Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129653 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fajar Muhamad
"Telah dilakukan penelitian identifikasi polimorfisme gen DARC pada subjek penderita malaria di Kabupaten Mimika, Papua. Metode yang digunakan antara lain PCR-RFLP dan direct sequencing. Hasil PCR-RFLP G1877A pada 302 sampel berhasil menemukan 2 tipe alel FY*A dan FY*B dengan frekuensi alel FY*A adalah 0,98 dan alel FY*B adalah 0,02. Hasil PCR-RFLP T(-46)C promoter GATA-1 gen DARC pada 129 sampel tidak menemukan alel GATA-. Dominansi alel FY*A dan GATA+ pada sampel Kabupaten Mimika mirip dengan daerah Papua Nugini dan Asia Tenggara. Tingginya frekuensi alel GATA+ sesuai dengan kondisi di Asia dan Papua Nugini. Hasil direct sequencing berhasil menemukan 4 polimorfisme baru selain 2 polimorfisme di atas yang menunjukkan kesamaan sampel populasi Kabupaten Mimika dengan kontrol Duffy negatif dari Afrika serta membuktikan bahwa tidak ada polimorfisme yang ditemukan pada sekuen penyandi epitop Fy6 dan Fy3.

Research had been done to identify DARC gene polymorphisms from malaria subjects in Mimika district, Papua. The methods were PCR-RFLP and direct sequencing. PCR-RFLP result determining G1877A polymorphism from 302 samples found 2 types of allele that was FY*A allele with 0,98 allele frequency and FY*B allele with 0,02 allele frequency. PCR-RFLP result determining T(- 46)C polymorphism from 129 samples did not find any GATA- allele. The dominance of FY*A and GATA+ allele in Mimika district was similar to Papua New Guinea and Southeast Asia. Direct sequencing result found 4 new polymorphisms other than 2 polymorphisms mentioned above which have similarity to Duffy negative control in Africa, and also no polymorphism found in Fy6 and Fy3 epitope coding sequence."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1070
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Ayu Setya Utami
"Invasi Plasmodium vivax (Grassi & Filetti, 1889) ke dalam retikulosit ditentukan oleh adanya interaksi antara ligan PvDBP II dan reseptor Duffy Antigen Receptor for Chemokines (DARC) pada permukaan sel darah merah. Penelitian bertujuan mengkarakterisasi polimorfisme pada gen pengkode PvDBP II dari isolat P. vivax di Kabupaten Mimika, Papua dan menentukan asam amino yang conserved. Gen pengkode PvDBP II diamplifikasi dari 12. Hasil amplifikasi gen pengkode PvDBP II kemudian diklona dan dilakukan sequencing pada 43 klona yang positif. Mutasi synonymous ditemukan pada 15 kodon asam amino (20%), sedangkan mutasi nonsynonymous terjadi pada 58 kodon asam amino (77,3%). Sebagian besar mutasi (78,6%) terletak pada critical binding motif PvDBP II. Rekonstruksi pohon filogenetik menggunakan metode Bayesian, memperlihatkan adanya hubungan kekerabatan antara isolat Indonesia dan isolat dari negara lain. Kesimpulan dari penelitian adalah polimorfisme pada isolat Indonesia sangat tinggi (81,4%) dan asam amino sistein adalah asam amino yang conserved (83,3%).

The interaction between PvDBP II and its receptor, the Duffy antigen receptor for chemokines (DARC) is essential for the merozoite invasion into the reticulocytes. This study aimed to characterize the genetic polymorphisms of the gene encoding the PvDBP II in isolates from Mimika district, Papua. The gene encoding the PvDBP II from 12 isolates was subjected to PCR amplification and the patterns of polymorphisms were characterized using DNA cloning. Fourty three clones were further examined by sequencing. Fifteen synonymous (20%) and 58 nonsynonymous (77,3%) mutations were identified. The highest frequency of polymorphisms (78,6%) was found in critical binding motif of PvDBP II. Phylogenetic analysis of DNA sequences using Bayesian methods demonstrated that P. vivax (Grassi & Filetti, 1889) isolates from Indonesia were related with other isolates from different geographical regions. The conclusions of this study are the level of polymorphisms in Indonesian isolates is high (81,4%) and cysteine residues are conserved (83,3%)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S866
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maurin Merlina
"Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi polimorfisme T-46C daerah promoter dan polimorfisme G131A daerah ORF gen FY pada subjek penderita malaria dan tanpa malaria di Sumba Barat. Metode yang digunakan meliputi PCR-RFLP daerah promoter dan ORF gen FY, pengklonaan daerah promoter, sequencing dari hasil klona, dan direct sequencing. Hasil PCR-RFLP pada 106 sampel penduduk asli Sumba Barat berhasil mengidentifikasi dua genotipe GATA pada daerah promoter dan tiga genotipe FY* pada daerah ORF dengan frekuensi GATA+/+ (94,34%); GATA+/- (5,66%); FY*A/FY*A (83,02%); FY*A/FY*B (13,21%); dan FY*B/FY*B (3,77%). Alel GATA+ dan FY*A ditemukan sangat dominan di Kecamatan Wanokaka (GATA+ = 0,98; FY*A = 0,92) dan Loli (GATA+ = 0,94; FY*A = 0,83), dengan demikian sesuai dengan pola distribusi alel GATA+ dan FY*A di Asia Pasifik.
Alel GATA- hanya ditemukan pada kelompok sampel tanpa malaria, sehingga mengindikasikan adanya kemungkinan resistensi vivax, namun korelasi antara GATA- dan sifat resistensi vivax masih perlu dibuktikan. Asosiasi alel GATA- dan FY*A (FY*Anull) yang ditemukan di Sumba Barat mirip dengan pola Asia Pasifik, namun berbeda dengan pola Afrika (FY*Bnull). Hal tersebut mendukung dugaan terjadinya peristiwa mutasi yang terpisah antara populasi Afrika dan Asia Pasifik. Hasil direct sequencing daerah promoter menemukan polimofisme baru (T-86G) yang diduga berasosiasi dengan kerentanan atau resistensi individu di Sumba Barat terhadap malaria dan penyakit infeksi lainnya. Penelitian berhasil membuktikan adanya polimorfisme T-46C daerah promoter dan G131A daerah ORF gen FY di Sumba Barat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S31458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wuryantari
"ABSTRAK
Latar belakang: Zoonosis malaria telah menjadi perhatian komunitas kesehatan dunia setelah adanya laporan kasus di Sarawak pada tahun 2004. Penyakit ini disebabkan oleh parasit malaria satwa primata Plasmodium knowlesi dengan inang alami Macaca fascicularis dan M. nemestrina. Baku emas diagnosis parasit malaria masih berdasarkan pada identifikasi mikroskopik. Selain membutuhkan keahlian yang tinggi, teknik ini terkadang sulit menentukan spesies parasit bila terjadi infeksi campuran dan parasitemia yang sangat rendah. Belakangan diusulkan DNA barcoding, suatu metode identifikasi menggunakan penanda gen sitokrom c oksidase subunit I COI DNA mitokondria untuk spesiasi. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan metode identifikasi spesies parasit menggunakan gen COI sebagai penanda molekul dan mengungkap dasar molekul transmisi zoonosis parasit malaria dengan mempelajari peran gen penyandi protein DARC Duffy Antigen Receptor for Chemokines dan DBP Duffy Binding Protein yang berhubungan dengan invasi sel darah merah.Metode: Verifikasi potensi barcode COI sebagai penanda identifikasi spesies parasit malaria dilakukan dengan studi in-silico, sedangkan validasi penggunaan barcode COI dilakukan dengan analisis sensitivitas dan spesifisitas. Teknologi molekuler PCR-Sequencing dilakukan untuk mengaplikasikan barcode COI pada penapisan parasit malaria di populasi manusia dan satwa primata, serta identifikasi variasi genetik gen penyandi protein DARC dan DBP terutama pada daerah pengikatan ligan parasit dan reseptor inang.Hasil: Studi in-silico menunjukkan bahwa DNA barcoding berpotensi sebagai penanda identifikasi parasit malaria. Primer yang dirancang mengamplifikasi daerah COI sepanjang 670 pb berhasil mengidentifikasi parasit malaria dengan sensitivitas 1 ndash; 3 parasit/ l. Pada penapisan parasit malaria di populasi manusia di Kalimantan Tengah ditemukan 3,34 78/2309 kasus malaria, di mana dua diantaranya adalah kasus malaria knowlesi, yang secara statistik berbeda bermakna bila dibandingkan dengan mikroskopik 2,82 dan 18S rRNA 1,82 . Pada daerah yang sama, penapisan parasit malaria di populasi satwa primata, ditemukan 52,01 168/323 sampel orangutan dan 23,25 10/43 sampel monyet Macaca positif malaria. Spesies parasit yang ditemukan pada orangutan adalah P. species tipe parasit ovale, P. species tipe vivax-cynomolgi, P. species tipe vivax-hylobati dan P. species tipe malariae-inui, sedangkan pada monyet Macaca meliputi P. knowlesi, P. coatneyi, P. inui, juga P. spesies tipe malariae-inui, spesies parasit yang sama ditemukan di orangutan. Studi ini juga menemukan keanekaragaman genetik pada gen penyandi protein Duffy Antigen Receptor for Chemokines manusia maupun satwa primata dan Duffy Binding Protein parasit malaria yang memainkan peran penting dalam invasi parasit malaria.Kesimpulan: Barcode COI dapat secara spesifik dan sensitif mengidentifikasi spesies parasit malaria dan dapat diaplikasikan sebagai alat identifikasi zoonosis malaria. Terdapat variasi genetik gen penyandi protein Duffy Antigen Receptor for Chemokines dan Duffy Binding Protein yang berhubungan dengan invasi sel darah merah.

ABSTRACT
Background Zoonotic case of malaria had just come to the attention of public health communities after the Sarawak study in 2004. Zoonotic malaria is caused by Plasmodium knowlesi, primarily a simian malaria parasite in wild long tail macaque Macaca fascicularis and pig tail macaque M. nemestrina as the reservoir hosts. The diagnosis of malaria parasites has mainly relied on the microscopic examination. However, this method is labor intensive, requires an experienced microscopist and difficult in identifying mixed infections in very low parasitemia cases. Recently, DNA barcoding system, which is based on the PCR amplification of a short and highly conserved region of mitochondrial cytochrome c oxidase sub unit I COI has shown to be an invaluable tool for diagnosing and differentiating the species of wide range of organisms. This study was aimed to develop identification tools of malaria parasite by using mtDNA COI gene as a molecular marker and reveal the molecular basis of zoonotic malaria by identifying the genetic variation of protein coding gene of DARC Duffy Antigen Receptor for Chemokines and DBP Duffy Binding Protein that are related to receptor ligand interaction in red blood cell invasion.Methods In silico study was carried out for verifying the potential of DNA barcoding based on the mtDNA COI gene sequence as a marker identification. Sensitivity and specificity analyses were carried out to validate the use of DNA barcoding for medical diagnosis of parasitic infection. Molecular technology of PCR Sequencing was carried out for screening malaria parasit in human and non human primate population and identifying the genetic variation within protein coding gene of DARC and DBP. Results We have initiated a study to explore the use of DNA barcoding for malaria parasite diagnosis through in silico study. We have thus designed primers spanning a 670 bp fragment of the 5 rsquo region of COI gene that could detect parasite isolates as low as 1 3 parasite per l. DNA barcode was used to detect malaria parasite in human population in Central Kalimantan. Of the 2309 subjects, 78 3.34 subjects were malaria positive of which two samples were determined as P. knowlesi infection. The detection rate of COI barcode was significantly higher as compared to microscopic 2.82 and 18S rRNA 1.82 analyses. Of the 366 non human primate samples that include 323 orangutan and 43 macaque 168 orangutan were found to be positive for either P. species ovale type, P. species vivax cynomolgi type, P. species vivax hylobati type and P. species malariae inui type. In macaque, 10 samples were positive for P. knowlesi, P. coatneyi, P. inui and P. species malariae inui type similar to that found in orangutan. The study has also found genetic variation in both human and non human primates Duffy Antigen Receptor for Chemokines and malaria parasite Duffy Binding Protein.Conclusions The study showed that mtDNA COI can be used to diagnose malaria parasites at very low parasitemia level and applied as a diagnosis tool for identification of zoonotic malaria. There is genetic variation in both human and non human primates Duffy Antigen Receptor for Chemokines and malaria parasite Duffy Binding Protein as major determinants for the invasion of malaria parasite."
2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyah Astuti Nurfaizah
"Ibu hamil di daerah endemik berisiko terkena malaria yang dapat mengakibatkan komplikasi terhadap ibu dan janin bahkan kematian. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tentang pengalaman ibu hamil penderita malaria dalam merawat dirinya. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Tujuh informan berpartisipasi yang dipilih secara purposive sampling. Analisa data menggunakan tematik content analisis.
Penelitian ini menemukan tujuh tema yang berkaitan dengan perawatan diri ibu hamil penderita malaria: pemahaman ibu tentang malaria selama kehamilan, upaya menjaga kesehatan diri dan janin, mendekatkan diri kepada Tuhan, ketakutan dan kecemasan ibu hamil penderita malaria, dukungan yang diterima, pelayanan kesehatan yang diterima, serta harapan ibu hamil penderita malaria.

Pregnant mothers in the endemic areas have a risk to get malaria disease that can lead to a complication or even death to the mother and her fetus. This research aimed to obtain the description of the experience of pregnant mothers with malaria in taking care of themselves. This study applied a qualitative research design with phenomenological approach. The participants were seven informers who were selected using purposive sampling method. The data were analyzed using thematic content analysis.
This research found seven themes related to the prenatal care of pregnant mothers with malaria, namely: the mother?s understanding of malaria during pregnancy, the efforts to protect their own and fetal health, the approach to the lord, fear and anxiety of pregnant mothers with malaria, the received support, the received health service, and the hopes of pregnant mothers with malaria.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30390
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Rifani
"Latar belakang. Endometriosis adalah suatu penyakit radang kronik yang dicirikan dengan adanya pertumbuhan jaringan mirip endometrium yang dapat ditemukan pada peritoneum, ovarium, dan septum retrovagina. Penyakit ini merupakan penyakit multifaktorial yang dapat disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Selain itu, faktor hormonal diketahui mempengaruhi perkembangan dan klinis endometriosis. Resistensi hormon progesteron merupakah salah satu penyebab terjadinya endometriosis karena sering dihubungkan dengan rendahnya kadar dan aktivitas kerja reseptor hormon progesteron pada endometriosis. Polimorfisme gen reseptor progesteron (PROGINS=progesterone receptor gene polymorphism) diketahui berkaitan dengan risiko endometriosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan polimorfisme gen reseptor progesteron (PR) rs139646398 dengan endometriosis di Indonesia.
Metode penelitian. Penelitian cross sectional ini menggunakan 30 sampel jaringan endometriosis ovarium dari wanita penderita endometriosis dan 17 jaringan endometrium dari wanita tanpa endometriosis. Sampel DNA dari subjek diisolasi, dilakukan PCR, diikuti dengan proses elektroforesis, dan dilanjutkan dengan DNA sequencing.
Hasil. Hasilnya dianalisis secara statistik dengan uji Fisher. Tidak ditemukan perbedaan yang signifikan frekuensi genotip rs139646398 dari gen PR pada endometriosis ovarium dan kontrol (p=0,638). Penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara polimorfisme gen reseptor progesteron rs139646398 dengan endometriosis di Indonesia.
Kesimpulan. Penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara polimorfisme gen reseptor progesteron rs139646398 dengan endometriosis di Indonesia.

Endometriosis is a chronic inflammatory disease characterized by the growth of endometrial-like tissues that can be found in peritoneum, ovary, and retrovaginal septum. This disease is a multifactorial disease caused by genetic and environmental factors. In addition, hormonal factors are known to influence the development and clinical symptom of endometriosis. Progesterone resistance is one of the causes of endometriosis. It is often associated with low levels or activity of hormone progesterone receptor in endometriosis patients. Progesterone receptor gene polymorphism (PROGINS) is known to be associated with the risk of endometriosis. This study aims to determine the relationship between progesterone receptor (PR) gene polymorphism rs139646398 with endometriosis.
Methods. This cross sectional study used 30 endometriosis ovary samples from women suffered endometriosis and 17 endometrium tissues from women without endometriosis. DNA samples from subjects were isolated, PCR was carried out, then followed by electrophoresis, and continued with DNA sequencing.
Results. The results were statistically analysed by Fisher’s test. There was no statistically significant difference in genotype frequency of rs139646398 of the PR gene in ovarian endometriosis and controls (p=0.638).
Conclusion. This study shows no relationship between progesterone receptor gene polymorphism rs139646398 and endometriosis in Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alyya Siddiqa
"Masalah terapi malaria yang dihadapi Indonesia adalah resistensi obat dan kegagalan pengobatan. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kegagalan pengobatan adalah buruknya biotransformasi obat pro drug menjadi bentuk aktifnya akibat karakteristik genetik manusia. Sejak tahun 2004, obat antimalaria amodiakuin yang dikombinasikan dengan artemisinin menjadi terapi lini pertama terapi malaria di Indonesia. Amodiakuin, sebagai pro-drug, memerlukan enzim CYP2C8 untuk membentuk metabolit aktifnya, desetilamodiakuin. Polimorfisme gen CYP2C8 yang menyandi protein enzim CYP2C8 diduga dapat menyebabkan kegagalan terapi akibat tidak terbentuknya metabolit aktif yang mencukupi.
Penelitian dengan disain potong lintang ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan proporsi ale! mutan gen CYP2C8 pada penderita malaria faiciparum tanpa komplikasi di desa Sentani Papua yang gaga! dan yang berhasil diterapi dengan amodiakuin atau artesunatamodiakuin.
Sampel penelitian adalah sampel darah pada kertas saring Whatman dari 43 subjek yang gagal dan 65 subjek yang berhasil diterapi dengan amodiakuin atau kombinasi artesunat-amodiakuin. Penelitian dilakukan dengan metode PCR-RFLP untuk mengidentifikasi ada tidaknya alel mutan. Alel mutan yang diperiksa adalah CYP2C8*2, CYP2C8*3, dan CYP2C8*4.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ditemukannya alel mutan gen CYP2C8 pada kedua kelompok penderita malaria faiciparum. Hasil ini membuktikan bahwa alel-alel mutan gen CYP2C8 pada populasi penelitian terdistribusi dalam frekuensi yang sangat rendah atau bahkan tidak ada sama sekali. Polimortisme gen CYP2C8 tidak berhubungan dengan penyebab kegagalan terapi pada kelompok subjek penderita malaria faiciparum yang gagal diterapi.

The major problems of malaria in Indonesia nowadays are drug resistance and therapeutic failure. One factor that might cause the therapeutic failure is insufficient or poor biotransformation of pro-drug to its active form related to human genetic characteristics. Since 2004, combination of artemisinin and amodiaquine has been adopted as the first line therapy for malaria in Indonesia. Amodiaquine, as a pro-drug, needs CYP2C8 enzyme to produce its active metabolite, desethylamodiaquine. Polymorphism of CYP2C8 gene that codes the enzyme is assumed to be responsible for therapeutic failure because desethylamodiaquine produced in small amount.
This is a cross-sectional study to identify the proportion of mutant allele of CYP2C8 gene on malaria faciparum patients without complication at Sentani village, Papua, who were treated by amodiaquine or artesunatamodiaquine.
The blood samples on Whatrnan filter papers were obtained from 43 subjects who failed to respond and 65 subjects who responded well by amodiaquine or artesunate-amodiaquine. The study applied PCR-RFLP methods to analyze CYP2C8 gene and to determine the mutant alleles. The mutant alleles analyzed included CYP2C8*2, CYP2C8*3, and CYP2G8*4.
Our study showed that no mutant alleles were found in both groups. This result proved that the frequency distribution of CYP2C8 mutant alleles is very low or even absence in our study population. It is concluded that polymorphism of CYP2C8 gene is not related to the therapeutic failure.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18002
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Zaskia Gani
"Latar Belakang: Vitamin D Reseptor (VDR) merupakan protein yang mengatur fungsi vitamin D biologis. Vitamin D berperan penting dalam pembentukan gigi, terutama ketika kalsifikasi email dan dentin, serta berperan dalam menjaga keseimbangan fosfat dan ion kalsium, yang merupakan faktor penting dalam perlindungan gigi. VDR. aktivitas protein dipengaruhi oleh gen VDR. Karies merupakan penyakit multifaktorial, dimana faktor Genetika juga berperan dalam mempengaruhi tingkat kerentanan seseorang terhadap karies. Adanya polimorfisme pada gen VDR diduga mempengaruhi tingkat kerentanan pejamu terhadap karies melalui perubahan yang terjadi pada metabolisme kalsium. Tujuan: Untuk mendeteksi keberadaan polimorfisme gen VDR TaqI (rs731236) di penderita karies di Indonesia. Metode: 100 bahan biologis yang disimpan dalam bentuk DNA diambil dari sampel darah, terdiri dari 50 sampel karies dan 50 sampel kontrol dianalisis menggunakan teknik PCR-RFLP. Analisis RFLP dilakukan dengan menggunakan enzim restriksi TaqI. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji eksak Fisher dan uji Koreksi kontinuitas. Hasil: Pada penelitian ini ditemukan kelompok karies bahwa tidak ada sampel yang memiliki genotipe CC, 4 sampel memiliki genotipe CT, dan 46 sampel memiliki genotipe TT. Selain itu, terdapat 4 alel C dan 96 alel T. Genotipe dan alel polimorfik lebih banyak ditemukan pada kelompok karies (100% dan ). 96%) dibandingkan dengan kelompok kontrol (88% dan 84%). Kesimpulan: Polimorfisme gen VDR TaqI (rs731236) ditemukan pada pasien karies. Ada perbedaan yang signifikan dalam distribusi genotipe dan alel dari VDR TaqI. polimorfisme gen (rs731236) antara pasien karies dan kelompok kontrol (p <0,05).

Background: Vitamin D Receptor (VDR) is a protein that regulates the biological function of vitamin D. Vitamin D plays an important role in tooth formation, especially when calcification of enamel and dentin, and plays a role in maintaining the balance of phosphate and calcium ions, which are important factors in tooth protection. VDR. protein activity is influenced by the VDR gene. Caries is a multifactorial disease, where genetic factors also play a role in influencing a person's level of vulnerability to caries. The presence of polymorphisms in the VDR gene is thought to affect the level of host susceptibility to caries through changes that occur in calcium metabolism. Objective: To detect the presence of the VDR TaqI gene polymorphism (rs731236) in caries sufferers in Indonesia. Methods: 100 biological materials stored in the form of DNA were taken from blood samples, consisting of 50 caries samples and 50 control samples were analyzed using PCR-RFLP technique. RFLP analysis was performed using the restriction enzyme TaqI. Statistical analysis was performed using Fisher's exact test and continuity correction test. Results: In this study, the caries group found that none of the samples had the CC genotype, 4 samples had the CT genotype, and 46 samples had the TT genotype. In addition, there were 4 C alleles and 96 T alleles. Genotypes and polymorphic alleles were more commonly found in the caries group (100% and ). 96%) compared to the control group (88% and 84%). Conclusion: VDR TaqI gene polymorphism (rs731236) was found in caries patients. There were significant differences in the genotype and allele distribution of the VDR TaqI. gene polymorphism (rs731236) between caries patients and control group (p < 0.05)."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muzdalifah
"Latar Belakang: Karies gigi adalah penyakit dan infeksi rongga mulut yang paling umum
terjadi di dunia. Karies merupakan penyakit yang multifaktorial yang dipengaruhi oleh faktor
host, agent, lingkungan dan waktu. Kondisi dari suatu host dipengaruhi oleh gen yang dimiliki
host, seperti gen TFRC rs3178762. Gen TFRC rs3178762 menginstruksikan pembentukan
kompleks protein yang akan berikatan dengan patogen dan bekerja sama dengan sistem imun
menghancurkan patogen pada lingkungan oral. Penelitian mengenai polimorfisme gen TFRC
rs3178762 pada penderita karies telah dilakukan di berbagai negara, akan tetapi penelitian
tersebut belum pernah dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui hubungan gen TFRC rs3178762 pada penderita karies di Indonesia. Tujuan:
Mengetahui hubungan antara polimorfisme gen TFRC rs3178762 pada penderita karies di
Indonesia. Metode: Analisis polimorfisme gen TFRC rs3178762 dilakukan dengan metode
PCR-RFLP dengan enzim restriksi MspI. Hasil: Dalam penelitian ini, pada kelompok karies
ditemukan enam sampel dengan genotip GG, 29 sampel dengan genotip GA, dan 15 sampel
dengan genotip AA. Sedangkan pada kelompok kontrol, ditemukan 43 sampel dengan genotip
GG, tujuh sampel dengan genotip GA, dan tidak ditemukan genotip AA. Pada kelompok karies
ditemukan 42 alel G dan 59 alel A, dan pada kelompok kontrol ditemukan 93 alel G dan 7 alel
A. Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna pada distribusi polimorfisme gen TFRC
rs3178762 antara penderita karies dengan kelompok kontrol (p = 0.001).

Background: Dental caries is the most common disease and infection of the oral
cavity in the world. Caries is a multifactorial disease that is influenced by host,
agents, environment and time factors. The condition of a host is influenced by the
host's genes, such as the Gen TFRC rs3178762 gene. The Gen TFRC rs3178762 instructs
the formation of a protein complex that binds to pathogens and works together with
the immune system to destroy pathogens in the oral environment. Research on the
Gen TFRC rs3178762 gene polymorphism in caries patients has been carried out in
various countries, but such research has never been conducted in Indonesia.
Therefore, this study was conducted to determine the relationship of the Gen TFRC
rs3178762 gene in caries patients in Indonesia. Objective: To determine the
relationship between the Gen TFRC rs3178762 gene polymorphism in caries patients
in Indonesia. Methods: Analysis of the Gen TFRC rs3178762 gene polymorphism
was carried out by the PCR-RFLP method with the MspI restriction enzyme.
Results: In this study, in the caries group there were six samples with GG genotype,
29 samples with GA genotype, and 15 samples with AA genotype. Whereas in the
control group, there were 43 samples with GG genotype, seven samples with GA
genotype, and no AA genotype. In the caries group found 42 G alleles and 59 A
alleles, and in the control group 93 G alleles and 7 A alleles were found.
Conclusion: There were significant differences in the distribution of the Gen TFRC
rs3178762 gene polymorphism between caries and control groups (p = 0.001).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selvia Arowanasari Fionica
"ABSTRAK
Latar Belakang : Interleukin-6 Receptor (IL-6R) adalah reseptor IL-6 yang mempunyai peranan sangat besar terhadap patogenesis periodontitis. Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa polimorfime gen IL-6R A/C akan berakibat pada kerentanan seseorang terhadap periodontitis. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran polimorfisme gen IL-6R A/C pada penderita periodontitis dan melihat perbedaan distribusi antara periodontitis dan orang sehat. Metode : Teknik PCR-RFLP digunakan untuk menganalisis polimorfisme pada 50 sampel periodontitis dan 50 sampel kontrol, menggunakan enzim restriksi Hinf I. Hasil : Frekuensi alel C pada sampel kontrol (81%) lebih banyak dibandingkan dengan sampel periodontitis (64%). Mayoritas pada sampel periodontitis (92%) maupun kontrol (94%) mempunyai genotip polimorfisme. Kesimpulan : Pada penelitian ini ditemukan gambaran polimorfisme gen IL-6R A/C pada penderita periodontitis, namun tidak ada perbedaan bermakna antara distribusi polimorfisme gen IL-6R A/C pada periodontitis dan individu normal (p=1,00).

ABSTRACT
Background: Interleukin 6-Receptor (IL-6R) is a receptor of Interleukin 6 that plays a major role in the pathogenesis of periodontitis. Studies have shown that polymorphisms of IL-6R gene affects host susceptibility to periodontitis. Aim: This study aimed to describe the distribution of IL-6R A/C gene polymorphisms in periodontitis patients and to observe the difference distribution of IL-6R A/C gene polymorphisms in periodontitis patients and control. Methods: PCR-RFLP technique was used to analyze in 50 peridontitis samples and 50 controls, using restriction enzyme Hinf I. Results: C allele frequency in control (81%) was more than in periodontitis samples (64%). Majority of periodontitis samples (92%) and control (94%) have polymorphic genotypes. Conclusion: This study found the distribution of IL-6R A/C gene polymorphisms in control and periodontitis samples, but no significant difference was found in the IL-6R A/C gene polymorphisms between periodontitis patients and healthy individuals (p=1,00).
"
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>