Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78554 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pada penelitian ini digunakan zeolit klinoptiiolit alam sebagai bahan dasar kata|is_ Proses aktivasi di-Iakukan dalam dua cara yang bebeda, yaitu proses pertukaran kation diikuti dengan dealuminasi, Serta proses aktivasi dengan urutan sebaliknya Salah satunya diujikan sebagai katalis sadangkan yang Iain sebagai support untuk katalis ZnOICr2O3 yang penyisipannya dilakukan dengan metode kopresipitasi.
Sebelum dilakukan uji coba pada reaksi dekomposisi n-heksana, dilakukan karakterisasi iuas permukaan, komposisi kation dan kristaIinitas. Uji reaksi dilakukan dengan reaktor unggun tetap (kontinu) pada Iaju alir gas carrier N2 sebesar 30 mllmenit dan berat katalis masing-masing 0,1 gram.
Zeolit klinoptilolit yang proses aktivasinya diawali dengan pertukaran kation, pada reaksi dekomposisi n-heksana memgrikan konversi mulai signifikan pada temparatur reaksi mulai mendakati 450 °C dan menghasilkan sanyawa propena Serta isomamya. Pada suhu 470 °C, konversinya mencapai 10,5%. Sedangkan zeolit kiinoptilolit yang proses aktivasinya diawali dengan dealuminasi, sampel katalis Iebih cepat terdeaktivasi sekalipun memiliki karakter permukaan yang Iebih baik_
Katalis Zn0!Cr2O3!zeo|it menghasilkan konversi yang mulai signitikan pada temperatur reaksi mendekati 400 “C dan mamberikan produk senyawa heksena sarla isomernya. Pada 470 °C, konversinya mencapai 22%."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Priyanto
"ABSTRAK
Keramik adalah salah satu material yang pesat perkembangannya bailc a'ari sisi telmalagi maupun aplilcasi. Eskalasi material ini dnzerkirakan akan banyalc mensubstitusi penggunaan logam sebagai material engineering pada masa menalatang. Salah sara ap/iltasi yang lcini dirambah bahan lceramilr adalalz teknologi membran. Pengembangan material lcerarnik sebagai balzan penyusun membran banyal: dilakukan mengingaz masih minimnya penggzmaan material inorganik, seperti keramilc, sebagai membran yang masih daminasi oleh_ material arganik Quolimerj. Upaya perbai/can syat dan lraralcteristilc membran organik, terurama keramik, ter-us dilakukan untuk mendapatkan sifat-s#`at yang lebilz baik dan dapat mensubstitusi penggunaan material organik (palimer) sebagai bahan penyz/sun menzbran secara luas_
Dalam penelitian ini, yang berrujuan untuk mengetalzui pengarulz penamba/zan sililta murni pada membran keramilc, didapatkan hasil ba/:wa pengaruh penarnbalzan silika murni ke dalam mineral zeolit (66.67 % SIO2)
memberilcan peninglcatan yang signjilcan pada six! fisik dan melcanis membran keramilc zeolit yang dihasilkan. Proses telcnologi serbuk yang dilakulcan pada pembuatan membran ini menggunalcan beban kampalcsi sebsar 100 Ion dan temperatur pemanasan 1050 ?C a'engan walctu talran 2 jam. Hasilnya adalalz teijfadinya peningkaran lcekerasan dan penunman porositas pada membran tersebut, terutama pada penambahan /radar silika (Si02j diatas I5 %. Urztuk lcekerasan paala penambalzab 25 % SiO; menghasilkan nilai kelcerasan 445 I/HM jauh lebih keras dibandinglcan zeolit murni sebesar 157 I/HN atau tejadi lcenaikan sebesar 64. 71 %, demikian pula halnya dengan porositas, yang teijadi penurunan lzingga mencapai 7.1 % pada penanzbahan 25 % silika.

"
2001
S41544
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vino Hasyim
"Dalam penelitian ini telah dilakukan fabrikasi nanopartikel kompleks praseodimium(III)-EDTA (etilenadiaminatetraasetat) dengan metode represipitasi dan penguapan. Kristal besar dan nanopartikel kompleks Pr(III)-EDTA sebanyak 2% (b/b) digunakan sebagai komponen minor aktif pada preparasi katalis Pr(III)-EDTA/Zeolit dengan metode impregnasi pada suhu 60�C. Zeolit yang digunakan adalah zeolit alam aktif klinoptilolit. Pr(III)-EDTA/Zeolit digunakan sebagai katalis untuk meningkatkan bilangan oktana pada gasoline. Nanopartikel Pr(III)-EDTA hasil fabrikasi dikarakterisasi dengan Transmission Electron Microscopic (TEM). Data TEM menunjukkan nanopartikel yang diperoleh memiliki diameter antara 5,8 hingga 28,6 nm dan panjang 149,8 nm. Luas permukaan pada zeolit sebelum dimodifikasi adalah 30,9 m2/g. Setelah dimodifikasi dengan kristal besar Pr(III)-EDTA terjadi penurunan luas permukaan menjadi 24,1 m2/g sedangkan pada penambahan nanopartikel Pr(III)-EDTA menjadi 9,9 m2/g. Hal ini menunjukkan sebagian besar pori-pori zeolit banyak terisi oleh nanopartikel Pr(III)-EDTA dibanding dengan kristal besar Pr(III)-EDTA. Analisis XRF menunjukkan bahwa di dalam katalis dengan komponen aktif kristal besar Pr(III)-EDTA dan komponen aktif nanopartikel Pr(III)-EDTA terdapat Pr(III) masing-masing sebanyak 0,4175 % dan 0,5236 %.
Hasil ini membuktikan bahwa komponen aktif nano partikel lebih banyak masuk kedalam pori-pori zeolit klinoptilolit. Pengukuran bilangan oktana dengan octane meter SHATOX SX-200 menunjukkan peningkatan bilangan oktana pada gasoline untuk katalis kristal besar Pr(III)-EDTA/Zeolit dan katalis nanopartikel Pr(III)-EDTA/Zeolit masingmasing dari 88, 2 menjadi 89,2 dan 89,6 atau terjadi kenaikan 1 dan 1,4. Sedangkan penambahan katalis zeolit tanpa modifikasi meningkatkan bilangan oktana dari 88, 2 menjadi 88,8 terjadi kenaikan 0,6. Peningkatan bilangan oktana ini disebabkan adanya kenaikkan % peak area isooktana dan penurunan % peak area n-oktana di dalam gasoline yang ditunjukkan melalui analisis menggunakan GC-MS. Kemungkinan besar hal inilah yang meningkatnya bilangan oktana pada gasoline.Dari penelitian ini bisa disimpulkan bahwa katalis Pr(III)-EDTA dapat digunakan untuk meningkatkan bilangan oktana gasoline dengan keaktifan berturut-turut adalah katalis nanopartikel Pr(III)-EDTA/Zeolit, katalis kristal besar Pr(III)-EDTA/zeolit dan katalis zeolit.

In this research Pr(III)-EDTA (ethylene diamine tetra acetate) complex has been fabricated using reprecipitation and vaporization method. Bulk crystal Pr(III)-EDTA complex and nanoparticle 2 % (wt/wt) used as the active minor component for Pr(III)-EDTA/Zeolite catalyst preaparation through impregnation method at 60�C. Zeolite that used in this research is the natural active clinoptilolite zeolite. Pr(III)-EDTA/Zeolite use as catalyst for increasing the octane number of gasoline. The fabrication nanoparticle Pr(III)-EDTA result, characterized by Transmission Electron Microscopic (TEM). TEM result indicate that the obtained nanoparticle have 5.8-28.6 nm in diameter and 149.8 in length. Initial surface area of zeolite is 30.9 m2/g and after modification with bulk crystal Pr(III)-EDTA the surface area is decreasing to 24.1 m2/g addition meanwhile with nanoparticle Pr(III)-EDTA has decrease the surface area to 9.9 m2/g, where this indicate that most of zeolite pores filled more by nanoparticle Pr(III)-EDTA than bulk crystal Pr(III)-EDTA. XRF analysis shows that in catalyst with the active component nanoparticle Pr(III)-EDTA and bulk crystal Pr(III)-EDTA contain Pr(III) 0.4175% and 0.5236 % respectively.
The result proved that clinoptilolite zeolite pores has filled more by nanoparticle active component. The octane number measurement using octane meter SHATOX SX-200 give result the gasoline octane number increasing for bulk crystal Pr(III)-EDTA/zeolite catalyst and nanoparticle Pr(III)-EDTA/zeolite catalyst from 88.2 to 89.2 and 89.6 respectively or in the word it rise as much as 1 and 1.4. in another hand zeolite catalyst addition without modification increase octane number from 88.2 to 88.8 and rise as much as 0.6. This octane number increasing cause of the raising percentage of isooctane peak area and the reduction percentage of n-octane peak area in gasoline analyzed by GC-MS. It is likely being the causation of octane number increasing in gasoline. In conclusion, Pr(III)-EDTA catalyst can be used to increase octane number in gasoline with the activity in series nanoparticle Pr(III)-EDTA/zeolite catalyst, bulk crystal Pr(III)-EDTA/zeolite catalyst and zeolite catalyst.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S710
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Resta Juliansyah
"Hibrida zeolit ZSM-5 dan SOD telah berhasil dibuat di atas permukaan glassy carbon. Pertama?tama zeolit ZSM-5 disintesis dari koloid gel ZSM-5 dengan menggunakan dua jenis template atau yang dikenal dengan sintesis double template dan metode hidrotermal. Selanjutnya zeolit SOD dilapisi di atas permukaan ZSM-5 dengan menggunakan metode seeding menggunakan koloid gel seed dan larutan prekursor. Hasil XRD menunjukkan bahwa zeolit yang dihasilkan merupakan zeolit ZSM-5 dan SOD. Diperkuat dengan hasil SEM dan EDS yang memperlihatkan rasio Si/Al pada ZSM-5 sebesar 2,5 dan pada SOD sebesar 1,3. Untuk melihat pengaruh gas amonia terhadap hibrida zeolit dihitung menggunakan alat impedance analyzer yang dapat dilihat pada frekuensi sebesar 20 Hz - 20 kHz didapat rentang deteksi dari 0 ppm ? 100 ppm serta dihitung hubungan antara konsentrasi dengan perubahan nilai impedansi pada frekuensi 100 Hz dan diperoleh nilai r2 sebesar 0,9376.

Hybrid zeolite ZSM-5 and SOD have been successfully fabricated on the surface of glassy carbon. First,zeolite ZSM-5 synthesized from colloidal gels ZSM-5 by using two types of templates, known as double-template synthesis and hydrothermal method. Furthermore, SOD zeolite coated on the surface of ZSM-5 by using a seeding method using seed and colloidal gel precursor solution. XRD results showed that zeolite ZSM-5 and SOD has been obtained. Reinforced with SEM and EDS results showing the ratio of Si / Al in the ZSM-5 at 2.5 and the SOD of 1.3. To see the effect of the hybrid zeolite ammonia gas is calculated using the impedance analyzer tool which can be seen at a frequency of 20 Hz until 20 kHz obtained the detection range of 0 ppm until 100 ppm and calculated the relation between the concentration of the change in value of the impedance at a frequency of 100 Hz and obtained values of r2 of 0.9376.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53555
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widarto
"Zeolit adalah sejenis bahan mineral yang banyak digunakan diberbagai industri karena kemampuannya dapat melakukan pertukaran ion, daya scrap, daya saring molekular dan al-rtiiitas katalisnya. Indonesia memiliki potensi zeolit alam yang cukup besar, namun belum dimanfaatkan secara optimal. Potensi zeolit alam Indonesia yang telah diketahui tersebar di 46 loksi di seluruh Indonesia. Zeolit alam tersebut, belum bisa dimanfaatkan secara baik, karena masih terdapat senyawa-senyawa organik atau mineral lain yang bersifat sebagai pengotor Untuk itu perlu dilakukan beberapa tahap aktifasi guna menghilangkan bahan pengotor tadi.
Pada penelitian ini zeolit alam Lampung diidentifikasi jenis dan kemumiannya dengan XRD yang menunjukkan bahwa zeolit Lampung terdiri dari jenis Klinoptilolit 73%, Mordenit 8% dan Analsim 14%. Aktifasi zeolit dengan menggunakan beberapa tahapan yaitu: pertukaran ion dengan arnonium nitrat, dehidrasi, kalsinasi, dealuminasi hidrotermal dan untuk menghilangkan Al non rangka dilakukan pencucian dengan lamtan asam Fluorida 0,5%.
Pengadukan selama 5 jam di dalam larutan Amonium Nitrat_ rnenghasilkan kapasitas pertukaran kation dengan kation-kation zeolit alam (Na', K°, Can, dan Mg'2) sampai dengan 42%, dilanjutkan dengan kalsinasi pada suhu 420°C, 520°C, 620°C dan 820°C, diperoleh H-zeolit. Setelah dealuminasi hidrotemial, rasio Si/A1 naik dan 3,56 menjadi 4,l7. Dari hasil analisa FTIR dapat ditentukan adanya ikatan antara molekul seperti ikatan NI-I4*-zeolit, ikatan struktur utama, ring ganda dan ikatan kelompok hidrosil pada serapan panjang gelombang yang tertentu. Dari analisa BET diperoleh luas permukaan zeolit alam sebesar 63 m2/gr_ Kalsinasi 420°C 5 jam menaikkan luas permukaan menjadi 90 m2/gr sedangkan pada kalsinasi 620°C menurunkan sarnpai 62 m2/gr. Setelah dealuminasi hidrotermal luas permukaannya menjadi 64 m2/gr. Analisa AAS menunjukkan kadar Cu sebesar 0,72% wt pada zeolit yang dlkalsinasi 420°C dan sebesar 0,26% wt pada zeolit yang didealuminasi hidrotemal.
Selanjutnya uji aktifitas zeolit yang telah dipreparasi untuk reaksi oksidasi parsial metana pada suhu 400°C-700°C tekanan 1 atm menghasilkan produk CO yang cendemng meningkat dengan meningkatnya suhu reaksi dan H20 sebagai produk samping yang cenderung menurun. Produk metanol sebesar 2,l% rnol procjuk dihasilkan pada suhu reaksi 500°C dari Cu/zeolit kalsinasi 420°C yang dilanjutkan dealuminasi hidrotermal 650°C 1 jam (konversi CH4 7%). Dari uji reaksi selama 12 jam, Cu/zeolit dengan rasio Si/A1 lebih besar, mempunyai stabilitas termal yang lebih tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Mulyani
"Zeolit ZSM-5 merupakan zeolit yang sangat penting dalam industri
karena struktur pori dan susunan kristal zeolit in! memungkinkannya dapat
digunakan sebagal katalis, ad^orben, penukar ion dan penyaring molekul.
Zeolit ZSM-5 telah disintesis dari larutan hidrogel dengan komposisi mol
18 Na20 : 20 R : AI2O3: 60 Si02: 1500 H2O, dimana R adalah zat pengarah
1,2-diaminoetana sebagai pengganti TPA-Br. Sintesis dilakukan pada suhu
180° C selama 290 jam. Analisis dilakukan dengan menggunakan
difraktometer sinar-X dan spektrofotometer FT-IR. Zeolit digunakan sebagai
katalis, dengan mengubah Na-ZSM-5 menjadi H-ZSM-5, pada reaksi konversi
metanol menjadi komponen bensin dengan variasi suhu 350°, 400°, 450° C.
Dari analisis kromatografi gas, senyawa-senyawa yang dapat diidentifikasi
dari produk yang dihasilkan antara lain: isopentan, benzen, sikloheksan, dan
toluen. Diperoleh % konversi berturut-turut sebesar 40,71%, 57,34%, dan
27,67% pada reaksi yang dilakukan dengan suhu 350°, 400°, dan 450° C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vozi Andrian
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan Clay dalam hal ini China Clay terhadap sifat porositas dan kekerasannya pada membran keramik berbasis Zeolit, Clay dan Talc dalam berbagai variasi komposisi yang berbeda-beda.
Dalam penelitian ini, sampel dibuat dengan mengkompaksi serbuk-serbuk Zeolit, Clay dan Talc dengan gaya tekanan sebesar 100.000 N yang sebelumnya dilakukan pencampuran dengan air, drying dan sieving. Bakalan hasil kompaksi tersebut kemudian disinter pada temperatur 1100°C selama 1 jam dengan kecepatan pemanasan dapur scbesar 15 °/ menit.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa membran keramik yang dihasilkan, memiliki nilai densitas yang cukup rendah. Nilai densitas terkecil dihasilkan oleh membran keramik dengan komposisi 70% Zeolit, Clay 20% dan 10% Talc sebesar 1.569 gr/cm3, sedangkan nilai densitas terbesar dihasilkan oleh membran keramik dengan kandungan 85% zeolit, 5% Clay dan 10% Talc sebesar 2.022 gr/cm3.
Untuk porositas, nilai porasitas tertinggi dihasilkan oleh membran keramik dengan komposisi 65% Zeolit, 25% Clay dan 10% Tale sebesar 33,8 7%. Sedangkan nllai % porositas terendah dihasilkan oleh sampel dengan komposisi 85% Zeolit.
5% Clay dan 10% Talc sebesar 22.22%. Nilai densitas terkecil dihasilkan oleh sampel n0.6 dengan komposisi 70% Zeolit, 20% Clay dan 10% 12111; sebesar 1.569 gr/cm3, sedangkan nilai densitas terbesar dihasillkan oleh membran keramik dengan komposisi 85% Zeolit, 5% Clay dan 10% Talc sebesar 2.022 gr cm3.
Sedangkan untuk nilai kekerasan tertinggi dihasilkan oleh sampel yang memiliki komposisi 90% Zeolit dan 10% Talc dengan nilai kekerasan sebesar 263 kg/mm3 dan nilai kekerasan terendah dihasilkan oleh membran keramik yang memiliki komposisi 70% Zeolit, 20% Clay dan 10% Talc dengari nilai kekerasan sebesar 68,8 kg/mm2. Dengan kata lain pengaruh penambahan Clay dalam hal ini China Clay menurunkan sifat fisik dan mekanis dari membran keramik berbasis Zeolit, Clay dan Talc.

"
2001
S41529
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silmi Kaafah
"Katalis merupakan hal penting dalam perindustrian kimia, tanpanya, reaksi dapat berjalan dengan sangat lambat. Namun, katalis-katalis yang seringkali digunakan membawa dampak buruk bagi lingkungan. Seperti halnya pembuatan senyawa keton dalam industri farmasi, parfum, argokimia, dll. Senyawa tersebut disintesis melalui reaksi asilasi Friedel-Crafts menggunakan katalis asam lewis seperti AlCl3 dan FeCl3 yang dapat menyebabkan masalah lingkungan. Penelitian akhir menyatakan bahwa katalis cairan ionik memiliki efektivitas dan selektivitas yang sangat baik bagi berlangsungnya suatu reaksi kimia.
Dalam penelitian ini dilakukan uji optimasi terhadap variasi reaktan pada reaksi asilasi toluena menggunakan katalis cairan ionik [BMIM]PF6/AlCl3-Silika gel. Produk yang terbentuk adalah senyawa aromatik keton metil asetofenon. Penentuan kualitatif menggunakan FTIR dan LCMS, sedangkan penentuan secara kuantitatif menggunakan GCMS.
Dari reaksi didapatkan konsentrasi reaktan optimum berada pada perbandingan mol 5:3:1 dengan produk metil asetofenon yang didapatkan sebesar 30,51 %. Uji perbandingan reaksi asilasi toluena tanpa menggunakan katalis cairan ionik pun dilakukan untuk melihat pengaruh penggunaan katalis cairan ionik. Dan didapatkan produk metil asetofenon sebesar 0,59 % untuk perbandingan mol yang sama yaitu 5:3:1.

Catalysts are important in the chemical industry because without them, most reaction will run very slowly. Although catalysts are needed, they often bring harm to the environment. For example, to produce ketone compounds for pharmaceutical industry, perfume, agrochemicals industries, which are synthesized by Friedel-Crafts acylation reaction using Lewis acid catalysts (e.g AlCl3 and FeCl3), can cause environmental problems. Recent study states that the effectiveness of the ionic liquid catalyst has an excellent selectivity for the continuity of a chemical reaction.
In this research, the optimization assay was carried out by reactant’s concentration variability in toluene acylation reactions using [BMIM] PF6/AlCl3-Silica gel ionic liquid catalyst. The product is an aromatic compound methyl acetophenone. Qualitative determination using FTIR and LCMS, while the quantitative determination using GCMS.
Optimum reactant concentrations and methyl acetophenone product were obtained with mole ratio 5:3:1 and as much as 30.51%, respectively. Comparison tests of toluene acylation reaction without the use of an ionic liquid catalyst were conducted to see the effect of the use of ionic liquid catalyst. And methyl acetophenone product obtained as much as 0.59% for the same mole ratio 5:3:1
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44348
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi kinetika reaksi reformasi CH41CO2 menggunakan katalis Ni/A1203, dengan pendekatan analisis kinetika makro ('hukum pangkat sederhana' dan `hukum pangkat kompleks') dan analisis kinetika mikro (kinetika mekanistis). Hasil studi kinetika makro menunjukkan bahwa model kinetika `hukum pangkat kompleks' dapat memperbaiki model kinetika `hukum pangkat sederhana' yang selama ini dipakai pada reaksi reformasi CO2/CH4. Pada studi kinetika mikro, model kinetika yang terbaik adalah model yang diturunkan dari mekanisme khemisorpsi, dengan tahap penentu laju reaksinya adalah reaksi permukaan yang disertai dengan disosiasi CO2.
Secara umum, model kinetika makro lebih akurat di dalam memprediksi data, terutama jika kondisi operasinya berada pada rentang kondisi percobaan kinetika. Akan tetapi informasi kinetika yang diberikan oleh model kinetika makro tidak selengkap model kinetika mikro. Model kinetika `hukum pangkat sederhana' hanya berlaku pada rentang kondisi percobaan kinetika saja, sedangkan model `hukum pangkat kompleks' dan model kinetika mikro (khemisorpsi) dapat dipakai pada rentang kondisi operasi yang lebih luas.
Untuk semua model kinetika, energi aktivasi yang diperoleh ternyata lebih rendah dari pada entalpi reaksi. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh tahanan difusi masih ada, atau kondisi isotermal tidak terpenuhi.

ABSTRACT
Macrokinetic and microkinetic models of reforming reaction of methane with carbon dioxide over Ni/A1203 catalyst have been studied. The macrokinetic study showed that a complex power law model performs better than a simple power law model, which is usually used on the reaction. As a result of the microkinetic analysis, a model which derived from the chemisorption mechanism showed the model fits to the experimental data. The rate-limiting step in the kinetic model was a surface reaction between the adsorbed reactants with dissociation of CO2.
In general, the macrokinetic model was better than the microkinetic model especially in the range of kinetic experimental conditions. However, the kinetic information of the microkinetic model was more complete. The simple power law is valid only in the range of experimental conditions, but the complex power law and the microkinetic model could be applicable in the wide ranging conditions.
For all of the kinetic models, the activation energy were less than the enthalpy of reaction, probably as a consequence of diffusional limitations or nonisothermal operation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Harjito
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>