan kehidupan manusia totalitas yang dipantulkan oleh penciptanya dengan segala pribadinya, pikirannya, perasaannya, kemauannya, dan lain-lain.
Puisi, pantulan penghayatan kehidupan itu tentunya mempunyai syarat-syarat tertentu agar bias dinikmati pembacanya. Artinya puisi itu harus mampu merangsang dan membangkitkan imaji-imaji tertentu, kesadaran-kesadaran tertentu pada pembaca. Sebuah sajak yang baik sering dikatakan langsung berbicara kepada pembaca. Walaupun demikian pada kenyataannya banyak orang mengeluh tidak bias menikmati puisi, kendati yang dihadapinya itu sebuah puisi yang sangat bagus. Hal ini menunjukkan bahwa pembacapun harus punya andil untuk bias berkomunikasi dengan puisi. Pembaca tidak bias hanya berdiam diri dan mengharapkan sebuah puisi berkata-kata kepadanya, membuka dirinya dengan jelas dan gamblang."
Depok: Universitas Indonesia, 1984
S15597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Philips Abdullah
"Tema kematian sering diangkat dalam karya sastra. Dalam sejarah kesusastraan dunia, tema ini sudah ada sejak zaman kuno. Dalam kesusastraan Indonesia modern, Subagio Sastrowardoyo adalah salah seorang penyair yang sering mengangkat tema kematian. Tercatat sejak awal proses kreatifnya hingga akhir hayatnya tema ini selalu muncul dalam karyanya. Bahkan dalam sajak bertema lain pun, masalah kematian kerap membayangi.
Dan sekian banyak karya Sastrowardoyo, lima di antaranya, yaitu "perpisahan", "Matinya Pandawa yang Saleh", "Tamu", "Pertanyaan Bocah", dan "Sufi" dipilih untuk dijadikan obyek penelitian dalam tesis ini. Adapun masalah yang diangkat adalah tentang bagaimana tema kematian disajikan dalam sajak-sajak tersebut. Untuk menunjang analisis, akan digunakan kajian semiotika berdasarkan aspek sintaksis, semantis, dan pragmatisnya.

The theme of death frequently is written in the literary works. In the literary world history, this theme has been since ancient age. In modern Indonesian literature, Subagio Sastrowardoyo is one of the poets who frequently write it. It has been recorded since he began his creativity process until the end of his life this theme usually exists in his works. Even in another theme of his poems, the death often reflects them.
Among Sastrowardoyo's poems, five of them, are "Perpisahan", "Matinya Pandawa yang Saleh", "Tamu", "Pertanyaan Bocah", and "Sufi" chosen to be the objects of the research in this thesis. The problem is how the theme of death is presenting in the poems. Theory of semiotics is used to support the analysis base on their syntactic, semantic, and pragmatic aspects."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T822
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Obor , 1995
899.212 08 SAJ
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdul Latiff
Brunei: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Kebudayaan Belia dan Sukan, 1985
899.310 9 MUH t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Samiati Alisjahbana-Amahorseja
Jakarta: Dian Rakyat, 1993
808.81 SAM h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yusak Irianto
"Citraan atau pengimajian dapat dibatasi sebagai kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris. Citraan menjadi salah satu kiat penyair untuk menyodorkan dan menyugestikan bunyi, wujud, aroma, cita rasa, kondisi atau pengertian tertentu yang dapat diindera. Citraan-citraan tersebut adalah Citraan penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, pengecapan, gerakan, dan pikiran.
Perangkat teknis lain yang banyak digunakan penyair adalah majas, yang merupakan alat bantu efektif bagi penyair untuk menyampaikan pengalaman puitik. Majas-majas tersebut adalah simile, metafor, personifikasi, alegori, simbolisme, ironi, hiperbol, litotes, metonimi, sinekdoke, eufemisme, dan kilatan. Citraan dan atau majas dapat membantu penyair dalam berkarya, dan membantu pembaca untuk memahami karya-karya seorang penyair.
Sapardi Djoko Damono adalah penyair yang banyak memanfaatkan potensi kedua perangkat tersebut. Sebagai salah seorang kritikus sastra terkemuka di Indonesia ia berpendapat bahwa kata-kata adalah segala-galanya dalam puisi. Fungsi utama kata-kata, menurutnya, adalah sebagai pendukung citraan. Mata Pisau dan Perahu Kertas adalah buku kumpulan sajaknya yang memperlihatkan kekhasan gaya bersajak yang didasari gagasannya tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
S11160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdi
"Isma Sawitri adalah seorang penyair wanita Indonesia yang mampu bertahan selama lebih dari tiga puluh tahun dalam mencipta sajak. Sajak-sajaknya tersebar dalam berbagai media masa sejak tahun 1959. Sebagai seorang penyair, ia memiliki kekhasan yang menarik dalam memilih tema dan mengungkapkannya dalam sajak-sajaknya. Berdasarkan hal di atas timbul beberapa masalah, diantaranya adalah 1) sajak-sajak apa saja yang telah diciptakan oleh Isma Sawitri, dan dalam media massa apa sajak-sajak tersebut dipublikasikan, 2) bagaimana penyair wanita ini mengungkapkan gagasannya dalam sajak-sajaknya, dan 3) tema apa saja yang menarik perhatiannya. Berangkat dari permasalahan di atas, skripsi ini bertujuan untuk pertama, mendata dan mengumpulkan sajak-sajak Isma Sawitri yang dipublikasikan sejak tahun 1959 sampai dengan tahun 1991; kedua, menganalisis cara penyairwanita ini mengungkapkan gagasannya dalam sajak-sajaknya, dan ketiga, tema apa saja yang menarik perhatian penyair wanita ini. Sesuai dengan tujuan, skripsi ini menggunakan teori Stilistika sebagai dasar teori. Metode pendekatan yang dipakai adalah metode pendekatan intrinsik dan ekstrinsik, sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode deskripsi dan analisis. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa 1) Isma Sawitri cenderung memilih kata sehari-hari dalam sajak-sajaknya, 2) majas yang sering dipakainya adalah majas metafora dan personifikasi, 3) citraan penglihatan dan pendengaran paling banyak terdapat dalam sajak-sajaknya, 4) saran retorika yang sering dipergunakan oleh Isma Sawitri adalah paralelisme, 5) penyair ini sering memanfaatkan rima untuk menambahkan keindahan atau kemerudan sajak-sajaknya, dan 6) tema yang paling sering diangkat oleh Isma Saitri adalah tema sosial dan politik di antara tema tentang tanah air, tema tentang alam, dan tema religius."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11138
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>