Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103721 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tutik Rahayu
"Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang makna pengalaman suami dengan istri yang mengalami kanker serviks. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam. Pada penelitian ini ditemukan 9 tema yaitu : 1). Respon awal suami terhadap diagnosa kanker servik, 2). Pemahaman suami terhadap kanker serviks 3). Memberi dukungan kepada istri. 4). Memperoleh dukungan keluarga atau kerabat. 5). Bentuk penyesuaian suami terhadap istri dengan kanker serviks. 6). Pelajaran atau hikmah yang diperoleh setelah istri sakit. 7). Koping suami. 8). Harapan suami terhadap pengobatan istri. 9). Harapan suami terhadap pelayanan keperawatan. Peran perawat sangat dibutuhkan untuk dapat memberikan konseling pada pasangan.

Based on the study's purpose discriptive phenomenology was selected as appropriate design to discovery the essence of the experience. Results nine theme: 1). Experience during diagnosis period. 2). Husband's knowledge abaout cervical cancer. 3). Give social support for wive.4). Received social support from family and significant others. 5). Husband Adjustment with cervical cancer wive's. 6). Finding meaning in disease. 7). Husband cope. 8) Hoping wive-treatment. 9). Hoping with nursing care practice.Nurses roles needed for husbands and his partners to given counseling. And given about cervical cancer to increase husbands knowledged."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erfina
"Kanker serviks merupakan salah satu keganasan pada sistem reproduksi perempuan. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap makna pengalaman hidup perempuan setelah menjalani terapi kanker serviks. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan metode fenomenologi. Delapan orang partisipan yang direkrut secara purposive sampling di poliklinik RSUPN dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta. Data yang diperoleh di analisis menurut Colaizzi.
Penelitian ini mengidentifikasi lima tema yang menggambarkan makna pengalaman perempuan setelah menjalani terapi kanker serviks yaitu berbagai dampak setelah menjalani terapi, adaptasi terhadap perubahan fisik setelah terapi, harapan terhadap kehidupan setelah menjalani terapi, dukungan sosial, persepsi terhadap pelayanan kesehatan yang diperoleh.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan perawat meningkatkan perbaikan pada pelayanan keperawatan bagi perempuan bukan saja selama sakit dan menjalani terapi, tetapi juga setelah menjalani terapi kanker serviks.

Cervical cancer is one of the malignancies in the female reproductive system. The aim of this research is to reveal the meaning of the experiences of women after cervical cancer therapy. This qualitative research was conducted using phenomenological methods. Eight participants were recruited by purposive sampling in the clinic at dr. Cipto Mangunkusumo hospital Jakarta. The collected data were analyzed according to Colaizzi.
This study identified five themes namely the adverse effects after therapy, adaptation to physical changes after therapy, life expectation after therapy, social support, perception health care.
This research's findings suggest that nurses must provide improve nursing services toward women not only on during illness and therapy, but also after therapies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T29359
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Edi Prastyo
"Kanker serviks uteri masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kejadian kanker serviks uteri sebesar 12,6/100000 wanita dan angka kematiannya sebesar 7,0/100000 wanita (IARC, 2008). Hal ini dimungkinkan karena faktor resiko yang masih belum tertangani di masyarakat. Multi paritas (khususnya paritas > 4 kali) atau jumlah melahirkan pada wanita sebagai salah satu faktor resiko kanker serviks uteri ternyata masih tinggi di masyarakat. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh paritas > 4 kali terhadap kejadian kanker serviks uteri di 6 rumah sakit Indonesia. Penelitian dilakukan dengan desain kasus kontrol berbasis rumah sakit, dengan sampel sebanyak 364 wanita yang telah dipasangkan berdasarkan asal rumah sakit dan umur interval 10 tahun. Analisis multivariat menggunakan conditional logistic regression. Hasil menunjukkan bahwa paritas > 4 meningkatkan resiko kanker serviks uteri OR: 1,85 ; CI 95% (1,14 -3,02). Oleh karenanya usaha untuk pengembangan program yang dapat membatasi kelahiran seperti program Keluarga berencana akan membantu menurunkan terjadinya kasus serviks uteri.

Uterine cervical cancer is still a public health problem in Indonesia with incidence rate of 12.6 / 100,000 women and mortality rate 7.0 / 100,000 women. (IARC, 2008). Indonesian mortality rate is still high due to the risk factors that have not been handled in community. Multi parity (especially parity > 4) or total of women giving birth as a risk factor for uterine cervical cancer was still high. This study aims to determine the effect of parity > 4 to uterine cervical cancer. The study design is a hospital-based case-control, which samples were taken from 6 hospitals and then matched by hospital and age interval of 10 years. Multivariate analysis using conditional logistic regression shows the parity > 4 increases the risk of uterine cervical cancer OR: 1.85, CI 95% (1.14 -3.02). Therefore, efforts to develop programs that can limit births as family planning program will help reduce the occurrence of cases of cervix uteri.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T32703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Prastasari
"ABSTRAK
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesintasan hidup pasien kanker serviks dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif dengan analisis kesintasan. Pasien kanker serviks yang didiagnosis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada 1 Januari 2005 sampai 31 Desember 2006 dimasukkan dalam penelitian ini. Dilakukan pendataan tanggal dan umur saat diagnosis, tingkat pendidikan, stadium, jenis histopatologi, diferensiasi tumor, invasi limfovaskuler, jenis terapi, dan lengkapnya terapi. Jika pasien menjalani operasi, dinilai pula adanya tumor pada kelenjar getah bening(KGB) atau batas sayatan. Selanjutnya pasien diamati sampai minimal 5 tahun apakah pasien masih hidup. Kemudian dilakukan analisis kesintasan dengan metode Kaplan Meier. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesintasan dinilai dengan analisis Cox regression.
Hasil: Diperoleh 447 pasien kanker serviks dalam kajian ini. Didapatkan median survival keseluruhan pasien kanker serviks 1916 hari (63 bulan) dengan kesintasan hidup 5 tahun 52%. Faktor umur, pendidikan, jenis pembiayaan, ukuran tumor, dan adanya invasi limfovaskuler tidak menunjukkan adanya perbedaan kesintasan. Stadium III dan IV memiliki kesintasan hidup yang lebih rendah dengan Hazard Ratio 3.27 dan 6.44. Diferensiasi buruk dan terapi tidak lengkap memiliki kesintasan yang lebih rendah dengan HR 2.26 dan 2.22. Jenis histopatologi lain-lain memiliki kesintasan yang lebih rendah dengan HR 2.85, namun tidak menunjukkan perbedaan bermakna pada uji multivariat. Pada pasien yang menjalani operasi disertai adanya tumor pada KGB menunjukkan kesintasan yang lebih rendah dengan HR 12.01, sedangkan adanya tumor pada batas sayatan tidak menunjukkan perbedaan kesintasan yang bermakna. Jenis terapi pada stadium awal ataupun sradium lanjut tidak menunjukkan perbedaan pada uji multivariat.
Kesimpulan: Median survival pasien kanker serviks adalah 63 bulan. Faktor-faktor yang berpengaruh secara independen terhadap kesintasan pasien kanker serviks adalah stadium, diferensiasi tumor, kelengkapan terapi, dan adanya tumor pada kelenjar getah bening.

ABSTRACT
Objective: To find out of the probability of 5 years survival rate on cervical cancer patients and to identify the influencing factors.
Methods: This is a retrospective cohort study. Cervical cancer patients treated at Cipto Mangunkusumo Hospital in 2005-2006 were selected. Demographic and clinical data were collected. Demographic data collected were diagnosis time, age, and education level. Clinical data collected were stage, histopathology, differentiation, lymphovascular invasion, and therapy. The appearance of the tumor on the specimen margin and lymphnodes was also noted in the patient underwent surgery. All the patients were followed up for minimal 5 years to know whether the patient was alive. Kaplan Meier methods was used to determine the survival rate probability and Cox regression analysis was used to assessed the factors influencing the cervical cancer survival
Result: A total of 447 cervical cancer patients was enrolled to this study. Median survival of these patients was 63 months and the overall 5-years survival probability was 52%. Age, education level, funding source, tumor size, and lymph-vascular invasion showed no significant differences on cervical cancer survival. Stage III and IV had lower survival probability (Hazard Ratio 3.27 and 6.44). Poor differentiated tumor and uncompleted therapy also had lower survival probability (HR 2.26 and 2.22). Histopathology of others had lower survival probability(HR 2.85), but wasn't significant on multivariate analysis. The presence of tumor on the cervical cancer specimen during operation showed worse survival probability (HR 12.01), otherwise the presence of tumor on specimen margin didn't show difference survival. Therapy types didn't showed any differences, either on early and advanced stage.
Conclusion: Cervical cancer median survival was 63 months. Independent influencing factors in this study were cancer’s stage, tumor differentiation, therapy completeness, and the presence of the tumor on the pelvic lymph nodes specimen during operation."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T33184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linggih Saputro
"Kanker serviks merupakan kanker kedua yang umum terjadi pada wanita yang da- pat menjadi ganas. Keganasan dapat disebabkan oleh deregulasi jalur sinyal Wnt/β- katenin. Inhibisi TNKS2 dengan ligan inhibitor dapat menjadi salah satu cara un- tuk menghentikan deregulasi ini. Ligan-ligan inhibitor yang berhasil terbentuk dari fragmen-fragmen akan ditapiskan secara in silico untuk mendapatkan ligan kandi- dat obat terbaik yang lebih baik dari ligan inhibitor standar. Ligan dengan kode 1-69 merupakan ligan inhibitor yang lebih baik jika dilihat dari energi pengikatan, kelarutan, total polar surface area.

Cervical cancer is the second most common cancer in women which can be ma- lignant. Malignancy can be caused by deregulation oleh Wnt/β-catenin signaling pathway. Inhibition of TNKS2 with ligand inhibitor can be an alternative way to stop this deregulation. All of the inhibitors which assembled from fragments were screened in silico to get the best hit which is better than standard inhibitor. Ligand with codename 1-69 is a better inhibitor than the standard in the term of binding energy, solubility and total polar surface area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risna Ilmi Aulia
"Kanker serviks merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita. Berdasarkan data dari GLOBOCAN 2020, insiden kanker serviks di Indonesia mencapai 36.633 kasus di tahun 2020. Walaupun prevalensi kanker serviks di Indonesia tinggi, skrining nasional kanker serviks masih rendah yaitu 9,3% hingga tahun 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian lesi prakanker serviks di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang (cross-sectional) dengan sumber data Riset PTM 2016. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perempuan usia 25-64 tahun di Indonesia yang menjadi responden dalam Riset PTM 2016, yaitu sebanyak 32.564 responden. Hasil penelitian menemukan bahwa prevalensi lesi prakanker serviks pada wanita usia 25-64 tahun di Indonesia pada tahun 2016 sebesar 7,3%. Berdasarkan hasil analisis bivariat, terdapat hubungan yang signifikan antara usia (POR=1,38; 95% CI: 1,27–1,50) dan penggunaan kontrasepsi hormonal (POR=1,23; 95% CI: 1,11–1,36) dengan kejadian lesi prakanker serviks dan terdapat hubungan yang signifikan dengan efek protektif antara paritas (POR=0,91; 95% CI: 0,84–0,99) dan usia pertama melahirkan (POR=0,86; 95% CI: 0,78–0,96) dengan kejadian lesi prakanker serviks. Pemerintah perlu melakukan pemerataan dalam penyediaan peralatan skrining kanker serviks (terutama IVA) ke puskesmas dan fasilitas kesehatan primer lainnya untuk meningkatkan cakupan skrining nasional.

Cervical cancer is one of the leading causes of cancer deaths in women. Based on data from GLOBOCAN 2020, the incidence of cervical cancer in Indonesia reached 36,633 cases in 2020. Despite the high prevalence of cervical cancer in Indonesia, national cervical cancer screening is still low at 9.3% until 2022. This study aims to determine the factors associated with the incidence of cervical precancerous lesions in Indonesia. This study used a cross-sectional study design with the 2016 NCD Research data source. The sample in this study was women aged 25-64 years in Indonesia who were respondents in the 2016 NCD Research, totaling 32,564 respondents. The results of the study found that the prevalence of cervical precancerous lesions in women aged 25-64 in Indonesia in 2016 was 7.3%. Based on the results of bivariate analysis, there is a significant relationship between age (POR=1,38; 95% CI: 1,27–1,50) and the use of hormonal contraception (POR=1,23; 95% CI: 1,11–1,36) with the incidence of cervical precancerous lesions and there is a significant relationship with a protective effect between parity (POR=0,91; 95% CI: 0,84–0,99 and age at first birth (POR=0,86; 95% CI: 0,78–0,96) with the incidence of cervical precancerous lesions. The government needs to ensure equity in the provision of cervical cancer screening equipment (especially VIA) to community health centers (puskesmas) and other primary health facilities to increase national screening coverage."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Suherman
"Kanker serviks menjadi salah satu penyebab kematian pada perempuan di seluruh dunia,
angka kesakitan dan angka kematian di seluruh dunia terus meningkat. Penyakit ini dapat
disembuhkan jika terdeteksi sejak awal. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya penyakit tersebut dengan cara meningkatkan pengetahun, sikap dan praktik
pencegahan kanker serviks. Di Kota Sukabumi belum pernah dilakukan studi tentang
kanker serviks tetapi faktor risiko tinggi kanker serviks seperti infeksi menular seksual
sangat tinggi angka kejadiannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor
demografi yang memengaruhi pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan kanker
serviks. Metode penelitian ini menggunakan cross sectional survey dengan stratified
random sampling. Penelitian ini dilakukan pada perempuan usia reproduktif sebanyak
357 responden. Alat ukur menggunakan kuesioner yang telah di uji validitas dan uji
reliabilitas pada kuesioner pengetahuan sikap dan praktik dengan hasil uji reliabilitas:
0,801; 0,891;885. Hasil faktor karakteristik yang paling memengaruhi pengetahuan dan
sikap adalah riwayat menikah. Sedangkan yang paling memengaruhi praktik adalah
pekerjaan. Direkomendasikan untuk membuat program edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan kanker serviks dengan strategi program yang
mudah serta murah untuk dilaksanakan.

Cervical cancer is one of the leading causes of death in women worldwide, the rate of
morbidity and mortality worldwide continues to increase. This disease can be cured if
detected early on. Efforts can be made to prevent the occurrence of the disease by
increasing knowledge, attitude and practice of cervical cancer prevention. In the city of
Sukabumi has never done a study of cervical cancer but high risk factors of cervical
cancer such as sexually transmitted infections is very high incidence. The purpose of this
study was to determine the demographic factors that influence knowledge, attitude and
practice of cervical cancer prevention. This research method used cross sectional survey
with stratified random sampling. This study was conducted on women of reproductive
age as many as 357 respondents. Measuring tool using questionnaires that have been
tested the validity and reliability test on the questionnaire attitude and practice knowledge
with reliability test results: 0.801; 0.891; 885. The result of characteristic factors that most
influence knowledge and attitude is married history. While the most influencing practice
is work. It is recommended to make educational program to improve knowledge, attitude
and practice of cervical cancer prevention with easy and cheap program strategy to be
implemented.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Widiyanti
"Kanker serviks merupakan penyebab kematian kedua terbanyak pada wanita diseluruh dunia. Kanker serviks umumnya disebabkan oleh human pappilomavirus (HPV) onkogenik. Inhibisi aktivitas enzim histone deacetylase (HDAC) merupakan salah satu strategi potensial untuk terapi kanker. Largazol dilaporkan memiliki aktivitas inhibisi lebih besar dibandingkan romidepsin, senyawa peptida siklik dalam obat komersil, Istodax. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi largazol pada bagian penghubung, zinc binding group dan hydrophobic cap bertujuan untuk meningkatkan selektivitas dan kemampuan inhibisi. Penambatan molekul terhadap 3429 ligan modifikasi dan standar dilakukan sebagai penapisan virtual dengan hasil 10 ligan terbaik dengan nilai ΔGbinding terendah untuk semua tipe HDAC kelas I Homo sapiens dibandingkan standar. Simulasi dinamika dilakukan pada ligan terbaik dengan nilai ΔGbinding terendah dan drug scan terhadap prediksi sifat farmakologi dan toksisitas terbaik, yaitu ligan Be2L1. Simulasi dinamika dilakukan dalam kondisi dipengaruhi oleh pelarut. Penambatan molekul dan simulasi dinamika dilakukan dengan menggunakan MOE 2008.10. Studi simulasi dinamika menunjukkan bahwa kompleks enzim-ligan ini stabil pada suhu 310 K dengan urutan kestabilan dari yang terbaik berturut-turut adalah HDAC 1, 2, 8 dan 3.

Cervical cancer is the second largest cause of death in women worldwide. Cervical cancer is generally caused by oncogenic human pappilomavirus (HPV). Inhibition of histone deacetylase (HDAC) activity is one of a potential strategy for cervical cancer therapy. Largazole reported to have greater inhibition activity than rhomidepsin, cyclic peptide compounds in commercial drugs named Istodax. In this research, the modifications of largazole on the linker, zinc binding group and hydrophobic cap aim to improve the selectivity and inhibition activity. The docking of 3429 modification ligands and standards performed as virtual screening and the results are 10 best ligands with the lowest ΔGbinding values for all types of HDAC class I Homo sapiens than standards. Molecular dynamics simulation was performed on the ligand with the lowest ΔGbinding value and the best drug scan results of pharmacological properties and toxicity prediction is Be2L1 ligand. Dynamics simulation conducted in hydrated conditions. Molecular docking and dynamics simulation were performed using MOE 2008.10. Dynamics simulation study showed that enzyme-ligand co.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T43261
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qisthina Syifa Setiawan
"Serviks atau leher rahim merupakan salah satu bagian dari sistem alat reproduksi wanita. Salah satu penyakit yang dapat menyerang serviks adalah kanker. Di dunia, kanker serviks adalah salah satu kanker yang menyebabkan kematian dan keganasan yang paling umum terjadi pada wanita. Kanker serviks merupakan penyakit yang memiliki peluang sembuh cukup besar jika terdeteksi sejak dini. Seiring dengan perkembangan teknologi dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang medis, maka pendeteksian dini kanker serviks dapat dilakukan dengan klasifikasi menggunakan bantuan dari metode klasifikasi machine learning. Pada penelitian ini, metode klasifikasi machine learning yang digunakan untuk mengklasifikasikan kanker serviks adalah metode Naïve Bayes (NB) dan Support Vector Machine (SVM) dengan seleksi fitur Grey Wolf Optimization (GWO). Seleksi fitur GWO merupakan seleksi fitur metode wrapper yang digunakan pada penelitian ini untuk mengeliminasi fitur-fitur tidak relevan dalam mengklasifikasikan data kanker serviks, agar NB dan SVM dapat mengklasifikasi dengan lebih akurat. Sehingga, metode ini disebut sebagai metode NB–GWO dan SVM–GWO. Data kanker serviks yang digunakan pada penelitian ini merupakan data numerik dari hasil citra MRI yang diperoleh dari Departemen Radiologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Berdasarkan hasil penelitian dengan seleksi fitur GWO, metode NB–GWO menghasilkan rata-rata akurasi, recall, dan f1-score tertinggi masing-masing sebesar 96,30%, 96,08%, 97,93%, dan 96,30%, sedangkan metode SVM–GWO menghasilkan rata-rata akurasi dan f1-score tertinggi masing-masing sebesar 95,37% dan 95,36% dengan kernel Linier, rata- rata presisi tertinggi sebesar 97,56% dengan kernel Polinomial, serta rata-rata recall tertinggi sebesar 99,75% dengan kernel RBF. Kemudian, berdasarkan hasil klasifikasi tanpa seleksi fitur GWO, metode NB menghasilkan rata-rata akurasi, presisi, recall, dan f1-score tertinggi masing-masing sebesar 91,98%, 95,21%, 92,90%, 91,95%, sedangkan metode SVM menghasilkan rata-rata akurasi, recall, dan f1-score tertinggi sebesar 92,13%, 99,24%, dan 92,19% dengan kernel RBF, serta rata-rata presisi tertinggi sebesar 93,59% dengan kernel Polinomial. Dengan demikian, metode seleksi fitur GWO dapat meningkatkan kinerja dari NB dan SVM dalam mengklasifikasikan data kanker serviks. Selanjutnya, berdasarkan hasil perbandingan kinerja dari NB–GWO dan SVM–GWO, maka secara keseluruhan metode NB–GWO menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam mengklasifikasikan data kanker serviks dibandingkan dengan SVM–GWO.

Cervix is one part of the female reproductive system. One of the diseases that can attack the cervix is cancer. In the world, cervical cancer is one of the cancers that cause death and malignancy that is most common in women. Cervical cancer is a disease that has a considerable chance of recovery if detected early. Along with the development of technology in various fields, including in the medical field, the early detection of cervical cancer can be done by classification using the help of machine learning classification methods. In this study, the machine learning classification method used to classify cervical cancer was Naïve Bayes (NB) and Support Vector Machine (SVM) with Grey Wolf Optimization (GWO) feature selection. GWO feature selection is a wrapper feature selection method used in this study to eliminate irrelevant features in classifying cervical cancer data, so that NB and SVM can classify more accurately. Thus, this method is referred to as the NB–GWO and SVM–GWO. Cervical cancer data used in this study is numerical data from MRI obtained from the Department of Radiology RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Based on the results of the study with GWO feature selection, NB– GWO produced the highest average accuracy, recall, and f1-score of 96.30%, 96.08%, 97.93%, and 96.30% respectively, while SVM–GWO produced the highest average accuracy and f1-score of 95.37% and 95.36% respectively with Linear kernel, the highest precision average of 97.56% with Polynomial kernel, and the highest recall average of 99.75% with RBF kernel. Then, based on the results of classification without GWO feature selection, the NB produced the highest average accuracy, precision, recall, and f1- score of 91.98%, 95.21%, 92.90%, 91.95% respectively, while SVM produced the highest average accuracy, recall, and f1-score of 92.13%, 99.24%, and 92.19% with RBF kernel, and the highest average precision of 93.59% with Polynomial kernel. Thus, GWO feature selection method was able to improve the performance of NB and SVM in classifying cervical cancer. Furthermore, based on the results of performance comparison from NB– GWO and SVM–GWO, the overall method of NB–GWO resulted in better performance in classifying cervical cancer data compared to SVM–GWO."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Richard Immanuel B.
"Penelitian ini membahas mengenai tingkat keberhasilan verifikasi kasus kanker serviks dengan kanker nasofaring. Dalam penelitian ini telah dievaluasi data film verifikasi penyinaran pasien radioterapi untuk jenis kanker serviks dan nasofaring. Jumlah pasien untuk jenis kanker serviks berjumlah 45 pasien dan untuk jenis kanker nasofaring 45 pasien. Peneliti tidak melakukan verifikasi secara langsung dan tidak berhubungan dengan pasien, Data diperoleh dari status pasien yang tersedia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan verifikasi kasus kanker nasofaring lebih tinggi dibandingkan dengan kasus kanker serviks.

My research study is focused on evaluating the verification success rates of cervical cancer and nasopharyngeal cancer survivors. 45 patients underwent radiotherapy procedures to identify specific types of the two mentioned cancers followed by data recording, for a total of 90 patients. The experimenter conducted no direct verification and had no direct contact with the patients since the data samples were obtained from Cipto Mangunkusumo Hospital. Research findings proved that the success rates of nasopharyngeal cancer verification were higher than the cervical cancer verification."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29432
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>