Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177609 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fatah Hassan
"Salah satu masalah ingrasi nasional adalah menyatukan
seluruh warga negara Indoriesia yang serdiri dari berbagai
agama, ras, golongan d an sukubangsa. Komunikasi
antar sukubangsa Indonesia masih diwarnai adanya
ketegangan. kecurigaan ri dan stereotip negatip. Berdasarkan
permasalahan ini, skripsi ini berusaha menggambarkan
stereotip dan periaapat tingkata komunikasi pada mahasiswa.
Hahasiswa yang d' itel iti dalam skrip~i ini adalah
mahasi~wa sukubari~sa Jawa dan Batak di FISIP-UI, gun~
mengetahui . bagaimana mahasiswa Jawa memandang sukubangsanya
sendiri dan sukubangsa Batak dan sebaliknya; bagaimana
tingkatan komunikasi di antara mereka; dan faktor apa saja
yang mempengaruhi stereotip dan pendapat tingkatan
komunikasi. Untuk mengukur stereotip .digunakan skala semantik defferensial, sedangkan untuk mengukur tingkatan
komunikasi digunakan skala Bogardus. D~lam penelitian ini
juga digunakan variabel kontrol seperti agama, j en is
kelamin, status sosial ekonomi, sifat .(tingkahlaku) pribadi
. .
individu, penampilan fisik, pengalaman pribadi, cerita orang
lain dan media massa.
Hasil pen~litian ini memperl ihatkan bahwa stereotip
tidak dipengaru hi oleh a g ama, jenis kel amin,
I
pengalaman
pribadi yang menyen angkan, media ~assa , dan status s osial.
ekon omi. Ster eotip dipepgaruhi oleh pe ngal~ma n p ibadi yang
tidak menyenangkan dan cerita oraang l ain. Sedangkan untuk
tingka an kom~nikasi dip engaruhi oleh agama, jenis ke l~min
dan pengalaman pr~badi ya g menyenangkan.
Has il penelitia stereotip men unj ukkan adanya
seteieotip yang saling b eD lawanan antara suk~b angsa Jawa dan
Batak. Stete oti~ yang berlawanan ini didasari oleh nilai
budaya sukubangsa Jawa berten tangan. Hasil
pene litian ini juga menunj ukkan tidak te~dapat ketegangan
dan kecurigaan ·komunikasi an tar mahasisw Jawa. dan Batak
Hal ini dis~ba bka n 1 p ~ tamai responden dalam membentuk
tingkatan. komunikasi sukubangsa:. t etapi
lebih memperhatikan "sifat (tingkahlaku) pribadi individu",
yang kedua, lingkungan kampus Universitas Indonesia
memungkinkan mahasiswa yang berlainan sukubangsa dapat
berinteraksi secara intensif, yang· ketiga, pengaruh
lingkungan kota metropolitan (Jakarta) dim~na individu
semakin renggang ikatannya dengan sukubangsa. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S4023
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Curtin, Patricia Ann, 1955-
"This work offers an innovative critical approach to international public relations theory and practice. It presents the cultural-economic model of international public relations practice, a model that describes and explains public relations techniques and practices in a variety of regulatory, political and cultural climates"
London: Sage Publications, 2007
659.2 CUR i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Bergin & Garvey , 1991
302.5 DEV
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mahwah: Erlbaum, 1996
659.2 INT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Murwani
"ABSTRAK
Penelitian ini dilandasi pada suatu asumsi bahwa perilaku konflik merupakan interaksi komunikatif. Situasi terjadinya interaksi konflik sangat mempengaruhi pilihan perilaku orang yang terlibat konflik. Dalam konteks penelitian ini, 'situasi' organisasi seperti struktur, aturan maupun iklim organisasi akan mempengaruhi perilaku orang dalam interaksi konflik. Disamping dipengaruhi oleh suasana lingkungan kerja, perilaku seseorang dalam organisasi juga dipengaruhi oleh faktor internal. Perbedaan jenis kelamin, tingkat pendidikan dan usia diasumsikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam organisasi.
Beranjak dari asumsi diatas, studi ini bertujuan untuk menggali dan menemukan indikasi adanya perbedaan perilaku konflik manajer-staf, staf-manajer dan staf-staf dilihat dari variabel--variabel lingkungan kerja dan karakteristik individu
Secara konseptual, studi ini mengidentifikasi lima variabel lingkungan kerja, yakni hubungan struktural, intensitas komunikasi, partisipasi dalam pengambilan keputusan, kkepercayaan dari atasan dan kerjasama tim. Dari faktor karakteristik individu tercatat 4 variabel, yakni jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan masa kerja. Kesembilan variabel tersebut diduga potensial dalam mempengaruhi perbedaan perilaku konflik.
Dilakukan di perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Kelompok Astra Mobil dengan mengambil 40 manajer dan 100 staf, penelitian ini menemukan bahwa variabel-variabel yang termasuk dalam lingkungan kerja hampir sebagian besar mempengaruhi perbedaan perilaku konflik. Sedangkan faktor internal - yang dalam konteks penelitian ini merupakan variabel karakteristik individu - hampir sebagian besar tidak terbukti mempengaruhi perilaku konflik.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa hubungan struktural mempengaruhi perbedaan perilaku pasip, yakni staf cenderung berperilaku pasip terhadap atasannya. Dan, yang menarik untuk dicatat adalah bahwa perilaku distributif justru lebih sering digunakan dalam konflik diantara staf. Intensitas komunikasi manajer-staf hanya mempengaruhi perbedaan perilaku integratif, yakni manajer yang intensitas komunikasinya tinggi cenderung memilih perilaku tersebut. Sedangkan intensitas komunikasi staf-manajer mempengaruhi perbedaan perilaku distributif dan integratif. Dilihat dari intensitas komunikasi diantara staf, penelitian menemukan tidak adanya perbedaan perilaku konflik. Variabel partisipasi dalam pengambilan keputusan dan kepercayaan dari atasan mempengaruhi perbedaan perilaku distributif dan integratif. staf yang merasa diberi kepercayaan atasan dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan cenderung berperilaku distributif dan integratif. Dilihat dari kerjasama tim, perbedaan hanya ditemukan pada perilaku integratif, yakni staf yang memiliki kerjasama tinggi lebih sering memilih perilaku tersebut.
Dari faktor karakteristik individu, ternyata variabel jenis kelamin terbukti sangat mempengaruhi perbedaan perilaku konflik manajer-staf, staf-manajer maupun staf-staf. Perbedaan tersebut ditemukan pada perilaku pasip dan distributif. Manajer wanita cenderung berperilaku pasip, sebaliknya manajer pria cenderung berperilaku distributif terhadap bawahannya. Kecenderungan yang sama ditemukan dalam perbedaan pendapat staf-manajer maupun staf-staf. Dilihat dari perbedaan usia manajer, perbedaan hanya ditemukan pada perilaku distributif, yakni manajer yang berusia 30-40 tahun cenderung memilih perilaku distributif dalam menghadapi perbedaan pendapat dengan bawahannya. Sedangkan dalam perbedaan pendapat staf-manajer dan staf-staf, variabel usia tidak terbukti mempengaruhi perbedaan perilaku. Demikian pula halnya dengan variabel masa kerja, ternyata tidak mempengaruhi perbedaan perilaku baik dalam konflik manajer-staf, staf-manajer maupun staf-staf.
Kenyataan bahwa variabel-variabel lingkungan kerja sangat mempengaruhi perbedaan perilaku konflik, mengisyaratkan suatu implikasi teoritis yang sangat penting, yaitu bahwa tidak ada perilaku atau cara terbaik dalam menangani perbedaan pendapat. Persepsi terhadap situasi terjadinya konflik inilah yang menentukan seseorang untuk memilih perilaku konflik tertentu, dimana persepsi tersebut dipengaruhi oleh pengalaman, harapan-harapan dan motivasi. "
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Million, Dian, 1950-
""Self-determination is on the agenda of Indigenous peoples all over the world. This analysis by an Indigenous feminist scholar challenges the United Nations-based human rights agendas and colonial theory that until now have shaped Indigenous models of self-determination. Gender inequality and gender violence, Dian Million argues, are critically important elements in the process of self-determination. Million contends that nation-state relations are influenced by a theory of trauma ascendant with the rise of neoliberalism. Such use of trauma theory regarding human rights corresponds to a therapeutic narrative by Western governments negotiating with Indigenous nations as they seek self-determination. Focusing on Canada and drawing comparisons with the United States and Australia, Million brings a genealogical understanding of trauma against a historical filter. Illustrating how Indigenous people are positioned differently in Canada, Australia, and the United States in their articulation of trauma, the author particularly addresses the violence against women as a language within a greater politic. The book introduces an Indigenous feminist critique of this violence against the medicalized framework of addressing trauma and looks to the larger goals of decolonization. Noting the influence of humanitarian psychiatry, Million goes on to confront the implications of simply dismissing Indigenous healing and storytelling traditions. Therapeutic Nations is the first book to demonstrate affect and trauma's wide-ranging historical origins in an Indigenous setting, offering insights into community healing programs. The author's theoretical sophistication and original research make the book relevant across a range of disciplines as it challenges key concepts of American Indian and Indigenous studies"--"
Tucson: The University of Arizona Press, 2013
323.119 MIL t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji fenomena persepsi antar kelompok, khususnya fenomena bias antar kelompok
pada pengguna jalan di Jakarta. Bias antar kelompok adalah kecenderungan untuk mempersepsi, mengutamakan dan memperlakukan kelompok sendiri (ingroup) secara lebih baik dibandingkan kelompok lain (outgroup). Partisipan penelitian ini adalah 360 pengguna jalan, terdiri dari pengemudi kendaraan pribadi (N= 45), pengemudi motor (N= 51),
pengemudi kendaraan umum (N= 50), polisi lalu lintas (N= 54), pejalan kaki (N= 49), pedagang kaki lima (N= 58) dan satuan pengaman pasar atau satpol PP (N= 58). Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner (tujuh versi kuesioner), dan bias antar kelompok yang terjadi digali melalui tiga macam cara, yaitu bias persepsi antar kelompok, bias atribusi, dan
alokasi sumber daya antar kelompok. Temuan
studi menunjukkan adanya kecenderungan bias persepsi yang bervariasi antar kelompok pengguna jalan raya, baik dalam bentuk bias persepsi, bias atribusi maupun alokasi sumber daya. Bias yang sangat kuat untuk atribusi terhadap tingkah laku yang positif terlihat pada
pengendara motor, pengendara kendaraan umum, dan pedagang kaki lima. Untuk tingkah laku negatif terdapat biaspada semua kelompok penelitian. Bias persepsi juga terd
apat pada semua kelompok penelitian, demikian pula dengan
alokasi sumber daya.

Abstract
The goal of this study is to examine intergroup bias among people who use roads in Jakarta. Intergroup bias refers to the
tendency to prioritize, treat and perceive in-group members more favorable than out-groups. Three different groups of
road users participated in this study: private drivers, motor
riders, and public transportation drivers. Intergroup bias is
measured as perception bias and attributio
n bias. The findings show that both forms of bias occur among the road users. Intergroup attribution bias that is found among the three groups are more in-group than out-group attribution bias.
The private car drivers, motor riders, and public transportati
on drivers tend to attribute positive behavior of in-group to
internal factor and negative behavior of in-group to external factors. Index of effect size in perception bias indicates substantive levels and represents
large effect in the population. "
[Fakultas Psikologi Universitas Indonesia;Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI, Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia], 2011
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadeta Sari Utami
"Kehadiran orang Prancis di dunia bisnis di Indonesia patut mendapat perhatian. Di Jakarta, kota yang merupakan pusat aktivitas ekonomi Indonesia, terdapat berbagai perusahaan Prancis, kantor perwakilan pemerintahan Prancis, dan lembaga pendidikan yang melibatkan orang Indonesia dan Prancis di dalam satu unit kerja. Komunikasi antarbudaya dalam konteks bisnis pun terjadi. Ada berbagai problem potensial dalam komunikasi antarbudaya antara orang Indonesia dan orang Prancis. Tiga problem utama adalah stereotip, etnosentrisme, dan prasangka. Penelitian ini hendak mengidentifikasi berbagai stereotip, etnosentrisme, dan prasangka yang diatribusikan oleh orang Indonesia dan Prancis di Jakarta di lingkungan kerja, dan latar belakang munculnya problem-problem tersebut.
Penelitian melibatkan 7 orang informan, yakni 3 orang Prancis dan 4 orang Indonesia. Mereka bekerja di kantor pemerintahan, perusahaan swasta Prancis, dan di lembaga pendidikan. Data dalam penelitian dengan paradigrna konstruktivis ini diperoleh dari wawancara mendalam dengan metode probing dan dianalisis dengan metode analisis domain. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara adalah pertanyaan terbuka, yang berkaitan dengan kontak informan dengan orang Prancis atau Indonesia, anggapan tentang orang Prancis atau Indonesia, interaksi di lingkungan kerja, dan di luar lingkungan kerja.
Ada beberapa hasil dari penelitian ini. Meskipun orang-orang Prancis dan Indonesia ini telah memiliki kontak yang cukup lama, bahkan tinggal di budaya yang berbeda, orangorang tetap memiliki stereotip, etnosentrisme, dan prasangka, dengan isi dan arah yang berbeda-beda. Ketiga problem potensial tersebut mereka pelajari dari pengalaman pribadi mereka, pendidikan, media massa, dan dari berbagai peristiwa yang terjadi baik yang berkaitan dengan Indonesia maupun Prancis. Seseorang dapat menolak stereotip tertentu terhadap orang Prancis ataupun Indonesia yang dimiliki oleh orang lain. Sebaliknya, ada stereotip tertentu yang diadaptasi oleh seseorang yang bukan berasal dari budaya yang dikenai stereotip tersebut.
Selain itu, terdapat usaha untuk memahami budaya yang berbeda dengan seseorang yang disadari akan mempengaruhi komunikasi antara kedua belah pihak, dan mempengaruhi hasil di lingkungan kerja. Dalam penelitian ini ditemukan pula etnorelativisme yang merupakan hasil dari usaha memahami budaya Prancis atau Indonesia dan memakai pemahaman tersebut dalam interaksi di lingkungan kerja.
Hasil penelitian ini telah dapat menjawab masalah penelitian. Identifikasi telah dilakukan, dan menghasilkan temuan-temuan berupa berbagai stereotip, etnosentrisme dan prasangka orang Prancis dan Indonesia. Latar belakang yang memicu munculnya tiga problem tersebut adalah pengalaman, pendidikan, pengaruh media massa, dan peristiwa yang berkaitan dengan Prancis dan Indonesia.
Masih ada temuan-temuan lain yang menarik, namun belum digali lebih dalam oleh peneliti, antara lain kompetensi antarbudaya dalam penyelesaian konflik di lingkungan kerja dan bagaimana respon seseorang terhadap stereotip yang diatribusikan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13332
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Studi untuk mempelajari hubungan antara orang Kristen dan Islam di Indonesia
penting sekali dilakukan karena di Indonesia akhir-akhir ini banyak terjadi konflik
yang melibatkan kedua agama. Penelitian ini dimaksudkan untuk: (1) mengetahui
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hubungan antara orang Kristen dan orang
Islam, (2) memberikan sumbangan terhadap teori tentang hubungan antar kelompok
dalam masyarakat sipil, (3) memberikan rekomendasi kepada pemerintah, pemimpin
agama dan umat beragama agar memiliki hubungan yang semakin membaik, dan (4)
memberikan rekomendasi bagi penguatan masyarakat sipil. Lokasi penelitian yang
dipilih yaitu Kota Bandung dan Kota Sukabumi karena kedua kota ini relatif kurang
mengalami konflik agama, kota Bandung mewakili kota yang besar sedangkan
Sukabumi mewakili kota kecil (desa).
Variabel dependen dari penelitian ini yaitu: Perilaku Inklusif, Sikap Inklusif
dan trust terhadap orang dari agama lain. Sedangkan variabel independen
dikelompokkan ke dalam tiga tingkat yaitu: (1) identitas dan interaksi sehari-hari
yang termasuk dalam tingkat mikro, (2) interaksi asosiasional yang mewakili tingkat
meso, dan (3) pengaruh negara (state) yang merupakan tingkat makro. Untuk
mengukur variabel perlu dibuat alat ukur berupaya kuesioner. Survei pendahuluan
dilakukan di Kota Bogor terhadap 31 orang responden untuk melakukan uji
reliabilitas dari alat ukur yang akan digunakan. Selain itu juga dilakukan juga uji
validitas terhadap instrumen yang akan digunakan. Instrumen yang telah diuji
validitas maupun reliabilitas dipakai untuk melakukan wawancara terhadap 149
orang di Sukabumi dan 147 orang di Bandung. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara multi stage sampling. Data dianalisis dengan menggunakan path
analysis, Mann Whitney dan korelasi Pearson.
Dari hasil pengolahan data, didapatkan beberapa temuan sebagai berikut: (1)
Orang Kristen sebagai kelompok minoritas di kedua kota yang diteliti, lebih
berperilaku inldusif dibandingkan dengan orang Islam. Hal ini seturut dengan teori
Blau yang mengatakan bahwa semakin besar ukuran suatu kelompok maka semakin
keeil kemungkinan anggota kelompok tersebut berhubungan dengan kelompok lain.
(2) Di kota kecil (Sukabumi), semakin tinggi perilaku inldusif seseorang maka
semakin tinggi sikap inklusif maupun tingkat trust-terhadap-agama-lain; namun
demikian hal ini tidak berlaku di kota besar seperti Bandung. Hal ini sejalan dengan
teori Varshney yang menyatakan bahwa di desa (atau kota kecil) cara yang efektif
untuk meningkatkan hubungan yaitu melalui interaksi sehari-hari. (3) Di Kota besar,
seorang yang aktif di organisasi non-agama akan mempunyai trust-terhadap-agama-lain yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak. Hal ini pun sesuai dengan
teori Varshney yang mengatakan bahwa di kota besar interaksi sehari-hari tidaklah
efektif untuk meningkatkan hubungan, dan cara yang efektif yaitu interaksi
asosiasional. (4) Di kota besar (seperti Bandung) anggota dari kelompok minoritas
(seperti Kristen) akan kurang menonjolkan identitas kekristenannya dan lebih
menonjolkan identitas yang lain. Kenyataan di Bandung ini sesuai dengan pendapat
Stryker yang mengatakan bahwa individu akan cenderung untuk lebih menonjolkan
identitas snsial yang sama dengan yang dimiliki oleh mayolitas orang dalam
masyarakat tersebut. (5) Di Kota besa: (seperti Bandung) seorang yang memiliki
identitas yang kuat akan lebih inklusif dibandingkan dengan yang lain. Namun hal
ini tidak berlaku di kota kecil seperti Sukabumi. (6) Untuk orang Islam, semakin
tinggi mobilitas seseorang rnaka sernakin tinggi juga perilaku maupun sikap
inklusifnya, namun hal ini tidaklah berlaku untuk orang Kristen. Kenyataan ini
sesuai dengan teori Blau yang rnengatakan bahwa bahwa mobilitas meningkatkan
kemungkinan untuk terjadinya kontak antar kelompok, sebab orang-orang yang
punya mobilitas tinggi akan cenderung untuk membawa kenalan lama dan kenalan
baru bersama-sama. (7) Berlawanan dengan pendapat orang pada umumnya, ternyata
orang-orang Muhammaddiah di Kota Sukabumi dan Bandung lebih memiliki trust-
terhadap-agama-lain dibandingkan dengan orang Islam lainnya termasuk NU.
Selanjutnya didapati bahwa dalam hal keagamaan, kiai dan ustad adalah agen-
sosialisasi yang dominan bagi orang-orang NU; sedangkan untuk orang
Muhammadiah yaitu orang tua dan guru sekolah.
Untuk peranan negara didapatkan bahwa masyarakat merasa sudah cukup
rnendapat perlindungan pernerintah dalam hubungan antar agama, namun pemerintah
dinilai kurang memfasilitasi hubungan antar agama dan dianggap tidak adil terhadap
kelompok minoritas.
Dari hasil penelitian ini, ada beberapa saran dan rekomendasi yang
disampaikan, antara lain: (1) Di kota besar, setiap umat beragama dianjurkan
meningkatkan kegiatan asosiasional dengan bergabung dengan organisasi-organisasi
non agama baik yang formal maupun yang informal. Hal ini akan bisa meningkatkan
hubungan antar kelompok beragama dan penguatan masyarakat sipil. (2) Untuk
menjaga supaya masyarakat sipil tetap bebas dari negara, maka tokoh-tokoh ormas
(termasuk partai) yang sudah menjabat di pemerintahan harus berhenti dari
jabatannya di ormas dan bukan hanya sekedar non-aktif. (3) Pemerintah perlu
melakukan affirmative action secara vertikal dengan menolong yang miskin atau pun
yang lemah. Jangan affirmative action dilakukan secara horisontal. Ini berarti
pemerintah harus menolong yang perlu ditolong tanpa melihat apa agama atau pun
sukunya. (4) KTP (Kartu Tanda Penduduk) leblh baik tidak mencantumkan idenlitas
seseorang, terutama identitas agamanya karena kelnmpok minoritas umumnya tidak
merasa aman jika identitas minoritasnya diketahui. Lagi pula informasi ini bisa
disalah-gunakan untuk melakukan tindakan yang diskriminatif."
2006
D803
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risna Febriani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keanggotaan kelompok dan konten kritik terhadap intergroup sensitivity effect (ISE) yang dimoderatori oleh status sosial sumber kritik. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain faktorial 2 (keanggotaan kelompok: ingroup vs outgroup) × 2 (konten kritik: fakta vs opini) × 2 (status sosial: status sosial tinggi vs status sosial rendah) dengan between subjects design. Target kritik adalah mahasiswa Universitas Indonesia. Isi kritik berkaitan dengan kurangnya fasilitas yang terdapat di Universitas Indonesia. Sumber kritik ingroup adalah pimpinan eksekutif dan staf Universitas Indonesia, sementara sumber kritik outgroup adalah pimpinan eksekutif dan staf Universitas Gadjah Mada. Status sosial sebagai moderator divariasi berdasarkan jabatan di universitas. ISE diukur melalui evaluasi kritik dan persepsi ancaman. Alat ukur yang digunakan untuk evaluasi terhadap kritik adalah adaptasi kuesioner dari Hornsey, Oppes, dan Imani (2002) dengan Khoo dan See (2014) (a = 0,917), sementara alat ukur untuk persepsi ancaman diadaptasi dari Khoo dan See (2014) (a = 0,776). Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 400 orang. Analisis data yang digunakan adalah Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) karena penelitian ini memiliki dua variabel dependen. Berdasarkan hasil perhitungan MANOVA, hanya keanggotaan kelompok yang terkonfirmasi menjadi prediktor dalam menimbulkan perbedaan respons pada ISE, baik evaluasi terhadap kritik maupun persepsi ancaman; sementara konten kritik dan status sosial serta interaksi ketiganya tidak menimbulkan perbedaan pada evaluasi terhadap kritik maupun persepsi ancaman pada masing-masing kelompok penelitian.

This study aims to determine the effect of group membership and critical content on the intergroup sensitivity effect (ISE) which is moderated by the social status of the source of criticism. This research is an experimental research with factorial design 2 (group membership: ingroup vs. outgroup) × 2 (critical content: fact vs. opinion) × 2 (social status: high social status vs. low social status) with between subjects design. The target of criticism was students at the University of Indonesia. The contents of the criticism about the lack of facilities at the University of Indonesia. The source of ingroup criticism was the chief executive and staff of the University of Indonesia, while the source of outgroup criticism was the chief executive and staff of Gadjah Mada University. Social status as a moderator is varied based on position at the university. ISE is measured with critic evaluation and perceived threat. The measuring instrument used for critic evaluation was an adaptation of a questionnaire from Hornsey, Oppes, and Imani (2002) and Khoo and See (2014) (a = 0.917), while a measure for perceived threat was adapted from Khoo and See (2014) (a = 0.776). The participants in this study is 400 people. The data analysis used is Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) because this study has two dependent variables. Based on the results of the MANOVA calculation, only group membership confirmed to be a predictor in causing differences in response to the ISE, both critic evaluation and perceived threat; while the critical content and social status and interaction of the three variable did not cause a difference in the critic evluation and perceived threat in each research group."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53407
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>